Jenis-Jenis Kontrasepsi: Panduan Lengkap untuk Pilihan Terbaik Anda
Ilustrasi umum yang melambangkan pilihan dan perlindungan dalam kontrasepsi.
Perencanaan keluarga adalah aspek fundamental dari kesehatan reproduksi dan kesejahteraan individu, pasangan, serta keluarga. Salah satu pilar utamanya adalah kontrasepsi, yang memungkinkan individu dan pasangan untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang kapan dan apakah mereka ingin memiliki anak. Dengan begitu banyak pilihan yang tersedia, memahami berbagai jenis-jenis kontrasepsi menjadi sangat penting untuk memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan Anda.
Artikel ini akan menyajikan panduan komprehensif mengenai berbagai jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia saat ini. Kami akan membahas setiap metode secara mendalam, meliputi mekanisme kerjanya, tingkat efektivitas, cara penggunaan, kelebihan, kekurangan, serta siapa yang paling cocok untuk menggunakannya. Tujuan kami adalah memberikan informasi yang akurat dan lengkap agar Anda dapat membuat keputusan yang terinformasi dan bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksi Anda. Penting untuk diingat bahwa informasi ini bersifat edukatif dan tidak menggantikan konsultasi langsung dengan dokter atau tenaga kesehatan profesional.
Mengapa Memilih Jenis Kontrasepsi yang Tepat Itu Penting?
Memilih metode kontrasepsi yang tepat bukan hanya tentang mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, tetapi juga tentang memberdayakan individu untuk mengendalikan kesehatan reproduksi mereka. Beberapa alasan utama mengapa perencanaan dan pemilihan jenis-jenis kontrasepsi sangat krusial meliputi:
Kesehatan Ibu dan Anak: Kontrasepsi memungkinkan jeda yang sehat antara kehamilan, memberikan waktu bagi tubuh ibu untuk pulih dan bagi keluarga untuk mempersiapkan diri secara finansial dan emosional. Ini secara signifikan mengurangi risiko komplikasi kehamilan dan meningkatkan hasil kesehatan untuk ibu dan bayi.
Pengaturan Ukuran Keluarga: Individu dan pasangan dapat memutuskan berapa banyak anak yang mereka inginkan dan kapan. Ini berkontribusi pada stabilitas finansial dan emosional keluarga, memungkinkan orang tua untuk memberikan sumber daya yang lebih baik untuk setiap anak.
Pencegahan Kehamilan yang Tidak Direncanakan: Akses terhadap kontrasepsi mengurangi angka kehamilan yang tidak direncanakan, yang dapat berdampak signifikan pada pendidikan, karier, dan kesejahteraan sosial seseorang.
Pengelolaan Kondisi Medis: Beberapa metode kontrasepsi hormonal juga digunakan untuk mengelola kondisi medis tertentu seperti haid berat, endometriosis, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan jerawat.
Perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS): Meskipun sebagian besar kontrasepsi tidak menawarkan perlindungan terhadap IMS, beberapa metode barier, terutama kondom, sangat efektif dalam mengurangi risiko penularan.
Mengingat beragamnya pilihan dan implikasi yang berbeda, penting untuk mendekati proses pemilihan kontrasepsi dengan pengetahuan yang cukup dan diskusi terbuka dengan penyedia layanan kesehatan.
Klasifikasi Utama Jenis-Jenis Kontrasepsi
Kontrasepsi dapat dikategorikan berdasarkan cara kerjanya, komponen yang digunakan, dan durasi efektivitasnya. Memahami klasifikasi ini membantu dalam menyaring pilihan dan mengidentifikasi metode yang paling sesuai. Berikut adalah kategori utama jenis-jenis kontrasepsi yang akan kita bahas secara mendalam:
Kontrasepsi Hormonal: Menggunakan hormon sintetis (estrogen, progestin, atau kombinasi) untuk mencegah kehamilan.
Kontrasepsi Non-Hormonal: Berfungsi tanpa menggunakan hormon, seringkali dengan menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi sperma atau telur.
Kontrasepsi Barier (Penghalang): Secara fisik mencegah sperma mencapai sel telur.
Kontrasepsi Permanen (Sterilisasi): Prosedur bedah yang dirancang untuk mencegah kehamilan secara permanen.
Metode Keluarga Berencana Alami (KBA): Mengandalkan pemahaman siklus kesuburan wanita untuk menghindari kehamilan.
Kontrasepsi Darurat: Digunakan setelah hubungan seks tanpa perlindungan untuk mencegah kehamilan.
I. Kontrasepsi Hormonal
Simbol pil KB, salah satu bentuk kontrasepsi hormonal.
Kontrasepsi hormonal adalah kategori yang paling beragam dan umum digunakan, bekerja dengan memperkenalkan hormon sintetis ke dalam tubuh untuk mencegah kehamilan. Hormon-hormon ini, yaitu estrogen dan/atau progestin, bekerja dengan beberapa cara untuk mengganggu proses reproduksi alami tubuh, menjadikannya salah satu jenis-jenis kontrasepsi yang paling populer.
Mekanisme Umum Kontrasepsi Hormonal
Secara umum, kontrasepsi hormonal berfungsi melalui satu atau lebih mekanisme berikut:
Menghambat Ovulasi: Hormon mencegah ovarium melepaskan sel telur setiap bulan. Tanpa sel telur, pembuahan tidak dapat terjadi. Ini adalah mekanisme utama bagi sebagian besar kontrasepsi hormonal kombinasi (estrogen dan progestin).
Menebalkan Lendir Serviks: Progestin menyebabkan lendir di serviks menjadi lebih kental dan lengket, menciptakan penghalang yang efektif bagi sperma untuk mencapai rahim dan sel telur.
Menipiskan Lapisan Rahim (Endometrium): Hormon dapat mengubah lapisan dalam rahim sehingga kurang reseptif terhadap implantasi jika sel telur yang dibuahi berhasil mencapai rahim.
1. Pil KB (Pil Kontrasepsi Oral)
Pil KB adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang paling dikenal dan banyak digunakan. Ada dua jenis-jenis kontrasepsi pil KB utama:
a. Pil KB Kombinasi (PKK)
Pil KB kombinasi mengandung estrogen dan progestin sintetis. Jenis pil ini paling banyak diresepkan dan digunakan secara luas di antara jenis-jenis kontrasepsi oral.
Mekanisme Kerja: Hormon estrogen dan progestin dalam PKK bekerja sama untuk mencegah ovarium melepaskan sel telur (ovulasi) sebagai mekanisme utama. Selain itu, mereka menebalkan lendir serviks, mempersulit sperma mencapai sel telur, dan menipiskan lapisan rahim sehingga telur yang dibuahi tidak dapat menempel. Kombinasi ini memberikan perlindungan yang sangat kuat terhadap kehamilan.
Efektivitas: Jika digunakan dengan sempurna (diminum setiap hari pada waktu yang sama tanpa terlewat), PKK memiliki efektivitas lebih dari 99%. Namun, dalam penggunaan tipikal (dengan sesekali lupa minum), efektivitasnya turun menjadi sekitar 91%.
Cara Penggunaan: PKK biasanya datang dalam kemasan 21 atau 28 hari. Untuk kemasan 21 hari, Anda minum pil aktif selama 21 hari, diikuti dengan jeda 7 hari tanpa pil (atau minum pil plasebo/non-hormonal jika kemasan 28 hari) di mana Anda akan mengalami menstruasi. Penting untuk memulai kemasan baru tepat waktu.
Kelebihan:
Sangat Efektif: Ketika digunakan dengan benar, PKK adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif.
Siklus Haid Teratur dan Lebih Ringan: Banyak wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih teratur, lebih ringan, dan kurang nyeri.
Manfaat Kesehatan Tambahan: Dapat mengurangi jerawat, menurunkan risiko kista ovarium, mengurangi gejala sindrom pramenstruasi (PMS), dan bahkan menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium.
Dapat Dihentikan Kapan Saja: Kesuburan biasanya kembali dengan cepat setelah berhenti minum pil.
Kekurangan:
Membutuhkan Kedisiplinan: Harus diminum setiap hari pada waktu yang sama agar efektif. Lupa minum pil dapat mengurangi efektivitas.
Tidak Melindungi dari IMS: Pil KB tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual, sehingga penggunaan kondom mungkin tetap diperlukan.
Efek Samping Ringan: Beberapa wanita mungkin mengalami efek samping awal seperti mual, nyeri payudara, sakit kepala, perubahan mood, atau bercak darah di antara periode. Efek ini sering mereda setelah beberapa bulan.
