Terasi, atau belacan, adalah bumbu fermentasi yang sangat populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Terbuat dari udang atau krustasea kecil yang difermentasi, terasi memberikan rasa umami yang khas pada berbagai masakan. Namun, bagi sebagian orang, kenikmatan rasa ini harus dibayar mahal karena risiko reaksi alergi. Alergi terasi udang adalah kondisi serius yang perlu diwaspadai, terutama karena udang adalah salah satu alergen makanan laut paling umum.
Ilustrasi sederhana bahan dasar terasi.
Apa Itu Alergi Udang dan Mengapa Terasi Berbahaya?
Alergi udang termasuk dalam kategori alergi makanan laut (seafood allergy). Reaksi alergi dipicu oleh sistem imun yang keliru mengenali protein tertentu dalam daging udang sebagai ancaman. Protein utama yang sering menjadi biang keladi adalah tropomiosin.
Karena terasi dibuat dari udang yang dihaluskan dan difermentasi, residu protein alergen ini tetap ada di dalam produk akhir. Bahkan dalam jumlah kecil, bagi individu yang sangat sensitif, mengonsumsi makanan yang mengandung terasi dapat memicu reaksi. Masalahnya, dalam banyak masakan Indonesia, terasi sering kali tersembunyi atau menjadi bahan dasar yang tidak disebutkan secara eksplisit pada label makanan siap saji, meningkatkan risiko paparan tak terduga.
Gejala Umum Reaksi Alergi
Gejala alergi terasi udang mirip dengan reaksi alergi makanan laut lainnya dan bisa bervariasi dari ringan hingga mengancam jiwa (anafilaksis). Penting untuk mengenali tanda-tandanya segera setelah mengonsumsi makanan yang dicurigai:
Gejala Ringan hingga Sedang:
- Gatal-gatal (urtikaria) atau ruam merah pada kulit.
- Pembengkakan pada bibir, lidah, atau wajah (angioedema).
- Sakit perut, mual, muntah, atau diare.
- Hidung tersumbat, bersin-bersin, atau mata berair.
Gejala Berat (Anafilaksis):
Anafilaksis adalah kondisi darurat medis. Gejala meliputi:
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
- Penyempitan tenggorokan.
- Penurunan tekanan darah drastis yang menyebabkan pusing atau pingsan.
- Detak jantung cepat.
Jika salah satu gejala berat muncul, segera cari pertolongan medis darurat.
Risiko Kontaminasi Silang di Dapur
Bagi penderita alergi terasi udang yang tinggal di lingkungan kuliner yang kaya akan masakan tradisional, risiko kontaminasi silang sangat tinggi. Terasi sering digunakan sebagai bumbu dasar dalam sambal, tumisan, atau bumbu rendang. Peralatan masak yang sama, talenan, atau minyak jelantah bekas menggoreng bahan yang mengandung terasi dapat mentransfer alergen ke hidangan lain yang seharusnya aman.
Bahkan ketika Anda memesan makanan di luar, sangat penting untuk mengkomunikasikan alergi Anda dengan jelas. Jelaskan bahwa Anda alergi terhadap semua produk olahan udang, termasuk terasi dan segala bentuknya, untuk memastikan koki memahami tingkat keparahan alergi Anda.
Strategi Pencegahan dan Penanganan
Pencegahan adalah kunci utama dalam mengelola alergi makanan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil oleh penderita alergi terasi udang:
1. Penghindaran Total
Ini adalah langkah paling efektif. Pelajari label makanan dengan teliti. Cari kata-kata seperti "terasi," "belacan," "ebi," atau bahan dasar udang lainnya. Jika Anda tidak yakin tentang bahan suatu produk, lebih baik menghindarinya.
2. Edukasi Lingkungan Sekitar
Pastikan keluarga, teman, dan rekan kerja Anda mengetahui kondisi Anda. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi paparan tak terduga.
3. Persiapan Darurat
Jika Anda didiagnosis alergi berat, dokter kemungkinan akan meresepkan auto-injector epinefrin (seperti EpiPen). Selalu bawa alat ini ke mana pun Anda pergi dan pastikan Anda tahu cara menggunakannya.
4. Konsultasi Ahli Alergi
Untuk diagnosis pasti dan rencana manajemen jangka panjang, konsultasikan dengan dokter spesialis alergi imunologi. Mereka dapat melakukan tes alergi untuk mengonfirmasi sensitivitas Anda terhadap udang dan memberikan saran spesifik terkait pola makan Anda.
Mengelola alergi terasi udang memerlukan kewaspadaan ekstra, terutama di Indonesia di mana bahan ini sangat sering digunakan. Dengan pengetahuan yang memadai dan pencegahan yang ketat, penderita alergi tetap bisa menikmati kuliner dengan aman.