Mata Berair dan Gatal: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Secara Tuntas
Ilustrasi mata yang berair dan gatal, menunjukkan iritasi dan produksi air mata berlebihan.
Masalah mata berair dan gatal adalah keluhan umum yang dialami banyak orang dari berbagai usia. Kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, menyebabkan ketidaknyamanan, dan bahkan memengaruhi kualitas hidup. Meskipun seringkali bukan kondisi yang serius dan dapat diatasi dengan perawatan sederhana, penting untuk memahami penyebab yang mendasarinya agar penanganan yang tepat dapat diberikan. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai aspek terkait mata berair dan gatal, mulai dari penyebab, gejala yang menyertai, cara diagnosis, pilihan pengobatan, hingga strategi pencegahan yang efektif.
Pengenalan Mata Berair dan Gatal
Mata berair (epifora) adalah kondisi di mana mata memproduksi air mata secara berlebihan atau sistem drainase air mata tidak berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan air mata mengalir keluar dari mata. Sementara itu, gatal pada mata (okular pruritus) adalah sensasi tidak nyaman yang memicu keinginan untuk menggosok mata. Ketika kedua gejala ini muncul bersamaan, ini seringkali menunjukkan adanya iritasi atau peradangan pada mata.
Sensasi mata berair dan gatal bisa berkisar dari ringan hingga parah, dan dapat memengaruhi satu atau kedua mata. Kondisi ini dapat muncul secara akut (tiba-tiba dan berjangka pendek) atau kronis (berlangsung lama atau kambuh secara berkala). Memahami perbedaan ini dan gejala penyerta lainnya sangat penting untuk mengidentifikasi akar masalah dan menentukan langkah penanganan yang paling sesuai.
Keluhan mata berair dan gatal seringkali dianggap sepele, namun tidak jarang kondisi ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan mata yang lebih serius atau kondisi sistemik yang memerlukan perhatian medis. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda peringatan dan kapan harus mencari pertolongan profesional adalah bagian krusial dari manajemen kesehatan mata yang baik.
Penyebab Utama Mata Berair dan Gatal
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan mata berair dan gatal. Mengidentifikasi penyebabnya adalah langkah pertama untuk menentukan pengobatan yang efektif. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai penyebab-penyebab paling umum:
Ilustrasi pertanyaan mengenai berbagai penyebab mata berair dan gatal.
1. Alergi (Konjungtivitis Alergi)
Alergi adalah salah satu penyebab paling umum dari mata berair dan gatal. Ketika mata terpapar alergen (zat pemicu alergi), sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan melepaskan histamin dan zat kimia lainnya. Histamin ini menyebabkan peradangan, pelebaran pembuluh darah di mata, dan peningkatan produksi air mata, yang semuanya berkontribusi pada gejala gatal dan berair.
Alergen Udara: Ini adalah jenis alergi mata yang paling sering terjadi. Alergen seperti serbuk sari (pollen) dari tanaman, rumput, dan pohon (alergi musiman), tungau debu, bulu hewan peliharaan (kucing, anjing), dan spora jamur atau lumut dapat dengan mudah masuk ke mata dan memicu reaksi alergi. Gejala seringkali memburuk di luar ruangan pada musim-musim tertentu atau saat berada di lingkungan yang banyak debu/hewan peliharaan.
Kosmetik dan Produk Perawatan Pribadi: Beberapa orang mungkin alergi terhadap bahan kimia yang ditemukan dalam make-up mata (maskara, eyeliner, eyeshadow), produk perawatan kulit di sekitar mata, lensa kontak, atau larutan pembersih lensa kontak. Reaksi ini biasanya terjadi setelah penggunaan produk baru atau setelah terpapar bahan iritan tertentu.
Obat-obatan: Meskipun jarang, beberapa obat tetes mata (terutama yang mengandung pengawet) atau obat-obatan sistemik tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi yang bermanifestasi sebagai mata berair dan gatal.
