Dalam dunia kontrasepsi modern, Intrauterine Device (IUD) hormonal telah muncul sebagai salah satu pilihan yang paling efektif dan nyaman bagi banyak wanita. Alat kontrasepsi ini menawarkan perlindungan jangka panjang dari kehamilan dengan tingkat efektivitas yang sangat tinggi, sekaligus memberikan beberapa manfaat non-kontrasepsi yang signifikan. Artikel ini akan menyelami lebih dalam tentang IUD hormonal, menjelaskan cara kerjanya, keunggulan dan potensi efek sampingnya, serta memperkenalkan berbagai contoh IUD hormonal yang tersedia di pasaran.
Memilih metode kontrasepsi adalah keputusan pribadi yang penting, yang idealnya didasarkan pada informasi yang akurat dan diskusi terbuka dengan penyedia layanan kesehatan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai IUD hormonal, membantu Anda dalam proses pengambilan keputusan yang tepat untuk kebutuhan kesehatan reproduksi Anda.
Apa Itu IUD Hormonal?
Intrauterine Device (IUD) hormonal, juga dikenal sebagai Sistem Intrauterin (IUS) atau IUD yang mengandung levonorgestrel, adalah metode kontrasepsi reversibel jangka panjang yang sangat efektif. IUD ini adalah alat kecil berbentuk T yang terbuat dari plastik fleksibel, dimasukkan ke dalam rahim oleh profesional medis terlatih. Berbeda dengan IUD tembaga yang bekerja dengan menciptakan reaksi inflamasi untuk mencegah kehamilan, IUD hormonal bekerja dengan melepaskan sejumlah kecil hormon progestin (levonorgestrel) secara terus-menerus ke dalam rahim.
Mekanisme Kerja IUD Hormonal
Hormon levonorgestrel yang dilepaskan oleh IUD bekerja melalui beberapa mekanisme untuk mencegah kehamilan:
- Mengentalkan Lendir Serviks: Lendir di leher rahim (serviks) menjadi lebih kental dan lengket, sehingga menyulitkan sperma untuk bergerak masuk ke dalam rahim dan mencapai sel telur. Ini adalah mekanisme utama dan paling konsisten dari IUD hormonal.
- Menipiskan Lapisan Rahim (Endometrium): Hormon progestin menyebabkan lapisan rahim menjadi sangat tipis. Lapisan rahim yang tipis tidak kondusif untuk implantasi sel telur yang telah dibuahi, meskipun pembuahan jarang terjadi. Efek ini juga seringkali menyebabkan menstruasi menjadi lebih ringan atau bahkan berhenti sama sekali, menjadikannya pilihan yang populer bagi wanita dengan pendarahan menstruasi berat.
- Menghambat Ovulasi (pada beberapa wanita): Meskipun bukan mekanisme utama, pada sebagian kecil wanita yang menggunakan IUD hormonal, terutama yang memiliki dosis hormon lebih tinggi, ovulasi dapat terhambat. Namun, IUD hormonal tidak secara konsisten menghentikan ovulasi seperti pil KB kombinasi. Fokus utamanya adalah pada efek lokal di dalam rahim.
- Mempengaruhi Motilitas Sperma: Lingkungan rahim yang diciptakan oleh IUD hormonal juga dapat memengaruhi motilitas dan viabilitas sperma, membuatnya kurang mampu mencapai dan membuahi sel telur.
Kombinasi dari mekanisme ini membuat IUD hormonal sangat efektif dalam mencegah kehamilan, dengan tingkat kegagalan kurang dari 1% per tahun. Ini menjadikannya salah satu bentuk kontrasepsi yang paling dapat diandalkan yang tersedia.
Keunggulan IUD Hormonal
IUD hormonal menawarkan berbagai keunggulan yang menjadikannya pilihan menarik bagi banyak wanita:
- Efektivitas Tinggi: Dengan tingkat efektivitas lebih dari 99%, IUD hormonal setara dengan sterilisasi dalam hal pencegahan kehamilan, tetapi bersifat reversibel.
- Reversibel dan Cepat Kembali Subur: Jika Anda memutuskan untuk hamil, IUD dapat dilepas kapan saja oleh profesional medis, dan kesuburan umumnya kembali dengan cepat setelah pelepasan.
- Jangka Panjang: Bergantung pada jenisnya, IUD hormonal dapat efektif antara 3 hingga 8 tahun, menghilangkan kebutuhan untuk mengingat dosis harian atau bulanan.
- Nyaman dan Bebas Repot: Setelah pemasangan, Anda tidak perlu melakukan apa pun setiap hari atau setiap bulan, memberikan kebebasan dan ketenangan pikiran.
