Panduan Lengkap: Cara Pemberian Ampisilin Injeksi yang Aman
Ampisilin adalah antibiotik golongan penisilin yang umum digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri. Pemberian ampisilin melalui suntikan (injeksi) sering dipilih ketika infeksi parah atau pasien tidak dapat menelan obat oral. Proses injeksi, baik intramuskular (IM) maupun intravena (IV), memerlukan ketelitian tinggi untuk memastikan efikasi obat dan meminimalkan risiko efek samping. Panduan ini akan menguraikan langkah-langkah penting dalam mempersiapkan dan memberikan ampisilin injeksi.
Ilustrasi persiapan obat injeksi
1. Persiapan Sebelum Injeksi
Keberhasilan terapi sangat bergantung pada persiapan yang matang. Pastikan semua prinsip keselamatan dan sterilitas terpenuhi.
A. Verifikasi Obat dan Dosis
Sebelum membuka kemasan, lakukan verifikasi menyeluruh:
Identitas Pasien: Pastikan obat diberikan kepada pasien yang benar.
Obat: Verifikasi bahwa obat tersebut adalah Ampisilin (perhatikan formulasi: biasanya serbuk steril untuk injeksi).
Dosis: Cek dosis yang diresepkan dan bandingkan dengan konsentrasi obat setelah dilarutkan.
Rute Pemberian: Pastikan rute yang diresepkan (IM atau IV) sesuai dengan kondisi pasien dan formulasi ampisilin yang tersedia.
Kedaluwarsa: Periksa tanggal kedaluwarsa dan pastikan tidak ada perubahan fisik pada serbuk (penggumpalan, perubahan warna).
B. Pelarutan (Rekonstitusi)
Ampisilin injeksi umumnya tersedia dalam bentuk serbuk liofilisasi (kering) yang harus dilarutkan menggunakan pelarut yang sesuai. Pelarut yang sering digunakan adalah Water for Injection (WFI) atau larutan saline steril.
Pastikan area kerja bersih dan lakukan hand hygiene (cuci tangan atau gunakan hand sanitizer).
Ambil ampul pelarut yang dibutuhkan. Untuk ampisilin, volume pelarut biasanya bervariasi tergantung produsen (misalnya, 2 mL hingga 5 mL).
Aspirasi pelarut menggunakan jarum suntik steril yang ukurannya sesuai.
Suntikkan pelarut secara perlahan ke dalam vial serbuk ampisilin. Hindari menyuntikkan cairan langsung ke dinding vial.
Kocok vial dengan lembut (jangan terlalu keras atau divorteks) hingga serbuk benar-benar larut dan larutan menjadi jernih.
Jika larutan menjadi keruh atau terdapat partikel, buang larutan tersebut dan siapkan yang baru.
C. Pemilihan Jarum dan Suntik
Pemilihan rute akan menentukan jenis jarum:
Intramuskular (IM): Membutuhkan jarum yang lebih panjang (umumnya 1 hingga 1,5 inci) dan gauge sedang (22-25 G).
Intravena (IV): Membutuhkan jarum yang lebih pendek atau set infus, tergantung apakah akan disuntikkan langsung (IV bolus) atau diencerkan lebih lanjut dalam infus (IV drip).
PERINGATAN: Ampisilin yang sudah dilarutkan memiliki stabilitas terbatas. Segera gunakan setelah rekonsitusi atau simpan sesuai rekomendasi (biasanya dalam suhu tertentu dan dalam waktu singkat). Jangan pernah memberikan ampisilin yang telah dilarutkan terlalu lama.
2. Teknik Pemberian Ampisilin Injeksi
A. Injeksi Intramuskular (IM)
Injeksi IM umumnya diberikan pada otot besar seperti otot gluteus (bokong) atau deltoid (bahu).
Pilih Lokasi: Untuk orang dewasa, area ventrogluteal (sisi pinggul) dianggap paling aman. Pastikan lokasi bebas dari memar, jaringan parut, atau area yang meradang.
Teknik Aseptik: Bersihkan area injeksi dengan kapas alkohol menggunakan gerakan melingkar dari dalam ke luar. Biarkan mengering.
Penarikan Kulit (Z-track): Untuk meminimalkan iritasi dan mencegah refluks obat ke jaringan subkutan, tarik kulit dan jaringan subkutan ke samping (teknik Z-track).
Injeksi: Tusukkan jarum dengan cepat pada sudut 90 derajat.
Aspirasi: Setelah jarum masuk, tarik sedikit plunger untuk memastikan darah tidak ikut terhisap (menandakan jarum mengenai pembuluh darah). Jika darah terhisap, tarik jarum keluar, buang obat, dan ulangi prosedur di lokasi baru.
Injeksi Obat: Dorong plunger secara perlahan dan stabil.
Setelah Injeksi: Tarik jarum keluar, lepaskan teknik penarikan kulit (Z-track akan menutup jalur injeksi), dan tekan area tersebut dengan kapas kering tanpa memijat.
B. Injeksi Intravena (IV)
Injeksi IV memberikan efek tercepat dan dapat diberikan secara bolus (cepat) atau infus (lambat).
Injeksi IV Bolus (Langsung ke Vena):
Metode ini memerlukan pengenceran yang lebih lanjut (biasanya diencerkan lagi dalam saline 10-20 mL) untuk mengurangi risiko iritasi vena.
Verifikasi kepastian lokasi vena yang baik dan stabil.
Lakukan desinfeksi area tusukan.
Tusukkan jarum/kateter pada vena dengan bevel menghadap ke atas, sudut 15-25 derajat. Konfirmasi masuknya vena dengan melihat darah di syringe hub.
Jika menggunakan syringe, injeksikan larutan ampisilin yang sudah diencerkan secara perlahan selama minimal 3 hingga 5 menit.
Injeksi IV Infus (Drip):
Obat diencerkan dalam kantong infus (misalnya, 50-100 mL Dextrose 5% atau Saline) dan diberikan secara bertahap sesuai kecepatan yang ditentukan (tetes per menit).
3. Pemantauan Pasca Pemberian
Setelah pemberian ampisilin injeksi, pasien harus dipantau secara ketat, terutama dalam 30 menit pertama.
Reaksi Lokal: Perhatikan adanya nyeri berlebihan, kemerahan, atau pembengkakan di lokasi injeksi.
Reaksi Sistemik: Amati tanda-tanda reaksi alergi, mulai dari urtikaria (gatal-gatal) hingga reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa (sesak napas, penurunan tekanan darah).
Efek Samping Umum: Monitor respons pasien terhadap pengobatan dan catat efek samping seperti diare atau mual.
Pemberian ampisilin injeksi adalah prosedur medis yang memerlukan keahlian profesional. Selalu ikuti protokol klinis yang berlaku di institusi Anda dan prioritaskan keselamatan pasien di atas segalanya.