Alergi Makanan: Dalam kasus yang lebih jarang, alergi makanan yang parah juga dapat menunjukkan gejala okular, meskipun biasanya disertai gejala sistemik lainnya seperti ruam kulit atau masalah pencernaan.
Konjungtivitis Papilaris Raksasa (Giant Papillary Conjunctivitis/GPC): Ini adalah bentuk alergi yang lebih parah, sering dikaitkan dengan pemakaian lensa kontak. Protein yang menumpuk pada lensa kontak dapat memicu reaksi alergi kronis pada bagian dalam kelopak mata, menyebabkan benjolan kecil (papila) dan gejala parah seperti mata berair dan gatal yang ekstrem, produksi lendir, dan intoleransi lensa kontak.
2. Infeksi Mata
Infeksi mata juga merupakan penyebab umum mata berair dan gatal, meskipun biasanya disertai dengan gejala lain yang lebih menonjol seperti kemerahan, bengkak, dan keluarnya cairan (discharge) yang tidak biasa.
Konjungtivitis Bakteri: Disebabkan oleh bakteri seperti Staphylococcus aureus atau Streptococcus pneumoniae. Gejala umumnya meliputi mata berair dan gatal, mata merah, keluarnya cairan kental berwarna kuning kehijauan yang bisa membuat kelopak mata menempel saat bangun tidur, dan rasa tidak nyaman. Ini sangat menular.
Konjungtivitis Viral: Seringkali disebabkan oleh adenovirus, virus yang sama yang menyebabkan flu biasa. Gejalanya meliputi mata berair dan gatal, mata merah, pembengkakan kelopak mata, dan keluarnya cairan bening berair. Seringkali dimulai di satu mata dan menyebar ke mata lain. Juga sangat menular. Konjungtivitis herpes simplex adalah jenis viral yang lebih serius.
Blefaritis: Peradangan pada tepi kelopak mata, seringkali disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti rosacea atau dermatitis seboroik. Gejalanya termasuk mata gatal, iritasi, kemerahan pada kelopak mata, pengelupasan kulit di sekitar bulu mata, dan kadang-kadang mata berair karena iritasi kronis. Blefaritis bisa bersifat anterior (di bagian depan kelopak mata tempat bulu mata tumbuh) atau posterior (di bagian dalam kelopak mata, memengaruhi kelenjar meibom).
Bintitan (Hordeolum) dan Kalazion (Chalazion): Bintitan adalah infeksi kelenjar minyak pada kelopak mata yang menyebabkan benjolan merah, nyeri, dan berisi nanah. Kalazion adalah benjolan non-infeksius yang terbentuk dari kelenjar minyak yang tersumbat. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan iritasi, mata berair, dan gatal di sekitar area yang terkena.
Infeksi Jamur atau Parasit: Meskipun lebih jarang, infeksi jamur atau parasit pada mata juga dapat menyebabkan mata berair dan gatal, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau yang terpapar lingkungan tertentu (misalnya, penggunaan lensa kontak yang tidak steril atau cedera mata dengan materi organik).
3. Mata Kering (Dry Eye Syndrome)
Paradoksnya, mata kering dapat menjadi penyebab utama dari mata berair dan gatal. Ketika mata tidak memproduksi cukup air mata berkualitas baik atau air mata menguap terlalu cepat, permukaan mata menjadi kering dan iritasi. Sebagai respons terhadap iritasi ini, kelenjar air mata dapat menghasilkan air mata refleks secara berlebihan sebagai mekanisme pertahanan, yang menyebabkan mata berair. Namun, air mata refleks ini seringkali tidak memiliki komposisi yang tepat untuk melumasi mata secara efektif, sehingga sensasi gatal dan iritasi tetap ada.
Faktor-faktor yang berkontribusi pada mata kering meliputi:
Usia: Produksi air mata cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Kondisi Lingkungan: Angin, udara kering, AC, pemanas ruangan, asap rokok.
