Setelah melahirkan, banyak ibu mencari metode kontrasepsi yang aman dan efektif tanpa mengganggu proses menyusui (laktasi). Salah satu pilihan populer dan sering direkomendasikan adalah Keluarga Berencana (KB) Pil Laktasi, yang juga dikenal sebagai Minipil. Berbeda dengan pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin, pil laktasi umumnya hanya mengandung hormon progestin dosis rendah.
Tujuan utama penggunaan pil laktasi adalah memberikan perlindungan kontrasepsi saat efektivitas Metode Amenore Laktasi (MOLA) mulai menurun atau ketika ibu ingin kepastian yang lebih tinggi. Memahami cara kerja, efektivitas, dan efek sampingnya sangat penting sebelum memutuskan untuk menggunakannya.
Simbolisasi ibu menyusui dan perlindungan kontrasepsi.
Waktu memulai KB pil laktasi sangat bergantung pada status menyusui ibu. Secara umum, ada dua skenario utama:
Penting untuk berkonsultasi dengan bidan atau dokter mengenai jadwal terbaik, karena dosis dan waktu inisiasi dapat berbeda tergantung kondisi kesehatan ibu.
Pil laktasi bekerja terutama melalui mekanisme yang berbeda dibandingkan pil kombinasi. Karena hanya mengandung progestin, pil ini:
Namun, mekanisme utamanya pada ibu menyusui adalah kemampuannya untuk tidak mengganggu produksi ASI. Hormon progestin dosis rendah umumnya tidak berdampak negatif pada volume atau komposisi ASI.
Efektivitas KB pil laktasi sangat bergantung pada kepatuhan minum obat. Ini sering disebut sebagai "minipil" karena memerlukan kedisiplinan yang sangat tinggi. Pil laktasi umumnya harus diminum **pada jam yang sama setiap hari**.
Jika keterlambatan minum pil melebihi batas waktu yang ditentukan (biasanya 3 jam untuk beberapa jenis minipil, namun pastikan instruksi produk spesifik), efektivitasnya dapat menurun drastis. Dalam kasus terlambat minum lebih dari batas aman, ibu dianjurkan untuk segera meminum pil tersebut dan menggunakan metode kontrasepsi barier (seperti kondom) selama beberapa hari berikutnya sebagai cadangan.
Jika ibu sudah mengalami menstruasi kembali, efektivitasnya bisa sedikit berkurang, dan penggunaan kontrasepsi tambahan mungkin diperlukan, tergantung rekomendasi penyedia layanan kesehatan Anda.
Meskipun umumnya ditoleransi dengan baik, beberapa ibu mungkin mengalami efek samping, antara lain:
Jika efek samping terasa mengganggu atau berkepanjangan, segera diskusikan dengan tenaga kesehatan untuk mempertimbangkan penggantian metode kontrasepsi.