Angciu, atau Ang Ziu Jiu, adalah sejenis arak beras merah yang sering digunakan dalam masakan Tiongkok tradisional, khususnya untuk menambah aroma, rasa, dan kehangatan pada hidangan, seperti daging, ayam, atau sup. Namun, karena Angciu mengandung kadar alkohol (etanol) yang jelas dan signifikan, penggunaannya menjadi masalah besar bagi umat Muslim yang memegang teguh prinsip kehalalan dalam konsumsi.
Kewajiban untuk memastikan semua bahan makanan dan bumbu yang digunakan adalah halal mengharuskan kita mencari alternatif yang memiliki fungsi serupa—memberikan kedalaman rasa umami, sedikit rasa manis alami, dan aroma khas—tanpa mengandung unsur khamr (minuman keras). Untungnya, dunia kuliner modern menawarkan banyak sekali pengganti angciu yang halal yang dapat diaplikasikan dengan mudah.
Dalam Islam, segala bentuk minuman yang memabukkan (khamr) adalah haram, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Meskipun Angciu dalam masakan mungkin hanya berkontribusi sedikit pada alkohol total makanan yang dimasak (karena alkohol sebagian besar menguap saat dipanaskan), prinsip kehati-hatian (ihtiyat) dan mazhab mayoritas menyarankan untuk menghindari penggunaannya sama sekali untuk memastikan keabsahan makanan tersebut. Oleh karena itu, fokus beralih pada pengganti yang murni bersumber dari bahan nabati yang tidak melalui proses fermentasi hingga menghasilkan etanol yang signifikan.
Untuk meniru kompleksitas rasa yang diberikan Angciu, kita perlu menggabungkan beberapa elemen: keasaman ringan, sedikit rasa manis, dan kekayaan rasa (umami). Berikut adalah beberapa alternatif yang paling sering direkomendasikan dan mudah ditemukan:
Mengganti Angciu tidak hanya soal menemukan bahan, tetapi juga menyesuaikan proporsi. Karena Angciu memiliki kandungan alkohol yang berfungsi sebagai pelarut aroma, pengganti cair perlu disesuaikan agar konsistensi hidangan tidak berubah drastis.
Sebagai panduan umum, jika resep meminta 1 sendok makan Angciu:
Memilih pengganti angciu yang halal tidak hanya memenuhi tuntutan agama, tetapi juga membuka peluang kuliner. Banyak alternatif yang berbasis jus buah alami atau cuka berkualitas justru menonjolkan profil rasa alami bahan lain dalam masakan. Pengganti ini memungkinkan koki Muslim atau mereka yang sensitif terhadap alkohol untuk menikmati hidangan otentik Asia tanpa rasa khawatir, fokus pada cita rasa kaya yang diciptakan oleh bumbu dan teknik memasak yang tepat.
Dengan semakin sadarnya industri pangan akan kebutuhan pasar halal, menemukan bahan pengganti yang efektif semakin mudah. Eksplorasi kombinasi seperti jus delima (pomegranate) dengan sedikit cuka apel juga dapat memberikan dimensi rasa yang menarik pada masakan, menjadikannya inovasi positif di dapur.