Risiko Kesehatan Kecil: Ada sedikit peningkatan risiko pembekuan darah (trombosis vena dalam), stroke, dan serangan jantung, terutama pada wanita perokok atau dengan kondisi medis tertentu.
Siapa yang Cocok: Wanita yang disiplin dalam mengikuti jadwal minum pil, tidak merokok, tidak ada riwayat pembekuan darah, penyakit jantung, migrain dengan aura, atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Pil KB juga menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang mencari manfaat tambahan untuk kesehatan reproduksi seperti regulasi haid.
b. Pil KB Progestin Saja (Mini Pill)
Berbeda dengan PKK, mini pill hanya mengandung progestin dan tidak mengandung estrogen. Ini adalah salah satu jenis-jenis kontrasepsi hormonal yang sering direkomendasikan untuk kelompok tertentu.
Mekanisme Kerja: Mini pill bekerja terutama dengan menebalkan lendir serviks dan menipiskan lapisan rahim untuk mencegah sperma mencapai sel telur dan implantasi. Pada beberapa wanita, mini pill juga dapat menghambat ovulasi, tetapi ini bukan mekanisme utamanya.
Efektivitas: Mirip dengan PKK, efektivitas mini pill adalah lebih dari 99% jika digunakan dengan sempurna, dan sekitar 91% dengan penggunaan tipikal. Namun, karena tidak selalu menghambat ovulasi, ketepatan waktu dalam minum pil menjadi lebih krusial.
Cara Penggunaan: Mini pill harus diminum setiap hari pada waktu yang SAMA PERSIS, tanpa jeda pil plasebo. Jika terlambat lebih dari 3 jam, efektivitasnya bisa berkurang.
Kelebihan:
Aman untuk Ibu Menyusui: Mini pill tidak memengaruhi produksi ASI, sehingga sangat cocok untuk ibu menyusui.
Pilihan untuk Kontraindikasi Estrogen: Ideal bagi wanita yang tidak bisa menggunakan estrogen karena alasan medis, seperti riwayat pembekuan darah, migrain dengan aura, atau tekanan darah tinggi.
Tidak Ada Jeda Pil: Tidak ada minggu jeda, sehingga tidak ada fluktuasi hormonal yang tajam.
Kekurangan:
Sangat Sensitif Terhadap Waktu: Harus diminum pada jam yang sama setiap hari. Sedikit keterlambatan dapat mengurangi efektivitas.
Pola Haid Tidak Teratur: Banyak wanita mengalami bercak darah (spotting) yang tidak teratur, menstruasi yang sangat ringan, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
Tidak Melindungi dari IMS: Seperti PKK, mini pill tidak menawarkan perlindungan terhadap IMS.
Efek Samping: Mungkin termasuk perubahan mood, jerawat, atau nyeri payudara, meskipun umumnya lebih ringan daripada PKK.
Siapa yang Cocok: Ibu menyusui, wanita yang tidak dapat atau tidak boleh menggunakan estrogen, atau mereka yang membutuhkan kontrasepsi hormonal yang tidak mengganggu laktasi.
2. Suntik KB (Kontrasepsi Suntikan)
Suntik KB adalah metode kontrasepsi hormonal yang populer karena kepraktisan dan efektivitas jangka panjangnya. Ini merupakan salah satu jenis-jenis kontrasepsi yang sangat diminati karena tidak memerlukan rutinitas harian.
Mekanisme Kerja: Suntik KB biasanya mengandung progestin (Depo-Provera atau DMPA) yang dilepaskan secara perlahan ke dalam tubuh. Hormon ini bekerja dengan mencegah ovulasi, menebalkan lendir serviks, dan menipiskan lapisan rahim, serupa dengan cara kerja pil progestin tetapi dengan durasi yang lebih lama.
Efektivitas: Ketika disuntikkan secara teratur sesuai jadwal, suntik KB memiliki efektivitas yang sangat tinggi, mencapai lebih dari 99%. Dalam penggunaan tipikal, efektivitasnya sekitar 94%.
Cara Penggunaan: Suntikan diberikan oleh tenaga medis setiap 1 bulan (untuk jenis progestin kombinasi estrogen) atau 3 bulan (untuk jenis progestin saja). Penting untuk datang sesuai jadwal agar perlindungan tetap optimal.
Kelebihan:
Sangat Efektif: Salah satu metode kontrasepsi paling efektif yang tersedia.
Jangka Panjang: Tidak perlu mengingat setiap hari, hanya perlu disuntikkan setiap beberapa bulan.
Privasi: Tidak ada yang tahu Anda menggunakan kontrasepsi kecuali Anda memberitahu mereka.
Aman untuk Ibu Menyusui: Suntik KB progestin saja tidak memengaruhi produksi ASI.
Mengurangi Kram dan Volume Haid: Banyak wanita mengalami menstruasi yang lebih ringan, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali setelah beberapa kali suntikan, yang bisa menjadi keuntungan bagi mereka yang mengalami haid berat atau nyeri.
Kekurangan:
Tidak Melindungi dari IMS: Sama seperti pil KB, suntik KB tidak memberikan perlindungan terhadap IMS.
Harus Kembali ke Klinik: Membutuhkan kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan suntikan.
Perubahan Pola Haid: Efek samping yang umum adalah perdarahan tidak teratur atau bercak darah, terutama pada bulan-bulan awal penggunaan. Setelah beberapa waktu, sebagian besar wanita berhenti menstruasi sama sekali.
Peningkatan Berat Badan: Beberapa wanita melaporkan peningkatan berat badan sebagai efek samping.
Pemulihan Kesuburan yang Tertunda: Setelah berhenti menggunakan suntik KB, kesuburan mungkin memerlukan waktu hingga 6-12 bulan untuk kembali normal.
Efek Samping Tulang: Ada risiko kecil kehilangan kepadatan tulang yang bersifat reversibel selama penggunaan jangka panjang, tetapi ini biasanya pulih setelah penggunaan dihentikan dan tidak meningkatkan risiko patah tulang di kemudian hari.
Siapa yang Cocok: Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi jangka panjang dan efektif tanpa harus mengingat setiap hari, cocok untuk ibu menyusui, atau mereka yang mengalami haid berat dan ingin mengurangi volumenya.
3. Implan KB (Susuk KB)
Gambaran umum implan KB, menunjukkan penempatan di bawah kulit.
Implan KB, atau sering disebut susuk KB, adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif dan tersembunyi. Ini adalah salah satu jenis-jenis kontrasepsi LARC (Long-Acting Reversible Contraception) yang paling andal.
Mekanisme Kerja: Implan KB berupa batang kecil dan fleksibel, seukuran korek api, yang mengandung hormon progestin. Batang ini dimasukkan di bawah kulit lengan atas oleh tenaga medis. Hormon progestin dilepaskan secara perlahan dan stabil ke dalam aliran darah, yang bekerja dengan mencegah ovulasi, menebalkan lendir serviks, dan menipiskan lapisan rahim. Pelepasan hormon yang konstan ini memastikan perlindungan kontrasepsi yang sangat efektif selama bertahun-tahun.
Efektivitas: Implan KB adalah salah satu metode kontrasepsi paling efektif, dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. Setelah dipasang, risiko kehamilan sangat kecil.
Cara Penggunaan: Pemasangan implan dilakukan oleh dokter atau perawat terlatih melalui prosedur minor di klinik, biasanya di lengan atas yang tidak dominan. Proses pemasangan melibatkan anestesi lokal dan hanya memakan waktu beberapa menit. Setelah dipasang, implan dapat bertahan selama 3 hingga 5 tahun, tergantung jenisnya. Pelepasan juga harus dilakukan oleh tenaga medis.
Kelebihan:
Sangat Efektif dan Tahan Lama: Memberikan perlindungan kontrasepsi yang sangat tinggi untuk beberapa tahun tanpa perlu mengingat setiap hari atau bulan.
Praktis dan Nyaman: Setelah dipasang, Anda tidak perlu melakukan apa pun sampai waktu penggantian atau pelepasan tiba.
Dapat Dilepas Kapan Saja: Jika Anda memutuskan ingin hamil, implan dapat dilepas oleh tenaga medis, dan kesuburan umumnya kembali dengan cepat.
Aman untuk Ibu Menyusui: Karena hanya mengandung progestin, implan tidak memengaruhi produksi ASI dan aman untuk digunakan oleh ibu menyusui.
Diskrit: Tidak terlihat dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kekurangan:
Prosedur Pemasangan dan Pelepasan: Membutuhkan prosedur medis invasif, meskipun minor. Mungkin ada sedikit rasa sakit, memar, atau bengkak di lokasi pemasangan.