- Mengurangi Pendarahan Menstruasi dan Nyeri Haid: Ini adalah salah satu manfaat non-kontrasepsi paling populer. Banyak wanita mengalami menstruasi yang jauh lebih ringan, lebih pendek, atau bahkan berhenti sama sekali (amenore) setelah beberapa bulan penggunaan. Hal ini sangat bermanfaat bagi wanita yang menderita menoragia (pendarahan menstruasi berat) atau dismenore (nyeri haid parah).
- Dapat Digunakan Saat Menyusui: Karena mengandung progestin saja dan melepaskan hormon secara lokal, IUD hormonal umumnya aman digunakan oleh wanita menyusui.
- Pilihan bagi Wanita yang Tidak Bisa Menggunakan Estrogen: Bagi wanita yang memiliki kontraindikasi terhadap estrogen (misalnya, riwayat bekuan darah, migrain dengan aura, tekanan darah tinggi), IUD hormonal adalah pilihan yang aman karena hanya mengandung progestin.
- Tidak Mengganggu Aktivitas Seksual: Setelah pemasangan dan penyesuaian awal, IUD tidak dapat dirasakan oleh Anda atau pasangan Anda dan tidak mengganggu aktivitas seksual.
Potensi Efek Samping dan Risiko
Meskipun IUD hormonal sangat aman, seperti semua metode kontrasepsi, ada potensi efek samping dan risiko yang perlu dipertimbangkan:
- Perubahan Pola Pendarahan: Ini adalah efek samping yang paling umum. Selama beberapa bulan pertama setelah pemasangan, Anda mungkin mengalami pendarahan tidak teratur, flek, atau pendarahan ringan. Seiring waktu, pendarahan cenderung berkurang, menjadi lebih ringan, atau berhenti sama sekali.
- Kram dan Nyeri: Beberapa wanita mengalami kram atau nyeri punggung, terutama setelah pemasangan dan selama beberapa minggu pertama. Nyeri ini biasanya mereda seiring waktu.
- Nyeri atau Ketidaknyamanan Saat Pemasangan: Proses pemasangan IUD bisa terasa tidak nyaman atau nyeri bagi beberapa wanita, meskipun prosedur ini biasanya cepat.
- Sakit Kepala, Jerawat, Nyeri Payudara: Karena pelepasan hormon, beberapa wanita mungkin mengalami efek samping yang serupa dengan kontrasepsi hormonal lainnya, meskipun ini biasanya lebih ringan karena hormon dilepaskan secara lokal.
- Kista Ovarium Fungsional: IUD hormonal dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya kista ovarium fungsional yang biasanya jinak dan akan hilang dengan sendirinya tanpa intervensi.
- Risiko Infeksi: Ada sedikit peningkatan risiko infeksi panggul (penyakit radang panggul/PID) dalam 20 hari pertama setelah pemasangan IUD, terutama jika Anda memiliki infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati pada saat pemasangan.
- Perforasi Rahim: Ini adalah komplikasi yang sangat jarang terjadi di mana IUD menembus dinding rahim selama pemasangan. Risiko ini sangat rendah (sekitar 1 dalam 1000 pemasangan) dan biasanya memerlukan prosedur medis untuk pengangkatan IUD.
- Ekspulsi (IUD Keluar Sendiri): Dalam kasus yang jarang terjadi, IUD dapat keluar sebagian atau seluruhnya dari rahim. Ini lebih mungkin terjadi pada wanita yang belum pernah melahirkan, atau selama menstruasi berat. Jika ini terjadi, Anda tidak lagi terlindungi dari kehamilan dan perlu menemui dokter.
- Kehamilan Ektopik: Jika seorang wanita hamil saat menggunakan IUD hormonal (sangat jarang), ada risiko yang sedikit lebih tinggi bahwa kehamilan tersebut adalah kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).
Penting untuk mendiskusikan semua potensi efek samping dan risiko ini dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda sebelum memutuskan IUD hormonal.
Contoh IUD Hormonal yang Umum Tersedia
Saat ini, ada beberapa merek IUD hormonal yang tersedia di pasaran, masing-masing dengan karakteristik uniknya, seperti dosis hormon, ukuran, dan durasi efektivitas. Pemilihan IUD hormonal yang tepat seringkali bergantung pada kebutuhan individu, riwayat kesehatan, dan preferensi pribadi. Berikut adalah beberapa contoh IUD hormonal yang paling dikenal dan banyak digunakan:
1. Mirena
Mirena adalah salah satu IUD hormonal pertama dan paling dikenal yang tersedia. Ini adalah perangkat berbentuk T yang melepaskan levonorgestrel (progestin) dengan dosis tertinggi dibandingkan IUD hormonal lainnya. Karena dosis hormon yang relatif lebih tinggi, Mirena sangat efektif dalam menipiskan lapisan rahim dan seringkali menghasilkan menstruasi yang sangat ringan atau bahkan menghentikannya sama sekali. Mirena disetujui untuk digunakan selama hingga 8 tahun untuk kontrasepsi dan juga merupakan pengobatan yang disetujui untuk pendarahan menstruasi berat (menoragia) pada wanita yang memilih kontrasepsi IUD.
