Charles Perrault: Sang Maestro Dongeng

Warisan Abadi Charles Perrault dan Kisah Klasik

Charles Perrault, seorang penulis dan penyair Prancis yang hidup pada abad ke-17, adalah salah satu tokoh sentral dalam sejarah sastra dunia. Meskipun ia dikenal karena kontribusinya pada dunia sastra klasik dan puisi, warisan terbesarnya yang terus bergema hingga kini adalah koleksi dongengnya yang dikumpulkan dan ditulis ulang dalam Histoires ou contes du temps passé, avec des moralités (Kisah atau Dongeng Masa Lalu, dengan Moralitas), yang lebih dikenal dengan nama Contes de ma Mère l'Oye (Dongeng Ibu Angsa).

Petualangan Däumling Ilustrasi dongeng Perrault: jalan setapak menuju hutan

Karya-karya Perrault, termasuk kisah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman sebagai Charles Perrault Der Kleine Däumling und andere Märchen (Charles Perrault Si Jari Kecil dan Dongeng Lainnya), adalah pilar literatur anak-anak. Ia mengambil cerita rakyat lisan yang sudah ada, membersihkannya dari unsur-unsur yang terlalu kasar untuk audiens bangsawan pada masanya, dan menyajikannya kembali dengan gaya narasi yang elegan dan penuh moralitas.

Der Kleine Däumling: Kecerdasan Melawan Ukuran

Salah satu kisah yang paling dicintai dan diangkat dalam koleksi tersebut adalah "Der Kleine Däumling," atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "Tom Thumb" dan di Indonesia sebagai "Si Jari Kecil." Kisah ini adalah perwujudan klasik dari tema kemenangan akal dan kecerdasan atas kelemahan fisik atau kemiskinan. Däumling, anak bungsu dari tujuh bersaudara yang sangat kecil ukurannya, sering diremehkan. Namun, ia membuktikan bahwa ukuran bukanlah penentu keberanian atau kepandaian.

Perrault menggunakan Däumling untuk mengajarkan pelajaran penting: bagaimana seorang individu kecil dapat menggunakan kecerdikannya untuk mengatasi situasi yang tampaknya mustahil, seperti ketika ia harus mengakali raksasa jahat yang menculik saudara-saudaranya. Batu kerikil yang ia taburkan di awal perjalanan, dan kemudian remah roti yang dimakan burung (sebuah pengingat ironis bahwa alam pun bisa menjadi musuh), adalah detail naratif yang membuat cerita ini begitu kaya.

Lebih dari Sekadar Däumling

Selain Däumling, koleksi Perrault mencakup mahakarya lain yang kini menjadi ikon budaya global. Ada "Cendrillon" (Cinderella), "La Belle au bois dormant" (Putri Tidur), "Le Petit Chaperon rouge" (Si Kerudung Merah), dan "Le Maître Chat ou le Chat Botté" (Si Kucing dalam Sepatu Bot). Meskipun beberapa dongeng ini telah mengalami transformasi signifikan melalui adaptasi di berbagai negara dan bahasa—seperti adaptasi Jerman yang sering kali lebih dekat dengan versi Grimm—fondasi moral dan strukturalnya tetap berakar kuat pada versi Perrault.

Apa yang membuat dongeng-dongeng ini abadi adalah kedalaman psikologis dan moralitas tersembunyi di balik plot fantasi. Perrault tidak hanya menceritakan kisah; ia mengomentari masyarakat pada masanya, sering kali menyisipkan kritik halus terhadap keserakahan, kesombongan, dan pentingnya kebaikan hati. Kisah-kisah ini berfungsi sebagai cermin moral bagi anak-anak bangsawan yang menjadi audiens utamanya, mengajarkan mereka tentang hierarki sosial, konsekuensi dari tindakan, dan pentingnya kesopanan.

Kontribusi Perrault adalah mengambil cerita rakyat yang bersifat mentah dan mengubahnya menjadi seni sastra yang terpoles. Ia menanamkan dalam narasi tersebut struktur yang lebih formal, menjadikannya karya sastra yang layak dikonsumsi oleh kaum terpelajar, sekaligus memastikan bahwa pelajaran moralnya mudah dicerna oleh generasi muda. Inilah alasan mengapa, ketika kita merujuk pada Charles Perrault Der Kleine Däumling und andere Märchen, kita tidak hanya merujuk pada cerita anak-anak, tetapi pada fondasi naratif yang membentuk imajinasi kolektif Barat selama berabad-abad. Konsistensi dalam moralitas—bahwa kebaikan dan kecerdasan akan menang pada akhirnya—menjadi benang merah yang mengikat semua dongengnya. Keberhasilannya dalam menyeimbangkan fantasi liar dengan pelajaran hidup yang terstruktur adalah warisan terbesarnya.

🏠 Homepage