Penggunaan Layar Digital: Menatap layar komputer atau smartphone dalam waktu lama dapat mengurangi frekuensi berkedip, menyebabkan air mata menguap lebih cepat.
Penggunaan Lensa Kontak: Lensa kontak dapat menyerap air mata dan menyebabkan mata kering.
Obat-obatan: Antihistamin, dekongestan, antidepresan, diuretik, dan obat tekanan darah tinggi tertentu dapat mengurangi produksi air mata.
Kondisi Medis: Penyakit autoimun seperti Sindrom Sjögren, lupus, rheumatoid arthritis, masalah tiroid, dan diabetes.
Defisiensi Nutrisi: Kekurangan vitamin A.
4. Iritasi Lingkungan atau Kimia
Paparan zat-zat iritan di lingkungan juga dapat memicu mata berair dan gatal.
Asap dan Polusi: Asap rokok, asap kendaraan bermotor, dan polusi udara lainnya dapat mengiritasi permukaan mata.
Bahan Kimia: Paparan klorin dari kolam renang, semprotan aerosol (hair spray, parfum), deterjen, atau uap kimia lainnya dapat menyebabkan iritasi langsung pada mata.
Benda Asing: Partikel kecil seperti pasir, bulu mata, serpihan debu, atau serangga yang masuk ke mata dapat menyebabkan iritasi, rasa gatal, nyeri, dan produksi air mata berlebihan sebagai upaya alami untuk membilas benda asing tersebut.
Angin dan Debu: Terkena angin kencang atau berada di lingkungan berdebu dapat menyebabkan mata kering dan iritasi, yang kemudian memicu respons berair dan gatal.
5. Penggunaan Lensa Kontak yang Tidak Tepat
Pemakai lensa kontak sangat rentan mengalami mata berair dan gatal jika tidak menjaga kebersihan atau menggunakan lensa dengan benar.
Kebersihan yang Buruk: Lensa kontak yang tidak dibersihkan dengan baik dapat menjadi sarang bakteri, jamur, atau protein yang menumpuk, menyebabkan infeksi atau reaksi alergi.
Over-wearing: Memakai lensa kontak terlalu lama dari yang direkomendasikan dapat mengurangi pasokan oksigen ke kornea dan menyebabkan iritasi.
Cairan Lensa Kontak: Beberapa orang mungkin alergi terhadap bahan pengawet dalam cairan pembersih lensa kontak.
Lensa Kontak yang Rusak atau Tidak Pas: Lensa yang robek atau tidak pas dapat menggores atau mengiritasi permukaan mata.
6. Kondisi Medis Lainnya
Beberapa kondisi medis yang lebih serius juga bisa menjadi penyebab mata berair dan gatal, meskipun mungkin bukan gejala utama.
Abrasi Kornea: Goresan pada kornea (lapisan terluar mata) dapat menyebabkan nyeri, sensasi benda asing, sensitivitas cahaya, mata berair, dan kadang-kadang gatal saat proses penyembuhan.
Uveitis: Peradangan pada uvea (lapisan tengah mata) bisa menyebabkan mata berair, nyeri, mata merah, sensitivitas cahaya yang parah, dan penglihatan kabur. Gatal mungkin tidak dominan tetapi bisa ada karena iritasi umum.
Glaukoma Sudut Tertutup Akut: Ini adalah keadaan darurat medis yang menyebabkan peningkatan tekanan mata yang cepat. Gejalanya termasuk nyeri mata yang parah, sakit kepala, penglihatan kabur, mual, muntah, dan mata berair. Gatal biasanya bukan gejala utama tetapi iritasi bisa memicu keinginan untuk menggosok mata.
Entropion atau Ektropion: Entropion adalah kondisi di mana kelopak mata melipat ke dalam, menyebabkan bulu mata menggores permukaan mata. Ektropion adalah kelopak mata yang melipat keluar, menyebabkan permukaan mata terpapar udara dan kering. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan mata berair dan gatal kronis.