Tidak Melindungi dari IMS: Implan tidak menawarkan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Perubahan Pola Haid: Efek samping yang umum adalah perubahan pola menstruasi, seperti perdarahan tidak teratur, bercak darah, menstruasi yang lebih ringan, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
Efek Samping Lain: Beberapa wanita mungkin mengalami sakit kepala, jerawat, nyeri payudara, atau perubahan mood, meskipun ini sering mereda setelah beberapa bulan.
Siapa yang Cocok: Implan KB sangat cocok untuk wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif dan tidak ingin terganggu dengan rutinitas harian minum pil atau jadwal suntikan. Ini juga merupakan pilihan yang baik bagi ibu menyusui dan wanita yang memiliki kontraindikasi terhadap estrogen.
4. Cincin Vagina (Vaginal Ring / NuvaRing)
Cincin vagina adalah metode kontrasepsi hormonal yang relatif baru dan menawarkan kenyamanan. Sebagai salah satu dari jenis-jenis kontrasepsi hormonal, ia menyediakan pelepasan hormon secara terus-menerus.
Mekanisme Kerja: Cincin vagina adalah cincin plastik fleksibel kecil yang dimasukkan ke dalam vagina. Cincin ini melepaskan kombinasi hormon estrogen dan progestin secara terus-menerus ke dalam aliran darah melalui dinding vagina. Hormon-hormon ini bekerja serupa dengan pil KB kombinasi, yaitu mencegah ovulasi, menebalkan lendir serviks, dan menipiskan lapisan rahim.
Efektivitas: Jika digunakan dengan benar, cincin vagina memiliki efektivitas lebih dari 99%. Dalam penggunaan tipikal, efektivitasnya sekitar 91%.
Cara Penggunaan: Wanita dapat memasukkan dan melepaskan cincin sendiri. Cincin dibiarkan di vagina selama 3 minggu, kemudian dilepas selama 1 minggu untuk memungkinkan menstruasi terjadi. Setelah minggu bebas cincin, cincin baru dimasukkan.
Kelebihan:
Efektif dan Praktis: Tidak perlu mengingat setiap hari seperti pil KB.
Siklus Haid Teratur: Membantu mengatur siklus menstruasi dan dapat mengurangi kram serta volume perdarahan.
Kontrol Mandiri: Wanita dapat memasang dan melepas cincin sendiri.
Dosis Hormon Rendah: Beberapa wanita merasa lebih sedikit efek samping dibandingkan pil KB kombinasi karena dosis hormon yang lebih stabil.
Kekurangan:
Tidak Melindungi dari IMS: Cincin vagina tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Beberapa Wanita Merasa Tidak Nyaman: Meskipun sebagian besar wanita tidak merasakan cincin setelah terpasang, beberapa mungkin merasa tidak nyaman atau menyadari keberadaannya.
Potensi Efek Samping: Meliputi keputihan, iritasi vagina, sakit kepala, atau mual. Risiko bekuan darah juga serupa dengan pil KB kombinasi.
Membutuhkan Resep: Cincin vagina memerlukan resep dokter.
Siapa yang Cocok: Wanita yang mencari metode hormonal tanpa harus minum pil setiap hari, nyaman dengan penempatan di vagina, dan tidak memiliki kontraindikasi terhadap estrogen.
5. Patch KB (Plester Kontrasepsi)
Patch KB adalah alternatif hormonal lain yang menawarkan kemudahan penggunaan. Ini adalah salah satu dari jenis-jenis kontrasepsi yang ditempelkan pada kulit.
Mekanisme Kerja: Patch KB adalah plester tipis dan lentur yang ditempelkan pada kulit (misalnya di perut, bokong, punggung, atau lengan atas). Plester ini melepaskan kombinasi hormon estrogen dan progestin secara terus-menerus melalui kulit ke dalam aliran darah. Mekanisme kerjanya sama seperti pil KB kombinasi: mencegah ovulasi, menebalkan lendir serviks, dan menipiskan lapisan rahim.
Efektivitas: Jika digunakan dengan benar, patch KB memiliki efektivitas lebih dari 99%. Dalam penggunaan tipikal, efektivitasnya sekitar 91%.
Cara Penggunaan: Anda menempelkan satu patch baru setiap minggu selama 3 minggu berturut-turut. Pada minggu keempat, Anda tidak menggunakan patch, yang memungkinkan menstruasi terjadi. Setelah minggu tanpa patch, Anda menempelkan patch baru untuk memulai siklus baru.
Kelebihan:
Efektif dan Praktis: Tidak perlu mengingat setiap hari, hanya perlu diganti seminggu sekali.
Siklus Haid Teratur: Membantu mengatur siklus menstruasi.
Mudah Digunakan: Cukup tempelkan pada kulit.
Kekurangan:
Tidak Melindungi dari IMS: Patch KB tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Bisa Terlihat: Beberapa orang mungkin tidak suka jika patch terlihat di kulit.
Iritasi Kulit: Bisa menyebabkan kemerahan, gatal, atau iritasi di lokasi penempelan patch.
Efektivitas Mungkin Berkurang pada Wanita Gemuk: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efektivitas patch KB mungkin sedikit berkurang pada wanita dengan berat badan di atas 90 kg atau indeks massa tubuh (IMT) tinggi.
Risiko Bekuan Darah: Risiko bekuan darah mungkin sedikit lebih tinggi dibandingkan pil KB kombinasi karena kadar estrogen yang sedikit lebih tinggi dalam aliran darah yang konstan.
Siapa yang Cocok: Wanita yang menginginkan metode hormonal tanpa harus minum pil setiap hari, dan tidak keberatan dengan patch yang terlihat di kulit atau potensi iritasi kulit ringan.
IUD Hormonal, metode kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif.
AKDR hormonal, atau sering disebut IUD hormonal atau Sistem Intrauterin (SIU) Hormonal, adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel jangka panjang. Ini termasuk dalam kategori jenis-jenis kontrasepsi LARC.
Mekanisme Kerja: AKDR hormonal adalah alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis. Alat ini melepaskan sejumlah kecil hormon progestin (levonorgestrel) langsung ke dalam rahim secara terus-menerus. Hormon ini bekerja secara lokal dengan menebalkan lendir serviks (menghalangi sperma), menipiskan lapisan rahim (mencegah implantasi), dan kadang-kadang juga menghambat ovulasi.
Efektivitas: AKDR hormonal memiliki efektivitas lebih dari 99%, menjadikannya salah satu metode kontrasepsi paling efektif yang tersedia. Setelah dipasang, perlindungannya langsung bekerja dan sangat andal.
Cara Penggunaan: Pemasangan AKDR hormonal dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih di klinik. Prosedur ini cepat, meskipun beberapa wanita mungkin mengalami kram atau ketidaknyamanan sementara. Setelah dipasang, AKDR hormonal dapat bertahan selama 3 hingga 7 tahun, tergantung jenisnya. Pelepasan juga harus dilakukan oleh tenaga medis.
Kelebihan:
Sangat Efektif dan Tahan Lama: Memberikan perlindungan kontrasepsi jangka panjang yang luar biasa tinggi tanpa perlu memikirkan rutinitas harian atau bulanan.
Reversibel: Kesuburan umumnya kembali dengan cepat setelah AKDR hormonal dilepas.
Mengurangi Kram dan Volume Haid: Banyak wanita mengalami pengurangan signifikan dalam volume perdarahan menstruasi dan kram, bahkan beberapa berhenti menstruasi sama sekali, yang sangat menguntungkan bagi penderita haid berat atau endometriosis.
Aman untuk Ibu Menyusui: Karena hormon bekerja secara lokal di rahim dan hanya sedikit yang diserap ke aliran darah, AKDR hormonal aman digunakan oleh ibu menyusui.
Diskrit: Tidak terlihat dan tidak mengganggu aktivitas seksual.
Kekurangan:
Prosedur Pemasangan dan Pelepasan: Membutuhkan prosedur medis invasif, yang mungkin disertai rasa tidak nyaman atau nyeri sementara.
Tidak Melindungi dari IMS: AKDR hormonal tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Perubahan Pola Haid Awal: Selama beberapa bulan pertama setelah pemasangan, mungkin terjadi bercak darah atau perdarahan tidak teratur.
Risiko Komplikasi Langka: Meskipun jarang, ada risiko perforasi rahim (alat menembus dinding rahim) saat pemasangan, atau infeksi panggul, terutama pada bulan pertama.
Siapa yang Cocok: AKDR hormonal adalah pilihan yang sangat baik bagi wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif, reversibel, dan tidak terganggu rutinitas harian. Ini juga ideal bagi mereka yang ingin mengurangi perdarahan dan nyeri menstruasi, serta aman untuk ibu menyusui.
