Pohon anggrek tebu, meskipun namanya mengandung kata "pohon," sebenarnya lebih merujuk pada anggrek terestrial atau anggrek tanah yang memiliki struktur pertumbuhan tegak dan kokoh, sering kali dikaitkan dengan genus Spathoglottis. Anggrek ini berbeda dari anggrek epifit yang menempel pada dahan pohon. Keunikan utama dari anggrek jenis ini adalah kemampuannya tumbuh langsung di dalam tanah subur, menyerupai tanaman perdu kecil yang anggun. Kehadirannya sering menjadi primadona di taman-taman tropis berkat bunganya yang berwarna cerah dan bentuk pertumbuhannya yang mudah diprediksi.
Anggrek tebu, khususnya spesies yang populer seperti Spathoglottis plicata, memiliki daun yang panjang, ramping, dan berlipat seperti kipas, memberikan kesan seperti tanaman rumput besar atau bahkan tanaman tebu dalam skala mini—inilah asal muasal penamaan populernya. Daun-daun ini tumbuh dari pangkal tanaman yang seringkali membentuk pseudobulb kecil yang berfungsi menyimpan cadangan makanan dan air.
Namun, daya tarik sejati dari anggrek ini terletak pada bunganya. Berbeda dengan banyak anggrek lain yang bunganya muncul tunggal atau dalam kelompok kecil, anggrek tebu menghasilkan tangkai bunga (spike) yang panjang dan tegak, dari mana serangkaian bunga mekar secara bertahap. Warna bunga bervariasi mulai dari ungu cerah, merah muda, hingga putih bersih. Durasi mekarnya pun cukup lama, seringkali membuat tanaman ini tetap menarik perhatian selama berminggu-minggu. Kemampuan berbunga secara kontinyu ini menjadikannya pilihan favorit bagi para penghobi tanaman hias.
Salah satu alasan utama mengapa anggrek tebu begitu mudah diadopsi di daerah tropis seperti Indonesia adalah karena perawatannya yang relatif tidak menuntut dibandingkan anggrek epifit. Mereka menyukai sinar matahari penuh hingga teduh parsial. Jika ditanam di pot, media tanam yang ideal harus memiliki drainase yang sangat baik. Campuran tanah yang umum digunakan adalah kompos, sekam bakar, dan sedikit pasir kasar. Kunci keberhasilan budidaya adalah memastikan akar tidak tergenang air, yang dapat menyebabkan pembusukan.
Penyiraman harus dilakukan secara teratur, terutama saat musim kemarau. Karena mereka adalah tanaman tanah, mereka memerlukan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan anggrek yang menumpang hidup. Pemberian pupuk cair dengan kandungan NPK seimbang, diperkaya dengan mikronutrien, sangat dianjurkan selama masa pertumbuhan aktif (vegetatif) dan saat persiapan pembungaan. Pemangkasan tangkai bunga setelah selesai mekar juga penting untuk mendorong munculnya tunas bunga baru di musim berikutnya.
Meskipun popularitasnya didominasi oleh estetika, beberapa spesies anggrek tanah juga memiliki potensi penggunaan lain. Dalam pengobatan tradisional di beberapa wilayah Asia Tenggara, bagian tertentu dari tanaman ini pernah diolah untuk mengatasi masalah kesehatan ringan. Selain itu, struktur pertumbuhannya yang kompak dan kemampuannya menahan tanah membuatnya berguna dalam proyek restorasi lahan atau sebagai tanaman penutup tanah di area yang rentan erosi, meskipun ini bukan fungsi utamanya.
Secara keseluruhan, anggrek tebu menawarkan kombinasi sempurna antara kemudahan perawatan, ketahanan terhadap kondisi lingkungan tropis, dan keindahan bunga yang memukau. Bagi siapa pun yang ingin memperkaya koleksi tanaman hiasnya tanpa memerlukan pemeliharaan rumit seperti anggrek monopodial atau simpodial lainnya, anggrek tebu adalah jawaban yang elegan. Perawatannya yang sederhana memastikan bahwa pesona tropis ini dapat dinikmati oleh pehobi tanaman dari tingkat pemula hingga ahli. Memperbanyaknya pun relatif mudah, biasanya dilakukan melalui pemisahan rumpun (division) saat tanaman telah cukup besar dan padat.
Keindahan yang tumbuh dari tanah ini benar-benar layak mendapatkan tempat terhormat di setiap sudut taman tropis.