Duktus Lakrimalis Tersumbat (Blocked Tear Duct): Saluran air mata yang tersumbat mencegah air mata mengalir dengan baik, menyebabkan air mata menumpuk dan meluap keluar dari mata. Air mata yang tergenang juga dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri, menyebabkan infeksi dan mata gatal.
Herpes Okular: Infeksi virus herpes simplex pada mata yang dapat menyebabkan mata berair, nyeri, kemerahan, dan penglihatan kabur. Gatal bisa menjadi gejala awal.
7. Kebiasaan Buruk atau Gaya Hidup
Menggosok Mata Berlebihan: Meskipun sering dilakukan secara refleks, menggosok mata terlalu sering atau terlalu keras dapat memperburuk iritasi, merusak pembuluh darah kecil di mata, dan bahkan menyebabkan infeksi jika tangan tidak bersih. Hal ini juga bisa melepaskan lebih banyak histamin, memperburuk rasa gatal.
Kurang Tidur: Kurang tidur dapat menyebabkan mata lelah, kering, dan lebih rentan terhadap iritasi, yang dapat memicu mata berair dan gatal.
Ketegangan Mata Digital (Digital Eye Strain): Penggunaan perangkat digital dalam waktu lama dapat menyebabkan mata kering, lelah, dan iritasi, yang bermanifestasi sebagai mata berair dan gatal.
Gejala Penyerta Mata Berair dan Gatal
Selain mata berair dan gatal, kondisi ini seringkali disertai dengan gejala lain yang dapat membantu dalam diagnosis. Gejala-gejala ini bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari.
Mata Merah (Injeksi Konjungtiva): Pembuluh darah di mata menjadi membesar dan terlihat merah. Ini adalah gejala umum pada hampir semua jenis iritasi, alergi, atau infeksi mata.
Pembengkakan Kelopak Mata: Kelopak mata bisa terlihat bengkak dan terasa lembut saat disentuh, terutama pada kasus alergi parah atau infeksi.
Keluarnya Cairan (Discharge):
Cair/Bening: Seringkali terkait dengan alergi atau infeksi virus.
Kental/Kuning-Kehijauan: Menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Lendir/Berserat: Bisa terlihat pada konjungtivitis alergi parah atau mata kering.
Sensasi Benda Asing: Rasa seperti ada pasir atau kerikil di mata, umum pada mata kering, benda asing, atau abrasi kornea.
Penglihatan Kabur: Sementara atau fluktuatif, bisa disebabkan oleh air mata yang berlebihan, discharge, atau peradangan pada kornea.
Sensitivitas Terhadap Cahaya (Fotofobia): Ketidaknyamanan atau nyeri saat terpapar cahaya terang, sering terlihat pada uveitis, abrasi kornea, atau infeksi yang lebih serius.
Nyeri Mata: Dapat berkisar dari rasa tidak nyaman ringan hingga nyeri tajam, tergantung pada penyebabnya. Nyeri hebat harus segera dievaluasi oleh dokter.
Kemerahan pada Kelopak Mata: Terutama pada blefaritis, kelopak mata bisa tampak merah dan meradang.
Kerak pada Bulu Mata: Sering terjadi pada pagi hari, terutama pada infeksi bakteri atau blefaritis, di mana cairan mata mengering dan membentuk kerak.
Diagnosis Mata Berair dan Gatal
Untuk mendapatkan penanganan yang efektif, diagnosis yang akurat sangat penting. Dokter mata (oftalmolog) atau dokter umum akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebab mata berair dan gatal.
Riwayat Medis dan Gejala: Dokter akan bertanya tentang riwayat alergi, penggunaan obat-obatan, kondisi kesehatan umum, lingkungan kerja, penggunaan lensa kontak, dan detail gejala yang dialami (kapan dimulai, seberapa parah, apakah ada gejala lain, dll.).
Pemeriksaan Mata Eksternal: Dokter akan memeriksa kelopak mata, bulu mata, dan area sekitar mata untuk mencari tanda-tanda pembengkakan, kemerahan, atau kerak.
