Alergi susu sapi (ASS) merupakan salah satu kondisi alergi makanan yang paling umum pada bayi dan anak usia dini. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi, seperti kasein dan whey. Reaksi ini dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala, mulai dari masalah pencernaan, ruam kulit, hingga gangguan pernapasan yang serius. Bagi orang tua yang memiliki anak dengan diagnosis ASS, memilih nutrisi pengganti yang tepat adalah prioritas utama.
Dalam konteks kebutuhan nutrisi ini, susu formula berbasis kedelai seringkali menjadi pilihan alternatif. Salah satu produk yang dikenal di Indonesia adalah SGM Soya, yang dirancang khusus sebagai solusi nutrisi untuk bayi dan anak yang tidak dapat mengonsumsi susu sapi.
Ilustrasi nutrisi berbasis kedelai sebagai alternatif susu sapi.
Susu formula SGM Soya diformulasikan menggunakan isolat protein kedelai sebagai sumber protein utamanya. Protein kedelai memiliki profil asam amino yang lengkap, sehingga sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak. Keunggulan utama dari formula soya adalah:
Penting untuk membedakan antara formula soya dengan formula hidrolisat ekstensif. Formula hidrolisat ekstensif memiliki protein susu sapi yang telah dipecah menjadi fragmen yang sangat kecil (peptida), sehingga jarang memicu reaksi alergi. Sementara itu, formula soya menggunakan sumber protein nabati (kedelai).
Keputusan memilih antara formula soya atau hidrolisat ekstensif harus selalu didasarkan pada anjuran dokter spesialis anak atau ahli gizi. Meskipun banyak kasus alergi susu sapi dapat diatasi dengan formula soya, ada sebagian kecil anak yang juga menunjukkan reaksi alergi silang terhadap protein kedelai. Oleh karena itu, pengawasan medis sangat diperlukan saat melakukan transisi formula.
Saat beralih ke SGM Soya, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal penting:
Mengelola alergi susu sapi memerlukan kesabaran dan pemahaman yang baik mengenai kebutuhan nutrisi anak. SGM Soya menawarkan alternatif yang teruji dan difortifikasi, memberikan harapan bagi orang tua untuk memastikan si kecil tetap tumbuh optimal meskipun harus menghindari protein susu sapi.