II. Kontrasepsi Non-Hormonal
Bagi mereka yang memilih untuk menghindari hormon, ada pilihan kontrasepsi non-hormonal yang efektif. Ini adalah kategori jenis-jenis kontrasepsi yang tidak memengaruhi keseimbangan hormon tubuh.
1. AKDR Tembaga (IUD Tembaga)
IUD Tembaga, sebuah pilihan kontrasepsi non-hormonal.
AKDR tembaga adalah metode kontrasepsi non-hormonal jangka panjang yang sangat efektif. Ini juga merupakan jenis-jenis kontrasepsi LARC.
Mekanisme Kerja: AKDR tembaga adalah alat kecil berbentuk T yang dibungkus dengan kawat tembaga, dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis. Tidak seperti AKDR hormonal, AKDR tembaga tidak melepaskan hormon. Sebaliknya, ion tembaga yang dilepaskan menciptakan respons peradangan di dalam rahim yang bersifat toksik bagi sperma dan sel telur. Ini mencegah sperma mencapai dan membuahi sel telur, dan jika pembuahan terjadi, tembaga juga mencegah implantasi sel telur yang dibuahi.
Efektivitas: AKDR tembaga adalah salah satu metode kontrasepsi paling efektif dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. Setelah dipasang, ia memberikan perlindungan kontrasepsi secara instan dan sangat andal.
Cara Penggunaan: Pemasangan AKDR tembaga dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih di klinik, serupa dengan AKDR hormonal. Setelah dipasang, alat ini dapat bertahan sangat lama, hingga 10 tahun atau bahkan lebih, tergantung jenisnya. Pelepasan juga harus dilakukan oleh tenaga medis.
Kelebihan:
Sangat Efektif dan Tahan Lama: Memberikan perlindungan kontrasepsi jangka panjang yang sangat tinggi tanpa perlu rutinitas harian.
Non-Hormonal: Ideal bagi wanita yang tidak dapat atau tidak ingin menggunakan hormon karena alasan kesehatan atau preferensi pribadi.
Reversibel: Kesuburan umumnya kembali segera setelah AKDR tembaga dilepas.
Dapat Digunakan sebagai Kontrasepsi Darurat: Pemasangan AKDR tembaga dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa perlindungan adalah metode kontrasepsi darurat yang paling efektif.
Aman untuk Ibu Menyusui: Karena tidak melibatkan hormon, ini adalah pilihan yang sangat aman dan efektif bagi ibu menyusui.
Kekurangan:
Prosedur Pemasangan dan Pelepasan: Membutuhkan prosedur medis invasif, yang mungkin disertai rasa tidak nyaman atau nyeri sementara.
Tidak Melindungi dari IMS: AKDR tembaga tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Meningkatkan Kram dan Volume Haid: Efek samping yang umum adalah menstruasi yang lebih berat, lebih panjang, dan kram yang lebih parah, terutama selama beberapa bulan pertama. Ini bisa menjadi faktor penentu bagi wanita yang sudah mengalami haid berat.
Risiko Komplikasi Langka: Sama seperti AKDR hormonal, ada risiko perforasi rahim yang sangat jarang terjadi saat pemasangan atau infeksi panggul.
Siapa yang Cocok: AKDR tembaga adalah pilihan yang sangat baik bagi wanita yang mencari kontrasepsi jangka panjang, sangat efektif, non-hormonal, dan tidak ingin terganggu rutinitas harian. Cocok untuk mereka yang tidak keberatan dengan potensi menstruasi yang lebih berat dan kram, dan aman untuk ibu menyusui.
III. Kontrasepsi Barier (Penghalang)
Kondom dan diafragma, dua contoh metode kontrasepsi barier.
Kontrasepsi barier bekerja dengan menciptakan penghalang fisik atau kimiawi yang mencegah sperma mencapai sel telur. Mereka adalah satu-satunya jenis-jenis kontrasepsi yang juga dapat memberikan perlindungan terhadap IMS.
1. Kondom Pria
Kondom pria adalah metode kontrasepsi barier yang paling umum dan mudah diakses. Ini adalah salah satu jenis-jenis kontrasepsi yang juga penting untuk pencegahan IMS.
Mekanisme Kerja: Kondom pria adalah sarung tipis yang terbuat dari lateks, poliuretan, atau poliisoprena, yang dipakai pada penis yang ereksi sebelum kontak seksual. Kondom berfungsi sebagai penghalang fisik, mengumpulkan sperma setelah ejakulasi dan mencegahnya masuk ke vagina.
Efektivitas: Jika digunakan dengan sempurna dan konsisten setiap kali berhubungan seks, kondom pria memiliki efektivitas lebih dari 98% dalam mencegah kehamilan. Namun, dalam penggunaan tipikal (termasuk kesalahan penggunaan), efektivitasnya turun menjadi sekitar 85%.
Cara Penggunaan: Kondom harus dipakai sebelum penis menyentuh vagina. Pastikan kondom digulirkan hingga pangkal penis. Setelah ejakulasi, penis harus ditarik saat masih ereksi, dan kondom ditahan di pangkal untuk mencegah tumpahan. Gunakan kondom baru setiap kali berhubungan seks.
Kelebihan:
Perlindungan Ganda: Satu-satunya metode kontrasepsi yang melindungi dari kehamilan DAN Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk HIV.
Tersedia Luas dan Murah: Mudah ditemukan di toko, apotek, atau supermarket.
Tidak Ada Efek Samping Sistemik: Tidak melibatkan hormon, sehingga tidak ada efek samping yang memengaruhi seluruh tubuh.
Dapat Digunakan Sesuai Kebutuhan: Tidak memerlukan komitmen jangka panjang atau resep dokter.
Kekurangan:
Membutuhkan Konsistensi Penggunaan: Efektivitasnya sangat tergantung pada penggunaan yang benar dan konsisten setiap kali berhubungan seks.
Potensi Mengurangi Sensasi: Beberapa pria atau pasangan merasa bahwa kondom mengurangi sensasi selama berhubungan seks.
Risiko Robek atau Lepas: Kondom bisa robek atau lepas jika tidak digunakan dengan benar, ukurannya tidak pas, atau terjadi gesekan yang berlebihan tanpa pelumas yang cukup.
Alergi: Beberapa orang mungkin alergi terhadap lateks, tetapi tersedia kondom non-lateks.
Siapa yang Cocok: Semua individu yang aktif secara seksual, terutama mereka yang membutuhkan perlindungan ganda (kehamilan & IMS), atau mereka yang tidak ingin menggunakan metode hormonal atau jangka panjang.
2. Kondom Wanita
Kondom wanita adalah alternatif kondom pria yang memberi wanita kontrol atas kontrasepsi barier. Ini juga salah satu jenis-jenis kontrasepsi yang melindungi dari IMS.
Mekanisme Kerja: Kondom wanita adalah kantung longgar yang terbuat dari poliuretan atau nitril, dengan cincin fleksibel di setiap ujungnya. Satu cincin dimasukkan jauh ke dalam vagina untuk menutupi serviks, dan cincin lainnya tetap di luar vagina. Kondom wanita menciptakan penghalang fisik di dalam vagina yang mencegah sperma masuk ke rahim.
Efektivitas: Jika digunakan dengan sempurna, kondom wanita memiliki efektivitas sekitar 95%. Namun, dalam penggunaan tipikal, efektivitasnya sekitar 79%.
Cara Penggunaan: Kondom wanita dapat dimasukkan beberapa jam sebelum berhubungan seks. Setelah berhubungan, kondom harus ditarik keluar dengan hati-hati untuk mencegah tumpahan. Gunakan kondom baru setiap kali berhubungan seks.
Kelebihan:
Perlindungan Ganda: Melindungi dari kehamilan dan IMS, meskipun sedikit kurang efektif dari kondom pria dalam hal pencegahan IMS.
Kontrol Wanita: Memberi wanita kemampuan untuk mengendalikan metode barier.
Fleksibilitas Waktu: Dapat dimasukkan beberapa jam sebelum berhubungan seks, tidak mengganggu momen spontanitas.
Tidak Membutuhkan Penis Ereksi: Dapat digunakan bahkan jika penis belum ereksi penuh.
Kekurangan:
Kurang Efektif dari Kondom Pria: Tingkat kegagalan lebih tinggi dibandingkan kondom pria.
Bisa Berisik: Beberapa pasangan melaporkan suara bergesekan selama berhubungan seks.
Membutuhkan Latihan: Membutuhkan latihan untuk pemasangan yang benar dan nyaman.
Lebih Mahal: Umumnya lebih mahal daripada kondom pria.
Tidak Estetis: Beberapa pasangan mungkin merasa tampilannya kurang estetis.