Pemeriksaan dengan Slit Lamp: Ini adalah mikroskop khusus yang memungkinkan dokter melihat struktur mata secara detail (kornea, konjungtiva, iris, lensa, dll.) dalam pembesaran tinggi. Dokter dapat mencari tanda-tanda peradangan, infeksi, benda asing, atau kerusakan pada permukaan mata.
Pewarnaan Fluorescein: Dokter dapat meneteskan pewarna fluorescein ke mata untuk melihat adanya abrasi kornea atau kerusakan pada permukaan mata lainnya yang mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang.
Tes Schirmer: Untuk mengukur produksi air mata. Kertas filter kecil ditempatkan di bawah kelopak mata bawah selama beberapa menit untuk mengukur seberapa banyak air mata yang diproduksi.
Tes Alergi: Jika alergi dicurigai, tes alergi kulit atau tes darah dapat dilakukan untuk mengidentifikasi alergen spesifik.
Pengambilan Sampel (Kultur): Pada kasus infeksi yang parah atau persisten, dokter mungkin mengambil sampel cairan mata untuk diuji di laboratorium guna mengidentifikasi jenis bakteri, virus, atau jamur yang menyebabkan infeksi.
Pemeriksaan Tekanan Intraokular: Pada kasus yang lebih kompleks, terutama jika ada kecurigaan glaukoma, tekanan mata dapat diukur.
Penanganan Mata Berair dan Gatal
Penanganan mata berair dan gatal sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rencana perawatan yang tepat. Berikut adalah berbagai pendekatan penanganan:
Ilustrasi berbagai metode penanganan untuk mata berair dan gatal.
1. Perawatan di Rumah dan Perubahan Gaya Hidup
Untuk kasus ringan atau sebagai pelengkap pengobatan medis, beberapa langkah sederhana dapat membantu meredakan gejala mata berair dan gatal:
Kompres Dingin: Menerapkan kompres dingin pada mata tertutup selama 5-10 menit beberapa kali sehari dapat membantu mengurangi gatal, pembengkakan, dan kemerahan, terutama pada alergi.
Kompres Hangat: Untuk kondisi seperti blefaritis atau kalazion, kompres hangat dapat membantu melonggarkan kerak dan membuka kelenjar minyak yang tersumbat, mengurangi iritasi dan gatal.
Air Mata Buatan (Artificial Tears): Tetes mata tanpa resep ini dapat melumasi permukaan mata, membilas alergen atau iritan, dan meredakan gejala mata kering yang sering menyebabkan mata berair dan gatal. Pilih merek tanpa pengawet jika Anda sering menggunakannya.
Hindari Menggosok Mata: Meskipun terasa melegakan, menggosok mata dapat memperburuk iritasi, menyebabkan peradangan lebih lanjut, dan bahkan merusak mata.
Kebersihan Mata dan Tangan: Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum menyentuh mata. Jaga kebersihan kelopak mata dan bulu mata. Untuk blefaritis, dokter mungkin merekomendasikan pembersihan kelopak mata khusus dengan sampo bayi yang diencerkan atau pembersih kelopak mata komersial.
Hindari Pemicu: Identifikasi dan hindari alergen (debu, serbuk sari, bulu hewan) atau iritan (asap, bahan kimia) yang memicu gejala. Gunakan kacamata pelindung saat berada di lingkungan berangin atau berdebu.
Istirahat Cukup: Berikan mata istirahat yang cukup, terutama jika Anda sering bekerja di depan layar komputer. Ikuti aturan 20-20-20 (setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik).
2. Obat-obatan Tanpa Resep (Over-the-Counter/OTC)
Tetes Mata Antihistamin/Dekongestan: Beberapa tetes mata OTC mengandung antihistamin (untuk meredakan gatal) dan dekongestan (untuk mengurangi kemerahan). Namun, penggunaan dekongestan jangka panjang harus dihindari karena dapat menyebabkan efek "rebound" (mata merah kembali lebih parah).
