Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus. Ia adalah madrasah ruhaniyah yang agung, sebuah kesempatan emas untuk membersihkan jiwa, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Agar ibadah puasa kita mencapai kualitas terbaik, memperhatikan amalan puasa yang dianjurkan menjadi sangat penting.
Ilustrasi semangat menjalankan ibadah puasa.
Amalan Wajib dan Sunnah Saat Berpuasa
Setiap muslim wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, untuk menyempurnakan nilai ibadah, kita perlu menambahkannya dengan amalan sunnah yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.
1. Menjaga Lisan dan Perbuatan (Puasa Mahjuriin)
Ini adalah fondasi dari segala amalan puasa yang sesungguhnya. Puasa tidak sah secara kualitas jika lidah masih berbohong, menggunjing, mencaci maki, atau perkataan kotor lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan yang keji, maka Allah tidak butuh kepada puasanya (yakni tidak mendapatkan pahala sempurna)."
2. Menguatkan Ibadah Wajib
- Menjaga Shalat Lima Waktu tepat waktu, terutama shalat berjamaah.
- Menjaga kualitas shalat, khusyu' adalah kunci.
- Membayar zakat (jika tiba waktunya) dan memperbanyak sedekah.
3. Memperbanyak Amalan Sunnah
Bulan puasa adalah waktu terbaik untuk melipatgandakan pahala melalui amalan sunnah:
- Tilawah Al-Qur'an: Membaca Al-Qur'an, tadarus bersama, atau mempelajari maknanya. Ini adalah salah satu amalan utama di bulan Ramadan.
- Shalat Tarawih dan Qiyamul Lail: Menghidupkan malam dengan shalat sunnah adalah sunnah Nabi yang sangat ditekankan.
- Dzikir dan Istighfar: Rutin berdzikir setelah shalat fardhu dan memperbanyak istighfar sepanjang hari.
- Menyegerakan Berbuka dan Mengakhirkan Sahur: Menyegerakan berbuka setelah maghrib dan mengakhirkan sahur sedekat mungkin dengan waktu Subuh termasuk sunnah muakkadah.
Peran Penting Sedekah dan Doa
Dua amalan ini memiliki posisi istimewa saat berpuasa. Pahala sedekah dilipatgandakan, sementara doa orang yang berpuasa diyakini sangat mustajab.
Amalan Sedekah di Bulan Puasa
Memberi makan orang yang berbuka puasa (iftar) memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Selain pahala memberi makan, kita juga mendapatkan pahala puasa orang tersebut tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun. Ini adalah bentuk nyata dari kepedulian sosial dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Memperbanyak Doa
Waktu mustajab untuk berdoa sangat banyak saat berpuasa, di antaranya:
- Saat berbuka puasa.
- Ketika sujud dalam shalat.
- Sepanjang malam Lailatul Qadar (jika bertepatan).
- Di antara adzan dan iqamah.
Jangan sia-siakan momentum ini. Panjatkan doa terbaik untuk diri sendiri, keluarga, umat Islam, dan seluruh urusan dunia akhirat Anda. Penguasaan diri fisik harus diiringi dengan penguatan spiritual melalui doa.
Meningkatkan Kualitas (Bukan Kuantitas) Amalan Puasa
Seringkali, kita fokus pada berapa banyak ibadah yang dilakukan. Padahal, kualitas dan keikhlasan adalah penentu utama diterimanya amal. Setiap amalan puasa harus diniatkan murni karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji manusia (riya').
Jika kita melakukan shalat sunnah hingga larut malam tetapi masih menyisakan waktu untuk membicarakan hal yang tidak bermanfaat, atau jika kita bersemangat makan sahur mewah namun lalai dari shalat Subuh berjamaah, maka kualitas puasa kita patut dipertanyakan.
Oleh karena itu, introspeksi diri secara berkala sangat penting. Evaluasi apakah perilaku kita selama berpuasa sudah mencerminkan akhlak yang mulia. Puasa yang sukses adalah puasa yang menghasilkan perubahan positif dalam diri kita setelahnya, yaitu menjadi pribadi yang lebih sabar, lebih dermawan, dan lebih taat kepada ajaran agama. Semoga seluruh amalan puasa kita diterima dan diberkahi oleh Allah SWT.