Karakteristik Mirena:
- Dosis Hormon: Melepaskan sekitar 20 mikrogram levonorgestrel per hari pada awalnya, yang kemudian sedikit menurun seiring waktu.
- Ukuran: Umumnya lebih besar sedikit dibandingkan IUD hormonal lain yang lebih baru.
- Durasi Efektivitas: Disetujui hingga 8 tahun untuk kontrasepsi.
- Manfaat Tambahan: Sangat efektif untuk mengurangi pendarahan menstruasi berat dan nyeri haid. Juga dapat digunakan untuk melindungi lapisan rahim selama terapi penggantian estrogen.
- Potensi Pengguna: Wanita yang mencari kontrasepsi jangka panjang dan sangat efektif, terutama mereka yang menderita pendarahan menstruasi berat atau nyeri haid. Wanita yang telah melahirkan seringkali lebih nyaman dengan ukuran Mirena.
Wanita yang menggunakan Mirena sering melaporkan bahwa menstruasi mereka menjadi jauh lebih ringan setelah beberapa bulan, dan sekitar 20% wanita mengalami amenore (tidak menstruasi) setelah penggunaan selama satu tahun. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa Mirena sangat populer di kalangan wanita yang mencari solusi untuk masalah menstruasi mereka.
2. Kyleena
Kyleena adalah IUD hormonal yang lebih baru, dirancang untuk menjadi pilihan kontrasepsi jangka panjang yang efektif dengan dosis hormon yang lebih rendah dan ukuran yang sedikit lebih kecil dibandingkan Mirena. Kyleena juga melepaskan levonorgestrel tetapi dengan dosis harian yang lebih rendah. Ini disetujui untuk digunakan selama hingga 5 tahun.
Karakteristik Kyleena:
- Dosis Hormon: Melepaskan sekitar 17.5 mikrogram levonorgestrel per hari pada awalnya, kemudian menurun. Ini adalah dosis menengah antara Mirena dan Skyla/Jaydess.
- Ukuran: Sedikit lebih kecil dari Mirena, yang dapat membuatnya menjadi pilihan yang lebih nyaman bagi wanita yang belum pernah melahirkan atau memiliki rahim yang lebih kecil.
- Durasi Efektivitas: Disetujui hingga 5 tahun untuk kontrasepsi.
- Manfaat Tambahan: Dapat mengurangi pendarahan menstruasi, meskipun efeknya mungkin tidak sekuat Mirena.
- Potensi Pengguna: Wanita yang mencari kontrasepsi jangka panjang dengan dosis hormon lebih rendah, terutama mereka yang belum pernah melahirkan atau memiliki rahim yang lebih kecil, dan menginginkan kontrasepsi selama 5 tahun.
Meskipun dosis hormonnya lebih rendah, Kyleena tetap sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Karena ukurannya yang lebih kecil, beberapa wanita mungkin merasa proses pemasangan lebih mudah atau kurang tidak nyaman dibandingkan Mirena. Perubahan pola pendarahan dengan Kyleena mungkin mirip dengan Mirena, dengan banyak wanita mengalami pendarahan lebih ringan atau tidak teratur pada awalnya, kemudian cenderung lebih ringan atau frekuensinya berkurang seiring waktu.
3. Skyla (dikenal sebagai Jaydess di beberapa negara di luar AS)
Skyla (Jaydess) adalah IUD hormonal dengan dosis levonorgestrel terendah dan ukuran terkecil di antara contoh-contoh ini. Ini dirancang untuk kontrasepsi selama hingga 3 tahun. Karena ukurannya yang paling kecil, Skyla/Jaydess sering direkomendasikan untuk wanita yang belum pernah melahirkan atau remaja, meskipun tentu saja bisa digunakan oleh siapa saja yang cocok.
Karakteristik Skyla/Jaydess:
- Dosis Hormon: Melepaskan sekitar 14 mikrogram levonorgestrel per hari pada awalnya, dosis terendah.
- Ukuran: Paling kecil di antara IUD hormonal yang disebutkan, dirancang untuk rahim yang lebih kecil.
- Durasi Efektivitas: Disetujui hingga 3 tahun untuk kontrasepsi.
- Manfaat Tambahan: Efek pada pendarahan menstruasi mungkin tidak sekuat Mirena atau Kyleena, tetapi masih dapat menyebabkan menstruasi menjadi lebih ringan atau tidak teratur.