Siapa yang Cocok: Wanita yang ingin memiliki kontrol atas metode barier mereka dan mencari perlindungan ganda dari kehamilan dan IMS, terutama jika pasangan pria enggan atau tidak dapat menggunakan kondom pria.
3. Diafragma
Diafragma adalah metode kontrasepsi barier yang memerlukan resep dan pemasangan awal oleh profesional kesehatan. Ini adalah salah satu jenis-jenis kontrasepsi yang efektif jika digunakan dengan benar.
Mekanisme Kerja: Diafragma adalah kubah silikon atau lateks dangkal berbentuk mangkuk dengan tepi fleksibel, yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menutupi serviks sebelum berhubungan seks. Diafragma harus selalu digunakan bersama dengan spermisida. Spermisida dioleskan ke kubah diafragma dan di sekitar tepinya, berfungsi untuk membunuh atau melumpuhkan sperma, sementara diafragma sendiri membentuk penghalang fisik.
Efektivitas: Jika digunakan dengan sempurna dan konsisten dengan spermisida, diafragma memiliki efektivitas sekitar 94%. Dalam penggunaan tipikal, efektivitasnya sekitar 88%.
Cara Penggunaan: Diafragma dipasang sebelum berhubungan seks dan harus tetap di tempatnya selama minimal 6 jam setelahnya, tetapi tidak lebih dari 24 jam. Spermisida perlu ditambahkan jika berhubungan seks lebih dari sekali saat diafragma terpasang.
Kelebihan:
Non-Hormonal: Pilihan yang baik bagi mereka yang tidak dapat atau tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormonal.
Dapat Digunakan Ulang: Satu diafragma dapat digunakan berulang kali selama bertahun-tahun dengan perawatan yang tepat.
Kontrol Mandiri: Wanita memiliki kontrol penuh atas penggunaan metode ini.
Kekurangan:
Membutuhkan Resep dan Fitting: Ukuran diafragma harus ditentukan oleh dokter atau bidan agar pas dengan benar.
Membutuhkan Spermisida: Harus selalu digunakan bersama spermisida, yang bisa menjadi berantakan atau menyebabkan iritasi.
Tidak Melindungi dari IMS: Diafragma tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK): Beberapa wanita mungkin mengalami peningkatan risiko ISK karena tekanan diafragma pada uretra.
Membutuhkan Perencanaan: Harus dipasang sebelum berhubungan seks dan dibiarkan di tempatnya selama beberapa jam setelahnya.
Siapa yang Cocok: Wanita yang mencari metode kontrasepsi non-hormonal, nyaman dengan penempatan di vagina, dan bersedia melakukan fitting awal serta penggunaan yang cermat dengan spermisida.
4. Cervical Cap (Topi Serviks)
Cervical cap adalah metode kontrasepsi barier yang mirip dengan diafragma tetapi lebih kecil dan pas lebih rapat di serviks. Ini adalah salah satu jenis-jenis kontrasepsi barier yang kurang umum.
Mekanisme Kerja: Cervical cap adalah cangkir silikon atau lateks kecil yang pas di atas serviks, menutupi bukaan serviks, dan harus digunakan bersama spermisida. Spermisida mengisi cangkir, membunuh sperma, sementara cap menghalanginya.
Efektivitas: Efektivitas cervical cap sedikit bervariasi tergantung pada riwayat melahirkan. Untuk wanita yang belum pernah melahirkan, efektivitasnya sekitar 86% dengan penggunaan sempurna dan 71% dengan penggunaan tipikal. Untuk wanita yang sudah melahirkan, efektivitasnya lebih rendah.
Cara Penggunaan: Cervical cap dapat dipasang beberapa jam sebelum berhubungan seks dan harus tetap di tempatnya selama minimal 6 jam setelahnya, tetapi tidak lebih dari 48 jam.
Kelebihan:
Non-Hormonal: Pilihan yang baik bagi mereka yang tidak dapat atau tidak ingin menggunakan hormon.
Dapat Digunakan Ulang: Satu cervical cap dapat digunakan berulang kali selama satu hingga dua tahun.
Waktu Pemakaian Lebih Lama: Dapat dibiarkan di tempatnya lebih lama dari diafragma.
Kekurangan:
Membutuhkan Resep dan Fitting: Ukuran dan pemasangan harus ditentukan oleh dokter. Lebih sulit dipasang daripada diafragma.
Membutuhkan Spermisida: Sama seperti diafragma, harus selalu digunakan bersama spermisida.
Tidak Melindungi dari IMS: Cervical cap tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Kurang Efektif pada Wanita yang Sudah Melahirkan: Efektivitasnya menurun pada wanita yang pernah melahirkan pervaginam.
Siapa yang Cocok: Wanita yang mencari metode non-hormonal, nyaman dengan penempatan di vagina, dan bersedia melakukan fitting awal serta penggunaan yang cermat dengan spermisida, dan belum pernah melahirkan.
5. Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dirancang untuk membunuh atau melumpuhkan sperma. Sebagai salah satu jenis-jenis kontrasepsi, efektivitasnya seringkali optimal jika dikombinasikan.
Mekanisme Kerja: Spermisida mengandung bahan kimia (paling umum nonoxynol-9) yang merusak membran sel sperma, sehingga sperma tidak dapat bergerak atau membuahi sel telur. Spermisida tersedia dalam berbagai bentuk seperti krim, gel, busa, tablet, atau supositoria vagina.
Efektivitas: Ketika digunakan sendiri, spermisida memiliki efektivitas yang relatif rendah, sekitar 72% dalam penggunaan tipikal. Oleh karena itu, spermisida tidak disarankan sebagai metode kontrasepsi utama. Efektivitasnya meningkat secara signifikan ketika digunakan bersama dengan metode barier lainnya seperti diafragma, cervical cap, atau kondom.
Cara Penggunaan: Spermisida dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks, mengikuti instruksi pada kemasan. Efektivitasnya biasanya berlangsung kurang dari satu jam, sehingga perlu diaplikasikan ulang jika hubungan seks berlangsung lebih lama atau diulang.
Kelebihan:
Tersedia Bebas: Dapat dibeli tanpa resep di sebagian besar apotek.
Mudah Digunakan: Proses aplikasinya relatif sederhana.
Non-Hormonal: Tidak memengaruhi sistem hormonal tubuh.
Kekurangan:
Kurang Efektif Sendiri: Tingkat kegagalan tinggi jika digunakan sebagai satu-satunya metode kontrasepsi.
Tidak Melindungi dari IMS: Spermisida tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual, bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa seringnya penggunaan spermisida yang mengandung nonoxynol-9 dapat meningkatkan risiko penularan HIV pada wanita.
Potensi Iritasi: Dapat menyebabkan iritasi vagina atau alergi pada beberapa pengguna atau pasangannya.
Berantakan: Beberapa wanita merasa spermisida bisa agak berantakan.
Siapa yang Cocok: Spermisida paling baik digunakan sebagai pelengkap metode barier lain untuk meningkatkan efektivitasnya, atau sebagai cadangan sementara jika tidak ada metode lain yang tersedia. Tidak disarankan sebagai metode kontrasepsi tunggal.
6. Spons Kontrasepsi
Spons kontrasepsi adalah metode barier yang menggabungkan penghalang fisik dan spermisida. Ini merupakan salah satu jenis-jenis kontrasepsi yang relatif mudah diakses.
Mekanisme Kerja: Spons kontrasepsi adalah spons busa lembut yang mengandung spermisida nonoxynol-9. Spons ini dimasukkan ke dalam vagina dan ditempatkan di atas serviks. Ia bekerja dalam dua cara: sebagai penghalang fisik yang memblokir sperma, dan melepaskan spermisida untuk membunuh sperma.
Efektivitas: Efektivitas spons bervariasi. Untuk wanita yang belum pernah melahirkan, efektivitasnya sekitar 91% dengan penggunaan sempurna dan 80% dengan penggunaan tipikal. Untuk wanita yang sudah melahirkan, efektivitasnya lebih rendah, sekitar 80% dengan penggunaan sempurna dan 68% dengan penggunaan tipikal.
Cara Penggunaan: Spons dibasahi dengan air bersih, diperas sedikit, kemudian dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Spons harus tetap di tempatnya selama minimal 6 jam setelah berhubungan seks tetapi tidak lebih dari 24 jam. Dapat digunakan untuk beberapa kali berhubungan seks dalam periode 24 jam.
Kelebihan:
Tersedia Bebas: Tidak memerlukan resep.
Non-Hormonal: Pilihan bagi mereka yang ingin menghindari hormon.
Dapat Digunakan Beberapa Kali: Dapat digunakan untuk beberapa kali berhubungan seks dalam waktu 24 jam tanpa perlu mengganti.
