Setiap Muslim yang mendapatkan panggilan suci untuk menunaikan ibadah haji atau umrah akan merasakan getaran spiritual yang luar biasa saat melafalkan kalimat agung: "Labaik Allahumma Labaik". Bacaan ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah deklarasi totalitas jiwa yang tunduk sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. Kalimat ini adalah inti dari talbiyah, seruan yang diucapkan jemaah saat memasuki ihram dan terus bergema di seluruh penjuru Baitullah.
Talbiyah adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi orang yang sedang berihram. Berikut adalah lafal lengkapnya, dimulai dari lafaz dasar hingga penyempurnaannya:
Mengucapkan Labaik Allahumma Labaik adalah respons spiritual tertinggi seorang hamba. Ketika seseorang mengucapkan kalimat ini, ia tengah menyatakan beberapa poin krusial dalam hubungannya dengan Sang Pencipta:
Bacaan ini menjadi penanda dimulainya fase ihram, sebuah keadaan suci di mana batasan duniawi, status sosial, dan kemewahan harus dilepaskan. Semua jemaah, dari raja hingga rakyat jelata, menjadi sama di hadapan Ka'bah, terbungkus hanya dalam kain putih yang melambangkan kesucian dan kesiapan menghadap Allah.
Kapan talbiyah ini mulai diucapkan? Bagi jemaah haji tamattu' dan qiran, talbiyah dimulai sejak mereka berniat ihram di miqat. Bagi haji ifrad, ia diucapkan setelah melafazkan niat di tempatnya masing-masing. Sementara bagi umrah, ia diucapkan sejak berniat ihram hingga mulai melakukan tawaf.
Para ulama menyarankan agar bacaan ini diperbanyak, terutama ketika sedang melakukan perjalanan menuju Mekkah atau saat melakukan ritual utama seperti tawaf dan sa’i. Semakin sering diucapkan, semakin dalam penghayatan seorang hamba terhadap janji dan panggilan Ilahi yang telah dijawabnya.
Keindahan dari melafalkan Labaik Allahumma Labaik secara berulang adalah terciptanya suasana kosmis. Bayangkan jutaan suara dari seluruh penjuru bumi bersatu dalam satu frekuensi, serempak menjawab panggilan Ilahi. Ini adalah simfoni spiritual yang hanya bisa dialami di tanah suci.
Secara psikologis, mengulang talbiyah berfungsi sebagai pengingat konstan. Di tengah keramaian dan kepadatan tawaf, mengucapkannya membantu menambatkan fokus hati kembali kepada Allah. Ia mencegah pikiran melayang pada urusan duniawi yang telah ditinggalkan.
Ketika seorang hamba mengucapkan: "Aku datang...", ia seolah-olah sedang berdiri di hadapan Allah, bukan hanya di hadapan batu Ka'bah. Ini adalah momen puncak spiritualitas, di mana harapan terbesar seorang Muslim—menjadi tamu Allah—terwujud. Pengulangan ini menumbuhkan rasa syukur yang mendalam. Rasa syukur ini harus melekat, bahkan setelah ibadah selesai, agar semangat ketakwaan tetap terjaga dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, marilah kita menjaga kesucian makna dari setiap huruf dalam Labaik Allahumma Labaik. Semoga kita semua diberi kesempatan untuk mengucapkannya dengan hati yang penuh keikhlasan dan kerinduan.