Gambar ilustrasi berbagai jenis alergen umum.
Alergen adalah zat yang, ketika masuk ke dalam tubuh seseorang yang sensitif (alergi), dapat memicu respons imun yang berlebihan. Respons ini sering kali tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, namun bagi penderita alergi, paparan alergen dapat menyebabkan gejala mulai dari gatal-gatal ringan hingga reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa. Memahami contoh alergen adalah langkah pertama dalam manajemen alergi yang efektif.
Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein dalam alergen sebagai ancaman. Akibatnya, tubuh memproduksi antibodi yang disebut Immunoglobulin E (IgE). Ketika IgE mendeteksi alergen lagi, ia memicu pelepasan histamin dan zat kimia lainnya, yang menyebabkan gejala alergi muncul.
Alergen dapat dikategorikan berdasarkan sumbernya. Mengenal kategori ini membantu individu yang rentan untuk membatasi paparan mereka di berbagai lingkungan:
Alergi makanan adalah salah satu jenis alergi yang paling umum dan berpotensi menyebabkan reaksi parah. Di banyak negara, ada delapan kelompok makanan utama yang dikenal sebagai "Big Eight" penyebab alergi, meskipun daftar ini dapat bervariasi.
Alergen jenis ini terhirup ke dalam saluran pernapasan dan biasanya menyebabkan rinitis alergi (hay fever) atau asma. Ini adalah contoh alergen yang sangat sulit dihindari sepenuhnya.
Alergen ini menyebabkan reaksi ketika bersentuhan dengan kulit atau masuk melalui suntikan.
Setelah mengidentifikasi contoh alergen yang memicu reaksi pada diri sendiri atau orang yang Anda rawat, langkah selanjutnya adalah mitigasi. Pengurangan paparan adalah kunci manajemen alergi jangka panjang.
Selalu baca label makanan dengan seksama. Waspadai kontaminasi silang di dapur. Jika makan di luar, komunikasikan kebutuhan diet Anda secara jelas kepada staf restoran.
Untuk tungau debu, gunakan sarung penutup anti-tungau pada kasur dan bantal. Jaga kelembapan rumah di bawah 50% untuk menghambat pertumbuhan jamur. Saat musim serbuk sari tinggi, batasi aktivitas luar ruangan di pagi hari dan tutup jendela rumah.
Bagi banyak orang, mengelola alergi berarti hidup berdampingan dengan alergen tersebut sambil meminimalkan risikonya. Jika gejala mengganggu kualitas hidup, konsultasi dengan dokter alergi untuk pengujian dan opsi pengobatan seperti imunoterapi (terapi alergi) mungkin diperlukan.