Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kaya dengan berbagai bentuk pembentukan kata. Salah satu aspek penting dalam morfologi bahasa kita adalah penggunaan akhiran atau sufiks. Sufiks adalah imbuhan yang ditambahkan di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan makna atau fungsi gramatikal yang berbeda. Pemahaman tentang sufiks sangat krusial untuk menguasai tata bahasa, memperkaya kosakata, dan mampu berkomunikasi dengan lebih efektif dan akurat.
Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai contoh kata akhiran dalam Bahasa Indonesia, mulai dari sufiks yang paling umum hingga yang lebih spesifik, beserta penjelasan makna, fungsi, dan contoh penggunaannya dalam kalimat. Kami juga akan membahas bagaimana sufiks berinteraksi dengan prefiks (awalan) dan infiks (sisipan) untuk membentuk kata-kata yang lebih kompleks, serta melihat kekayaan nuansa yang bisa diciptakan melalui proses afiksasi ini.
Ilustrasi pembentukan kata dengan imbuhan (sufiks).
Dalam ilmu bahasa, morfologi adalah cabang yang mempelajari struktur kata dan pembentukannya. Salah satu unit pembentuk kata yang paling fundamental adalah afiks atau imbuhan. Afiks dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan letak penambahannya pada kata dasar:
Fokus kita adalah pada sufiks. Fungsi utama sufiks adalah:
Mari kita selami lebih jauh berbagai jenis akhiran dalam Bahasa Indonesia.
Salah satu fungsi paling umum dari sufiks adalah membentuk kata benda (nomina) dari kata dasar yang awalnya bukan kata benda. Berikut adalah beberapa sufiks penting dalam kategori ini:
-anSufiks -an adalah salah satu akhiran yang paling produktif dan memiliki banyak variasi makna dalam Bahasa Indonesia. Sufiks ini dapat membentuk kata benda dari kata kerja, kata sifat, atau bahkan kata benda lain.
makan (kata kerja) → Kata Berimbuhan: makanan (kata benda - hasil dari makan)
minum (kata kerja) → Kata Berimbuhan: minuman (kata benda - hasil dari minum)
tulisan (kata kerja) → Kata Berimbuhan: tulisan (kata benda - hasil dari menulis)
buatan (kata kerja) → Kata Berimbuhan: buatan (kata benda - hasil dari membuat)
pakaian (kata kerja) → Kata Berimbuhan: pakaian (kata benda - hasil dari memakai)
baca (kata kerja) → Kata Berimbuhan: bacaan (kata benda - hasil dari membaca)
surat (kata benda) → Kata Berimbuhan: suratan (kata benda - hasil dari menyurat/takdir)
kirim (kata kerja) → Kata Berimbuhan: kiriman (kata benda - barang yang dikirim)
ayun (kata kerja) → Kata Berimbuhan: ayunan (alat untuk mengayun)
sapu (kata kerja) → Kata Berimbuhan: sapuan (alat untuk menyapu - jarang, lebih sering 'sapu' itu sendiri)
darat (kata benda) → Kata Berimbuhan: daratan (tempat yang berupa darat)
laut (kata benda) → Kata Berimbuhan: lautan (tempat yang berupa laut luas)
pulau (kata benda) → Kata Berimbuhan: pulauan (kumpulan pulau)
parkir (kata kerja) → Kata Berimbuhan: parkiran (tempat parkir)
buah (kata benda) → Kata Berimbuhan: buah-buahan (berbagai jenis buah)
sayur (kata benda) → Kata Berimbuhan: sayur-sayuran (berbagai jenis sayur)
tumbuh (kata kerja) → Kata Berimbuhan: tumbuhan (jenis-jenis yang tumbuh)
anak (kata benda) → Kata Berimbuhan: anakan (menyerupai anak; tunas)
kuning (kata sifat) → Kata Berimbuhan: kekuningan (berwarna agak kuning)
hari (kata benda) → Kata Berimbuhan: harian (tiap-tiap hari)
minggu (kata benda) → Kata Berimbuhan: mingguan (tiap-tiap minggu)
-ismeSufiks -isme berasal dari bahasa asing (Yunani) dan digunakan untuk membentuk kata benda yang menyatakan ajaran, paham, sistem, atau sikap tertentu.
