Simbol Bulan Muharram Ilustrasi lengkungan bulan sabit, bintang, dan lentera sebagai simbol awal tahun Hijriah. Muharram Mubarak

Menyambut Bulan Muharram: Memperkuat Spiritual dengan Amalan Sunnah

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah yang memiliki kedudukan istimewa bagi umat Islam. Selain menandai pergantian tahun, bulan ini dipenuhi dengan hikmah dan kesempatan besar untuk meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT. Muharram sering disebut sebagai Syahrullah (Bulan Allah), sebuah kehormatan yang menunjukkan betapa mulianya bulan ini di sisi-Nya. Oleh karena itu, memanfaatkan momentum ini dengan amalan-amalan terbaik adalah kunci untuk mengawali tahun baru dengan keberkahan.

Keutamaan Puasa Asyura (10 Muharram)

Amalan paling populer dan sangat dianjurkan di bulan Muharram adalah berpuasa, terutama pada tanggal 10 Muharram yang dikenal sebagai Hari Asyura. Hari ini diperingati karena Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS beserta kaumnya dari kejaran Firaun di hari tersebut.

Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Asyura memiliki kekuatan penghapus dosa. Beliau bersabda:

Untuk menyempurnakan amalan ini dan menyelisihi amalan Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 saja, para ulama menganjurkan untuk menambah puasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya, yaitu:

Memperbanyak Sedekah dan Kebaikan

Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk memperluas cakupan sedekah dan berbagi kepada sesama. Karena kemuliaan waktu ini, diharapkan pahala dari setiap kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan. Bersedekah di bulan Muharram dapat berupa membantu anak yatim, fakir miskin, atau bahkan sekadar memberikan senyuman dan nasihat yang baik.

Membiasakan diri untuk bersedekah secara rutin sejak awal tahun Hijriah adalah upaya spiritual yang signifikan. Ini menunjukkan niat kita untuk menjalani tahun yang baru dengan hati yang dermawan dan penuh empati terhadap kondisi sosial di sekitar kita. Amalan ini sangat relevan dengan semangat Muharram yang mengandung nilai kepedulian dan perubahan menuju kebaikan.

Memperbanyak Dzikir dan Doa

Seperti halnya bulan-bulan haram lainnya (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Rajab, dan Muharram), Muharram adalah saat yang dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan munajat kepada Allah. Keutamaan beribadah di bulan haram adalah pahalanya yang lebih besar dibandingkan di luar bulan haram. Jangan sia-siakan kesempatan ini untuk memohon ampunan atas kelalaian di tahun yang telah berlalu dan memohon keberkahan untuk tahun yang akan datang.

Beberapa bentuk dzikir yang dianjurkan meliputi:

  1. Istighfar (memohon ampunan).
  2. Tahmid (mengucapkan Alhamdulillah).
  3. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
  4. Membaca doa akhir tahun dan awal tahun Hijriah (meskipun doa spesifik ini memiliki perbedaan pandangan, niat menghadap Allah SWT selalu utama).

Menjauhi Maksiat dan Perbuatan Tercela

Keutamaan bulan haram juga menuntut kita untuk lebih ketat dalam menjaga diri dari perbuatan dosa. Melakukan maksiat di bulan haram dosanya lebih besar, sebagaimana pahala kebaikan dilipatgandakan. Oleh karena itu, Muharram menjadi momentum evaluasi diri (muhasabah) yang mendalam. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang sudah saya perbaiki? Apa resolusi spiritual terbaik yang harus saya capai di tahun ini?

Inti dari seluruh amalan di bulan Muharram adalah memperbarui tekad (niyyah) untuk menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah. Baik itu melalui puasa sunnah, bersedekah, atau memperbanyak ibadah ritual, semuanya bertujuan mengarahkan hati agar senantiasa bertakwa. Memulai lembaran baru dengan amal saleh adalah cara terbaik untuk memastikan sisa umur kita diberkahi.

Dengan menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah di bulan mulia ini, umat Islam berharap mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, terhapusnya catatan dosa lampau, dan dibukakan pintu rezeki serta kemudahan dalam menjalani kehidupan di tahun yang baru. Muharram adalah undangan untuk hijrah spiritual dari kebiasaan buruk menuju ketaatan yang lebih konsisten.

🏠 Homepage