Pil Kontrasepsi Darurat (PKD), sering disebut sebagai pil KB darurat andalan, adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seksual tanpa pelindung, atau ketika metode kontrasepsi rutin (seperti pil KB harian atau kondom) gagal atau terlupakan. PKD bekerja dengan menunda atau menghambat ovulasi (pelepasan sel telur).
Meskipun sering dianggap sebagai "pil pagi berikutnya" (morning-after pill), penting dipahami bahwa efektivitas PKD akan menurun seiring berjalannya waktu sejak hubungan seksual berisiko terjadi. Oleh karena itu, penanganan cepat sangat krusial.
PKD bukanlah pengganti kontrasepsi harian. Ia ditujukan hanya untuk situasi darurat. Situasi umum di mana pil KB darurat menjadi pilihan andalan meliputi:
Mayoritas pil KB darurat modern mengandung dosis hormon progestin yang jauh lebih tinggi daripada pil KB harian biasa. Ada dua cara utama pil ini mencegah kehamilan:
Efektivitas PKD adalah kunci mengapa ia dianggap andalan dalam keadaan darurat. Jika dikonsumsi dalam waktu 72 jam (tiga hari) setelah hubungan seksual tanpa pelindung, PKD dapat mencegah kehamilan hingga 95%. Namun, efektivitas ini sangat bergantung pada kecepatan konsumsi. Semakin cepat diminum, semakin besar kemungkinannya berhasil.
Di Indonesia, Anda mungkin menemukan dua jenis utama yang menjadi andalan, meskipun formulasi yang paling umum beredar saat ini adalah yang berbasis Levonorgestrel.
Metode ini paling umum dan harus diminum sesegera mungkin setelah hubungan seksual berisiko. Biasanya, pasien dianjurkan minum satu tablet segera, dan tablet kedua diminum 12 jam kemudian, atau terkadang dosis tunggal (tergantung jenis produk). Batas waktu efektif umumnya adalah 72 jam (3 hari).
Meskipun tidak selalu tersedia luas atau merupakan pilihan pertama di semua fasilitas kesehatan, metode ini memiliki keunggulan karena efektivitasnya tetap tinggi bahkan hingga 120 jam (5 hari) setelah hubungan seksual. Namun, ketersediaan dan rekomendasi penggunaannya harus dikonsultasikan langsung dengan dokter atau bidan.
Mengandalkan PKD harus disertai pemahaman yang jelas mengenai keterbatasannya:
Jika Anda merasa telah melewati batas waktu penggunaan PKD, atau mengalami gejala kehamilan setelah mengonsumsinya, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat. Untuk pencegahan jangka panjang, selalu diskusikan metode kontrasepsi yang paling sesuai dan berkelanjutan dengan pasangan dan profesional kesehatan. PKD hanyalah jaring pengaman, bukan solusi permanen.