Kontrasepsi adalah salah satu pilar utama dalam perencanaan keluarga yang bertanggung jawab, memungkinkan individu dan pasangan untuk membuat keputusan yang terinformasi mengenai kapan dan berapa banyak anak yang ingin mereka miliki. Di antara berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intrauterine Device (IUD) menonjol sebagai metode yang sangat efektif, aman, dan berjangka panjang. IUD telah digunakan selama puluhan tahun dan terus menjadi pilihan populer di seluruh dunia karena kemudahan penggunaannya setelah pemasangan dan tingkat keberhasilannya yang tinggi.
Artikel ini akan mengupas tuntas tentang IUD, mulai dari definisi dasar, cara kerja, hingga jenis-jenisnya yang berbeda, yaitu IUD hormonal dan IUD non-hormonal (tembaga). Kami akan membahas secara mendalam keunggulan dan kekurangan masing-masing jenis, proses pemasangan dan pencabutan, serta potensi efek samping yang mungkin timbul. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif bagi Anda yang sedang mempertimbangkan IUD sebagai pilihan kontrasepsi, sehingga Anda dapat membuat keputusan yang paling sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan gaya hidup Anda setelah berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.
Penting untuk diingat bahwa pemilihan metode kontrasepsi harus selalu didasarkan pada konsultasi dengan tenaga medis profesional. Informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak menggantikan nasihat medis. Mari kita selami lebih dalam dunia kontrasepsi IUD yang efektif dan inovatif ini.
Bagian 1: Memahami Kontrasepsi IUD Secara Umum
Apa itu IUD (Intrauterine Device)?
Intrauterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kecil berbentuk T yang ditempatkan di dalam rahim oleh profesional medis untuk mencegah kehamilan. IUD merupakan salah satu metode kontrasepsi reversibel jangka panjang (Long-Acting Reversible Contraceptives/LARC) yang paling efektif. Begitu dipasang, IUD dapat bekerja selama bertahun-tahun, tergantung pada jenisnya, tanpa memerlukan perhatian harian atau mingguan dari penggunanya.
Desain berbentuk 'T' IUD dirancang agar pas di dalam rongga rahim, dengan dua lengan yang membentang horizontal di bagian atas rahim dan sebuah batang vertikal yang membentang ke bawah. Di ujung bawah batang ini terdapat sepasang benang tipis yang menjulur keluar melalui leher rahim (serviks) dan masuk ke dalam vagina. Benang ini sangat penting karena memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan IUD masih berada di tempatnya, dan juga digunakan saat IUD perlu dicabut.
IUD terbuat dari bahan yang aman untuk tubuh manusia dan dirancang untuk tetap berada di dalam rahim tanpa menimbulkan reaksi penolakan yang serius. Ada dua kategori utama IUD, yang masing-masing memiliki mekanisme kerja dan komposisi yang berbeda.
Bagaimana Cara Kerja IUD?
Meskipun ada dua jenis utama IUD, keduanya bekerja dengan menciptakan lingkungan di dalam rahim yang tidak ramah bagi sperma dan telur, sehingga mencegah pembuahan atau implantasi (penempelan) embrio. Berikut adalah mekanisme kerja umum IUD:
- Menghambat Pergerakan Sperma: Kedua jenis IUD mengganggu kemampuan sperma untuk mencapai telur dan membuahinya. Lingkungan rahim yang diubah oleh IUD dapat merusak sperma atau mengurangi motilitasnya.
- Mencegah Pembuahan: Bahkan jika sperma berhasil mencapai telur, lingkungan yang diinduksi IUD dapat mencegah pembuahan terjadi.
- Mencegah Implantasi: IUD juga membuat lapisan rahim (endometrium) menjadi tidak sesuai untuk implantasi telur yang sudah dibuahi. Penting untuk dicatat bahwa IUD bekerja primernya dengan mencegah pembuahan, bukan dengan menyebabkan aborsi.
Mekanisme yang lebih spesifik akan dijelaskan di bagian jenis IUD, karena IUD tembaga dan hormonal memiliki cara kerja yang berbeda namun tujuan akhirnya sama: mencegah kehamilan secara efektif.
Keunggulan Kontrasepsi IUD
IUD menawarkan sejumlah keunggulan signifikan yang menjadikannya pilihan menarik bagi banyak wanita:
- Sangat Efektif: IUD adalah salah satu metode kontrasepsi paling efektif yang tersedia, dengan tingkat kegagalan kurang dari 1% per tahun. Ini setara dengan sterilisasi namun reversibel.
- Jangka Panjang: Sekali dipasang, IUD dapat melindungi dari kehamilan selama bertahun-tahun (3 hingga 12 tahun, tergantung jenisnya), mengurangi kebutuhan akan pemikiran kontrasepsi harian atau mingguan.
- Reversibel: Kesuburan dapat kembali dengan cepat setelah IUD dicabut, memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan di masa depan.
- Tidak Mengganggu Spontanitas Seksual: Setelah pemasangan, IUD tidak perlu diingat atau dipersiapkan sebelum berhubungan intim, sehingga tidak mengganggu spontanitas.
- Aman untuk Ibu Menyusui: IUD non-hormonal (tembaga) sangat aman untuk ibu menyusui karena tidak melepaskan hormon yang dapat memengaruhi produksi ASI. IUD hormonal juga umumnya dianggap aman.
- Hemat Biaya dalam Jangka Panjang: Meskipun biaya awal pemasangan mungkin sedikit lebih tinggi, jika dihitung per tahun, IUD seringkali lebih ekonomis dibandingkan metode kontrasepsi lain yang perlu dibeli secara rutin.
