Ilustrasi Konsep Pembelajaran Dewasa
Pembelajaran orang dewasa, yang secara teoritis dikenal sebagai andragogi, adalah sebuah filosofi dan metodologi pengajaran yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan, motivasi, dan pengalaman peserta didik yang sudah melewati masa remaja. Berbeda dengan pedagogi (ilmu mendidik anak), andragogi berakar pada asumsi bahwa orang dewasa belajar dengan cara yang unik dan berbeda.
Konsep andragogi modern sering dikaitkan dengan Malcolm Knowles, yang mengidentifikasi lima asumsi dasar mengenai bagaimana orang dewasa belajar. Memahami prinsip-prinsip ini krusial bagi para fasilitator atau pendidik yang ingin merancang sesi pelatihan atau pendidikan yang efektif untuk audiens dewasa.
Kelima asumsi tersebut meliputi:
Salah satu pembeda utama antara pembelajaran anak dan dewasa terletak pada peran pengalaman. Bagi seorang anak, guru adalah sumber utama pengetahuan. Namun, bagi peserta didik dewasa, mereka datang dengan bagasi pengalaman bertahun-tahun. Pengalaman ini bisa menjadi aset besar—memperkaya diskusi dan memungkinkan transfer pengetahuan antar sesama peserta didik. Namun, pengalaman lama juga bisa menjadi hambatan jika pengalaman tersebut kontradiktif dengan materi baru yang diajarkan.
Oleh karena itu, fasilitator andragogi harus mampu menciptakan lingkungan di mana peserta didik merasa aman untuk berbagi pengalaman, merefleksikannya, dan menghubungkannya dengan konsep baru. Metode seperti studi kasus, simulasi, dan diskusi kelompok menjadi lebih efektif daripada ceramah satu arah.
Motivasi orang dewasa sering kali bersifat intrinsik—didorong oleh keinginan pribadi untuk peningkatan karir, kepuasan pribadi, atau memecahkan masalah mendesak. Kurikulum harus dirancang untuk memanfaatkan motivasi intrinsik ini. Jika materi terasa wajib atau dipaksakan (ekstrinsik), efektivitasnya akan berkurang drastis.
Selain itu, lingkungan fisik dan emosional harus mendukung otonomi. Ini berarti menyediakan pilihan dalam cara belajar, memberikan umpan balik yang konstruktif alih-alih penilaian yang menghakimi, dan memastikan bahwa sesi pembelajaran menghormati waktu dan tanggung jawab profesional serta pribadi peserta didik. Pembelajaran orang dewasa yang berhasil adalah kemitraan antara fasilitator dan peserta didik, bukan hubungan hierarkis di mana satu pihak mentransfer informasi kepada pihak lain yang pasif.
Penerapan andragogi mengubah cara kita mendesain program pelatihan. Alih-alih hanya fokus pada konten, perhatian utama beralih pada proses pembelajaran itu sendiri. Desainer instruksional harus menekankan pada:
Dengan menerapkan prinsip-prinsip andragogi, institusi pendidikan dan pelatihan dapat memastikan bahwa investasi waktu dan sumber daya dalam pembelajaran orang dewasa menghasilkan perubahan perilaku yang nyata dan aplikasi pengetahuan yang efektif di dunia nyata.