nasional (kata sifat) → Kata Berimbuhan: nasionalisme (paham kebangsaan)
kapital (kata benda) → Kata Berimbuhan: kapitalisme (sistem ekonomi yang didasarkan pada modal pribadi)
sosial (kata sifat) → Kata Berimbuhan: sosialisme (paham kemasyarakatan)
komunal (kata sifat) → Kata Berimbuhan: komunalisme (paham yang mengutamakan kelompok)
-isasiSufiks -isasi juga berasal dari bahasa asing dan digunakan untuk membentuk kata benda yang menyatakan proses atau hal menjadikan sesuatu.
modern (kata sifat) → Kata Berimbuhan: modernisasi (proses menjadikan modern)
nasional (kata sifat) → Kata Berimbuhan: nasionalisasi (proses menjadikan milik negara)
swasta (kata benda) → Kata Berimbuhan: swastanisasi (proses menjadikan swasta)
legal (kata sifat) → Kata Berimbuhan: legalisasi (proses menjadikan legal)
-tor, -or, -urSufiks ini sering digunakan untuk membentuk kata benda yang menyatakan pelaku atau agen dari suatu tindakan, seringkali berasal dari kata serapan.
editor (dari 'edit') → Kata Berimbuhan: editor (orang yang mengedit)
koruptor (dari 'korup') → Kata Berimbuhan: koruptor (pelaku korupsi)
direktur (dari 'direct') → Kata Berimbuhan: direktur (orang yang memimpin/mengarahkan)
provokator (dari 'provokasi') → Kata Berimbuhan: provokator (orang yang memprovokasi)
-wan dan -watiSufiks -wan (untuk laki-laki) dan -wati (untuk perempuan) digunakan untuk membentuk kata benda yang menyatakan orang yang memiliki keahlian, profesi, atau sifat tertentu.
usaha (kata benda) → Kata Berimbuhan: usahawan (orang yang berusaha/berbisnis)
ilmu (kata benda) → Kata Berimbuhan: ilmuwan (orang yang ahli dalam ilmu)
seni (kata benda) → Kata Berimbuhan: seniman (orang yang ahli dalam seni)
karya (kata benda) → Kata Berimbuhan: karyawan / karyawati (orang yang bekerja/berkarya)
wartawan (kata benda) → Kata Berimbuhan: wartawan / wartawati (orang yang menulis berita)
Sufiks ini mengubah kata dasar (seringkali kata benda atau kata sifat) menjadi kata kerja (verba). Dua sufiks utama dalam kategori ini adalah -kan dan -i.
-kanSufiks -kan memiliki beberapa fungsi utama:
Mengubah kata kerja intransitif (tidak memerlukan objek) atau kata sifat menjadi transitif (memerlukan objek) dan menunjukkan bahwa subjek menyebabkan objek melakukan atau mengalami sesuatu.
tidur (kata kerja intransitif) → Kata Berimbuhan: tidurkan (menidurkan)
duduk (kata kerja intransitif) → Kata Berimbuhan: dudukkan (menyebabkan duduk)
hidup (kata sifat) → Kata Berimbuhan: hidupkan (menjadikan hidup)
besar (kata sifat) → Kata Berimbuhan: besarkan (menjadikan besar)
Menunjukkan bahwa tindakan dilakukan untuk kepentingan atau manfaat orang lain.
ambil (kata kerja) → Kata Berimbuhan: ambilkan (mengambil untuk seseorang)
beli (kata kerja) → Kata Berimbuhan: belikan (membeli untuk seseorang)
buat (kata kerja) → Kata Berimbuhan: buatkan (membuat untuk seseorang)
Digunakan bersama prefiks meN- atau di- untuk menunjukkan tindakan menggerakkan sesuatu ke tempat tertentu.