- Tidak Membutuhkan Kepatuhan Harian: Berbeda dengan pil KB yang harus diminum setiap hari, IUD tidak memerlukan tindakan harian, mengurangi risiko kesalahan penggunaan.
- Tidak Dipengaruhi oleh Obat-obatan Lain: Efektivitas IUD tidak terpengaruh oleh obat-obatan lain seperti antibiotik, yang kadang-kadang dapat mengurangi efektivitas pil KB.
Kekurangan Kontrasepsi IUD
Meskipun memiliki banyak keunggulan, IUD juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:
- Tidak Melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS): IUD hanya mencegah kehamilan, tidak melindungi dari IMS. Penggunaan kondom tetap diperlukan untuk perlindungan dari IMS.
- Membutuhkan Prosedur Medis: Pemasangan dan pencabutan IUD harus dilakukan oleh profesional medis yang terlatih. Ini bisa sedikit tidak nyaman atau menyakitkan bagi sebagian wanita.
- Potensi Efek Samping Awal: Beberapa wanita mungkin mengalami kram, nyeri panggul, atau spotting (pendarahan ringan) selama beberapa hari atau minggu setelah pemasangan.
- Risiko Komplikasi Jarang: Meskipun jarang, ada risiko perforasi rahim (IUD menembus dinding rahim), infeksi panggul (terutama dalam 20 hari pertama setelah pemasangan), atau IUD keluar sendiri (ekspulsi).
- Tidak Dapat Dipasang Sendiri: Tidak seperti metode lain, IUD tidak dapat dipasang atau dicabut sendiri oleh pengguna.
- Biaya Awal: Biaya awal pemasangan bisa lebih tinggi dibandingkan metode kontrasepsi jangka pendek lainnya, meskipun lebih hemat dalam jangka panjang.
Siapa yang Cocok Menggunakan IUD?
IUD adalah pilihan yang baik untuk sebagian besar wanita, termasuk:
- Wanita yang mencari kontrasepsi yang sangat efektif dan jangka panjang.
- Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi reversibel.
- Wanita yang tidak ingin atau tidak bisa menggunakan kontrasepsi berbasis hormon (untuk IUD tembaga).
- Wanita yang telah memiliki anak atau belum pernah memiliki anak (dengan pertimbangan khusus).
- Wanita yang sedang menyusui.
- Wanita yang memiliki riwayat kondisi kesehatan tertentu (misalnya, riwayat penggumpalan darah atau migrain aura, di mana IUD hormonal mungkin lebih disukai daripada pil kombinasi).
Siapa yang Tidak Cocok Menggunakan IUD?
IUD mungkin tidak cocok untuk wanita dengan kondisi tertentu, seperti:
- Kehamilan yang sudah ada atau dicurigai.
- Infeksi panggul aktif atau IMS saat ini.
- Kanker serviks atau kanker rahim yang tidak diobati.
- Pendarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan.
- Kelainan bentuk rahim yang parah atau mioma yang mengubah bentuk rongga rahim.
- Alergi terhadap tembaga (untuk IUD tembaga).
- Beberapa kondisi medis serius lainnya yang akan dievaluasi oleh dokter.
Konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sangat penting untuk menentukan apakah IUD adalah pilihan yang tepat untuk Anda.
Ilustrasi IUD ditempatkan di dalam rahim.
Bagian 2: Jenis-Jenis IUD Utama
Secara garis besar, IUD dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan komponen aktif dan mekanisme kerjanya: IUD non-hormonal (tembaga) dan IUD hormonal (pelepas levonorgestrel). Memahami perbedaan di antara keduanya sangat penting untuk memilih jenis yang paling sesuai dengan kebutuhan individu Anda.
2.1 IUD Non-Hormonal (Tembaga)
IUD tembaga adalah metode kontrasepsi bebas hormon yang telah digunakan secara luas selama beberapa dekade. Alat ini bekerja sepenuhnya berdasarkan reaksi yang ditimbulkan oleh tembaga di dalam rahim, tanpa melepaskan hormon ke dalam tubuh.
Nama Lain dan Merek Dagang
IUD tembaga seringkali dikenal dengan merek dagang seperti ParaGard (di Amerika Serikat) atau Copper-T. Desainnya yang paling umum adalah bentuk T dengan kawat tembaga yang dililitkan di sekeliling batang vertikal dan dua lengan horizontalnya.
Bentuk dan Ukuran
IUD tembaga biasanya berbentuk 'T' kecil, sekitar 32 mm panjangnya. Batangnya dilapisi dengan kawat tembaga murni, dan seringkali memiliki gulungan tembaga di kedua lengan horizontalnya. Total luas permukaan tembaga yang terpapar ke rahim merupakan faktor penting dalam efektivitasnya.
Mekanisme Kerja IUD Tembaga
IUD tembaga bekerja melalui beberapa mekanisme yang unik, semuanya tanpa melibatkan hormon:
- Reaksi Inflamasi Steril: Kehadiran tembaga di dalam rahim memicu reaksi inflamasi (peradangan) steril lokal. Ini berarti sel-sel kekebalan tubuh, seperti makrofag dan leukosit, berkumpul di rahim dan saluran tuba. Lingkungan ini sangat toksik bagi sperma dan telur.