Kekurangan:
Kurang Efektif: Tingkat kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan metode lain, terutama pada wanita yang sudah melahirkan.
Tidak Melindungi dari IMS: Spons tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Sulit Dikeluarkan: Beberapa wanita merasa sulit mengeluarkan spons.
Risiko Sindrom Syok Toksik (SST): Meskipun sangat jarang, ada risiko SST jika spons dibiarkan terlalu lama.
Iritasi: Potensi iritasi vagina atau reaksi alergi terhadap spermisida.
Siapa yang Cocok: Wanita yang mencari metode kontrasepsi non-hormonal, nyaman dengan penempatan di vagina, dan membutuhkan metode yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, tetapi harus menyadari tingkat efektivitasnya yang lebih rendah.
IV. Kontrasepsi Permanen (Sterilisasi)
Simbol untuk sterilisasi atau kontrasepsi permanen.
Kontrasepsi permanen adalah pilihan bagi individu atau pasangan yang telah yakin tidak ingin memiliki anak lagi di masa depan. Ini melibatkan prosedur bedah minor untuk menghentikan kemampuan reproduksi secara permanen. Ini adalah jenis-jenis kontrasepsi dengan komitmen tertinggi.
1. Vasektomi (Pada Pria)
Vasektomi adalah prosedur sterilisasi pria yang sangat efektif.
Mekanisme Kerja: Vasektomi adalah prosedur bedah minor yang memotong atau mengikat vas deferens, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra. Dengan demikian, sperma dicegah untuk bercampur dengan cairan ejakulasi. Ejakulasi masih terjadi, tetapi tidak mengandung sperma, sehingga tidak dapat menyebabkan kehamilan.
Efektivitas: Vasektomi memiliki tingkat efektivitas lebih dari 99%, menjadikannya salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif.
Cara Penggunaan: Prosedur ini biasanya dilakukan di klinik atau kantor dokter dengan anestesi lokal dan memakan waktu sekitar 15-30 menit. Setelah vasektomi, pria perlu menggunakan metode kontrasepsi lain untuk sementara waktu (sekitar 3 bulan atau 20 kali ejakulasi) sampai sisa sperma benar-benar bersih dari saluran reproduksi. Analisis sperma (dua kali) akan dilakukan untuk memastikan tidak ada sperma yang tersisa sebelum dianggap steril.
Kelebihan:
Sangat Efektif dan Permanen: Memberikan perlindungan kontrasepsi yang hampir 100% dan bersifat permanen.
Prosedur Cepat dan Aman: Merupakan prosedur rawat jalan dengan risiko komplikasi yang sangat rendah.
Tidak Mempengaruhi Fungsi Seksual: Tidak ada dampak pada hasrat seksual, ereksi, ejakulasi, atau orgasme. Hormon pria tetap diproduksi secara normal.
Biaya Lebih Rendah Jangka Panjang: Meskipun ada biaya awal, ini lebih hemat biaya daripada kontrasepsi jangka panjang lainnya dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Kekurangan:
Permanen: Sulit atau tidak mungkin untuk dibalikkan. Keputusan harus dibuat dengan pertimbangan matang.
Tidak Melindungi dari IMS: Vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Tidak Langsung Efektif: Membutuhkan waktu dan uji laboratorium untuk memastikan tidak ada sperma yang tersisa.
Potensi Nyeri Ringan Pasca-Prosedur: Beberapa pria mungkin mengalami nyeri, bengkak, atau memar sementara setelah prosedur.
Siapa yang Cocok: Pria yang telah yakin bahwa mereka tidak ingin memiliki anak lagi di masa depan dan mencari metode kontrasepsi yang paling efektif dan permanen.
2. Tubektomi (Pada Wanita / Ligasi Tuba)
Tubektomi adalah prosedur sterilisasi wanita yang juga sangat efektif dan permanen. Ini adalah salah satu jenis-jenis kontrasepsi permanen untuk wanita.
Mekanisme Kerja: Tubektomi melibatkan prosedur bedah untuk memotong, mengikat, atau menutup tuba falopi (saluran telur). Tuba falopi adalah saluran yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim, dan juga tempat terjadinya pembuahan. Dengan menghalangi saluran ini, sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma, dan kehamilan tidak dapat terjadi.
Efektivitas: Tubektomi memiliki tingkat efektivitas lebih dari 99%, menjadikannya metode kontrasepsi permanen yang sangat andal.
Cara Penggunaan: Tubektomi biasanya dilakukan di rumah sakit atau pusat bedah. Ini dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan atau dengan rawat inap singkat. Prosedur ini dapat dilakukan secara laparoskopi (melalui sayatan kecil) atau setelah melahirkan (mini-laparotomi).
Kelebihan:
Sangat Efektif dan Permanen: Memberikan perlindungan kontrasepsi yang sangat tinggi dan bersifat permanen.
Tidak Mempengaruhi Hormon: Karena tidak melibatkan hormon, tubektomi tidak mempengaruhi siklus menstruasi, hasrat seksual, atau menopause.
Tidak Membutuhkan Rutinitas: Setelah prosedur, tidak ada yang perlu diingat setiap hari atau bulan.
Kekurangan:
Permanen: Sangat sulit atau tidak mungkin untuk dibalikkan. Keputusan harus dibuat dengan pertimbangan matang.
Tidak Melindungi dari IMS: Tubektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Prosedur Bedah: Melibatkan prosedur bedah dengan risiko anestesi, infeksi, perdarahan, atau cedera pada organ lain, meskipun risiko ini umumnya rendah.
Nyeri Pasca-Prosedur: Wanita mungkin mengalami nyeri perut, bengkak, atau ketidaknyamanan setelah prosedur.
Siapa yang Cocok: Wanita yang telah yakin bahwa mereka tidak ingin memiliki anak lagi di masa depan dan mencari metode kontrasepsi yang paling efektif dan permanen.
V. Metode Keluarga Berencana Alami (KBA)
Simbol kalender dan termometer, mewakili metode Keluarga Berencana Alami (KBA).
Metode Keluarga Berencana Alami (KBA), juga dikenal sebagai metode kesadaran kesuburan (FAM - Fertility Awareness Methods), melibatkan pemantauan siklus menstruasi wanita untuk mengidentifikasi periode subur dan tidak subur. Pasangan kemudian menghindari hubungan seks tanpa pelindung selama periode subur jika mereka ingin menghindari kehamilan. KBA adalah metode non-hormonal dan tanpa biaya. Ini adalah salah satu jenis-jenis kontrasepsi yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang tubuh.
Efektivitas KBA sangat bervariasi, dari 76% hingga 99% dengan penggunaan yang sempurna, tetapi dalam penggunaan tipikal, angka ini bisa turun menjadi 76-88% karena tantangan dalam pemantauan yang konsisten dan akurat.
1. Metode Kalender (Metode Ritme)
Mekanisme Kerja: Metode ini didasarkan pada perhitungan hari-hari subur berdasarkan riwayat siklus menstruasi sebelumnya. Umumnya berasumsi ovulasi terjadi pada hari ke-14 dari siklus 28 hari, dengan periode subur dihitung beberapa hari sebelum dan sesudah ovulasi.
Kelebihan:
Non-Hormonal: Tidak ada efek samping terkait hormon.
Tanpa Biaya: Tidak memerlukan alat khusus selain kalender.
Meningkatkan Pemahaman: Membantu wanita memahami siklus tubuhnya.
Kekurangan:
Kurang Akurat: Sangat tidak efektif untuk wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Membutuhkan Riwayat Panjang: Membutuhkan catatan siklus setidaknya 6-12 bulan untuk perkiraan yang lebih baik.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak ada perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Batasan Hubungan Seksual: Memerlukan abstinensi atau penggunaan metode barier selama masa subur yang diperkirakan.
2. Metode Suhu Basal Tubuh (SBT)
Mekanisme Kerja: Metode ini melibatkan pengukuran suhu tubuh basal (suhu tubuh saat istirahat penuh) setiap pagi sebelum bangun tidur. Setelah ovulasi, suhu tubuh wanita sedikit meningkat (sekitar 0.2-0.5°C) karena peningkatan progesteron. Peningkatan suhu ini menandakan bahwa ovulasi telah terjadi.
Kelebihan:
Non-Hormonal: Tidak ada efek samping hormon.
Meningkatkan Kesadaran Tubuh: Membantu wanita memahami pola kesuburan mereka.
Kekurangan:
Hanya Mengidentifikasi Ovulasi Setelah Terjadi: Peningkatan suhu menunjukkan ovulasi *telah* terjadi, bukan akan terjadi, sehingga tidak membantu memprediksi masa subur sebelum ovulasi. Sperma dapat bertahan hidup beberapa hari di saluran reproduksi wanita, jadi periode subur sebenarnya dimulai sebelum lonjakan suhu.