Antihistamin Oral: Untuk alergi yang lebih parah atau sistemik, antihistamin oral (seperti loratadine, cetirizine, fexofenadine) dapat membantu mengurangi mata gatal dan gejala alergi lainnya.
3. Obat-obatan Resep
Jika perawatan di rumah atau OTC tidak cukup, dokter mata mungkin meresepkan obat-obatan yang lebih kuat:
Tetes Mata Antihistamin dan Stabilisator Sel Mast: Ini adalah pilihan utama untuk konjungtivitis alergi. Antihistamin bekerja cepat meredakan gatal, sementara stabilisator sel mast mencegah pelepasan histamin dan zat alergi lainnya dari sel mast, memberikan efek jangka panjang. Contoh: Olopatadine, Ketotifen, Azelastine.
Tetes Mata Anti-inflamasi Non-Steroid (NSAID): Dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan gatal akibat alergi atau iritasi. Contoh: Ketorolac.
Tetes Mata Kortikosteroid (Steroid): Diberikan untuk kasus alergi parah atau peradangan berat yang tidak merespons pengobatan lain. Penggunaannya harus diawasi ketat oleh dokter karena risiko efek samping serius seperti peningkatan tekanan mata (glaukoma) atau katarak jika digunakan jangka panjang. Contoh: Loteprednol, Dexamethasone.
Tetes Mata Antibiotik: Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, tetes mata atau salep antibiotik (seperti moxifloxacin, azithromycin, tobramycin) akan diresepkan. Penting untuk menyelesaikan seluruh dosis yang diresepkan untuk mencegah kekambuhan dan resistensi antibiotik.
Tetes Mata Antivirus: Untuk infeksi virus tertentu seperti herpes okular, obat tetes antivirus atau obat oral mungkin diperlukan.
Obat untuk Mata Kering Kronis:
Siklosporin (Restasis, Cequa) atau Lifitegrast (Xiidra): Tetes mata ini bekerja dengan mengurangi peradangan yang mendasari mata kering, sehingga meningkatkan produksi air mata alami. Efeknya tidak instan dan memerlukan penggunaan rutin selama beberapa minggu atau bulan.
Kortikosteroid Topikal Dosis Rendah: Kadang-kadang digunakan untuk jangka pendek untuk meredakan peradangan akut pada mata kering.
Obat Oral: Untuk infeksi yang lebih parah atau kondisi sistemik, antibiotik oral atau antivirus oral mungkin diresepkan.
4. Prosedur Medis
Pembersihan Duktus Lakrimalis: Jika saluran air mata tersumbat, dokter dapat melakukan prosedur pembilasan (irigasi) atau pemasangan stent kecil untuk membukanya.
Punctal Plugs: Untuk mata kering, sumbat kecil yang disebut punctal plugs dapat ditempatkan di saluran air mata untuk mencegah air mata mengalir terlalu cepat dari mata, sehingga menjaga kelembaban mata lebih lama.
Pengangkatan Benda Asing: Benda asing di mata yang tidak bisa keluar dengan sendirinya harus diangkat oleh dokter menggunakan alat steril.
Operasi: Dalam kasus entropion atau ektropion yang parah, atau kondisi medis struktural lainnya, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki masalah dan meredakan gejala mata berair dan gatal.
Terapi Cahaya Pulsed Intens (IPL): Untuk blefaritis posterior dan disfungsi kelenjar meibom yang terkait dengan mata kering, IPL dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi kelenjar.
Pencegahan Mata Berair dan Gatal
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Banyak kasus mata berair dan gatal dapat dicegah dengan beberapa tindakan sederhana:
Identifikasi dan Hindari Alergen: Jika Anda tahu alergen pemicu Anda (serbuk sari, debu, bulu hewan), usahakan untuk meminimalkan paparan. Gunakan filter udara HEPA di rumah, jaga kebersihan rumah dari debu, dan hindari kontak langsung dengan hewan peliharaan jika alergi.
Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan:
Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air.
Hindari menyentuh atau menggosok mata dengan tangan kotor.
Ganti seprai dan sarung bantal secara rutin, terutama jika Anda alergi tungau debu.
Bersihkan kacamata dan lensa kontak dengan benar.
Gunakan Lensa Kontak dengan Benar:
Ikuti petunjuk dokter mata atau produsen mengenai pemakaian, pembersihan, dan penggantian lensa kontak.
Jangan memakai lensa kontak saat tidur (kecuali jenis tertentu yang diizinkan).
Gunakan cairan pembersih lensa kontak yang direkomendasikan dan jangan pernah menggunakan air keran.
Jangan memakai lensa kontak saat berenang.
Buang lensa kontak jika terasa tidak nyaman, rusak, atau melewati tanggal kedaluwarsa.
Lindungi Mata dari Iritan:
Gunakan kacamata pelindung atau kacamata hitam saat berada di luar ruangan, terutama saat berangin, berdebu, atau di bawah sinar matahari terik.
Hindari paparan langsung terhadap asap rokok, asap kendaraan, dan bahan kimia berbahaya.
Istirahatkan Mata dari Layar Digital: Ikuti aturan 20-20-20 saat menggunakan komputer atau perangkat digital untuk mencegah mata kering dan ketegangan mata.
Cukupi Cairan Tubuh: Minum cukup air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, yang juga mendukung produksi air mata yang sehat.
Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan kaya asam lemak omega-3 (ikan salmon, biji rami) dan vitamin A (wortel, bayam) yang baik untuk kesehatan mata.
Periksa Mata Secara Teratur: Kunjungan rutin ke dokter mata dapat membantu mendeteksi dan mengatasi masalah mata sejak dini sebelum menjadi parah.
Kelola Kondisi Medis yang Mendasari: Jika mata berair dan gatal disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya, blefaritis, mata kering kronis, penyakit autoimun), penting untuk mengelola kondisi tersebut secara efektif.
Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis untuk Mata Berair dan Gatal?
Meskipun banyak kasus mata berair dan gatal dapat diatasi di rumah, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera mencari bantuan medis profesional:
Nyeri Mata yang Parah: Nyeri yang tajam, menusuk, atau berdenyut pada mata.
Perubahan Penglihatan: Penglihatan kabur yang tiba-tiba, ganda, munculnya floaters baru atau kilatan cahaya, atau kehilangan penglihatan sebagian.
Mata Sangat Merah: Kemerahan yang intens dan tidak membaik.
Sensitivitas Cahaya yang Ekstrem (Fotofobia): Rasa sakit atau ketidaknyamanan yang parah saat terpapar cahaya.
Keluarnya Cairan Kental atau Kuning/Hijau: Cairan mata yang tebal, berwarna, terutama jika disertai dengan kelopak mata yang lengket di pagi hari, menunjukkan infeksi bakteri.
Mata Berair dan Gatal yang Tidak Membaik: Gejala yang tidak merespons pengobatan rumah atau obat OTC setelah beberapa hari.
Adanya Benda Asing di Mata: Terutama jika Anda tidak dapat mengeluarkannya sendiri atau jika benda tersebut tertanam di mata.
Trauma atau Cedera Mata: Pukulan, tusukan, atau paparan bahan kimia pada mata.
Gejala Sistemik: Demam, sakit kepala parah, mual, atau muntah yang menyertai gejala mata.
Pembengkakan Kelopak Mata yang Signifikan: Terutama jika disertai nyeri atau kemerahan yang meluas.
Riwayat Kondisi Mata Serius: Jika Anda memiliki riwayat glaukoma, uveitis, atau kondisi mata serius lainnya.
Dalam kasus-kasus ini, pemeriksaan oleh dokter mata sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan memastikan pengobatan yang tepat. Jangan menunda mencari pertolongan medis jika Anda mengalami salah satu dari gejala peringatan ini.