- Toksisitas Terhadap Sperma: Ion tembaga yang dilepaskan secara bertahap dari IUD tembaga bertindak sebagai spermatisida (pembunuh sperma) yang sangat efektif. Ion-ion ini mengganggu motilitas dan viabilitas sperma, mencegah mereka mencapai dan membuahi telur. Mereka juga mengganggu kemampuan sperma untuk berkapasitasi (proses yang diperlukan sperma untuk dapat membuahi telur).
- Perubahan Lendir Serviks: IUD tembaga dapat menyebabkan perubahan pada lendir serviks, membuatnya lebih tebal dan kurang ramah bagi pergerakan sperma.
- Mencegah Implantasi: Meskipun tujuan utamanya adalah mencegah pembuahan, lingkungan rahim yang diubah juga membuat dinding rahim (endometrium) tidak cocok untuk implantasi telur yang sudah dibuahi.
Penting untuk ditekankan bahwa IUD tembaga bekerja dengan mencegah pembuahan. Ini bukan abortifacient (obat atau alat yang menyebabkan aborsi) karena tidak mengganggu kehamilan yang sudah terjadi. Sebaliknya, ia mencegah kehamilan agar tidak dimulai sama sekali.
Efektivitas
IUD tembaga sangat efektif, dengan tingkat kegagalan kurang dari 1% per tahun. Angka ini menempatkannya sebagai salah satu metode kontrasepsi paling andal.
Durasi Penggunaan
Salah satu keunggulan terbesar IUD tembaga adalah durasinya yang sangat panjang. IUD tembaga dapat efektif mencegah kehamilan hingga 10-12 tahun, menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang mencari kontrasepsi jangka panjang tanpa perlu sering mengganti.
Keuntungan Spesifik IUD Tembaga
- Bebas Hormon: Ini adalah keuntungan utama bagi wanita yang tidak dapat atau tidak ingin menggunakan kontrasepsi berbasis hormon karena alasan medis, preferensi pribadi, atau efek samping hormon.
- Aman untuk Ibu Menyusui: Karena tidak melepaskan hormon, IUD tembaga tidak memengaruhi produksi atau kualitas ASI, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk wanita pascapersalinan yang menyusui.
- Dapat Digunakan sebagai Kontrasepsi Darurat: Jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa kondom, IUD tembaga dapat menjadi kontrasepsi darurat yang sangat efektif, mencegah kehamilan hingga 99.9%. Setelah dipasang sebagai kontrasepsi darurat, IUD dapat terus digunakan sebagai kontrasepsi jangka panjang.
- Kembalinya Kesuburan yang Cepat: Setelah dicabut, kesuburan dapat kembali segera.
- Efektivitas Jangka Panjang: Perlindungan hingga 10-12 tahun.
Kekurangan Spesifik IUD Tembaga
- Menstruasi Lebih Berat dan Nyeri: Banyak wanita yang menggunakan IUD tembaga melaporkan peningkatan volume pendarahan menstruasi (menorrhagia) dan/atau kram menstruasi yang lebih parah (dismenore), terutama selama beberapa bulan pertama setelah pemasangan. Efek ini bisa bertahan selama penggunaan IUD.
- Spotting atau Pendarahan Tidak Teratur: Beberapa wanita mungkin mengalami spotting di antara periode menstruasi, terutama di awal penggunaan.
- Tidak Mengurangi Gejala PMS: Berbeda dengan IUD hormonal, IUD tembaga tidak menawarkan manfaat dalam mengurangi gejala sindrom pramenstruasi (PMS) atau kondisi seperti endometriosis.
- Risiko Anemia: Pendarahan menstruasi yang lebih berat dapat meningkatkan risiko anemia defisiensi besi pada beberapa wanita.
- Tidak Cocok untuk Wanita dengan Alergi Tembaga: Meskipun sangat jarang, individu dengan alergi terhadap tembaga tidak boleh menggunakan IUD tembaga.
Efek Samping yang Mungkin dari IUD Tembaga
Selain peningkatan pendarahan dan kram, efek samping lain yang mungkin terjadi meliputi:
- Nyeri atau kram selama dan setelah pemasangan.
- Spotting antar periode.
- Perubahan pola menstruasi.
- Sangat jarang: perforasi rahim, ekspulsi (IUD keluar dari rahim), infeksi panggul.
Sebagian besar efek samping ini cenderung berkurang seiring waktu, meskipun peningkatan pendarahan dan kram menstruasi dapat menetap.
Representasi IUD Tembaga
2.2 IUD Hormonal (Levonorgestrel-Releasing IUD)
IUD hormonal adalah jenis IUD yang melepaskan hormon progestin, yaitu levonorgestrel, secara perlahan dan terus-menerus ke dalam rahim. Ini adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif dan populer, yang juga dapat memberikan manfaat non-kontraseptif.
Nama Lain dan Merek Dagang
Ada beberapa merek IUD hormonal yang tersedia di pasaran, dengan perbedaan dalam ukuran, dosis hormon, dan durasi penggunaan. Contoh yang paling umum meliputi:
- Mirena: Salah satu IUD hormonal pertama dan paling banyak digunakan. Melepaskan dosis levonorgestrel yang lebih tinggi dan dapat bertahan hingga 5-8 tahun.
- Kyleena: IUD hormonal yang lebih kecil dari Mirena, melepaskan dosis levonorgestrel yang lebih rendah, dan dapat bertahan hingga 5 tahun. Lebih cocok untuk wanita yang belum pernah melahirkan atau yang memiliki rahim lebih kecil.
- Skyla/Jaydess: IUD hormonal yang lebih kecil dan melepaskan dosis levonorgestrel yang paling rendah, bertahan hingga 3 tahun. Juga dirancang untuk wanita dengan rahim lebih kecil atau yang belum pernah melahirkan.