masuk (kata kerja) → Kata Berimbuhan: masukkan (membuat masuk)
keluar (kata kerja) → Kata Berimbuhan: keluarkan (membuat keluar)
-iSufiks -i juga membentuk kata kerja transitif dan memiliki beberapa makna:
Menunjukkan bahwa tindakan dilakukan di banyak tempat atau terjadi berulang kali pada suatu objek.
datang (kata kerja) → Kata Berimbuhan: datangi (mendatangi, mengunjungi banyak tempat/berulang)
duduk (kata kerja) → Kata Berimbuhan: duduki (menduduki, menempati banyak tempat)
sembunyi (kata kerja) → Kata Berimbuhan: sembunyii (menyembunyikan)
tembak (kata kerja) → Kata Berimbuhan: tembaki (menembak berkali-kali)
Menunjukkan bahwa tindakan bertujuan untuk menjadikan sesuatu memiliki sifat tertentu.
mudah (kata sifat) → Kata Berimbuhan: mudahi (mempermudah)
bersih (kata sifat) → Kata Berimbuhan: bersihi (membersihkan)
adil (kata sifat) → Kata Berimbuhan: adili (mengadili)
Menganalisis penggunaan akhiran dalam teks.
Sufiks ini mengubah kata dasar menjadi kata sifat (adjektiva).
-wi dan -iahKedua sufiks ini seringkali digunakan untuk membentuk kata sifat yang berasal dari kata benda, menunjukkan sifat atau hal yang berhubungan dengan kata dasar tersebut.
manusia (kata benda) → Kata Berimbuhan: manusiawi (bersifat manusia)
dunia (kata benda) → Kata Berimbuhan: duniawi (bersifat dunia)
alam (kata benda) → Kata Berimbuhan: alamiah (bersifat alam)
ilmiah (kata benda) → Kata Berimbuhan: ilmiah (bersifat ilmu)
rokhaniah (kata benda) → Kata Berimbuhan: rokhaniah (bersifat rokhani/jiwa)
-is dan -ikSufiks ini juga berasal dari bahasa asing dan sering membentuk kata sifat yang menunjukkan ciri atau sifat tertentu.
ekonomi (kata benda) → Kata Berimbuhan: ekonomis (bersifat ekonomi; hemat)
realita (kata benda) → Kata Berimbuhan: realistis (bersifat sesuai kenyataan)
sistem (kata benda) → Kata Berimbuhan: sistematis (bersifat sistematis)
teknik (kata benda) → Kata Berimbuhan: teknis (bersifat teknik)
analisis (kata benda) → Kata Berimbuhan: analitis (bersifat analisis)
-erSufiks -er (serapan) juga membentuk kata sifat, seringkali menunjukkan kualitas atau karakteristik.
nasional (kata benda) → Kata Berimbuhan: nasionaler (bersifat lebih nasional; jarang dipakai, lebih sering ‘nasional’)
ekstern (kata sifat) → Kata Berimbuhan: eksternal (dari luar)
Partikel adalah kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan seringkali tidak memiliki makna leksikal penuh, namun berfungsi untuk memberikan penekanan, pertanyaan, atau batasan pada kata atau frasa yang mengikutinya. Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa partikel yang berfungsi sebagai akhiran:
-kahMenandai sebuah pertanyaan, seringkali dalam kalimat interogatif.
siapa → Kata Berimbuhan: siapakah
apa → Kata Berimbuhan: apakah
benar → Kata Berimbuhan: benarkah
sudah → Kata Berimbuhan: sudahkah
-lahMemberikan penekanan, seringkali dalam kalimat perintah, ajakan, atau penegasan.
pergi → Kata Berimbuhan: pergilah
duduk → Kata Berimbuhan: duduklah
adalah → Kata Berimbuhan: adalah (bagian dari kata, bukan akhiran partikel dalam kasus ini)semoga → Kata Berimbuhan: semogalah (penegasan harapan)
-punMenyatakan 'juga', 'demi', atau 'walaupun'. Penulisannya bisa terpisah atau digabung, tergantung konteks.
siapa → Kata Berimbuhan: siapapun (siapa saja)
dimana → Kata Berimbuhan: dimanapun (di mana saja)
bagaimanapun → Kata Berimbuhan: bagaimanapun (dengan cara apa pun)
anda → Kata Berimbuhan: Anda pun (Anda juga)
pun di sini bermakna 'juga')Catatan penting: Partikel -pun ditulis terpisah jika bermakna 'juga', dan digabung jika merupakan bagian dari kata penghubung atau kata tanya yang sudah membeku (seperti maupun, ataupun, bagaimanapun, sekalipun).
