Bilangan desimal adalah bagian penting dari matematika sehari-hari, mulai dari menghitung harga barang di supermarket hingga mengukur dimensi teknis. Meskipun terlihat rumit pada awalnya, memahami cara membaca dan mengucapkan bilangan desimal sangat mudah jika kita mengetahui dasarnya. Intinya adalah memahami apa yang diwakili oleh titik desimal dan nama tempat di sebelah kanannya.
Representasi visual posisi bilangan desimal.
Memahami Posisi Tempat Desimal
Sebelum membaca, kita harus tahu nama tempat di sebelah kanan koma (atau titik) desimal. Penamaan ini mengikuti pola yang sama dengan bilangan bulat, namun ditambahkan akhiran "-an" atau "-perseratus" dan seterusnya:
- Angka pertama di sebelah kanan titik desimal adalah persepuluhan (dibaca: per-sepuluh).
- Angka kedua adalah perseratusan (dibaca: per-seratus).
- Angka ketiga adalah perseribuan (dibaca: per-seribu).
- Angka keempat adalah persepuluhan ribu, dan seterusnya.
Langkah 1: Baca Bagian Bilangan Bulat
Selalu mulai dengan membaca angka di sebelah kiri titik desimal (bagian bilangan bulat) seperti biasa. Gunakan kata "koma" atau "koma" (tergantung konteks lokal Anda, namun dalam konteks baku Indonesia, kita sering menggunakan "koma" atau langsung menyebutkan nilainya).
Langkah 2: Ucapkan "Koma" (atau "Koma")
Setelah Anda mengucapkan bilangan bulat, segera ucapkan kata penghubung yang menandakan transisi ke bagian desimal. Dalam matematika formal Indonesia, seringkali kita menggunakan kata "koma". Namun, dalam pembacaan kasual, "koma" lebih umum.
Langkah 3: Baca Angka Desimal dan Nama Tempat Terakhir
Ini adalah langkah krusial. Baca semua digit setelah koma secara berurutan (seperti membaca bilangan bulat), tetapi akhiri dengan menyebutkan nama tempat dari digit desimal terakhir yang Anda baca.
Contoh 1: 25,5
Cara Membaca: Dua puluh lima koma lima persepuluhan.
Atau, dalam pembacaan yang lebih singkat: Dua puluh lima koma lima.
Kasus Khusus dan Contoh Lanjutan
Pembacaan menjadi lebih jelas ketika ada lebih dari satu digit di belakang koma.
Contoh 2: 184,07
Di sini, kita memiliki 184 sebagai bilangan bulat, diikuti oleh 07. Karena digit terakhir (7) berada di posisi perseratusan, maka:
Cara Membaca: Seratus delapan puluh empat koma nol tujuh perseratus.
Atau, yang paling sering digunakan: Seratus delapan puluh empat koma nol tujuh.
Contoh 3: 3,125
Bilangan bulatnya adalah 3. Angka setelah koma adalah 125. Digit terakhir (5) berada di posisi perseribuan.
Cara Membaca: Tiga koma seratus dua puluh lima perseribu.
Penting untuk diperhatikan: Meskipun Anda membaca "seratus dua puluh lima", Anda harus mengakhirinya dengan "perseribu" karena digit terakhir (5) menempati tempat tersebut.
Contoh 4: Bilangan Kurang dari Satu
Jika bagian bilangan bulatnya nol, Anda cukup menghilangkan penyebutan "nol".
0,45 dibaca: Koma empat lima (atau nol koma empat lima).
0,009 dibaca: Koma nol nol sembilan (atau nol koma nol nol sembilan).
Dalam konteks ilmiah atau pengukuran, seringkali dibaca: Empat puluh lima perseratus atau sembilan perseribu.
Perbedaan antara "Koma" dan "Per-..."
Dalam konteks sehari-hari dan transaksi jual beli, kebanyakan orang hanya mengucapkan angka setelah koma secara berurutan, diikuti kata "koma" jika perlu. Misalnya, harga Rp 15.500,50 cukup dibaca: Lima belas ribu lima ratus koma lima nol.
Namun, dalam konteks matematika formal, fisika, atau teknik, penyebutan nama tempat (persepuluhan, perseratusan, dst.) sangat dianjurkan untuk menghindari ambiguitas dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang nilai fraksional tersebut.
Ringkasan Pembacaan Nilai Tempat:
.1→ Satu persepuluhan.01→ Satu perseratusan.001→ Satu perseribuan.0001→ Satu persepuluhan ribu
Dengan membiasakan diri memecah bilangan desimal menjadi tiga bagian—bilangan bulat, kata "koma", dan digit desimal yang diakhiri dengan nama tempat terakhir—Anda akan mahir membaca bilangan desimal dalam berbagai situasi.