Albuminuria, atau dalam istilah yang lebih umum dikenal sebagai proteinuria, adalah kondisi medis yang ditandai dengan adanya kadar albumin yang berlebihan dalam urine (air kencing). Albumin adalah jenis protein utama yang diproduksi oleh hati dan berfungsi sangat penting dalam menjaga cairan dalam darah agar tidak bocor keluar ke jaringan. Ginjal yang sehat bertindak sebagai filter yang sangat halus, mencegah molekul besar seperti albumin lolos dari darah menuju urine.
Ketika ginjal mengalami kerusakan, kemampuan penyaringan ini terganggu. Akibatnya, albumin mulai "bocor" dalam jumlah yang signifikan ke dalam urine. Kehadiran albumin dalam urine dalam jumlah kecil mungkin normal, namun peningkatan kadar (mikroalbuminuria atau makroalbuminuria) adalah indikator kuat adanya masalah pada glomeruli, yaitu unit penyaringan mikro di dalam ginjal.
Albuminuria jarang menjadi penyakit tunggal; sebaliknya, ia seringkali merupakan gejala atau komplikasi dari penyakit lain yang lebih mendasar. Dua penyebab utama yang paling sering memicu kebocoran albumin adalah:
Penyebab lain meliputi penyakit autoimun (seperti lupus), infeksi ginjal tertentu, penyakit ginjal polikistik, dan penggunaan obat-obatan tertentu (misalnya, beberapa obat anti-inflamasi nonsteroid atau OAINS dalam jangka panjang).
Albuminuria sering dijuluki sebagai "tanda peringatan dini" karena kerusakan ginjal yang menyebabkannya biasanya berkembang tanpa gejala yang jelas pada tahap awal. Ketika seseorang baru mengalami albuminuria tingkat rendah (mikroalbuminuria), mereka mungkin tidak merasakan gejala apapun.
Namun, jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan, kebocoran protein akan semakin parah (makroalbuminuria). Pada tahap yang lebih lanjut, ini dapat bermanifestasi menjadi:
Penting untuk dicatat bahwa albuminuria tidak hanya menandakan kerusakan ginjal, tetapi juga merupakan prediktor independen untuk risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.
Diagnosis albuminuria dilakukan melalui tes urine sederhana. Pemeriksaan yang paling umum adalah rasio albumin-kreatinin urine (UACR). Kreatinin ditambahkan ke dalam tes untuk menormalkan hasil berdasarkan seberapa pekat atau encer urine pasien.
Penanganan albuminuria berfokus pada pengobatan dan pengendalian kondisi penyebab utamanya. Jika penyebabnya adalah diabetes, manajemen gula darah yang ketat sangat penting. Untuk kasus hipertensi, dokter akan meresepkan obat, seringkali golongan penghambat ACE (Angiotensin-Converting Enzyme) atau ARB (Angiotensin II Receptor Blockers), karena obat-obat ini terbukti tidak hanya menurunkan tekanan darah tetapi juga mengurangi kebocoran protein di ginjal secara spesifik.
Catatan Penting: Jika Anda memiliki riwayat diabetes atau tekanan darah tinggi, diskusikan dengan dokter Anda mengenai perlunya pemeriksaan skrining albuminuria secara rutin. Deteksi dini adalah kunci untuk melindungi fungsi ginjal Anda dan mencegah komplikasi serius di masa depan.