Mengupas Tuntas Alergi Susu Soya

Soya REAKSI ALERGI

Ilustrasi Alergi Susu Soya

Apa Itu Alergi Susu Soya?

Alergi susu soya (atau alergi kedelai) adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein yang terdapat dalam kedelai dan produk turunannya. Bagi banyak orang, terutama bayi dan anak kecil, kedelai sering dianggap sebagai alternatif yang aman pengganti susu sapi. Namun, kenyataannya, alergi kedelai merupakan salah satu dari delapan alergen makanan paling umum yang diakui secara global.

Mekanisme alergi terjadi ketika sistem imun keliru mengidentifikasi protein kedelai—seperti glycinin dan beta-conglycinin—sebagai ancaman. Hal ini memicu pelepasan zat kimia, termasuk histamin, yang menyebabkan berbagai gejala alergi mulai dari ringan hingga parah (anafilaksis). Prevalensi alergi ini cenderung lebih tinggi pada bayi, namun sebagian besar anak dapat mengatasinya seiring bertambahnya usia.

Gejala Umum Alergi Susu Soya

Gejala alergi susu soya bisa bervariasi antar individu dan seringkali tumpang tindih dengan alergi makanan lainnya. Penting untuk mengenali tanda-tandanya agar penanganan cepat dapat dilakukan. Gejala ini umumnya muncul dalam beberapa menit hingga dua jam setelah mengonsumsi produk kedelai.

Gejala Pada Kulit:

Gejala Saluran Pencernaan:

Gejala Pernapasan:

Perlu dicatat, meskipun alergi terhadap protein kedelai berbeda dengan intoleransi laktosa (yang berkaitan dengan gula dalam susu), reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh alergi kedelai adalah kondisi darurat medis yang memerlukan suntikan epinefrin segera.

Diagnosis dan Penanganan Alergi Soya

Diagnosis alergi susu soya harus dilakukan oleh dokter spesialis alergi. Metode diagnosis yang umum meliputi wawancara riwayat medis mendalam, tes kulit tusuk (skin prick test), dan tes darah untuk mendeteksi antibodi IgE spesifik terhadap kedelai. Dalam beberapa kasus, tes tantangan makanan oral (oral food challenge) mungkin diperlukan di bawah pengawasan medis ketat.

Saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan alergi susu soya secara permanen. Penanganan utama adalah penghindaran total terhadap semua produk yang mengandung kedelai. Kedelai adalah bahan yang sangat umum dan tersembunyi dalam banyak makanan olahan.

Waspada Label Makanan Tersembunyi

Salah satu tantangan terbesar bagi penderita alergi soya adalah mengidentifikasi semua sumber kedelai. Kedelai dapat muncul dalam berbagai bentuk yang mungkin tidak disadari. Di banyak negara, termasuk Indonesia, kedelai wajib dicantumkan pada daftar bahan makanan sesuai regulasi pelabelan alergen.

Beberapa nama lain kedelai yang harus diwaspadai pada label meliputi:

Bagi bayi yang alergi susu sapi dan seringkali juga alergi soya, dokter biasanya merekomendasikan formula terhidrolisis ekstensif (extensively hydrolyzed formula) atau formula asam amino, bukan formula berbahan dasar kedelai.

Prospek Jangka Panjang

Kabar baiknya, penelitian menunjukkan bahwa seiring pertumbuhan anak, kemampuan mereka untuk menoleransi protein kedelai meningkat secara signifikan. Sekitar 70% anak yang didiagnosis alergi soya pada usia dini akan berhasil melewati alergi tersebut sebelum mencapai usia remaja. Oleh karena itu, evaluasi rutin dengan dokter alergi sangat penting untuk memantau perkembangan toleransi ini. Jika Anda atau anggota keluarga menghadapi tantangan dengan alergi susu soya, konsultasi profesional adalah langkah pertama menuju pengelolaan diet yang aman dan terhindar dari risiko reaksi yang tidak diinginkan.

🏠 Homepage