- Potensi Pengguna: Wanita yang mencari kontrasepsi efektif jangka pendek (3 tahun) dengan dosis hormon paling rendah dan ukuran IUD terkecil, terutama wanita yang belum pernah melahirkan.
Karena dosis hormonnya yang lebih rendah dan durasi yang lebih singkat, Skyla/Jaydess mungkin memiliki dampak sistemik yang lebih kecil, meskipun efek lokalnya di rahim tetap sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Perubahan pola pendarahan akan serupa dengan IUD hormonal lainnya, yaitu pendarahan tidak teratur atau flek pada awalnya, yang cenderung berkurang seiring waktu, meskipun peluang untuk mengalami amenore mungkin sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Mirena.
Penting: Meskipun Mirena, Kyleena, dan Skyla/Jaydess adalah contoh IUD hormonal yang umum, ketersediaan merek dan peraturan penggunaannya dapat bervariasi di setiap negara. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda untuk menentukan pilihan IUD hormonal yang paling sesuai untuk Anda, berdasarkan riwayat kesehatan, gaya hidup, dan tujuan kontrasepsi Anda.
Proses Pemasangan IUD Hormonal
Pemasangan IUD hormonal adalah prosedur medis yang dilakukan di klinik atau praktik dokter. Meskipun terdengar menakutkan bagi sebagian orang, prosedur ini biasanya cepat dan ditoleransi dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat:
- Konsultasi Awal: Sebelum pemasangan, dokter akan melakukan konsultasi menyeluruh. Ini termasuk meninjau riwayat kesehatan Anda, melakukan pemeriksaan panggul, dan mungkin melakukan tes untuk menyingkirkan infeksi menular seksual (IMS) atau kehamilan. Ini adalah kesempatan Anda untuk mengajukan pertanyaan dan memahami prosedur sepenuhnya.
- Waktu Pemasangan: IUD paling sering dipasang saat Anda sedang menstruasi atau segera setelah menstruasi berakhir. Pada saat ini, leher rahim Anda mungkin sedikit lebih lunak dan terbuka, yang dapat membuat pemasangan lebih mudah. Namun, IUD juga dapat dipasang kapan saja selama siklus menstruasi selama dokter yakin Anda tidak hamil.
- Persiapan: Anda mungkin diminta untuk minum obat pereda nyeri yang dijual bebas (seperti ibuprofen) sekitar satu jam sebelum janji temu untuk membantu mengurangi kram. Dokter mungkin juga menggunakan anestesi lokal untuk mematikan rasa pada leher rahim.
- Prosedur Pemasangan:
- Anda akan berbaring di meja pemeriksaan dengan kaki di sanggurdi, seperti saat pemeriksaan panggul.
- Dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk melihat leher rahim.
- Leher rahim akan dibersihkan dengan larutan antiseptik.
- Dokter mungkin akan menggunakan alat kecil untuk menstabilkan leher rahim (tenaculum), yang bisa menyebabkan kram ringan.
- Sebuah alat pengukur (sonde) akan dimasukkan ke dalam rahim untuk mengukur kedalaman dan posisi rahim.
- IUD, yang dilipat di dalam tabung tipis, kemudian dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rahim. Saat IUD dilepaskan dari tabung, lengan berbentuk T akan terbuka.
- Benang IUD akan dipotong sehingga hanya sekitar 2-3 cm yang menjuntai dari leher rahim ke dalam vagina. Benang ini digunakan untuk memeriksa posisi IUD dan untuk pelepasan di kemudian hari.
- Setelah Pemasangan: Anda mungkin akan mengalami kram dan flek ringan selama beberapa jam atau hari setelah pemasangan. Dokter akan memberikan instruksi pasca-pemasangan, termasuk kapan harus kembali untuk pemeriksaan tindak lanjut (biasanya dalam 4-6 minggu) untuk memastikan IUD berada di posisi yang benar.
Meskipun sebagian besar wanita hanya merasakan kram ringan atau ketidaknyamanan selama pemasangan, beberapa wanita mungkin mengalami nyeri yang lebih signifikan. Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan dokter Anda tentang tingkat ketidaknyamanan yang Anda rasakan.
Proses Pelepasan IUD Hormonal
IUD hormonal dapat dilepas kapan saja oleh profesional medis, baik saat Anda ingin hamil, IUD telah mencapai akhir masa pakainya, atau jika Anda mengalami efek samping yang tidak dapat ditoleransi. Proses pelepasan biasanya lebih cepat dan tidak terlalu tidak nyaman dibandingkan pemasangan.
- Konsultasi: Dokter akan mengonfirmasi keinginan Anda untuk melepas IUD dan mendiskusikan rencana kontrasepsi Anda selanjutnya (jika ada).
- Prosedur Pelepasan:
- Anda akan berbaring di meja pemeriksaan seperti saat pemasangan.
- Dokter akan memasukkan spekulum untuk melihat leher rahim.