- Liletta: Mirip dengan Mirena dalam dosis dan durasi, bertahan hingga 6 tahun.
Perbedaan utama terletak pada ukuran alat, jumlah hormon yang dilepaskan per hari, dan durasi efektivitasnya.
Bentuk dan Ukuran
IUD hormonal juga berbentuk 'T', namun batang vertikalnya mengandung reservoir hormon levonorgestrel. Ukurannya bisa sedikit bervariasi antar merek; misalnya, Kyleena dan Skyla/Jaydess sedikit lebih kecil daripada Mirena dan Liletta, membuatnya lebih mudah dipasang pada wanita dengan rahim yang lebih kecil, termasuk mereka yang belum pernah melahirkan.
Mekanisme Kerja IUD Hormonal
IUD hormonal bekerja terutama melalui pelepasan levonorgestrel lokal di dalam rahim. Meskipun sebagian kecil hormon dapat masuk ke aliran darah, efek utamanya terkonsentrasi di dalam rahim:
- Penebalan Lendir Serviks: Levonorgestrel membuat lendir di leher rahim menjadi lebih kental dan lengket, sehingga menyulitkan sperma untuk melewati serviks dan mencapai rahim. Ini adalah mekanisme pencegahan kehamilan yang sangat kuat.
- Penipisan Dinding Rahim (Endometrium): Hormon progestin menyebabkan lapisan rahim menjadi sangat tipis. Lapisan yang tipis ini tidak mendukung implantasi telur yang sudah dibuahi, meskipun pembuahan jarang terjadi karena dua mekanisme pertama. Penipisan endometrium inilah yang juga bertanggung jawab atas berkurangnya pendarahan menstruasi.
- Penghambatan Ovulasi (Pada Beberapa Kasus): Tergantung pada dosis hormon dan respons individu, IUD hormonal dapat menekan ovulasi pada beberapa wanita, terutama pada awal penggunaan atau dengan IUD yang melepaskan dosis hormon yang lebih tinggi seperti Mirena. Namun, ini bukan mekanisme kerja utamanya, dan banyak wanita tetap berovulasi saat menggunakan IUD hormonal.
- Mengganggu Pergerakan Sperma: Lingkungan rahim yang dipenuhi progestin juga tidak kondusif untuk kelangsungan hidup dan pergerakan sperma.
Sama seperti IUD tembaga, IUD hormonal bekerja primernya dengan mencegah pembuahan dan/atau implantasi, bukan menyebabkan aborsi.
Efektivitas
IUD hormonal sangat efektif, dengan tingkat kegagalan kurang dari 0.2% per tahun, menjadikannya salah satu metode kontrasepsi paling efektif yang tersedia.
Durasi Penggunaan
Durasi penggunaan IUD hormonal bervariasi tergantung merek dan dosis hormon:
- Mirena: Hingga 5-8 tahun (tergantung negara dan indikasi).
- Kyleena: Hingga 5 tahun.
- Skyla/Jaydess: Hingga 3 tahun.
- Liletta: Hingga 6 tahun.
Meskipun durasinya sedikit lebih pendek dari IUD tembaga, IUD hormonal tetap menawarkan perlindungan jangka panjang yang signifikan.
Keuntungan Spesifik IUD Hormonal
- Mengurangi Pendarahan Menstruasi: Ini adalah salah satu manfaat paling dihargai. IUD hormonal seringkali secara signifikan mengurangi pendarahan menstruasi, bahkan hingga menyebabkan amenore (tidak ada menstruasi) pada beberapa wanita. Ini sangat bermanfaat bagi wanita dengan menorrhagia (pendarahan berat).
- Mengurangi Nyeri Haid: Selain mengurangi pendarahan, IUD hormonal juga efektif dalam mengurangi kram menstruasi dan nyeri panggul.
- Mengobati Kondisi Medis: IUD hormonal seperti Mirena disetujui untuk mengobati menorrhagia dan dapat digunakan untuk mengelola gejala endometriosis dan adenomiosis.
- Efek Samping Sistemik Minimal: Karena hormon dilepaskan secara lokal di rahim, jumlah hormon yang masuk ke aliran darah sangat rendah, sehingga efek samping sistemik (di seluruh tubuh) lebih sedikit dibandingkan kontrasepsi hormonal oral.
- Aman untuk Ibu Menyusui: Umumnya dianggap aman untuk ibu menyusui, meskipun sebagian kecil hormon dapat masuk ke ASI, namun tidak terbukti berbahaya bagi bayi.
- Kembalinya Kesuburan yang Cepat: Seperti IUD tembaga, kesuburan umumnya kembali dengan cepat setelah pencabutan.
Kekurangan Spesifik IUD Hormonal
- Efek Samping Hormonal Awal: Beberapa wanita mungkin mengalami efek samping hormonal ringan pada bulan-bulan pertama setelah pemasangan, seperti jerawat, nyeri payudara, sakit kepala, atau perubahan mood. Ini biasanya mereda seiring waktu.
- Spotting atau Pendarahan Tidak Teratur Awal: Pendarahan tidak teratur atau spotting adalah hal yang umum terjadi selama 3-6 bulan pertama setelah pemasangan karena rahim menyesuaikan diri dengan hormon.
- Tidak Bekerja sebagai Kontrasepsi Darurat: IUD hormonal tidak direkomendasikan sebagai metode kontrasepsi darurat.
- Kebutuhan akan Hormon: Tidak cocok untuk wanita yang sama sekali tidak ingin menggunakan hormon.