Membutuhkan Kedisiplinan: Harus diukur setiap pagi pada waktu yang sama.
Dipengaruhi Faktor Lain: Suhu dapat dipengaruhi oleh tidur yang buruk, sakit, stres, alkohol, atau obat-obatan.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
3. Metode Lendir Serviks (Metode Ovulasi Billings)
Mekanisme Kerja: Metode ini melibatkan pengamatan perubahan lendir serviks yang diproduksi oleh kelenjar serviks. Selama siklus menstruasi, konsistensi dan kuantitas lendir serviks berubah sebagai respons terhadap hormon. Menjelang ovulasi, lendir menjadi lebih jernih, licin, elastis (seperti putih telur mentah), dan melimpah, kondisi yang optimal untuk sperma.
Kelebihan:
Non-Hormonal: Tidak ada efek samping hormon.
Meningkatkan Kesadaran Tubuh: Memberi pemahaman langsung tentang kesuburan.
Tanpa Biaya: Tidak memerlukan alat khusus.
Kekurangan:
Membutuhkan Latihan dan Pemahaman: Butuh waktu untuk belajar mengidentifikasi pola lendir dengan benar.
Dipengaruhi Faktor Lain: Lendir bisa dipengaruhi oleh infeksi vagina, obat-obatan, atau pelumas seksual.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Memerlukan Abstinensi yang Lama: Periode abstinensi selama masa subur bisa jadi panjang.
4. Metode Simptotermal
Mekanisme Kerja: Metode simptotermal menggabungkan beberapa indikator kesuburan, biasanya metode suhu basal tubuh dan lendir serviks. Beberapa metode simptotermal juga menyertakan pengamatan posisi dan kekerasan serviks. Dengan menggabungkan beberapa tanda, metode ini mencoba untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang masa subur.
Kelebihan:
Lebih Akurat: Kombinasi beberapa metode umumnya lebih akurat daripada metode individu.
Non-Hormonal: Tidak ada efek samping hormon.
Kekurangan:
Membutuhkan Lebih Banyak Usaha: Lebih kompleks dan membutuhkan lebih banyak dedikasi untuk pemantauan setiap hari.
Kurva Belajar yang Curam: Membutuhkan pelatihan dari instruktur KBA terlatih.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
5. Metode Amenore Laktasi (MAL)
Mekanisme Kerja: MAL adalah metode kontrasepsi alami yang dapat digunakan oleh ibu menyusui. Metode ini bekerja berdasarkan fakta bahwa menyusui eksklusif dan sering dapat menekan ovulasi karena produksi hormon prolaktin.
Kelebihan:
Efektivitas Tinggi: Jika memenuhi semua kriteria, MAL memiliki efektivitas hingga 98%.
Alami dan Tanpa Biaya: Tidak memerlukan intervensi medis atau biaya tambahan.
Manfaat Menyusui: Mendorong menyusui eksklusif yang memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi.
Kekurangan:
Hanya Jangka Pendek: Efektif hanya sampai bayi berusia 6 bulan.
Memenuhi 3 Syarat Ketat: Hanya efektif jika ketiga syarat berikut terpenuhi: 1) Bayi berusia kurang dari 6 bulan, 2) Ibu menyusui secara eksklusif (tidak ada suplementasi makanan atau minuman lain, bahkan air), dan 3) Ibu belum menstruasi kembali setelah melahirkan.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Siapa yang Cocok: Ibu baru yang menyusui secara eksklusif dan memenuhi ketiga kriteria ketat MAL.
6. Coitus Interruptus (Senggama Terputus)
Coitus interruptus, atau senggama terputus, adalah salah satu jenis-jenis kontrasepsi tertua dan paling sederhana, tetapi juga paling tidak efektif.
Mekanisme Kerja: Metode ini melibatkan penarikan penis dari vagina dan ejakulasi di luar vagina sebelum ejakulasi terjadi. Tujuannya adalah untuk mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
Efektivitas: Efektivitas coitus interruptus sangat rendah. Dengan penggunaan sempurna, efektivitasnya sekitar 96%, tetapi dengan penggunaan tipikal, angka ini turun drastis menjadi sekitar 78%. Ini karena sulitnya kontrol diri, kemungkinan adanya sperma dalam cairan pra-ejakulasi, dan risiko ejakulasi di dekat vulva.
Kelebihan:
Gratis: Tidak ada biaya sama sekali.
Selalu Tersedia: Tidak memerlukan persiapan atau alat khusus.
Kekurangan:
Sangat Tidak Efektif: Tingkat kegagalan yang tinggi membuatnya tidak disarankan sebagai metode kontrasepsi utama.
Membutuhkan Kontrol Diri Tinggi: Membutuhkan kemampuan pria untuk menarik diri tepat waktu.
Risiko Sperma Pra-Ejakulasi: Cairan pra-ejakulasi dapat mengandung sperma yang cukup untuk menyebabkan kehamilan.
Mengurangi Kenikmatan Seksual: Beberapa pasangan merasa metode ini mengganggu kenikmatan dan spontanitas hubungan seks.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Siapa yang Cocok: Coitus interruptus tidak direkomendasikan sebagai metode kontrasepsi utama karena tingkat kegagalannya yang tinggi. Mungkin digunakan sebagai cadangan darurat jika tidak ada pilihan lain, tetapi harus diingat risikonya.
VI. Kontrasepsi Darurat (Postcoital Contraception)
Simbol Kontrasepsi Darurat, menekankan penggunaan yang mendesak.
Kontrasepsi darurat (KD), atau sering disebut "pil pagi setelah," adalah metode yang digunakan setelah hubungan seks tanpa perlindungan atau kegagalan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Penting untuk dicatat bahwa KD BUKAN merupakan metode kontrasepsi rutin dan harus digunakan hanya dalam situasi darurat. Ini adalah jenis-jenis kontrasepsi yang bertindak sebagai "cadangan" terakhir.
1. Pil Kontrasepsi Darurat (PKD)
Ada dua jenis utama pil kontrasepsi darurat:
a. Pil Levonorgestrel (misalnya, Postinor-2)
Mekanisme Kerja: Pil ini mengandung dosis tinggi progestin (levonorgestrel) yang bekerja terutama dengan mencegah atau menunda ovulasi. Jika ovulasi sudah terjadi, pil ini mungkin tidak efektif. Pil ini harus diminum sesegera mungkin setelah hubungan seks tanpa perlindungan, idealnya dalam waktu 72 jam (3 hari). Semakin cepat diminum, semakin efektif.
Efektivitas: Efektivitasnya sekitar 85% jika diminum dalam 72 jam, tetapi menurun seiring berjalannya waktu.
Kelebihan:
Tersedia Luas: Di banyak negara, dapat dibeli tanpa resep.
Efek Samping: Dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara, dan kelelahan.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Bukan Kontrasepsi Rutin: Penggunaan berulang kali dalam satu siklus menstruasi tidak disarankan dan tidak efektif seperti metode kontrasepsi reguler.
b. Pil Ulipristal Asetat (misalnya, EllaOne)
Mekanisme Kerja: Ulipristal asetat adalah modulator reseptor progesteron selektif yang bekerja dengan menunda atau menghambat ovulasi bahkan jika ovulasi sudah dekat. Pil ini efektif hingga 120 jam (5 hari) setelah hubungan seks tanpa perlindungan, dan efektivitasnya tidak banyak berkurang seiring waktu dalam periode tersebut.
Efektivitas: Dianggap lebih efektif daripada pil levonorgestrel, terutama jika diminum mendekati waktu ovulasi.
Kelebihan:
Jendela Waktu Lebih Lama: Efektif hingga 5 hari setelah hubungan seks.
Lebih Efektif: Tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan levonorgestrel.
Kekurangan:
Membutuhkan Resep: Di beberapa negara, pil ini memerlukan resep dokter.
Efek Samping: Mirip dengan pil levonorgestrel, tetapi mungkin sedikit lebih sedikit mual.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
2. AKDR Tembaga (sebagai Kontrasepsi Darurat)
AKDR tembaga adalah metode kontrasepsi darurat yang paling efektif, dan memiliki manfaat tambahan sebagai kontrasepsi jangka panjang. Ini adalah jenis-jenis kontrasepsi darurat terbaik.
Mekanisme Kerja: Ketika AKDR tembaga dipasang oleh tenaga medis dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa perlindungan, ion tembaga menciptakan lingkungan rahim yang sangat tidak ramah bagi sperma dan sel telur, secara efektif mencegah pembuahan dan implantasi.