-nyaMemiliki beberapa fungsi, dari penunjuk kepemilikan hingga penekanan.
rumah → Kata Berimbuhan: rumahnya
buku → Kata Berimbuhan: bukunya
jelas (kata sifat) → Kata Berimbuhan: jelasnya
sebenarnya (kata sifat) → Kata Berimbuhan: sebenarnya
harga (kata benda) → Kata Berimbuhan: harganya
cepat (kata sifat) → Kata Berimbuhan: cepatnya (secepat-cepatnya)
keras (kata sifat) → Kata Berimbuhan: kerasnya (sekeras-kerasnya)
Kadang-kadang, akhiran tidak muncul sendirian, tetapi bersamaan dengan awalan, membentuk apa yang disebut konfiks atau sirumfiks. Konfiks adalah imbuhan yang ditambahkan secara bersamaan di awal dan akhir kata dasar dan membentuk satu kesatuan makna yang tidak bisa dipisahkan.
ke-...-anKonfiks ini sangat produktif dan memiliki berbagai makna:
baik (kata sifat) → Kata Berimbuhan: kebaikan (hal baik)
adil (kata sifat) → Kata Berimbuhan: keadilan (hal adil)
bersih (kata sifat) → Kata Berimbuhan: kebersihan (hal bersih)
raja (kata benda) → Kata Berimbuhan: kerajaan (tempat raja memerintah)
menteri (kata benda) → Kata Berimbuhan: kementerian (kantor menteri)
pulau (kata benda) → Kata Berimbuhan: kepulauan (daerah yang terdiri dari banyak pulau)
besar (kata sifat) → Kata Berimbuhan: kebesaran (terlalu besar)
kecil (kata sifat) → Kata Berimbuhan: kekecilan (terlalu kecil)
panas (kata sifat) → Kata Berimbuhan: kepanasan (terlalu panas)
jatuh (kata kerja) → Kata Berimbuhan: kejatuhan (mengalami jatuh; mendapat musibah)
hujan (kata benda) → Kata Berimbuhan: kehujanan (mengalami hujan)
peN-...-anKonfiks ini membentuk kata benda yang umumnya menyatakan proses atau hasil dari suatu tindakan. Bentuk awalan peN- bervariasi tergantung fonem awal kata dasar (pem-, pen-, peng-, peny-, pel-, pe-).
didik (kata kerja) → Kata Berimbuhan: pendidikan (proses mendidik)
bangun (kata kerja) → Kata Berimbuhan: pembangunan (proses membangun)
jual (kata kerja) → Kata Berimbuhan: penjualan (proses menjual)
tulis (kata kerja) → Kata Berimbuhan: penulisan (proses menulis)
cari (kata kerja) → Kata Berimbuhan: pencarian (hasil mencari)
tulis (kata kerja) → Kata Berimbuhan: penulisan (hasil dari menulis; karangan)
per-...-anKonfiks ini membentuk kata benda yang menyatakan tempat, hal, atau proses yang terkait dengan kata dasar.