- Menggunakan forsep khusus, dokter akan memegang benang IUD yang menjuntai dari leher rahim dan menariknya dengan lembut. Lengan IUD akan melipat ke atas saat ditarik keluar dari rahim.
- Setelah Pelepasan: Beberapa wanita mungkin mengalami kram ringan atau flek setelah IUD dilepas. Kesuburan umumnya kembali dengan cepat setelah pelepasan IUD hormonal. Jika Anda tidak ingin hamil setelah pelepasan, pastikan Anda memiliki metode kontrasepsi lain yang efektif siap untuk digunakan.
Penting untuk tidak mencoba melepas IUD sendiri, karena ini dapat menyebabkan cedera atau komplikasi. Selalu biarkan profesional medis yang terlatih melakukan pelepasan.
Membandingkan IUD Hormonal dengan Metode Kontrasepsi Lain
Memilih kontrasepsi terbaik melibatkan pertimbangan berbagai faktor, termasuk efektivitas, kenyamanan, efek samping, dan preferensi pribadi. Berikut adalah perbandingan IUD hormonal dengan beberapa metode kontrasepsi umum lainnya:
1. IUD Hormonal vs. IUD Tembaga (Non-Hormonal)
- Mekanisme Kerja: IUD hormonal melepaskan progestin untuk mencegah kehamilan. IUD tembaga melepaskan ion tembaga yang menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi sperma dan sel telur.
- Efek Samping Menstruasi: IUD hormonal sering mengurangi pendarahan menstruasi dan kram. IUD tembaga dapat meningkatkan pendarahan menstruasi dan kram, terutama pada awalnya.
- Hormon: IUD hormonal mengandung hormon. IUD tembaga tidak mengandung hormon, menjadikannya pilihan bagi mereka yang ingin menghindari hormon.
- Durasi Efektivitas: IUD hormonal 3-8 tahun. IUD tembaga bisa sampai 10-12 tahun.
2. IUD Hormonal vs. Pil KB
- Kenyamanan: IUD hormonal adalah "set it and forget it" selama bertahun-tahun. Pil KB memerlukan dosis harian yang konsisten.
- Efektivitas: Keduanya sangat efektif bila digunakan dengan benar, tetapi IUD hormonal memiliki tingkat kegagalan "penggunaan umum" yang lebih rendah karena tidak memerlukan kepatuhan harian.
- Dosis Hormon: Pil KB kombinasi mengandung estrogen dan progestin, dengan dosis sistemik yang lebih tinggi. IUD hormonal melepaskan progestin secara lokal dengan dosis sistemik yang sangat rendah.
- Manfaat Tambahan: Pil KB dapat membantu jerawat, siklus teratur, dan mengurangi risiko kista ovarium. IUD hormonal mengurangi pendarahan menstruasi dan kram.
3. IUD Hormonal vs. Suntik KB (Depo-Provera)
- Kenyamanan: IUD hormonal jangka panjang. Suntik KB memerlukan suntikan setiap 3 bulan.
- Efektivitas: Keduanya sangat efektif.
- Hormon: Keduanya mengandung progestin. Suntikan memberikan dosis sistemik yang lebih tinggi.
- Kembali Subur: Kesuburan kembali lebih cepat setelah pelepasan IUD dibandingkan dengan penghentian suntikan, yang dapat memakan waktu berbulan-bulan.
- Efek Samping: Suntikan KB sering dikaitkan dengan penambahan berat badan dan potensi hilangnya kepadatan tulang (reversibel). IUD hormonal efek sampingnya lebih terlokalisasi.
4. IUD Hormonal vs. Implan Kontrasepsi (Misalnya, Nexplanon)
- Mekanisme & Hormon: Keduanya melepaskan progestin. Implan dimasukkan di bawah kulit lengan.
- Durasi Efektivitas: Implan efektif hingga 3 tahun. IUD hormonal bisa 3-8 tahun.
- Efek pada Menstruasi: Keduanya dapat menyebabkan pendarahan tidak teratur atau berhenti menstruasi, tetapi pola pendarahan mungkin berbeda pada setiap individu.
- Prosedur: IUD dimasukkan ke dalam rahim. Implan dimasukkan di bawah kulit lengan atas.
Setiap metode memiliki pro dan kontranya sendiri. Diskusi mendalam dengan dokter Anda akan membantu Anda menimbang pilihan-pilihan ini berdasarkan prioritas kesehatan dan gaya hidup Anda.
Siapa yang Cocok Menggunakan IUD Hormonal?
IUD hormonal adalah pilihan kontrasepsi yang sangat baik bagi banyak wanita, tetapi tidak untuk semua orang. Kriteria kesesuaian dapat bervariasi, tetapi umumnya, IUD hormonal cocok untuk:
- Wanita yang Mencari Kontrasepsi Jangka Panjang: Jika Anda tidak berencana hamil dalam beberapa tahun ke depan.