Efektivitas: AKDR tembaga memiliki efektivitas lebih dari 99% sebagai kontrasepsi darurat, menjadikannya pilihan yang paling andal untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa perlindungan.
Kelebihan:
Paling Efektif: Tingkat keberhasilan tertinggi di antara semua metode kontrasepsi darurat.
Manfaat Jangka Panjang: Setelah dipasang, AKDR tembaga akan terus memberikan perlindungan kontrasepsi jangka panjang hingga 10 tahun atau lebih.
Non-Hormonal: Tidak melibatkan hormon.
Kekurangan:
Membutuhkan Tenaga Medis: Memerlukan kunjungan ke dokter atau klinik untuk pemasangan.
Prosedur Invasif: Pemasangan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri sementara.
Tidak Melindungi dari IMS: Tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Efek Samping Jangka Panjang: Potensi menstruasi yang lebih berat dan kram lebih parah sebagai metode kontrasepsi reguler.
Siapa yang Cocok: Wanita yang menginginkan kontrasepsi darurat yang paling efektif dan juga mempertimbangkan untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang non-hormonal.
Memilih Jenis Kontrasepsi yang Tepat: Faktor-Faktor Penting
Dengan berbagai jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia, membuat keputusan yang tepat bisa terasa menantang. Pilihan terbaik bagi satu orang mungkin tidak cocok untuk orang lain. Ada beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan saat memilih metode kontrasepsi:
1. Efektivitas: Seberapa baik metode tersebut mencegah kehamilan? Metode jangka panjang reversibel (LARC) seperti IUD dan implan adalah yang paling efektif. Metode hormonal lain juga sangat efektif jika digunakan dengan benar. Metode barier dan KBA memerlukan penggunaan yang sangat konsisten untuk mencapai efektivitas tinggi.
2. Keamanan dan Kesehatan:
Kondisi Medis: Beberapa kondisi kesehatan (misalnya, riwayat pembekuan darah, tekanan darah tinggi, migrain dengan aura) dapat membatasi pilihan kontrasepsi hormonal.
Efek Samping: Setiap metode memiliki potensi efek samping yang berbeda. Penting untuk memahami efek samping yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi kualitas hidup Anda.
Interaksi Obat: Beberapa obat (misalnya, antibiotik tertentu, obat epilepsi) dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi hormonal.
3. Gaya Hidup dan Preferensi Pribadi:
Frekuensi Seks: Jika Anda aktif secara seksual, metode yang lebih andal mungkin lebih disukai.
Keinginan untuk Hamil di Masa Depan: Jika Anda berencana untuk memiliki anak di kemudian hari, pilihlah metode yang reversibel dan tidak mempengaruhi kesuburan jangka panjang.
Kedisiplinan: Apakah Anda mampu mengingat untuk minum pil setiap hari atau mengganti patch setiap minggu? Metode yang kurang membutuhkan tindakan harian mungkin lebih cocok untuk Anda.
Hormonal vs. Non-Hormonal: Beberapa orang memilih untuk menghindari hormon sama sekali karena efek samping atau preferensi pribadi.
Privasi: Beberapa metode (seperti implan atau IUD) lebih bersifat pribadi daripada pil atau patch yang terlihat.
4. Perlindungan IMS: Jika Anda memiliki lebih dari satu pasangan atau tidak yakin dengan status kesehatan seksual pasangan Anda, penting untuk mempertimbangkan metode yang juga melindungi dari IMS, yaitu kondom. Untuk perlindungan ganda, banyak orang memilih untuk menggunakan kondom bersama dengan metode kontrasepsi lain.
5. Biaya dan Aksesibilitas: Biaya metode kontrasepsi dapat bervariasi secara signifikan. Pertimbangkan biaya awal, biaya penggantian, dan ketersediaan di daerah Anda.
6. Diskusi dengan Tenaga Medis Profesional:
Ini adalah langkah paling krusial. Seorang dokter, bidan, atau penyedia layanan kesehatan dapat mengevaluasi riwayat kesehatan Anda, kondisi medis yang ada, dan gaya hidup Anda untuk merekomendasikan jenis-jenis kontrasepsi yang paling aman dan efektif untuk Anda. Jangan ragu untuk bertanya, mengungkapkan kekhawatiran Anda, dan mendiskusikan semua pilihan yang ada.
Mitos dan Fakta Seputar Kontrasepsi
Ada banyak informasi yang salah dan mitos beredar mengenai jenis-jenis kontrasepsi. Penting untuk memisahkan fakta dari fiksi untuk membuat keputusan yang tepat:
Mitos: Kontrasepsi hormonal pasti membuat berat badan naik.
Fakta: Peningkatan berat badan adalah efek samping yang mungkin terjadi pada beberapa wanita dengan metode tertentu (misalnya suntik KB), tetapi tidak semua. Banyak penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara sebagian besar metode hormonal dan peningkatan berat badan yang substansial.
Mitos: Kontrasepsi hormonal menyebabkan kemandulan permanen.
Fakta: Hampir semua metode kontrasepsi reversibel. Setelah berhenti menggunakan kontrasepsi, kesuburan umumnya kembali dalam beberapa bulan. Hanya kontrasepsi permanen (vasektomi, tubektomi) yang dimaksudkan untuk menjadi permanen.
Mitos: Pil KB harus diminum secara rutin untuk membersihkan rahim.
Fakta: Tidak ada konsep "membersihkan rahim" dalam konteks ini. Siklus menstruasi adalah proses alami tubuh, dan pil KB mengatur atau menekan siklus tersebut. Jika pil KB digunakan untuk mengatur siklus, itu adalah manfaat sampingan, bukan tujuan utama "pembersihan."
Mitos: Suntik KB akan membuat tulang keropos selamanya.
Fakta: Suntik KB (DMPA) dapat menyebabkan sedikit penurunan kepadatan tulang sementara, terutama pada penggunaan jangka panjang. Namun, kepadatan tulang ini umumnya kembali normal setelah penggunaan dihentikan dan tidak meningkatkan risiko patah tulang di kemudian hari. Dokter akan mempertimbangkan riwayat kesehatan tulang Anda.
Mitos: IUD akan menusuk atau membuat rahim sakit.
Fakta: Nyeri atau kram dapat terjadi selama pemasangan IUD, tetapi ini biasanya mereda. Setelah pemasangan yang benar, IUD umumnya tidak terasa. Perforasi rahim sangat jarang terjadi (sekitar 1 dari 1000 pemasangan).
Mitos: Kontrasepsi darurat bisa digunakan sebagai metode rutin.
Fakta: Kontrasepsi darurat HANYA untuk keadaan darurat. Dosis hormonnya jauh lebih tinggi daripada kontrasepsi reguler, dan penggunaan berulang tidak seefektif serta dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan. Ini bukan pengganti untuk kontrasepsi rutin yang efektif.
Mitos: Kontrasepsi hanya untuk wanita.
Fakta: Meskipun sebagian besar metode ditujukan untuk wanita, ada juga pilihan untuk pria (kondom dan vasektomi). Perencanaan keluarga adalah tanggung jawab bersama.
Kesimpulan
Memahami berbagai jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia adalah langkah pertama yang krusial menuju perencanaan keluarga yang bertanggung jawab dan kesehatan reproduksi yang optimal. Dari metode hormonal yang beragam, pilihan non-hormonal yang inovatif, metode barier yang melindungi dari IMS, hingga opsi permanen, setiap jenis kontrasepsi menawarkan profil efektivitas, keuntungan, dan kekurangan yang unik.
Tidak ada satu pun jenis-jenis kontrasepsi yang "terbaik" untuk semua orang. Pilihan yang ideal adalah keputusan pribadi yang harus didasarkan pada berbagai faktor, termasuk kondisi kesehatan individu, gaya hidup, rencana keluarga di masa depan, preferensi pribadi terhadap penggunaan hormon, dan kebutuhan untuk perlindungan terhadap infeksi menular seksual. Penting untuk mengevaluasi setiap pilihan dengan cermat dan memahami implikasinya.
Yang paling penting, jangan pernah ragu untuk mencari nasihat profesional. Konsultasikan dengan dokter, bidan, atau penyedia layanan kesehatan Anda. Mereka dapat membantu Anda menavigasi pilihan yang kompleks ini, menjawab pertanyaan Anda, dan merekomendasikan jenis-jenis kontrasepsi yang paling aman dan efektif untuk Anda, memastikan bahwa keputusan yang Anda buat adalah keputusan yang terinformasi dan memberdayakan.
Dengan informasi yang tepat dan dukungan medis, Anda dapat memilih metode kontrasepsi yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan Anda, serta memungkinkan Anda untuk membuat pilihan yang bertanggung jawab tentang masa depan Anda dan keluarga Anda.