tani (kata benda) → Kata Berimbuhan: pertanian (tempat bertani; ilmu bertani)
kubur (kata kerja) → Kata Berimbuhan: pekuburan (tempat mengubur)
dagang (kata kerja) → Kata Berimbuhan: perdagangan (tempat berdagang; proses berdagang)
juang (kata kerja) → Kata Berimbuhan: perjuangan (proses berjuang)
nikah (kata kerja) → Kata Berimbuhan: pernikahan (hal menikah; upacara pernikahan)
ubah (kata kerja) → Kata Berimbuhan: perubahan (hal berubah; proses mengubah)
Bahasa Indonesia banyak menyerap kata dan imbuhan dari bahasa asing, terutama dari bahasa Sanskerta, Arab, Inggris, dan Belanda. Beberapa akhiran yang sudah sangat produktif dan terintegrasi dalam bahasa kita meliputi:
-wan, -wati: (Sudah dibahas di bagian sufiks pembentuk kata benda)
budayawan, seniwati, olahragawan-man: Mirip dengan -wan, tapi lebih jarang.
seniman, budiman-tra: Menunjukkan alat atau sarana.
mantra (alat berpikir/bicara), sastra (alat mengajar/menuntun)-i: Terkadang membentuk kata benda dari kata benda, menunjukkan orang atau hal yang berkaitan dengan.
dewi (bentuk feminin dari dewa), putri (bentuk feminin dari putra)-at, -ah: Sering membentuk kata benda kolektif atau feminin.
umat (kumpulan orang), rakyat (kumpulan masyarakat), hikayat (kisah), doa (dari 'du'a), rahmat, jamaah-in: Menunjukkan jamak atau kepemilikan.
hadirin (para hadis), muslimin (para muslim)-iah: (Sudah dibahas di bagian sufiks pembentuk kata sifat)
duniawiah, jasmaniah, rohaniah-isme, -isasi, -is, -ik, -or, -tor: (Sudah dibahas di bagian sufiks pembentuk kata benda dan kata sifat)
liberalisme, komputerisasi, aktivis, elektronik, operator, inspektor-al: Membentuk kata sifat.
formal, nasional, struktural, intelektual-er: Membentuk kata sifat atau kata benda yang menunjukkan agen.
primer, sekunder, bankir, insinyur (serapan penuh)-si, -asi: Membentuk kata benda dari kata kerja, seringkali menyatakan proses atau hasil.
informasi (dari 'inform'), kreasi (dari 'create'), transaksi (dari 'transact')Penting untuk diingat bahwa penambahan akhiran terkadang menyebabkan perubahan pada bunyi (fonem) kata dasar. Ini disebut perubahan morfofonemik.
Meskipun akhiran seperti -an, -kan, dan -i tidak mengalami perubahan bentuk dasar, namun seringkali interaksi dengan prefiks lah yang memicu perubahan fonemik pada kata dasar. Contohnya adalah pada konfiks peN-...-an:
p, t, k, s akan luluh jika mendapat awalan meN- atau peN-.
tulis + peN-...-an → penulisan (t luluh)satu + peN-...-an → penyatuan (s luluh)kumpul + peN-...-an → pengumpulan (k luluh)buat + peN-...-an → pembuatan (b tetap, peN- jadi pem-)Sufiks membentuk makna dan gaya komunikasi.
Memahami penggunaan akhiran dalam Bahasa Indonesia memiliki banyak manfaat:
Meskipun sufiks merupakan bagian integral dari Bahasa Indonesia, masih banyak ditemukan kesalahan dalam penggunaannya. Beberapa kesalahan umum meliputi:
-kan padahal seharusnya -i, atau sebaliknya.
pun yang Tidak Tepat: Seringkali terjadi kekeliruan dalam penulisan pun, apakah harus digabung atau dipisah. Ingat, jika bermakna 'juga', maka dipisah. Jika bagian dari kata penghubung, digabung.Untuk lebih memahami bagaimana akhiran bekerja dalam konteks yang lebih luas, mari kita analisis sebuah paragraf singkat:
Pembangunan infrastruktur yang masif diharapkan membawa perubahan signifikan bagi kehidupan masyarakat. Proyek ini akan meningkatkan konektivitas antar daerah dan mempermudah akses barang serta jasa. Namun, kita harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan memastikan keberlanjutan proyek. Sosialisasi kepada penduduk setempat juga perlu ditingkatkan agar penerimaan proyek dapat berjalan lancar. Setiap keputusan harus mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomisnya.