Efek Samping yang Mungkin dari IUD Hormonal
Selain yang disebutkan di atas, efek samping lain yang mungkin terjadi meliputi:
- Nyeri atau kram selama dan setelah pemasangan.
- Kista ovarium fungsional (biasanya tidak berbahaya dan hilang sendiri).
- Sangat jarang: perforasi rahim, ekspulsi (IUD keluar dari rahim), infeksi panggul.
Efek samping hormonal biasanya bersifat sementara dan akan berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri dengan IUD.
Representasi IUD Hormonal
Bagian 3: Proses Pemasangan dan Pencabutan IUD
Pemasangan dan pencabutan IUD adalah prosedur medis yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Memahami proses ini dapat membantu mengurangi kecemasan dan memastikan Anda siap.
Konsultasi Awal dan Pemeriksaan
Sebelum IUD dipasang, Anda akan menjalani konsultasi menyeluruh dengan dokter atau bidan. Ini termasuk:
- Anamnesis (Wawancara Medis): Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk riwayat kehamilan, infeksi menular seksual, nyeri panggul, pendarahan tidak normal, dan kondisi medis lainnya yang mungkin memengaruhi kelayakan penggunaan IUD.
- Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan panggul akan dilakukan untuk memastikan tidak ada infeksi atau kelainan pada rahim atau serviks. Tes kehamilan juga akan dilakukan untuk memastikan Anda tidak hamil.
- Diskusi Pilihan Kontrasepsi: Dokter akan menjelaskan secara rinci tentang IUD tembaga dan hormonal, manfaat, risiko, dan efek sampingnya, serta membandingkannya dengan metode kontrasepsi lain. Anda akan dibantu untuk memilih jenis IUD yang paling sesuai.
- Edukasi: Anda akan diberikan informasi tentang cara kerja IUD, apa yang harus diharapkan selama dan setelah pemasangan, cara memeriksa benang IUD, dan tanda-tanda komplikasi yang perlu diwaspadai.
Prosedur Pemasangan IUD
Pemasangan IUD biasanya memakan waktu sekitar 5-10 menit. Meskipun dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau kram, kebanyakan wanita dapat menoleransinya dengan baik. Beberapa langkah umum yang dilakukan:
- Persiapan: Anda akan diminta berbaring di meja pemeriksaan dengan kaki di penyangga (posisi litotomi), seperti saat pemeriksaan panggul rutin. Dokter atau bidan akan membersihkan area vagina dan serviks dengan larutan antiseptik.
- Anestesi Lokal (Opsional): Beberapa penyedia layanan kesehatan mungkin menawarkan anestesi lokal pada serviks untuk mengurangi rasa sakit. Obat pereda nyeri yang diminum sebelum prosedur juga dapat membantu.
- Pengukuran Rahim: Alat ukur khusus (sonde uterus) akan dimasukkan melalui serviks untuk mengukur kedalaman dan arah rahim. Ini sangat penting untuk memastikan IUD dipasang dengan benar.
- Pemasangan IUD: IUD dimasukkan ke dalam rahim menggunakan aplikator tipis. Lengan IUD akan melipat saat masuk melalui serviks dan kemudian terbuka di dalam rahim.
- Pemotongan Benang: Setelah IUD terpasang dengan benar, benang IUD akan dipotong dengan panjang sekitar 3-4 cm, menjulur dari serviks ke dalam vagina. Benang ini akan digunakan untuk pemeriksaan posisi IUD dan pencabutan di kemudian hari.
- Pembersihan dan Nasihat: Area akan dibersihkan kembali. Anda akan diberi tahu tentang apa yang harus diantisipasi dan kapan harus melakukan kontrol.
Beberapa wanita mungkin merasakan kram yang kuat atau sedikit pusing selama atau setelah pemasangan. Dianjurkan untuk beristirahat sebentar setelah prosedur.
Apa yang Dirasakan Setelah Pemasangan?
Setelah pemasangan IUD, adalah normal untuk mengalami:
- Kram: Mirip dengan kram menstruasi, bisa berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Obat pereda nyeri yang dijual bebas dapat membantu.
- Spotting atau Pendarahan Ringan: Mungkin terjadi selama beberapa hari hingga beberapa minggu, dan kadang-kadang selama beberapa bulan dengan IUD hormonal.
- Pusing atau Mual: Beberapa wanita mungkin merasa pusing atau mual segera setelah prosedur, terutama jika mereka sensitif terhadap rasa sakit.
Sebagian besar efek samping ini akan mereda dalam beberapa hari atau minggu. Jika nyeri atau pendarahan sangat parah atau tidak membaik, segera hubungi dokter.
Kapan Harus Kembali untuk Kontrol?
Kontrol pertama biasanya dijadwalkan 4-6 minggu setelah pemasangan IUD. Pada kunjungan ini, dokter akan:
- Memeriksa benang IUD untuk memastikan posisinya benar.
- Menanyakan tentang efek samping yang Anda alami.
- Menjawab pertanyaan yang mungkin Anda miliki.
Setelah kontrol pertama, pemeriksaan rutin biasanya hanya perlu dilakukan sekali setahun bersamaan dengan pemeriksaan panggul dan Pap smear.
Prosedur Pencabutan IUD
Pencabutan IUD juga merupakan prosedur cepat dan relatif sederhana yang dilakukan oleh profesional medis. Ini dapat dilakukan kapan saja Anda ingin hamil atau masa berlaku IUD sudah habis.
