Anggrek dari genus Grammatophyllum, seringkali dijuluki sebagai "Anggrek Tebu" atau "Anggrek Kluster" karena karakteristik pertumbuhannya yang menyerupai tebu (pseudobulbnya yang besar) dan kecenderungan bunganya yang mekar dalam jumlah sangat banyak dalam satu tandan, adalah permata sejati di dunia orkidologi. Anggrek epifit raksasa ini berasal dari kawasan tropis Asia Tenggara hingga Pasifik Barat. Mereka dikenal karena ukuran tubuhnya yang kolosal, mampu membentuk rumpun besar yang memukau di habitat aslinya.
Ciri khas utama dari anggrek ini adalah pseudobulbnya yang menggembung, sering kali berdiameter besar, berfungsi sebagai penyimpan air dan nutrisi, memungkinkannya bertahan dalam kondisi kering sesekali. Daunnya cenderung tebal, berdaging, dan disusun secara spiral. Namun, daya tarik utamanya terletak pada rangkaian bunganya yang spektakuler. Sekali mekar, satu tangkai bunga dapat membawa puluhan hingga ratusan kuntum bunga kecil hingga sedang, menciptakan pemandangan yang sulit dilupakan.
Meskipun genus ini tidak seberagam Dendrobium atau Phalaenopsis, beberapa spesies utama Grammatophyllum sangat populer di kalangan kolektor karena perbedaan corak bunga, ukuran, dan habitat pertumbuhannya. Mengenal jenis-jenis ini penting untuk perawatan yang tepat.
Ini adalah spesies paling ikonik dan terbesar. Pseudobulbnya bisa mencapai diameter lebih dari 30 cm. Bunganya bervariasi, tetapi umumnya berwarna kuning cerah dengan bintik atau pita merah kecokelatan di bagian labellum (bibir bunga). Kemampuannya membentuk rumpun besar menjadikannya fokus utama dalam koleksi anggrek besar.
Spesies ini seringkali lebih kecil dibandingkan G. speciosum. Namanya diambil dari pola "tulisan" atau coretan pada kelopak bunganya. Warna dasar bunganya biasanya kuning atau krem, namun pola merah, cokelat, atau ungu pada labellum sangat khas dan unik antar individu.
Lebih jarang ditemukan, spesies ini cenderung memiliki bunga yang lebih kecil dengan warna yang lebih didominasi warna kuning kehijauan. Meskipun ukurannya lebih kompak, ia tetap mempertahankan sifat pembungaan kluster yang melimpah.
Ditemukan di Papua Nugini, anggrek ini menampilkan variasi warna yang menarik, seringkali dengan latar belakang bunga yang lebih pucat dan tanda yang lebih mencolok. Pertumbuhannya cenderung lebih vertikal dibandingkan beberapa sepupunya yang menyebar horizontal.
Merawat anggrek Grammatophyllum membutuhkan pemahaman bahwa mereka adalah tanaman besar yang menyukai cahaya terang namun teduh—sinar matahari langsung yang terlalu kuat dapat membakar daunnya yang lebar. Media tanam harus sangat porous; campuran kulit kayu pinus kasar, arang, dan sedikit pakis adalah ideal untuk memastikan drainase cepat dan aerasi akar yang baik, mengingat pseudobulb mereka rentan terhadap pembusukan jika tergenang air.
Penyiraman harus dilakukan secara rutin saat media hampir kering, terutama saat musim pertumbuhan aktif. Karena ukurannya, tanaman dewasa ini membutuhkan penyiraman yang cukup banyak. Pemupukan perlu dilakukan secara teratur, menggunakan pupuk seimbang dengan dosis yang lebih tinggi dibandingkan anggrek yang lebih kecil, seiring dengan pertumbuhan vegetatifnya yang masif. Meskipun membutuhkan ruang yang sangat luas, keindahan dan jumlah bunganya yang spektakuler membuat segala upaya dalam perawatannya sepadan bagi para penggemar anggrek tropis. Kehadiran anggrek raksasa ini seringkali menjadi penanda kebanggaan dalam koleksi anggrek mana pun.