Bagi seorang Muslim yang menunaikan ibadah Haji atau Umrah, ada satu kalimat yang terus terucap dari bibir mereka, sebuah kalimat yang menjadi inti dari spiritualitas perjalanan suci tersebut. Kalimat itu adalah "Labaik Allahumma Labaik". Dalam konteks modern, terutama bagi yang belum fasih membaca aksara Arab, versi Latin menjadi panduan utama untuk melafalkan lafaz suci ini dengan benar.
Namun, sekadar menghafal bunyi saja tidaklah cukup. Memahami arti di baliknya akan menguatkan ikatan batin kita kepada Sang Pencipta, menjadikan setiap pengulangan sebagai bentuk penyerahan diri total.
Lafaz Talbiyah ini, yang diucapkan sejak seseorang berniat ihram hingga melontar jumrah Aqabah pada Hari Raya Idul Adha (untuk Haji), memiliki rangkaian pengucapan yang harus diresapi. Berikut adalah pelafalan lengkapnya dalam aksara Latin:
Labaik Allahumma labaik,Setiap bagian dari kalimat ini membawa bobot filosofis yang luar biasa. Terjemahan harfiahnya mengisyaratkan kesiapan total seorang hamba di hadapan Tuhannya.
1. "Labaik Allahumma labaik" Secara harfiah berarti: "Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang." Ini adalah respons spontan, pengakuan bahwa panggilan untuk beribadah dan mengunjungi Baitullah adalah kehormatan tertinggi yang tidak mungkin ditolak.
2. "Labaik laa syarika laka labaik" Artinya: "Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang." Bagian ini menegaskan pondasi utama ajaran Islam: Tauhid. Semua ibadah ini hanya ditujukan kepada Allah semata, tanpa ada satu pun sekutu, baik dalam bentuk berhala, ambisi duniawi, maupun keinginan tersembunyi lainnya.
3. "Innal hamda wan ni’mata lakal mulk" Ini adalah pengakuan akan hakikat keagungan Allah: "Sesungguhnya segala puji, segala nikmat, dan kerajaan hanyalah milik-Mu." Semua kebaikan yang kita miliki, dari nafas kehidupan hingga kesempatan beribadah ini, adalah anugerah-Nya. Kita tidak memiliki apa pun secara hakiki.
4. "Laa syarika lak" Penutup yang menguatkan: "Tiada sekutu bagi-Mu." Ini adalah penutup yang sempurna, kembali menegaskan keesaan Allah sebagai tujuan akhir dari seluruh rangkaian ritual.
Meskipun lafaz Latin "Labaik Allahumma Labaik" sangat erat kaitannya dengan musim Haji dan Umrah, semangat dari talbiyah ini seharusnya menjadi bagian dari kehidupan seorang Muslim setiap hari. Ketika kita mengucapkan kalimat ini, kita sedang menyatakan kesiapan untuk meninggalkan segala urusan duniawi sejenak—kesibukan pekerjaan, konflik pribadi, hingga kelekatan materi—demi fokus penuh pada kehendak Ilahi.
Saat kita berada di tengah kerumunan jutaan manusia yang seragam dalam pakaian ihram, perbedaan status sosial, kekayaan, dan kebangsaan seakan lenyap. Yang tersisa hanyalah kesadaran kolektif bahwa kita semua adalah hamba yang sama, menjawab panggilan tunggal yang sama. Pengulangan talbiyah ini berfungsi sebagai meditasi aktif, membersihkan hati dari riya' (pamer) dan kesombongan, karena seorang yang mampu datang ke Baitullah sejatinya hanyalah karena izin dan pertolongan-Nya.
Bagi mereka yang sedang berikhtiar untuk berangkat, membaca dan merenungkan makna versi Latin ini bisa menjadi doa penarik. Ia membangkitkan kerinduan dan menancapkan niat yang lurus. Bagi yang sudah pernah merasakannya, ini adalah pengingat abadi tentang momen terdekat kita dengan Sang Khaliq. Keindahan kata-kata ini terletak pada kesederhanaan lafal Latin namun kedalaman maknanya yang universal. Ini adalah janji setia seorang pencinta kepada yang dicintai, sebuah penyerahan tanpa syarat yang dilakukan berulang kali, menegaskan bahwa dalam hidup dan mati, hanya kepada Allah kita mengabdi.
Oleh karena itu, baik Anda sedang mempersiapkan diri, sedang dalam perjalanan suci, atau hanya merindukan Ka’bah, lafazkanlah dengan hati yang terbuka: Labaik Allahumma Labaik. Biarkan getarannya membersihkan hati Anda dari segala yang selain Dia.