Mari kita bedah kata-kata berakhiran dalam paragraf di atas:
peN-...-an dari bangun (kata kerja). Menyatakan proses membangun.per-...-an dari ubah (kata kerja). Menyatakan hal atau hasil berubah.ke-...-an dari hidup (kata kerja/sifat). Menyatakan keadaan hidup.meN-...-kan dari tingkat (kata benda). Menyatakan kausatif, membuat menjadi tingkat/lebih tinggi.mem-per-...-i (per- infiks, -i sufiks) dari mudah (kata sifat). Menyatakan kausatif, menjadikan mudah.mem-per-...-kan dari hati (kata benda). Menyatakan memberikan perhatian.lingkung (kata kerja/benda) + -an. Menyatakan tempat.ke-ber-...-an dari lanjut (kata kerja/sifat). Menyatakan hal berlanjut, kontinuitas.-asi. Menyatakan proses bersosial.pen- dari duduk. Menyatakan pelaku.di-...-kan dari tingkat (kata benda). Menyatakan kausatif pasif, dibuat menjadi tingkat/lebih tinggi.peN-...-an dari terima (kata kerja). Menyatakan proses menerima atau hasil menerima.ke-...-an dari putus (kata kerja). Menyatakan hasil dari memutuskan.mem-per-...-kan dari timbang (kata kerja). Menyatakan melakukan pertimbangan.ekonomi (kata benda) + -is (sufiks sifat) + -nya (partikel penentu). Menyatakan hal yang bersifat ekonomi.Dari analisis ini, terlihat jelas bagaimana akhiran, baik berdiri sendiri maupun dalam konfiks, memberikan dimensi makna yang sangat bervariasi pada kata dasar. Setiap akhiran memiliki peran spesifik dalam membentuk kelas kata dan nuansa semantik.
Untuk menguji pemahaman Anda, coba identifikasi akhiran pada kata-kata berikut dan jelaskan kemungkinan maknanya:
(Jawaban Latihan - Jangan Lupa untuk Mencoba Terlebih Dahulu!)
kumpul + -an. Menyatakan hasil dari mengumpul atau hal yang terkumpul.per-...-an dari ingat. Menyatakan hal memperingati, atau nasihat.dunia + -wi. Menyatakan bersifat dunia.peN-...-an dari perintah. Menyatakan pihak yang memerintah atau hal yang memerintah.ke-...-an dari malas. Menyatakan keadaan malas.ber-...-kan dari beri (konfiks). Menyatakan melakukan sesuatu untuk orang lain.hutan + -an (reduplikasi + sufiks). Menyatakan kumpulan hutan atau menyerupai hutan.-sis (dari bahasa Inggris/Yunani) yang menyatakan proses atau hasil.ilmu + -wan. Menyatakan orang yang ahli dalam ilmu.meN-...-i dari kunjung. Menyatakan melakukan kunjungan secara berulang atau ke banyak tempat.Melalui latihan seperti ini, Anda akan semakin terbiasa dalam mengenali dan memahami fungsi berbagai akhiran dalam Bahasa Indonesia.
Akhiran atau sufiks merupakan elemen morfologis yang vital dalam Bahasa Indonesia, memberikan kekayaan dan fleksibilitas dalam pembentukan kata. Dari sufiks pembentuk kata benda seperti -an, -isme, -isasi, hingga sufiks pembentuk kata kerja -kan dan -i, serta partikel -kah, -lah, -pun, dan -nya, masing-masing memiliki peran dan nuansanya sendiri.
Pemahaman mendalam tentang contoh kata akhiran ini tidak hanya akan memperluas kosakata Anda tetapi juga meningkatkan kemampuan Anda dalam berbahasa Indonesia secara keseluruhan, baik dalam berbicara, membaca, maupun menulis. Dengan memperhatikan bagaimana sufiks mengubah makna dan fungsi gramatikal kata, kita dapat menggunakan bahasa dengan lebih tepat, efektif, dan ekspresif. Teruslah berlatih dan bereksplorasi dengan kata-kata untuk menguasai keindahan morfologi Bahasa Indonesia.