- Wanita yang Menginginkan Efektivitas Tinggi: IUD hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi paling efektif.
- Wanita yang Ingin Menghindari Kontrasepsi Harian/Bulanan: Setelah pemasangan, IUD tidak memerlukan perhatian harian atau bulanan.
- Wanita dengan Pendarahan Menstruasi Berat atau Kram Parah: Manfaat pengurangan pendarahan dan nyeri haid sangat membantu bagi banyak wanita.
- Wanita yang Tidak Dapat Menggunakan Estrogen: Karena IUD hormonal hanya mengandung progestin dan melepaskan hormon secara lokal, ini adalah pilihan yang aman bagi mereka yang memiliki kontraindikasi terhadap estrogen.
- Wanita Menyusui: IUD hormonal umumnya aman untuk digunakan selama menyusui.
- Wanita yang Telah atau Belum Pernah Melahirkan: Meskipun IUD hormonal dulunya lebih sering direkomendasikan untuk wanita yang sudah melahirkan, kini ada pilihan IUD yang lebih kecil (seperti Kyleena dan Skyla/Jaydess) yang cocok untuk wanita yang belum pernah melahirkan.
Namun, IUD hormonal mungkin tidak cocok jika Anda:
- Sedang hamil atau mungkin hamil.
- Memiliki infeksi menular seksual (IMS) aktif atau penyakit radang panggul (PID) saat ini.
- Memiliki kondisi rahim tertentu, seperti fibroid yang mengubah bentuk rongga rahim, yang dapat menghalangi penempatan IUD.
- Memiliki kanker leher rahim atau rahim yang tidak diobati.
- Memiliki kanker payudara atau riwayat kanker payudara yang sensitif terhadap hormon.
- Mengalami pendarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan.
- Memiliki kondisi medis langka tertentu (misalnya, penyakit hati akut).
Sekali lagi, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi menyeluruh dan menentukan apakah IUD hormonal adalah pilihan yang aman dan tepat untuk Anda.
Mitos dan Fakta Seputar IUD Hormonal
Ada banyak informasi, baik yang akurat maupun tidak, seputar IUD hormonal. Memisahkan mitos dari fakta dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang informatif.
Mitos 1: IUD hanya untuk wanita yang sudah melahirkan.
Fakta: Ini adalah mitos yang sudah usang. Meskipun IUD dulunya lebih sering direkomendasikan untuk wanita yang sudah memiliki anak, kini ada IUD hormonal yang lebih kecil (seperti Kyleena dan Skyla/Jaydess) yang sangat cocok untuk wanita yang belum pernah melahirkan dan bahkan remaja. Penelitian menunjukkan bahwa IUD aman dan efektif untuk kelompok ini.
Mitos 2: IUD menyebabkan kemandulan.
Fakta: IUD tidak menyebabkan kemandulan. Kesuburan umumnya kembali dengan cepat setelah IUD dilepas. Mitos ini kemungkinan berasal dari kesalahpahaman tentang infeksi panggul yang terkait dengan IUD generasi awal, yang kini telah diminimalisir dengan skrining IMS yang tepat sebelum pemasangan.
Mitos 3: Anda bisa merasakan IUD di dalam atau pasangan Anda bisa merasakannya saat berhubungan seks.
Fakta: IUD ditempatkan di dalam rahim dan tidak boleh terasa oleh Anda atau pasangan Anda selama aktivitas sehari-hari atau hubungan seksual. Hanya benang IUD yang mungkin menjuntai dari leher rahim, dan ini biasanya sangat pendek dan lunak sehingga tidak terasa. Jika Anda atau pasangan Anda merasakan benang IUD dengan tidak nyaman, bicarakan dengan dokter Anda karena mungkin perlu disesuaikan.
Mitos 4: IUD adalah abortifasien (menyebabkan aborsi).
Fakta: IUD hormonal mencegah kehamilan dengan menghalangi sperma mencapai sel telur dan menipiskan lapisan rahim sehingga implantasi tidak terjadi. IUD tidak mengakhiri kehamilan yang sudah terjadi. IUD bekerja sebelum pembuahan atau implantasi terjadi.
Mitos 5: IUD menyebabkan penambahan berat badan yang signifikan.
Fakta: Sebagian besar penelitian tidak menemukan hubungan yang signifikan antara penggunaan IUD hormonal dan penambahan berat badan yang substansial. Beberapa wanita mungkin mengalami fluktuasi berat badan, tetapi ini biasanya ringan dan tidak selalu disebabkan oleh IUD itu sendiri.
Mitos 6: IUD tidak melindungi dari IMS.