- Persiapan: Sama seperti pemasangan, Anda akan berbaring di meja pemeriksaan. Dokter akan membersihkan area vagina dan serviks.
- Identifikasi Benang: Dokter akan mencari benang IUD yang menjulur dari serviks.
- Pencabutan: Dengan lembut, dokter akan menarik benang menggunakan forsep. Lengan IUD akan melipat saat ditarik keluar dari rahim. Proses ini biasanya cepat dan dapat menyebabkan kram ringan atau sensasi terjepit sesaat.
- Pasca-Pencabutan: Setelah IUD dicabut, Anda mungkin merasakan kram ringan atau spotting. Kesuburan biasanya kembali dengan sangat cepat, seringkali dalam siklus menstruasi berikutnya.
Jika benang IUD tidak terlihat, mungkin diperlukan prosedur yang sedikit lebih rumit, seperti menggunakan alat khusus untuk mencari benang di dalam serviks atau rahim, atau bahkan menggunakan ultrasound untuk melokalisasi IUD dan mencabutnya dengan panduan visual.
Potensi Risiko dan Komplikasi IUD
Meskipun IUD sangat aman, ada beberapa risiko dan komplikasi yang, meskipun jarang, perlu Anda ketahui:
- Perforasi Rahim: Sangat jarang terjadi (sekitar 1 dari 1.000 pemasangan), di mana IUD menembus dinding rahim saat pemasangan. Ini lebih sering terjadi pada wanita yang baru melahirkan atau menyusui. Perforasi mungkin memerlukan tindakan untuk mencabut IUD secara bedah.
- Ekspulsi (IUD Keluar): Sekitar 2-10% wanita mungkin mengalami IUD keluar sebagian atau seluruhnya dari rahim, paling sering terjadi pada beberapa bulan pertama setelah pemasangan. Ini lebih mungkin terjadi pada wanita yang belum pernah melahirkan, yang memiliki pendarahan menstruasi berat, atau yang mengalami kram parah. Jika ini terjadi, Anda tidak terlindungi dari kehamilan.
- Infeksi Panggul (Pelvic Inflammatory Disease/PID): Risiko PID sedikit meningkat dalam 20 hari pertama setelah pemasangan IUD, terutama jika ada infeksi menular seksual yang tidak terdiagnosis sebelumnya. Setelah periode ini, risiko PID tidak lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak menggunakan IUD.
- Kehamilan Ektopik: Jika kehamilan terjadi saat IUD terpasang (sangat jarang karena IUD sangat efektif), ada risiko yang sedikit lebih tinggi bahwa kehamilan tersebut akan menjadi kehamilan ektopik (di luar rahim). Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda hamil dengan IUD.
- Nyeri atau Pendarahan Berat Persisten: Meskipun normal pada awalnya, jika nyeri atau pendarahan sangat parah atau terus-menerus dan tidak membaik, ini bisa menjadi tanda masalah dan perlu dievaluasi oleh dokter.
Penting untuk melaporkan gejala yang mengkhawatirkan kepada penyedia layanan kesehatan Anda segera.
Bagian 4: Membandingkan IUD Tembaga dan IUD Hormonal
Memilih antara IUD tembaga dan IUD hormonal adalah keputusan pribadi yang harus dibuat berdasarkan kebutuhan, preferensi, dan kondisi kesehatan Anda. Berikut adalah perbandingan komprehensif untuk membantu Anda dalam proses ini.
| Fitur | IUD Tembaga (Non-Hormonal) | IUD Hormonal (Levonorgestrel) |
|---|---|---|
| Jenis | Bebas hormon | Mengandung hormon progestin (levonorgestrel) |
| Mekanisme Kerja | Melepaskan ion tembaga yang bersifat toksik bagi sperma dan telur, memicu respons inflamasi steril di rahim. | Melepaskan progestin lokal yang menebalkan lendir serviks, menipiskan dinding rahim, dan kadang menekan ovulasi. |
| Durasi Efektivitas | Hingga 10-12 tahun | 3-8 tahun (tergantung merek, misal Mirena, Kyleena, Skyla, Liletta) |
| Efektivitas Kontrasepsi | Sangat tinggi (>99%) | Sangat tinggi (>99%) |
| Pengaruh pada Siklus Menstruasi | Dapat menyebabkan pendarahan lebih banyak, kram lebih parah, dan spotting, terutama di awal penggunaan. | Seringkali mengurangi pendarahan menstruasi dan kram; dapat menyebabkan spotting awal atau amenore (tidak menstruasi) pada beberapa wanita. |
| Efek Samping Hormonal | Tidak ada | Dapat menyebabkan efek samping hormonal ringan pada awal (jerawat, nyeri payudara, perubahan mood), biasanya membaik seiring waktu. |
| Kontrasepsi Darurat | Ya, jika dipasang dalam 5 hari setelah seks tanpa kondom. | Tidak direkomendasikan. |
| Cocok Untuk | Wanita yang menghindari hormon, menyusui, atau membutuhkan kontrasepsi darurat. | Wanita yang menginginkan periode haid lebih ringan/pendek, menderita menorrhagia/dismenore, atau ingin manajemen endometriosis. |
| Kapan Tidak Disarankan | Alergi tembaga, pendarahan menstruasi yang sudah berat atau nyeri kronis. | Wanita yang ingin sepenuhnya bebas hormon, kanker payudara, penyakit hati tertentu. |
Memilih IUD yang Tepat untuk Anda
Keputusan untuk memilih IUD tembaga atau hormonal harus dibahas dengan penyedia layanan kesehatan Anda. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi:
- Preferensi Hormon: Jika Anda ingin menghindari hormon sama sekali atau tidak dapat mentoleransi hormon karena kondisi medis tertentu, IUD tembaga adalah pilihan yang jelas. Jika Anda tidak keberatan dengan hormon atau bahkan menginginkan manfaatnya (misalnya, untuk mengurangi pendarahan), IUD hormonal mungkin lebih baik.
