Memahami Angina Crescendo: Tanda Peringatan Jantung yang Serius

Angina pectoris adalah istilah medis untuk nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung (iskemia miokard). Meskipun seringkali dianggap sebagai kondisi yang stabil, ada variasi angina yang memerlukan perhatian medis segera. Salah satu bentuk yang paling mengkhawatirkan adalah angina crescendo. Istilah ini merujuk pada pola nyeri dada yang memburuk secara progresif dalam hal frekuensi, durasi, intensitas, atau terjadi saat aktivitas yang semakin ringan.

Representasi visual nyeri dada yang memburuk

(Representasi visual arteri koroner yang semakin menyempit)

Apa yang Membedakan Angina Crescendo?

Angina dibagi berdasarkan stabilitasnya. Angina stabil adalah nyeri yang dapat diprediksi, terjadi saat beban kerja tertentu, dan mereda dengan istirahat atau nitrogliserin. Sebaliknya, angina crescendo menunjukkan bahwa penyakit arteri koroner (PAD) sedang memburuk. Dalam konteks klinis, angina crescendo sering kali digolongkan sebagai bagian dari sindrom koroner akut (SKA) non-ST elevasi, menjadikannya keadaan yang memerlukan evaluasi cepat.

Karakteristik utama dari pola ini adalah perubahan signifikan dari pola angina pasien sebelumnya. Misalnya, seseorang yang biasanya hanya merasakan nyeri saat menaiki tiga lantai, kini mulai merasakannya hanya saat menaiki satu lantai. Atau, rasa nyeri yang dulu reda dalam 5 menit, kini bertahan lebih dari 10 menit meskipun sudah beristirahat. Ini menandakan bahwa penyumbatan pada arteri koroner telah mencapai tingkat kritis, sering kali disebabkan oleh plak aterosklerotik yang tidak stabil dan berpotensi pecah.

Penyebab dan Mekanisme Dasar

Mekanisme dasar di balik angina crescendo adalah ketidakseimbangan antara suplai oksigen (yang dibatasi oleh penyempitan arteri koroner) dan kebutuhan oksigen miokard (yang meningkat saat aktivitas). Namun, "crescendo" (bertambahnya intensitas) biasanya dipicu oleh perkembangan penyakit aterosklerosis itu sendiri.

Plak yang stabil dapat mengalami erosi atau ruptur (pecah). Ketika plak pecah, tubuh merespons dengan membentuk bekuan darah (trombus) di lokasi tersebut. Bekuan darah ini dapat menutup arteri secara parsial atau total. Bahkan penutupan parsial yang signifikan dapat menyebabkan angina yang jauh lebih parah dan tidak terduga—inilah inti dari sindrom crescendo. Jika penyempitan mencapai titik tertentu dan aliran darah terhambat parah, kondisi ini dapat berkembang menjadi infark miokard (serangan jantung).

Peringatan Penting: Angina crescendo harus selalu dianggap sebagai keadaan darurat medis. Jangan mencoba mengobati sendiri dengan dosis nitrogliserin tambahan tanpa konsultasi profesional. Segera hubungi layanan darurat terdekat.

Perbedaan dengan Angina yang Lain

Membedakan angina crescendo dari varian lain sangat penting untuk diagnosis yang tepat:

Implikasi Klinis dan Tindakan Lanjut

Ketika seorang pasien melaporkan gejala angina crescendo, dokter biasanya akan segera melakukan pemeriksaan untuk menentukan tingkat keparahan penyumbatan dan risiko serangan jantung. Tindakan diagnostik mungkin mencakup elektrokardiogram (EKG) untuk melihat perubahan ST segmen atau gelombang T, tes troponin untuk mendeteksi kerusakan otot jantung, dan mungkin ekokardiogram.

Penatalaksanaan segera biasanya melibatkan obat-obatan anti-platelet (seperti aspirin) untuk mencegah pembekuan darah lebih lanjut, nitrat untuk melebarkan pembuluh darah, dan kadang-kadang obat pencegah penggumpalan yang lebih kuat. Dalam banyak kasus, angina crescendo adalah indikasi kuat perlunya intervensi revaskularisasi, seperti angioplasti koroner dengan pemasangan stent, untuk membuka arteri yang tersumbat secara permanen dan memulihkan aliran darah yang stabil ke jantung. Mengabaikan pola nyeri ini berarti menempatkan diri pada risiko infark miokard yang signifikan.

🏠 Homepage