Ilustrasi posisi angka pada bilangan desimal.
Angka desimal adalah bagian integral dari matematika sehari-hari, mulai dari menghitung harga barang, mengukur jarak, hingga memahami data statistik. Meskipun terlihat sederhana, banyak orang masih merasa bingung tentang bagaimana cara membaca atau mengucapkannya dengan benar, terutama ketika melibatkan banyak angka di belakang koma (titik desimal).
Pada dasarnya, angka desimal adalah representasi bilangan yang memiliki bagian utuh dan bagian pecahan yang dipisahkan oleh tanda desimal, yang umumnya berupa titik (.) atau koma (,). Di Indonesia, kita sering menggunakan koma (,) sebagai pemisah desimal, namun dalam konteks internasional atau penulisan kalkulator, titik (.) lebih umum digunakan. Artikel ini akan fokus pada pemahaman umum cara membacanya.
Setiap angka desimal terdiri dari dua bagian utama:
Untuk membaca angka desimal dengan benar, ikuti langkah-langkah berikut secara berurutan:
Baca angka sebelum koma (titik) seolah-olah itu adalah bilangan bulat biasa.
Contoh: Jika angkanya 45,78, maka baca bagian depannya terlebih dahulu: "Empat puluh lima".
Setelah selesai membaca bagian utuh, ucapkan kata "koma" atau "dan" (tergantung konteks). Dalam konteks matematika formal, "koma" adalah yang paling umum digunakan.
Contoh Lanjutan: "Empat puluh lima, koma..."
Ini adalah bagian yang paling sering menimbulkan kebingungan. Angka setelah koma dibaca secara individual, digit demi digit, diikuti oleh nama posisi nilainya.
Lihat posisi nilai tempat di belakang koma:
Ketika membaca, Anda hanya perlu menyebutkan angka yang ada, kemudian menambahkan nama nilai tempat dari digit terakhir yang Anda sebutkan.
Cara membaca: Nol koma dua lima (atau nol koma dua puluh lima).
Secara matematis yang lebih tepat: Nol koma dua puluh lima persepuluhan (karena '5' berada di posisi perseratusan).
Cara membaca: Tiga koma satu empat.
Cara membaca formal: Tiga koma empat belas peratusan.
Cara membaca: Seratus dua puluh lima koma nol nol tujuh.
Cara membaca formal: Seratus dua puluh lima koma tujuh perseribuan (karena '7' berada di posisi perseribuan).
Dalam percakapan sehari-hari, cara membaca digit per digit ("Tiga koma satu empat") jauh lebih umum dan praktis daripada menggunakan nama nilai tempat penuh ("Tiga koma empat belas peratusan").
Namun, Anda harus menggunakan nama nilai tempat penuh ketika:
Menguasai cara membaca angka desimal adalah tentang memecah bilangan menjadi dua bagian—utuh dan pecahan—lalu menggabungkannya. Ingatlah bahwa setiap digit setelah koma memiliki nama posisi yang unik yang menurun berdasarkan pangkat sepuluh. Dengan sedikit latihan, Anda akan terbiasa membaca setiap angka desimal dengan lancar dan akurat, baik dalam konteks formal maupun informal.