- Pola Menstruasi: Jika Anda sudah memiliki pendarahan menstruasi yang berat atau kram yang parah, IUD tembaga dapat memperburuknya. IUD hormonal kemungkinan besar akan meringankan gejala-gejala ini. Jika periode Anda sudah ringan dan tidak bermasalah, efek potensial IUD tembaga mungkin lebih dapat diterima.
- Durasi Kontrasepsi: Jika Anda mencari perlindungan terlama (hingga 12 tahun), IUD tembaga adalah pemenangnya. Jika 3-8 tahun sudah cukup, IUD hormonal menawarkan berbagai pilihan.
- Kebutuhan Kontrasepsi Darurat: Jika Anda mencari pilihan yang dapat berfungsi ganda sebagai kontrasepsi darurat, IUD tembaga adalah satu-satunya pilihan di antara IUD.
- Kondisi Medis Lain: Kondisi seperti endometriosis atau adenomiosis dapat diuntungkan dari efek lokal progestin yang dilepaskan oleh IUD hormonal. Di sisi lain, beberapa kondisi yang peka terhadap hormon mungkin lebih cocok dengan IUD tembaga.
- Biaya: Meskipun keduanya seringkali hemat biaya dalam jangka panjang, biaya awal dan cakupan asuransi bisa berbeda. Diskusikan dengan klinik atau asuransi Anda.
Diskusikan semua pertimbangan ini secara jujur dengan dokter atau bidan Anda. Mereka dapat memberikan nasihat profesional berdasarkan riwayat kesehatan Anda dan membantu Anda membuat pilihan terbaik.
Bagian 5: Mitos dan Fakta Seputar IUD
Ada banyak informasi yang salah atau mitos yang beredar tentang IUD. Penting untuk memisahkan fakta dari fiksi untuk membuat keputusan yang terinformasi.
Mitos: IUD Menyebabkan Kemandulan.
Fakta: Ini adalah salah satu mitos paling umum dan sama sekali tidak benar. Penelitian ekstensif telah menunjukkan bahwa IUD tidak menyebabkan kemandulan. Kesuburan biasanya kembali dengan cepat setelah IUD dicabut, seringkali dalam siklus menstruasi pertama. Mitos ini mungkin berasal dari masa lalu ketika IUD generasi awal dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi panggul, yang jika tidak diobati dapat menyebabkan kemandulan. Namun, IUD modern sangat aman dan risikonya sangat rendah.
Mitos: IUD Bisa Bergeser ke Organ Lain atau Hilang di Dalam Tubuh.
Fakta: IUD tidak bisa bergeser dari rahim ke organ lain seperti perut, jantung, atau otak. Setelah IUD dipasang di dalam rahim, ia akan tetap di sana. Sangat jarang, kurang dari 1%, IUD bisa menembus dinding rahim (perforasi) saat pemasangan. Jika ini terjadi, IUD akan berada di luar rahim tetapi masih di dalam panggul dan tidak "hilang" ke seluruh tubuh. Dokter dapat menemukannya dan mencabutnya dengan prosedur minimal. Kadang-kadang IUD bisa keluar sebagian atau seluruhnya dari rahim (ekspulsi), tetapi ini berarti ia keluar melalui vagina, bukan ke dalam tubuh.
Mitos: IUD Tidak Cocok untuk Wanita yang Belum Pernah Melahirkan.
Fakta: Meskipun sebelumnya ada persepsi bahwa IUD lebih cocok untuk wanita yang sudah pernah melahirkan karena ukuran rahim yang lebih besar, rekomendasi saat ini menyatakan bahwa IUD aman dan efektif untuk wanita yang belum pernah melahirkan. Beberapa IUD hormonal bahkan dirancang lebih kecil (misalnya Kyleena, Skyla/Jaydess) agar lebih nyaman dipasang pada wanita dengan rahim yang lebih kecil. Dokter akan mengevaluasi ukuran rahim Anda sebelum pemasangan.
Mitos: Pasangan Bisa Merasakan IUD Saat Berhubungan Intim.
Fakta: Benang IUD yang menjulur dari serviks ke dalam vagina sangat tipis dan lembut. Setelah dipotong dengan panjang yang tepat oleh dokter, sangat jarang pasangan dapat merasakannya. Jika pasangan merasakannya, benang mungkin terlalu panjang, dan dokter dapat memotongnya lebih pendek. IUD itu sendiri berada di dalam rahim dan tidak dapat dirasakan oleh pasangan.
Mitos: IUD Melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS).
Fakta: IUD adalah alat kontrasepsi yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan, tetapi tidak memberikan perlindungan sama sekali terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti HIV, klamidia, gonore, atau sifilis. Untuk melindungi diri dari IMS, penggunaan kondom secara konsisten dan benar tetap diperlukan, terutama jika Anda memiliki lebih dari satu pasangan atau tidak yakin dengan status kesehatan pasangan Anda.
Mitos: IUD Berbahaya atau Memiliki Banyak Efek Samping Berbahaya.
