Dalam dunia komputasi dan pemrograman, kita terbiasa dengan sistem bilangan basis 10 (desimal) yang kita gunakan sehari-hari. Namun, ketika berinteraksi dengan warna digital, alamat memori, atau data biner, kita akan sering bertemu dengan sistem bilangan yang berbeda: **angka hexadesimal**. Sistem basis 16 ini menawarkan cara yang ringkas dan efisien untuk merepresentasikan urutan bit yang panjang.
Ilustrasi representasi warna menggunakan format heksadesimal.
Sistem heksadesimal, sering disingkat sebagai "Hex", adalah sistem bilangan berbasis 16. Berbeda dengan basis 10 yang menggunakan sepuluh simbol (0 sampai 9), sistem Hex menggunakan enam belas simbol:
Dalam konteks komputasi, Hex sangat berguna karena satu digit heksadesimal dapat secara tepat merepresentasikan empat bit data biner (karena $2^4 = 16$). Ini berarti tiga digit Hex dapat merepresentasikan 12 bit, dan delapan digit Hex (seperti pada warna RGB 24-bit) dapat merepresentasikan 32 bit data secara padat.
Memahami bagaimana nilai Hex berhubungan dengan nilai desimal adalah kunci. Berikut adalah tabel konversi untuk simbol-simbol yang melebihi angka 9:
| Hexadesimal | Desimal | Biner (4-bit) |
|---|---|---|
| 0 | 0 | 0000 |
| 9 | 9 | 1001 |
| A | 10 | 1010 |
| B | 11 | 1011 |
| C | 12 | 1100 |
| D | 13 | 1101 |
| E | 14 | 1110 |
| F | 15 | 1111 |
Penggunaan angka heksadesimal paling kentara dalam tiga bidang utama:
Dalam pengembangan web, warna didefinisikan menggunakan format RGB (Red, Green, Blue), di mana setiap komponen memiliki intensitas dari 0 hingga 255 (basis 10). Karena 255 dalam desimal sama dengan FF dalam Hex, menggunakan Hex memungkinkan kita merepresentasikan 24-bit warna dengan hanya enam karakter. Format umumnya adalah #RRGGBB. Sebagai contoh, warna merah murni adalah #FF0000, di mana FF (255) adalah komponen merah maksimum, dan 00 (0) adalah komponen hijau dan biru minimal.
Ketika bekerja pada level sistem operasi atau pemrograman tingkat rendah (seperti C atau Assembly), alamat memori komputer seringkali ditampilkan dalam format heksadesimal. Ini karena setiap byte memori dapat direpresentasikan dengan dua digit Hex. Alamat 0x7FFD6C020000 jauh lebih ringkas daripada representasi binernya yang sangat panjang, atau representasi desimalnya yang terlalu besar.
Banyak protokol komunikasi dan representasi data menggunakan Hex untuk menunjukkan nilai byte tunggal. Misalnya, dalam debugging, data mentah sering ditampilkan dalam format heksadesimal untuk memudahkan pembacaan pola byte tanpa harus berurusan dengan representasi karakter atau biner yang rumit.
Proses konversi dari desimal ke heksadesimal melibatkan pembagian berulang dengan 16 dan mencatat sisa baginya. Penting untuk diingat bahwa sisa yang hasilnya lebih dari 9 harus dikonversi menjadi simbol Hex (A-F).
Misalnya, mari kita konversi angka desimal 487:
Membaca sisa dari bawah ke atas, 487 dalam desimal setara dengan 1E7 dalam heksadesimal (ditulis 0x1E7).
Angka heksadesimal adalah jembatan vital antara dunia biner yang dipahami komputer dan dunia desimal yang mudah dipahami manusia. Dengan menguasai Hex, programmer dan desainer mendapatkan alat yang kuat untuk manipulasi data yang efisien, terutama dalam konteks warna digital dan pengelolaan memori. Meskipun sekilas tampak asing, sistem basis 16 ini terbukti sangat penting dalam arsitektur komputasi modern.