Fakta: Ini adalah fakta, bukan mitos. IUD, baik hormonal maupun tembaga, hanya melindungi dari kehamilan. Mereka tidak menawarkan perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS). Untuk perlindungan IMS, penggunaan kondom masih diperlukan.
Mitos 7: Pemasangan IUD sangat menyakitkan.
Fakta: Pengalaman nyeri selama pemasangan IUD sangat bervariasi antar individu. Beberapa wanita hanya merasakan kram ringan atau tekanan, sementara yang lain mungkin mengalami nyeri yang lebih signifikan. Rasa tidak nyaman ini biasanya berlangsung singkat. Dokter dapat memberikan obat pereda nyeri atau anestesi lokal untuk membantu mengurangi rasa sakit.
Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar IUD Hormonal
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai IUD hormonal:
Apakah IUD hormonal langsung efektif setelah pemasangan?
Efektivitas IUD hormonal bergantung pada waktu pemasangan. Jika dipasang dalam 7 hari pertama siklus menstruasi Anda (misalnya, saat Anda sedang menstruasi), IUD akan langsung efektif. Jika dipasang di luar periode ini, Anda mungkin perlu menggunakan metode kontrasepsi cadangan (seperti kondom) selama 7 hari pertama.
Bagaimana cara memeriksa apakah IUD saya masih di tempatnya?
Anda dapat memeriksa benang IUD secara teratur (misalnya, sebulan sekali setelah menstruasi) dengan memasukkan jari bersih ke dalam vagina untuk merasakan benang yang menjuntai dari leher rahim. Jika Anda tidak dapat merasakan benang atau merasakan bagian IUD yang keras, segera hubungi dokter Anda.
Apakah IUD hormonal melindungi dari penyakit menular seksual (PMS)?
Tidak, IUD hormonal hanya melindungi dari kehamilan. IUD tidak menawarkan perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS/PMS). Jika Anda berisiko terkena IMS, Anda harus menggunakan kondom secara konsisten.
Bisakah saya menggunakan tampon atau menstrual cup dengan IUD hormonal?
Ya, Anda bisa menggunakan tampon. Namun, saat menggunakan menstrual cup, ada beberapa rekomendasi untuk berhati-hati. Beberapa ahli menyarankan untuk hati-hati saat melepaskan menstrual cup agar tidak menarik benang IUD dan menyebabkan ekspulsi (IUD keluar). Diskusikan ini dengan dokter Anda.
Apakah IUD hormonal memengaruhi libido?
Mayoritas wanita tidak mengalami perubahan signifikan pada libido (gairah seks) mereka saat menggunakan IUD hormonal. Karena hormon dilepaskan secara lokal dengan dosis sistemik yang rendah, efek pada libido umumnya minimal dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal sistemik.
Apa yang harus saya lakukan jika saya pikir IUD saya telah bergeser atau keluar?
Jika Anda tidak dapat merasakan benang IUD, merasakan IUD itu sendiri, atau mengalami rasa sakit yang tidak biasa atau pendarahan berat, segera hubungi dokter Anda. Anda mungkin perlu menggunakan kontrasepsi cadangan sampai posisi IUD dapat dikonfirmasi.
Bisakah IUD hormonal digunakan sebagai kontrasepsi darurat?
Meskipun IUD tembaga dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat jika dipasang dalam 5 hari setelah hubungan seks tanpa pelindung, IUD hormonal *tidak* secara rutin digunakan atau disetujui untuk tujuan kontrasepsi darurat di sebagian besar yurisdiksi. Jika Anda membutuhkan kontrasepsi darurat, diskusikan pilihan terbaik dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Apakah ada pantangan setelah pemasangan IUD?
Dokter Anda akan memberikan instruksi spesifik. Umumnya, disarankan untuk menghindari hubungan seks, penggunaan tampon, atau berenang selama beberapa hari hingga seminggu setelah pemasangan untuk mengurangi risiko infeksi dan memberi waktu rahim untuk menyesuaikan diri.
Apakah IUD hormonal menyebabkan jerawat?
Karena IUD hormonal melepaskan progestin, beberapa wanita mungkin mengalami jerawat atau perubahan pada kulit mereka. Namun, efek ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal sistemik karena dosis hormon yang lebih rendah dan pelepasan lokal.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menstruasi menjadi lebih ringan dengan IUD hormonal?
Perubahan pola pendarahan biasanya terjadi dalam 3-6 bulan pertama setelah pemasangan. Selama waktu ini, pendarahan tidak teratur atau flek adalah hal yang umum. Setelah masa penyesuaian ini, banyak wanita akan mengalami menstruasi yang lebih ringan atau berhenti sama sekali.
Apakah IUD hormonal memengaruhi suasana hati?
