Hari Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah, merupakan salah satu hari paling agung dalam Islam. Hari ini bertepatan dengan puncak ibadah haji, di mana jutaan umat Islam berkumpul di Padang Arafah untuk berwukuf. Bahkan bagi mereka yang tidak melaksanakan haji, hari ini memiliki keutamaan luar biasa yang sayang jika dilewatkan. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa puasa di hari Arafah dapat menghapus dosa setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang.
Mengapa Hari Arafah Begitu Istimewa?
Hari Arafah adalah hari penyempurnaan agama Allah, sebagaimana firman-Nya turun kepada Nabi Muhammad SAW saat wukuf. Selain itu, hari ini adalah momen di mana Allah SWT menunjukkan rahmat dan pengampunan-Nya yang sangat luas kepada hamba-hamba-Nya.
Meskipun ibadah wukuf adalah inti bagi jamaah haji, umat Islam di seluruh dunia dapat meraih keutamaan hari ini melalui amalan-amalan sunnah berikut:
Ini adalah amalan paling utama yang dicari oleh kaum muslimin yang tidak sedang dalam rangkaian ibadah haji. Puasa Arafah memiliki janji penghapusan dosa. Ini adalah kesempatan emas untuk membersihkan catatan amal sebelum Hari Raya Idul Adha tiba.
Hari Arafah adalah hari di mana Allah sangat banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka. Oleh karena itu, mengisi hari ini dengan dzikir (seperti tahlil, tahmid, tasbih) dan memohon ampunan (istighfar) sangatlah dianjurkan. Rasulullah ﷺ bersabda, "Dzikir terbaik adalah pada hari Arafah, dan nabi sebelumku dan aku mengucapkan: Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir."
Waktu terbaik untuk berdoa adalah saat hari Arafah. Para jamaah haji di Arafah dijamin doanya mustajab, namun bagi yang tidak haji, meluangkan waktu sepanjang hari untuk bermunajat kepada Allah SWT juga sangat bernilai. Jangan tunda permintaan Anda; curahkanlah segala harapan dan penyesalan Anda kepada Sang Pencipta.
Keutamaan puasa dan amalan lain dapat berkurang jika disertai dengan perilaku buruk. Di hari yang mulia ini, sangat penting untuk menahan diri dari ghibah (bergosip), berkata kotor, marah, atau menyakiti sesama. Kesempurnaan amalan seringkali terletak pada kesempurnaan akhlak.
Hari Raya Idul Adha yang segera menyusul adalah hari raya kurban. Memperbanyak sedekah sebelum hari raya, terutama dalam bentuk berbagi dengan fakir miskin atau menyumbang untuk hewan kurban, akan melipatgandakan pahala. Hari Arafah mengajarkan kita tentang empati dan kepedulian sosial.
Untuk memaksimalkan perolehan pahala di Hari Arafah, persiapan spiritual harus dilakukan sehari sebelumnya. Jika Anda berniat berpuasa, pastikan niat sudah tertanam kuat. Jauhi kesibukan duniawi yang tidak perlu, dan alokasikan waktu lebih banyak untuk membaca Al-Qur'an atau merenungkan kebesaran Allah.
Bagi yang sedang tidak berhaji, hari Arafah adalah kesempatan untuk "berpartisipasi" secara spiritual. Anggaplah hari itu sebagai hari di mana Anda berdiri di hadapan Allah, walau tanpa wukuf fisik. Kekuatan niat yang tulus akan mengantarkan rahmat ilahi.
Singkatnya, Hari Arafah adalah momentum penutup bulan Dzulkaidah dan pembuka momentum Idul Adha. Jadikan hari ini sebagai titik balik spiritual Anda, bersihkan hati, perbanyak taubat, dan tingkatkan harapan akan ampunan Allah SWT yang Maha Luas.