Ilustrasi: Membandingkan pilihan susu yang aman (kiri) dengan yang harus dihindari (tengah dan kanan).
Alergi susu sapi (ASS) adalah reaksi imun terhadap protein yang ditemukan dalam susu sapi, terutama kasein dan whey. Ini berbeda dengan intoleransi laktosa, di mana tubuh kekurangan enzim untuk mencerna gula susu (laktosa). Pada alergi, sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan, yang dapat memicu gejala mulai dari ringan (ruam) hingga berat (anafilaksis).
Bagi mereka yang didiagnosis dengan ASS, eliminasi total produk turunan susu sapi dari pola makan adalah kunci manajemen kesehatan. Ini berarti menghindari bukan hanya susu cair, tetapi juga keju, mentega, yogurt, dan bahan tersembunyi dalam makanan olahan.
Mencari susu untuk alergi susu sapi harus berfokus pada pengganti yang menawarkan profil nutrisi yang sebanding, terutama kalsium dan Vitamin D, tanpa kandungan protein susu sapi.
Susu almond dan susu mete adalah pilihan populer karena teksturnya yang lembut dan rasa yang netral. Namun, perlu diingat bahwa susu ini mungkin rendah protein jika tidak difortifikasi. Penting untuk memilih varian yang diperkaya kalsium.
Susu oat telah menjadi favorit karena kemampuannya meniru tekstur creamy dari susu sapi. Susu oat secara alami lebih manis dan seringkali mengandung serat beta-glukan yang baik untuk jantung.
Secara tradisional, susu kedelai adalah pengganti susu sapi terbaik dari segi kandungan proteinnya yang paling mendekati. Namun, karena kedelai juga merupakan salah satu alergen utama, ini tidak cocok bagi semua orang.
Untuk kebutuhan nutrisi yang spesifik atau alergi ganda, alternatif seperti susu beras atau susu rami (hemp milk) bisa dipertimbangkan. Susu beras sangat hipoalergenik, tetapi paling rendah nutrisi dasar dan memiliki indeks glikemik yang cenderung tinggi.
Kunci sukses diet bebas susu sapi adalah ketelitian saat berbelanja. Produsen makanan wajib mencantumkan alergen utama. Cari label yang jelas menyatakan "Bebas Susu Sapi" (Dairy-Free) atau "Vegan".
Perhatikan bahan-bahan berikut dalam daftar komposisi:
Selalu utamakan produk yang difortifikasi. Kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang, dan tanpa konsumsi susu sapi, sumber lain harus dipastikan terpenuhi, seperti sayuran hijau gelap (brokoli, kangkung) atau minuman nabati yang telah diperkaya.
Transisi ke susu untuk alergi susu sapi membutuhkan sedikit penyesuaian kebiasaan:
Dengan pemahaman yang baik tentang alternatif yang tersedia, hidup dengan alergi susu sapi dapat dikelola dengan nutrisi yang lengkap dan tanpa kehilangan kenikmatan rasa dalam makanan sehari-hari.