Memahami Evolusi Pembelajaran Dewasa: Andragogi dan Heutagogi

Ilustrasi Konsep Belajar Representasi visual perbandingan antara pembelajaran terarah (Andragogi) dan pembelajaran mandiri (Heutagogi). ANDRAGOGI (Dipandu) HEUTAGOGI (Mandiri)

Dunia pendidikan terus berevolusi, terutama dalam konteks pembelajaran orang dewasa. Jika dulu fokus utama seringkali berada pada andragogi—teori belajar orang dewasa yang dipelopori oleh Malcolm Knowles—kini muncul konsep yang lebih menantang dan berorientasi masa depan: heutagogi. Kedua pendekatan ini menawarkan perspektif berbeda mengenai bagaimana orang dewasa seharusnya belajar dan bagaimana peran fasilitator atau pendidik berubah.

Andragogi: Seni dan Ilmu Membimbing Pembelajar Dewasa

Andragogi secara harfiah berarti 'memimpin pria' (dari bahasa Yunani: *anēr* untuk pria dan *agogos* untuk pemimpin). Knowles mendefinisikan andragogi sebagai pendekatan pengajaran yang berpusat pada pembelajar dewasa, yang memiliki beberapa asumsi kunci:

Dalam konteks andragogi, pendidik berperan sebagai fasilitator atau konsultan, bukan sebagai penceramah yang mendikte. Mereka menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi dan partisipasi aktif pembelajar.

Heutagogi: Menguasai Pembelajaran yang Mandiri dan Reflektif

Jika andragogi menekankan pada pembelajaran yang terarah diri (*self-directed learning*), heutagogi (dari bahasa Yunani: *heut* yang berarti 'diri sendiri') membawa konsep ini selangkah lebih maju. Heutagogi adalah studi tentang pembelajaran yang sepenuhnya mandiri dan menekankan pada pengembangan kemampuan pembelajar untuk menentukan apa yang perlu dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya.

Heutagogi muncul sebagai respons terhadap kompleksitas dunia modern (VUCA World) di mana pengetahuan cepat usang. Dalam heutagogi, fokusnya bukan hanya pada penguasaan kompetensi spesifik (seperti dalam andragogi), tetapi pada pengembangan kemampuan belajar sepanjang hayat itu sendiri. Pembelajar tidak hanya diarahkan untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mengidentifikasi masalah baru dan merancang solusi inovatif.

Perbedaan Kunci: Fokus dan Kontrol

Perbedaan mendasar antara kedua paradigma ini terletak pada tingkat kontrol dan fokus pembelajaran:

  1. Kontrol Kurikulum: Dalam Andragogi, meskipun pembelajar memiliki pengaruh besar, tujuan pembelajaran seringkali masih ditetapkan (meskipun melalui negosiasi). Dalam Heutagogi, pembelajarlah yang sepenuhnya menentukan tujuan dan jalur belajarnya.
  2. Fokus Pengetahuan: Andragogi berfokus pada akumulasi dan aplikasi pengetahuan yang relevan (kompetensi). Heutagogi berfokus pada pengembangan kemampuan belajar (*learning how to learn*), fleksibilitas kognitif, dan adaptasi.
  3. Peran Pengalaman: Pengalaman sangat dihargai dalam Andragogi. Dalam Heutagogi, pengalaman baru yang belum terstruktur, bahkan kegagalan, dilihat sebagai materi belajar yang sama pentingnya untuk refleksi mendalam.

Heutagogi seringkali diimplementasikan melalui pembelajaran berbasis proyek yang sangat terbuka, magang yang tidak terstruktur, atau penelitian yang dipimpin oleh individu, di mana tidak ada hasil akhir yang 'benar' yang telah ditentukan sebelumnya.

Mengapa Heutagogi Penting di Era Digital?

Saat ini, banyak pekerjaan yang belum ada membutuhkan kemampuan beradaptasi ekstrem. Pendidikan formal seringkali gagal mengikuti kecepatan perubahan teknologi dan sosial. Heutagogi menawarkan kerangka kerja untuk menghasilkan individu yang mampu menavigasi ketidakpastian.

Seorang profesional yang menerapkan prinsip heutagogi tidak hanya menyelesaikan tugas A, tetapi juga mampu melihat bahwa tugas A sebenarnya terkait dengan tantangan B dan C yang belum terpikirkan sebelumnya, lalu secara proaktif mencari pengetahuan untuk mengatasi tantangan yang baru ditemukan tersebut. Ini adalah pembelajaran yang melibatkan penemuan diri dan pengembangan identitas pembelajar.

Pada akhirnya, andragogi adalah dasar yang kuat untuk pendidikan orang dewasa yang menghargai pengalaman. Namun, heutagogi adalah evolusi yang diperlukan, mempersiapkan pembelajar dewasa untuk menjadi agen perubahan yang otonom dalam lanskap pengetahuan yang terus berubah.

🏠 Homepage