Menulis angka, baik dalam konteks akademik, bisnis, maupun komunikasi sehari-hari, seringkali menimbulkan kebingungan mengenai format yang paling tepat. Apakah kita harus menggunakan koma atau titik sebagai pemisah ribuan atau desimal? Kapan sebaiknya angka ditulis sebagai digit dan kapan harus ditulis sebagai kata? Memahami cara menulis angka dengan benar sangat krusial untuk memastikan kejelasan dan profesionalisme komunikasi Anda.
Aturan Dasar Penulisan Angka: Digit vs. Kata
Dalam penulisan, terdapat dua cara utama merepresentasikan kuantitas: menggunakan simbol numerik (digit) seperti '10', '5000', atau menuliskannya dalam bentuk kata ('sepuluh', 'lima ribu'). Pedoman umum sangat bergantung pada konteks dokumen yang Anda buat.
Secara umum, panduan penulisan yang sering digunakan mengikuti prinsip berikut:
- Angka di bawah sepuluh: Dalam banyak gaya penulisan formal (seperti gaya jurnalistik atau beberapa panduan akademik), angka dari satu hingga sembilan sebaiknya ditulis menggunakan kata (misalnya, "tujuh kucing", bukan "7 kucing").
- Angka sepuluh ke atas: Angka yang nilainya 10 atau lebih umumnya ditulis menggunakan digit (misalnya, "15 peserta", "200 item").
- Pengecualian Umum: Angka yang menunjukkan satuan waktu, persentase, mata uang, atau pengukuran teknis hampir selalu ditulis dalam bentuk digit, terlepas dari nilainya (contoh: "5 menit", "$200", "99%").
Memahami Pemisah Ribuan dan Desimal
Salah satu area paling membingungkan dalam cara menulis angka adalah penggunaan titik dan koma. Di Indonesia, standar yang diakui secara resmi oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan digunakan secara luas dalam dokumen resmi dan publikasi ilmiah adalah:
Aturan Baku di Indonesia:
- Pemisah Ribuan (Ribuan ke Atas): Menggunakan titik (.). Contoh: 1.500 (seribu lima ratus), 1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu).
- Pemisah Desimal (Pecahan): Menggunakan koma (,). Contoh: 3,14 (tiga koma satu empat), 10,5 kg.
Penting untuk dicatat: Meskipun standar Indonesia menggunakan titik untuk ribuan, di beberapa negara Barat (terutama Anglo-Amerika), kebalikannya yang berlaku (koma untuk ribuan, titik untuk desimal). Jika Anda menulis untuk audiens internasional, pastikan Anda mengacu pada standar audiens tersebut atau jelaskan format yang Anda gunakan.
Penulisan Angka dalam Konteks Khusus
Ada situasi spesifik di mana aturan penulisan angka menjadi lebih ketat:
1. Angka di Awal Kalimat
Jangan pernah memulai kalimat dengan digit. Jika Anda perlu memulai kalimat dengan angka, ubah menjadi bentuk kata. Jika angkanya besar dan penulisan kata terlalu canggung, susun ulang kalimatnya.
Contoh Buruk: 99 orang hadir dalam rapat tersebut.
Contoh Baik: Sembilan puluh sembilan orang hadir dalam rapat tersebut. ATAU Rapat tersebut dihadiri oleh 99 orang.
2. Mata Uang dan Satuan
Simbol mata uang (Rp, $), tanda persentase (%), dan satuan pengukuran (kg, m) harus selalu digabungkan langsung dengan angka tanpa spasi, kecuali terdapat pemisah ribuan.
- Benar: Rp15.000,00
- Salah: Rp 15.000,00 (spasi setelah simbol mata uang)
- Benar: 25%
- Salah: 25 %
3. Menulis Angka Besar
Untuk angka yang sangat besar (jutaan ke atas), menggunakan singkatan atau notasi ilmiah mungkin diperlukan untuk menjaga keterbacaan, meskipun dalam penulisan formal Indonesia, penulisan lengkap dengan titik sebagai pemisah ribuan masih lebih diutamakan. Jika Anda menggunakan notasi ilmiah (misalnya 1.5 x 10^6), pastikan pembaca Anda familiar dengan notasi tersebut.
Tips Mengoptimalkan Keterbacaan Angka
Tujuan utama dari cara menulis angka yang tepat adalah memastikan pembaca dapat memahami kuantitas yang disajikan dengan cepat. Berikut adalah beberapa tips tambahan:
- Konsistensi adalah Kunci: Setelah Anda memutuskan format mana yang akan digunakan (misalnya, selalu menggunakan titik untuk ribuan), terapkan secara konsisten di seluruh dokumen Anda. Inkonsistensi menyebabkan keraguan pembaca.
- Pembulatan yang Bijak: Hindari menggunakan terlalu banyak angka desimal jika tidak diperlukan. Untuk laporan umum, membulatkan hingga dua desimal sudah memadai (contoh: 98,75%).
- Gunakan Tanda Kurung untuk Koreksi: Ketika Anda menulis angka dalam bentuk kata dan ingin mengklarifikasinya, sertakan digitnya dalam tanda kurung setelahnya. Contoh: "Lima belas ribu (Rp15.000) telah disetorkan."
Dengan mematuhi pedoman baku mengenai pemisah, dan memahami kapan harus beralih antara format kata dan digit, Anda dapat meningkatkan kualitas komunikasi tertulis Anda secara signifikan, membuat data numerik Anda lebih akurat dan mudah dicerna oleh siapa pun yang membacanya.