Albuminuria, atau yang sering disebut proteinuria, adalah kondisi medis serius di mana terdapat jumlah protein (albumin) yang berlebihan dalam urine. Albumin seharusnya dipertahankan di dalam darah oleh ginjal yang sehat. Kehadiran albumin dalam jumlah signifikan menandakan bahwa sistem penyaringan ginjal (glomerulus) telah mengalami kerusakan. Mengobati albuminuria bukan hanya tentang mengurangi jumlah protein dalam urine, tetapi lebih fundamental lagi adalah mengobati atau mengontrol penyakit dasar yang menyebabkannya, seperti diabetes atau hipertensi.
Langkah pertama dan paling krusial dalam mengobati albuminuria adalah mengelola penyakit yang memicu kerusakan ginjal. Tanpa kontrol yang ketat terhadap kondisi primer, upaya lain cenderung kurang efektif.
Dokter sering meresepkan kelas obat tertentu yang terbukti efektif dalam mengurangi kebocoran protein dan melindungi struktur ginjal dari kerusakan lebih lanjut, bahkan sebelum tekanan darah mencapai target yang sangat tinggi.
Perubahan gaya hidup memainkan peran pendukung yang vital dalam manajemen albuminuria. Diet yang tepat dapat membantu mengurangi beban kerja pada ginjal yang sudah rusak.
Meskipun protein sangat penting untuk tubuh, pasien dengan albuminuria tingkat sedang hingga berat sering disarankan untuk membatasi asupan protein total. Tujuannya bukan untuk menyebabkan malnutrisi, melainkan untuk mengurangi produk sampingan nitrogen yang harus disaring oleh ginjal. Konsultasi dengan ahli gizi ginjal sangat dianjurkan untuk menentukan jumlah protein yang aman.
Asupan natrium yang tinggi memperburuk hipertensi dan retensi cairan, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan pada ginjal. Pembatasan garam harian (biasanya di bawah 2.000 mg natrium) adalah bagian penting dari pengobatan.
Minum air putih yang cukup penting, namun harus dilakukan dengan bijak. Pasien dengan gagal ginjal stadium lanjut mungkin perlu membatasi cairan, sehingga rencana hidrasi harus selalu disesuaikan dengan saran dokter yang memantau fungsi ginjal secara berkala.
Albuminuria adalah indikator penting dari kesehatan ginjal. Oleh karena itu, pemantauan berkala sangat diperlukan untuk menilai respons terhadap pengobatan dan mendeteksi jika terjadi penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat.
Pemeriksaan rutin meliputi tes urine untuk mengukur rasio albumin-kreatinin urine (UACR) dan tes darah untuk mengukur laju filtrasi glomerulus (eGFR). Jika albuminuria tidak merespons pengobatan standar, dokter mungkin perlu melakukan investigasi lebih lanjut, termasuk biopsi ginjal, untuk menentukan penyebab spesifik dan menyesuaikan strategi pengobatan.
Secara ringkas, mengobati penyakit albuminuria adalah sebuah proses manajemen jangka panjang yang berfokus pada pengendalian penyakit penyebab (diabetes/hipertensi) melalui farmakologi yang tepat (seperti ACEi/ARB) dan dukungan kuat dari modifikasi diet sehat.