Fakta: IUD adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang paling aman dan diteliti secara ekstensif. Mayoritas wanita menggunakannya tanpa masalah serius. Efek samping yang paling umum adalah perubahan pola pendarahan dan kram, yang seringkali mereda setelah beberapa bulan. Komplikasi serius seperti perforasi atau infeksi sangat jarang terjadi. Manfaat perlindungan kehamilan jangka panjang jauh melebihi risiko kecil yang ada.
Bagian 6: FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Bagaimana cara memeriksa IUD saya sendiri?
Anda dapat memeriksa benang IUD Anda sendiri secara berkala, biasanya setelah menstruasi. Cuci tangan Anda dengan bersih, lalu masukkan jari Anda ke dalam vagina hingga Anda bisa merasakan leher rahim Anda. Anda seharusnya bisa merasakan dua benang tipis yang menjulur dari serviks. Jangan mencoba menarik benang tersebut. Jika Anda tidak bisa merasakan benang sama sekali, atau jika Anda merasakan benang lebih panjang/pendek dari biasanya, atau jika Anda merasakan bagian keras IUD itu sendiri, segera hubungi dokter Anda.
Apa yang harus dilakukan jika saya tidak bisa merasakan benang IUD?
Jika Anda tidak bisa merasakan benang IUD, jangan panik. Ini bisa berarti benang telah melipat ke atas di dalam serviks atau rahim, atau IUD mungkin telah keluar tanpa Anda sadari. Ada juga kemungkinan sangat kecil IUD telah menembus dinding rahim (perforasi). Segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda. Gunakan metode kontrasepsi cadangan (seperti kondom) sampai Anda mendapatkan pemeriksaan.
Bisakah saya menggunakan tampon atau menstrual cup dengan IUD?
Ya, Anda bisa menggunakan tampon dengan aman saat menggunakan IUD. Untuk menstrual cup, ada beberapa kekhawatiran bahwa efek isap (suction) dari menstrual cup dapat secara tidak sengaja menarik benang IUD atau bahkan IUD itu sendiri. Meskipun risiko ini rendah, disarankan untuk berhati-hati saat melepas menstrual cup, pastikan untuk memecah segel isap sebelum menariknya, dan selalu periksa benang IUD Anda setelah menggunakan menstrual cup.
Bisakah saya berolahraga dengan IUD?
Ya, Anda dapat berolahraga dengan normal saat menggunakan IUD. Tidak ada batasan aktivitas fisik, termasuk olahraga intensitas tinggi, setelah beberapa hari pemulihan awal dari pemasangan. IUD tidak akan bergeser karena aktivitas fisik.
Bisakah IUD digunakan sebagai kontrasepsi darurat?
Hanya IUD tembaga yang dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa kondom, IUD tembaga sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat terus digunakan sebagai kontrasepsi jangka panjang. IUD hormonal tidak direkomendasikan untuk kontrasepsi darurat.
Kapan saya bisa hamil setelah IUD dicabut?
Kesuburan Anda akan kembali segera setelah IUD dicabut. Banyak wanita dapat hamil pada siklus menstruasi pertama setelah pencabutan IUD. Jika Anda ingin menunda kehamilan setelah pencabutan IUD, pastikan untuk memulai metode kontrasepsi lain segera.
Apakah IUD sakit saat dipasang atau dicabut?
Pemasangan IUD dapat menyebabkan kram dan ketidaknyamanan yang bervariasi dari ringan hingga sedang, mirip dengan kram menstruasi yang parah. Beberapa wanita juga merasakan sensasi terjepit. Prosesnya biasanya cepat. Pencabutan IUD umumnya kurang nyeri daripada pemasangan, tetapi Anda mungkin masih merasakan kram ringan atau sensasi terjepit sesaat. Dokter dapat memberikan rekomendasi untuk meredakan nyeri, seperti minum obat pereda nyeri sebelum prosedur.
Berapa biaya pemasangan IUD?
Biaya pemasangan IUD sangat bervariasi tergantung negara, penyedia layanan kesehatan, dan apakah Anda memiliki asuransi kesehatan. Di banyak negara, IUD sepenuhnya atau sebagian ditanggung oleh asuransi atau program kesehatan pemerintah, menjadikannya pilihan yang sangat terjangkau dalam jangka panjang.
Kesimpulan
IUD (Intrauterine Device) adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif, aman, dan reversibel yang menawarkan perlindungan jangka panjang terhadap kehamilan. Dengan dua jenis utama—IUD tembaga non-hormonal dan IUD hormonal yang melepaskan levonorgestrel—ada pilihan yang tersedia untuk hampir setiap wanita, disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing.
IUD tembaga menawarkan solusi bebas hormon dengan durasi penggunaan hingga 10-12 tahun, cocok untuk wanita yang ingin menghindari hormon atau mencari kontrasepsi darurat yang efektif. Di sisi lain, IUD hormonal tidak hanya memberikan kontrasepsi yang sangat efektif selama 3-8 tahun tetapi juga seringkali mengurangi pendarahan dan nyeri menstruasi, bahkan dapat membantu mengelola kondisi seperti menorrhagia dan endometriosis.
Meskipun pemasangan dan pencabutan memerlukan prosedur medis dan ada potensi efek samping atau komplikasi yang jarang, manfaat IUD sebagai kontrasepsi jangka panjang dan efektif sangat besar. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan profesional untuk mengevaluasi kelayakan, memahami semua opsi, dan memilih jenis IUD yang paling tepat untuk Anda. Dengan informasi yang akurat dan dukungan medis yang tepat, IUD dapat menjadi pilihan yang memberdayakan untuk perencanaan keluarga Anda.