Demam pada sapi merupakan gejala umum yang menandakan adanya respons tubuh terhadap infeksi, peradangan, atau stres lingkungan. Ketika suhu tubuh sapi melampaui batas normal (sekitar 38.5°C - 39.2°C), kondisi ini dikenal sebagai pireksia, dan memerlukan penanganan segera. Penggunaan antipiretik sapi menjadi kunci utama dalam manajemen gejala ini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Antipiretik adalah kelompok obat yang dirancang untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat akibat demam. Pada ternak besar seperti sapi, demam seringkali menyertai penyakit serius seperti mastitis, metritis, infeksi saluran pernapasan (pneumonia), atau penyakit sistemik lainnya (misalnya, Penyakit Mulut dan Kuku/PMK). Fungsi utama antipiretik sapi adalah meredakan gejala demam, mengurangi rasa tidak nyaman, dan membantu sapi memulihkan nafsu makan serta aktivitas normalnya.
Dalam praktik kedokteran hewan, beberapa golongan obat sering digunakan sebagai agen antipiretik sapi. Pemilihan jenis obat sangat bergantung pada penyebab demam, kondisi klinis sapi, dan rekomendasi dokter hewan.
Golongan ini adalah yang paling sering digunakan karena memiliki efek analgetik (pereda nyeri), anti-inflamasi (anti-radang), sekaligus antipiretik. Contoh yang populer meliputi:
NSAIDs bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin, zat kimia yang memicu respons demam di hipotalamus (pusat pengatur suhu tubuh).
Meskipun efektif pada manusia, penggunaan parasetamol pada ruminansia (sapi) harus sangat hati-hati. Overdosis dapat menyebabkan hepatotoksisitas (kerusakan hati) yang parah pada sapi. Oleh karena itu, penggunaannya sering dibatasi atau digantikan oleh NSAIDs yang lebih aman untuk jangka pendek.
Pemberian antipiretik sapi tidak boleh dilakukan tanpa diagnosis yang tepat. Mengobati demam tanpa mengetahui penyebab dasarnya hanya menutupi gejala, sementara penyakit utama terus berkembang. Langkah-langkah penting meliputi:
Meskipun antipiretik sapi sangat membantu, ada potensi risiko yang harus diperhatikan peternak dan dokter hewan. NSAIDs, jika digunakan berlebihan atau pada hewan dehidrasi, dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal (lambung) atau bahkan kerusakan ginjal akut. Sapi yang mengalami syok atau dehidrasi berat mungkin memiliki respons yang berbeda terhadap obat-obatan ini, dan penanganan cairan (terapi infus) harus didahulukan sebelum atau bersamaan dengan pemberian obat penurun panas.
Kesimpulannya, manajemen demam pada sapi membutuhkan pendekatan komprehensif. Penggunaan antipiretik sapi adalah alat vital untuk kenyamanan dan pemulihan ternak, namun selalu harus berada di bawah pengawasan otoritas kesehatan hewan yang kompeten untuk memastikan efektivitas dan keamanan maksimal.