Memahami Alergi Protein Susu Sapi (APSS)
Alergi Protein Susu Sapi (APSS) adalah kondisi umum, terutama pada bayi dan anak-anak, namun juga bisa dialami oleh orang dewasa. Kondisi ini terjadi ketika sistem imun bereaksi berlebihan terhadap protein yang ada dalam susu sapi, seperti kasein atau whey. Reaksi ini bisa bervariasi, mulai dari ruam kulit, masalah pencernaan (diare, muntah), hingga reaksi yang lebih serius seperti anafilaksis.
Jika diagnosis APSS telah ditegakkan, langkah pertama dan paling krusial adalah eliminasi total semua produk yang mengandung susu sapi. Inilah mengapa mencari alternatif susu yang aman menjadi prioritas utama bagi penderitanya.
Pilihan Utama: Susu Bebas Protein Sapi
Ketika susu sapi harus dihindari, dunia minuman nabati menawarkan solusi nutrisi yang kaya. Pemilihan pengganti ini harus didasarkan pada usia, kebutuhan nutrisi spesifik (misalnya, protein atau kalsium), dan toleransi terhadap alergen lain (misalnya, kacang-kacangan).
1. Susu Berbasis Biji-bijian (Oat dan Beras)
- Susu Oat: Pilihan yang sangat populer karena teksturnya yang creamy dan rasanya yang cenderung manis alami. Susu oat seringkali mudah dicerna dan biasanya aman bagi penderita alergi kacang. Pastikan memilih varian yang difortifikasi kalsium dan Vitamin D.
- Susu Beras: Ini sering dianggap sebagai pilihan paling hipoalergenik karena risiko alergi terhadap beras sangat rendah. Namun, perlu diperhatikan bahwa susu beras cenderung rendah protein dan memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi.
2. Susu Berbasis Kacang dan Biji-bijian (Jika Tidak Ada Alergi Ganda)
- Susu Kedelai (Soy Milk): Secara nutrisi, susu kedelai adalah yang paling mendekati susu sapi karena kandungan proteinnya yang tinggi. Namun, kedelai sendiri merupakan alergen umum, sehingga harus dihindari jika pasien juga alergi kedelai.
- Susu Almond: Rendah kalori dan sumber Vitamin E yang baik. Cocok untuk dewasa, tetapi kandungan proteinnya lebih rendah dibandingkan susu sapi atau kedelai.
Formula Khusus untuk Bayi dengan APSS
Untuk bayi yang masih sangat bergantung pada asupan susu, mengganti dengan susu nabati biasa tidak disarankan tanpa pengawasan medis, karena kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi sangat spesifik.
Dokter biasanya merekomendasikan salah satu dari dua jenis formula khusus:
- Formula Terhidrolisis Ekstensif (Extensively Hydrolyzed Formula - EHF): Protein susu sapi dipecah menjadi fragmen yang sangat kecil (peptida) sehingga sistem imun tidak mengenalinya sebagai alergen. Ini adalah lini pertahanan pertama bagi sebagian besar bayi dengan APSS.
- Formula Berbasis Asam Amino (Amino Acid-Based Formula - AAF): Ini adalah pilihan paling hipoalergenik, karena proteinnya sudah dipecah menjadi blok bangunan terkecilnya (asam amino). Formula ini digunakan untuk kasus APSS yang parah atau ketika EHF masih menyebabkan reaksi alergi.
Pentingnya Fortifikasi Nutrisi
Saat menghilangkan susu sapi, ada risiko defisiensi nutrisi penting yang sering terkandung di dalamnya, terutama Kalsium, Vitamin D, dan Vitamin B12. Susu untuk alergi protein sapi, baik formula maupun susu nabati komersial, harus dipastikan mengandung:
- Kalsium Tinggi: Penting untuk kesehatan tulang. Cari produk yang menyediakan setidaknya 25-30% dari kebutuhan harian per sajian.
- Vitamin D: Bekerja sama dengan Kalsium untuk penyerapan optimal.
- Protein: Terutama penting untuk pertumbuhan anak-anak dan remaja.
Selalu konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter anak Anda untuk memastikan transisi pola makan berjalan lancar tanpa mengorbankan tumbuh kembang optimal anak Anda.