Ilustrasi Bulan dan Bintang
Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Hijriah, bersama dengan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Keistimewaan bulan ini sangat ditekankan dalam ajaran Islam, karena ia menandai permulaan dari tiga bulan mulia yang berpuncak pada Ramadhan, yaitu Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan itu sendiri. Memahami dan mengamalkan sunnah bulan Rajab menjadi sarana penting bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri menyambut bulan puasa.
Bulan Rajab dikenal juga sebagai "Al-Ashab" (penyebaran rahmat), di mana Allah SWT melipatgandakan pahala bagi mereka yang beribadah dengan sungguh-sungguh. Meskipun tidak ada dalil spesifik yang mewajibkan puasa penuh selama bulan Rajab seperti halnya Ramadhan, terdapat anjuran dan amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
Keutamaan Rajab terletak pada kedudukannya sebagai pembuka pintu kebaikan. Terdapat hadis yang menyebutkan doa khusus yang dianjurkan dibaca ketika memasuki bulan ini, yang menunjukkan pentingnya menyambutnya dengan niat ibadah yang tulus.
Rasulullah SAW bersabda:
"Ya Allah, berkahi kami di Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami ke Ramadhan." (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Doa ini mengandung permohonan agar Allah SWT memberikan keberkahan dalam menjalankan ibadah di dua bulan menjelang Ramadhan, sehingga fisik dan ruhani siap menerima kemuliaan Ramadhan. Fokus utama dalam menjalankan sunnah bulan Rajab adalah meningkatkan kualitas amal, bukan hanya kuantitas yang bersifat bid'ah.
Tidak seperti amalan yang terpusat pada malam Lailatul Qadar di Ramadhan, amalan di bulan Rajab cenderung lebih umum dan berkelanjutan, bertujuan untuk memurnikan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut adalah beberapa amalan utama yang sesuai dengan sunnah bulan Rajab:
Bulan Rajab adalah waktu yang tepat untuk membersihkan dosa-dosa masa lalu. Istighfar (memohon ampunan) adalah amalan yang universal, namun sangat ditekankan pada bulan-bulan haram. Dianjurkan untuk memperbanyak bacaan seperti "Astaghfirullahal 'Adzim wa Atubu Ilaih" setiap hari.
Puasa adalah inti dari latihan spiritualitas. Meskipun puasa sebulan penuh di Rajab tidak disunnahkan (karena dikhawatirkan menyerupai puasa wajib), melaksanakan puasa sunnah seperti Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (pertengahan bulan) sangat dianjurkan. Beberapa ulama menganjurkan untuk berpuasa sehari, berbuka sehari, atau setidaknya berpuasa beberapa hari selama bulan Rajab sebagai latihan awal sebelum Sya'ban dan Ramadhan.
Sedekah menjadi lebih mulia ketika dilakukan di bulan-bulan utama. Memberikan sedekah, baik materi maupun non-materi (seperti sedekah ilmu atau senyuman), adalah cara efektif untuk menumbuhkan rasa empati dan menumpuk pahala.
Bulan Rajab adalah bulan terjadinya peristiwa besar Isra Mi'raj, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dilanjutkan dengan kenaikan beliau ke langit hingga Sidratul Muntaha. Meskipun perayaan besar dengan ritual tertentu tidak memiliki dasar kuat dalam sunnah shahihah, refleksi mendalam mengenai mukjizat ini dan pelajaran tauhid darinya sangatlah penting.
Hal krusial dalam menjalankan sunnah bulan Rajab adalah membedakan amalan yang bersumber dari ajaran sahih dan amalan yang muncul dari tradisi tanpa dasar kuat (bid'ah). Banyak ritual yang berkembang di masyarakat terkait Rajab, seperti Shalat Raghaib (sholat malam khusus di awal Rajab) atau tradisi makan bersama tertentu, yang sebagian besar tidak memiliki landasan kuat dalam hadis sahih. Seorang Muslim sejati harus berpegang teguh pada apa yang dicontohkan Nabi.
Fokuslah pada amalan umum yang dianjurkan sepanjang tahun, namun ditingkatkan intensitasnya di bulan Rajab, seperti:
Dengan menjalankan amalan-amalan ini secara konsisten, seorang Muslim akan merasakan persiapan ruhani yang lebih matang saat memasuki bulan Sya'ban dan akhirnya menyambut tamu agung, bulan Ramadhan. Bulan Rajab adalah ladang tanam, Sya'ban adalah ladang siram, dan Ramadhan adalah ladang panen pahala.