Ilustrasi visual perbedaan umum antara katak dan kodok.
Dalam percakapan sehari-hari, istilah "katak" dan "kodok" sering digunakan secara bergantian untuk merujuk pada semua jenis amfibi dari ordo Anura. Namun, secara biologi dan morfologi, kedua kelompok hewan ini memiliki perbedaan signifikan. Meskipun keduanya termasuk dalam kelompok yang sama (amfibi bertubuh pendek tanpa ekor), evolusi telah memisahkan mereka menjadi kelompok yang memiliki adaptasi berbeda terhadap lingkungan tempat mereka hidup.
Perbedaan paling mencolok antara katak sejati (biasanya famili Ranidae) dan kodok sejati (biasanya famili Bufonidae) terletak pada tekstur kulit mereka. Katak cenderung memiliki kulit yang halus, licin, dan lembab. Kulit ini memerlukan kelembaban tinggi karena berfungsi penting dalam respirasi kulit (bernapas melalui kulit). Oleh karena itu, katak umumnya ditemukan sangat dekat dengan sumber air seperti kolam, sungai, atau genangan air.
Sebaliknya, kodok memiliki kulit yang kering, tebal, dan ditutupi oleh bintil-bintil atau kutil yang kasar. Kulit yang lebih tebal ini memberikan perlindungan lebih baik terhadap dehidrasi, memungkinkan kodok untuk hidup lebih jauh dari air dibandingkan katak. Meskipun demikian, kodok tetap membutuhkan kelembaban untuk bertahan hidup dan sering bersembunyi di bawah tanah atau daun kering saat cuaca terlalu panas.
Bentuk tubuh juga menjadi indikator yang baik. Katak umumnya memiliki tubuh yang ramping dan atletis, dirancang untuk melompat jauh. Kaki belakang mereka sangat panjang dan kuat dibandingkan dengan tubuhnya. Ketika beristirahat, kaki belakang ini sering dilipat rapat di sisi tubuh.
Kodok, di sisi lain, cenderung memiliki tubuh yang lebih gempal, pendek, dan lebar. Kaki belakang mereka relatif lebih pendek. Karena adaptasi lingkungan darat, kodok cenderung tidak melompat jauh seperti katak. Gerakan khas mereka lebih sering berupa berjalan atau melompat pendek dan kikuk.
Secara anatomi, katak sejati hampir selalu memiliki gigi kecil yang disebut vomerine teeth (gigi pada langit-langit mulut atas), meskipun fungsinya hanya untuk menahan mangsa, bukan untuk mengunyah. Sementara itu, kodok sejati umumnya tidak memiliki gigi sama sekali.
Mengenai habitat, seperti yang telah disinggung, katak sangat terikat pada lingkungan perairan karena kebutuhan kulit mereka. Telur katak sering diletakkan dalam bentuk gumpalan atau kelompok besar yang mengambang di air.
Kodok menunjukkan toleransi yang jauh lebih besar terhadap lingkungan kering dan panas. Telur kodok, di sisi lain, biasanya diletakkan dalam untaian panjang yang melilit vegetasi air. Siklus metamorfosis mereka juga dapat sedikit berbeda tergantung spesies, namun adaptasi darat kodok lebih unggul.
| Karakteristik | Katak (Frog) | Kodok (Toad) |
|---|---|---|
| Kulit | Halus, licin, dan lembab | Kering, tebal, berbintil/kutil |
| Bentuk Tubuh | Ramping dan ramping | Gempal dan lebar |
| Kaki Belakang | Sangat panjang, adaptasi untuk lompatan jauh | Pendek, adaptasi untuk berjalan/lompatan pendek |
| Habitat Utama | Sangat dekat dengan air | Dapat hidup lebih jauh dari sumber air |
| Gigi | Biasanya memiliki gigi vomerine | Umumnya tidak memiliki gigi |
Meskipun kebingungan antara katak dan kodok sangat umum, memahami perbedaan pada kulit, bentuk tubuh, dan habitatnya dapat membantu membedakan keduanya. Katak adalah pelompat lincah yang selalu 'menempel' pada air dengan kulitnya yang basah. Kodok adalah amfibi tangguh yang mampu bertahan di lingkungan yang lebih kering berkat kulitnya yang kutilan. Keduanya memainkan peran ekologis vital, mulai dari mengendalikan populasi serangga hingga menjadi bagian penting dari rantai makanan.
Penting untuk diingat bahwa klasifikasi ini merujuk pada "katak sejati" (Ranidae) dan "kodok sejati" (Bufonidae). Di luar kelompok utama ini, terdapat banyak spesies lain (seperti tree frogs) yang mungkin memiliki ciri antara keduanya, menambah kompleksitas menarik dalam dunia herpetologi.