Meskipun efek hormonal sistemik pada IUD hormonal minimal, beberapa wanita melaporkan perubahan suasana hati atau gejala yang mirip dengan PMS. Jika Anda mengalami perubahan suasana hati yang signifikan, penting untuk mendiskusikan ini dengan dokter Anda.
Hidup dengan IUD Hormonal
Setelah IUD hormonal terpasang dan Anda melewati masa penyesuaian awal, banyak wanita merasakan manfaat luar biasa dari metode kontrasepsi ini. Kebebasan dari kekhawatiran kehamilan harian, menstruasi yang lebih ringan, dan efektivitas jangka panjang dapat sangat meningkatkan kualitas hidup.
Tips Hidup dengan IUD Hormonal:
- Periksa Benang Secara Teratur: Meskipun tidak setiap hari,biasakan untuk memeriksa benang IUD Anda sesekali, terutama setelah menstruasi. Ini membantu memastikan IUD tetap di tempatnya.
- Catat Perubahan: Perhatikan setiap perubahan signifikan pada pola pendarahan, nyeri, atau suasana hati Anda. Meskipun sebagian besar efek samping adalah normal pada awalnya, setiap perubahan yang mengkhawatirkan harus didiskusikan dengan dokter.
- Jangan Panik dengan Flek Awal: Flek atau pendarahan tidak teratur sangat umum terjadi dalam beberapa bulan pertama. Bersabarlah, karena tubuh Anda sedang menyesuaikan diri dengan IUD. Ini biasanya akan membaik seiring waktu.
- Jaga Kebersihan Diri: Seperti biasa, praktikkan kebersihan pribadi yang baik untuk menjaga kesehatan vagina dan mencegah infeksi.
- Jadwalkan Pemeriksaan Rutin: Jangan lupakan pemeriksaan ginekologi rutin Anda, termasuk pap smear dan pemeriksaan kesehatan umum. Ini penting untuk kesehatan reproduksi Anda secara keseluruhan.
- Ingat Perlindungan IMS: IUD tidak melindungi dari IMS. Jika Anda memiliki banyak pasangan atau tidak yakin dengan status IMS pasangan Anda, gunakan kondom.
- Komunikasi dengan Pasangan: Diskusikan tentang IUD Anda dengan pasangan Anda. Kebanyakan pasangan tidak akan merasakan IUD, tetapi jika mereka merasa tidak nyaman dengan benang IUD, dokter Anda mungkin bisa memotongnya lebih pendek.
- Pahami Batasan Durasi: Catat kapan IUD Anda perlu dilepas atau diganti. Jangan biarkan masa pakai IUD Anda kedaluwarsa.
- Percayai Tubuh Anda: Jika ada sesuatu yang terasa salah atau berbeda secara signifikan, jangan ragu untuk menghubungi dokter Anda. Anda adalah ahli terbaik dari tubuh Anda sendiri.
IUD hormonal adalah pilihan kontrasepsi yang memberdayakan, memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka dengan cara yang efektif dan nyaman. Dengan pemahaman yang tepat dan perawatan yang baik, Anda dapat menikmati manfaat penuh dari IUD hormonal Anda.
Pentingnya Konsultasi Medis
Meskipun artikel ini memberikan informasi yang komprehensif tentang IUD hormonal, sangat penting untuk diingat bahwa informasi ini tidak menggantikan nasihat medis profesional. Setiap individu memiliki riwayat kesehatan, gaya hidup, dan kebutuhan yang unik.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan IUD hormonal, atau metode kontrasepsi lainnya, sangat dianjurkan untuk:
- Jadwalkan konsultasi dengan dokter kandungan atau penyedia layanan kesehatan Anda. Mereka dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap riwayat kesehatan Anda, termasuk kondisi medis yang ada, penggunaan obat-obatan lain, dan rencana keluarga Anda.
- Diskusikan semua kekhawatiran atau pertanyaan yang Anda miliki. Jangan ragu untuk menanyakan tentang potensi efek samping, risiko, proses pemasangan dan pelepasan, serta bagaimana IUD hormonal mungkin memengaruhi kondisi kesehatan Anda yang spesifik.
- Pertimbangkan semua pilihan kontrasepsi yang tersedia. Dokter Anda dapat membantu Anda membandingkan IUD hormonal dengan metode lain (pil, suntik, implan, IUD tembaga, dll.) dan membantu Anda memilih yang paling sesuai untuk situasi Anda.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan yang diperlukan. Dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan panggul, tes kehamilan, atau tes IMS sebelum pemasangan untuk memastikan IUD aman untuk Anda.
Keputusan mengenai kontrasepsi adalah keputusan pribadi yang harus dibuat dengan informasi lengkap dan berdasarkan diskusi terbuka dengan profesional medis yang Anda percayai. Mereka akan menjadi panduan terbaik Anda dalam perjalanan kesehatan reproduksi Anda.