Anggrek tebu wikipedia merujuk pada salah satu spesies anggrek terbesar dan terberat di dunia, yaitu Grammatophyllum speciosum. Dikenal juga dengan nama Anggrek Langka, Anggrek Ratu, atau Anggrek Semeru, tanaman epifit ini memiliki daya tarik visual yang luar biasa. Nama "tebu" merujuk pada bentuk batang semunya (pseudobulb) yang besar dan menyerupai ruas-ruas batang tebu.
Spesies ini merupakan anggota dari famili Orchidaceae dan endemik di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Papua Nugini. Karena ukurannya yang masif dan pertumbuhannya yang lambat, anggrek tebu sering menjadi incaran kolektor, meskipun statusnya dilindungi di beberapa wilayah untuk mencegah kepunahan akibat eksploitasi berlebihan.
Ciri paling mencolok dari anggrek tebu adalah kemampuannya membentuk rumpun yang sangat besar. Satu rumpun dewasa dapat memiliki berat ratusan kilogram dan diameter hingga 2 meter, menjadikannya salah satu tanaman epifit terbesar di dunia. Setiap pseudobulb bisa mencapai panjang 30 hingga 50 cm.
Bunga anggrek tebu biasanya mekar pada musim kemarau. Tangkai bunganya bisa mencapai panjang lebih dari 1 meter dan menopang puluhan hingga ratusan kuntum bunga. Warna bunga didominasi kuning cerah dengan bercak atau titik-titik berwarna cokelat kemerahan (maroon) pada bagian labellum atau bibir bunganya. Meskipun indah, wanginya tidak sekuat anggrek jenis lain.
Anggrek tebu tumbuh menempel pada pohon-pohon besar di hutan tropis dataran rendah hingga pegunungan pada ketinggian di bawah 1.200 meter di atas permukaan laut. Mereka membutuhkan kelembaban tinggi dan sirkulasi udara yang baik. Karena ukurannya yang besar, mereka membutuhkan pohon inang yang kuat dan mapan agar dapat menopang bobotnya seiring bertambahnya usia.
Meskipun penyebarannya cukup luas, populasi alami anggrek tebu wikipedia menghadapi berbagai ancaman. Perusakan habitat, terutama deforestasi di hutan-hutan hujan, adalah penyebab utama penurunan jumlah mereka di alam liar. Selain itu, pemanenan ilegal untuk perdagangan tanaman hias juga memberikan tekanan signifikan. Di banyak negara, termasuk Indonesia, anggrek tebu dilindungi oleh undang-undang konservasi.
Untuk membantu pelestarian, upaya budidaya in vitro (kultur jaringan) telah banyak dilakukan. Metode ini memungkinkan para ahli botani untuk menghasilkan ribuan bibit anggrek tebu dari kultur jaringan dalam kondisi laboratorium yang terkontrol, mengurangi tekanan terhadap populasi liar.
Berikut adalah klasifikasi botani dari tanaman ini, sebagaimana tercantum dalam berbagai sumber ilmiah dan wikipedia:
Bagi para penghobi, merawat anggrek tebu adalah sebuah tantangan yang memuaskan. Kunci utama keberhasilan budidaya adalah meniru kondisi alami habitatnya:
Anggrek tebu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai kedewasaan dan menghasilkan bunga pertama. Kesabaran adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh siapapun yang ingin mengamati keindahan rumpun raksasa ini berbunga.