Visualisasi Sederhana: Protein Besar (Kiri) dipecah menjadi unit lebih kecil (Kanan).
Ketika bayi menunjukkan reaksi alergi atau intoleransi terhadap protein susu sapi standar, dokter sering merekomendasikan penggunaan susu formula terhidrolisa. Konsep dasarnya terletak pada proses "hidrolisis"—pemecahan. Protein susu sapi, yang ukurannya relatif besar dan kompleks, dipecah menjadi fragmen-fragmen yang jauh lebih kecil yang disebut peptida.
Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kemampuan protein tersebut memicu respons alergi dalam sistem kekebalan tubuh bayi. Karena ukurannya yang lebih kecil, peptida ini cenderung lebih mudah dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan bayi yang sensitif, sekaligus mengurangi risiko reaksi alergi seperti ruam, muntah, atau diare kronis.
Alergi protein susu sapi (APSS) adalah kondisi umum pada bayi. Tubuh bayi yang alergi menganggap protein utuh (seperti kasein atau whey) sebagai zat asing berbahaya, sehingga melepaskan antibodi dan menyebabkan gejala peradangan. Susu formula terhidrolisa hadir sebagai solusi karena dua alasan utama: hipoalergenisitas dan ketersediaan hayati.
Ada dua tingkat utama hidrolisis yang perlu diketahui orang tua:
Salah satu tantangan terbesar dalam transisi ke susu formula terhidrolisa adalah perbedaan rasa. Karena proses pemecahan protein, formula terhidrolisa—terutama yang terhidrolisa ekstensif—cenderung memiliki rasa yang lebih pahit atau "asam" dibandingkan formula standar.
Hal ini disebabkan oleh terbentuknya peptida bebas tertentu selama hidrolisis. Meskipun rasa ini mungkin tidak disukai pada awalnya, penting untuk diingat bahwa sistem kekebalan dan pencernaan bayi akan mendapat manfaat signifikan. Biasanya, bayi memerlukan masa adaptasi, yang bisa berlangsung beberapa hari hingga dua minggu, sebelum mereka terbiasa dengan rasa baru tersebut. Konsultasi dengan dokter anak sangat penting untuk memastikan transisi yang mulus.
Penggunaan formula ini harus selalu didasarkan pada rekomendasi medis, bukan coba-coba. Indikasi paling umum penggunaan formula terhidrolisa meliputi:
Penting untuk dipahami bahwa formula terhidrolisa berbeda dengan formula bebas laktosa. Intoleransi laktosa hanya melibatkan gula susu (laktosa), sedangkan alergi melibatkan protein. Pada kasus APSS, formula bebas laktosa tidak akan membantu karena proteinnya masih utuh dan tetap memicu alergi. Oleh karena itu, memahami akar masalah bayi Anda adalah kunci dalam memilih jenis susu formula terhidrolisa yang paling tepat.