Mitos dan Fakta Seputar Mata Berair dan Gatal
Banyak informasi yang beredar tentang mata berair dan gatal, tidak semuanya akurat. Berikut adalah beberapa mitos dan fakta yang perlu Anda ketahui:
Mitos: Menggosok mata dapat menghilangkan rasa gatal.
Fakta: Menggosok mata hanya akan memperburuk iritasi, menyebabkan peradangan lebih lanjut, dan bahkan bisa merusak kornea atau memicu infeksi jika tangan kotor. Ini juga melepaskan lebih banyak histamin, yang dapat meningkatkan rasa gatal.
Mitos: Semua tetes mata sama.
Fakta: Ada banyak jenis tetes mata yang berbeda, masing-masing dengan tujuan yang spesifik. Tetes mata untuk mata kering berbeda dengan tetes mata alergi atau tetes mata dekongestan. Menggunakan tetes mata yang salah dapat memperburuk kondisi atau tidak memberikan efek yang diinginkan. Selalu baca label atau konsultasikan dengan dokter/apoteker.
Mitos: Mata berair selalu berarti ada masalah drainase.
Fakta: Meskipun saluran air mata tersumbat dapat menyebabkan mata berair, produksi air mata berlebihan sebagai respons terhadap iritasi (misalnya, mata kering, alergi, benda asing) juga merupakan penyebab umum.
Mitos: Mata gatal selalu berarti alergi.
Fakta: Meskipun alergi adalah penyebab umum mata gatal, kondisi lain seperti mata kering, infeksi, blefaritis, atau iritasi lingkungan juga dapat menyebabkan sensasi gatal.
Mitos: Penggunaan lensa kontak sesekali tidak akan menyebabkan masalah.
Fakta: Penggunaan lensa kontak yang tidak tepat, bahkan sesekali, dapat meningkatkan risiko infeksi, iritasi, dan masalah mata serius lainnya, termasuk mata berair dan gatal. Selalu ikuti pedoman kebersihan dan penggunaan yang benar.
Mitos: Tidur dengan make-up mata tidak masalah.
Fakta: Tidur dengan make-up mata dapat menyumbat kelenjar minyak di kelopak mata, menyebabkan iritasi, infeksi seperti blefaritis, dan memicu mata gatal dan berair. Selalu bersihkan make-up sebelum tidur.
Dampak Jangka Panjang Mata Berair dan Gatal yang Tidak Ditangani
Meskipun mata berair dan gatal seringkali bukan kondisi serius, jika tidak ditangani dengan baik atau jika penyebabnya adalah masalah yang lebih serius, dapat menyebabkan berbagai dampak jangka panjang dan komplikasi.
Kerusakan Kornea: Menggosok mata secara berlebihan dan kronis, terutama pada kasus alergi parah atau mata kering, dapat menyebabkan trauma pada kornea, seperti abrasi kornea atau keratoconus (penipisan dan penonjolan kornea). Hal ini dapat menyebabkan nyeri, penglihatan kabur permanen, dan memerlukan intervensi medis yang lebih serius.
Infeksi Berulang atau Kronis: Infeksi mata yang tidak diobati dengan tuntas dapat kambuh atau menjadi kronis, menyebabkan ketidaknyamanan berkelanjutan dan potensi kerusakan struktur mata. Blefaritis kronis, misalnya, dapat menyebabkan disfungsi kelenjar meibom yang memengaruhi kualitas air mata dan memperburuk mata kering.
Penglihatan Menurun: Peradangan kronis, jaringan parut akibat infeksi berulang, atau kerusakan pada kornea dapat secara permanen memengaruhi ketajaman penglihatan. Kondisi seperti uveitis atau glaukoma yang tidak diobati juga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.
Kualitas Hidup Menurun:Mata berair dan gatal yang persisten dapat sangat mengganggu kualitas hidup. Hal ini dapat memengaruhi tidur, konsentrasi di tempat kerja atau sekolah, kemampuan mengemudi, dan interaksi sosial. Rasa tidak nyaman yang konstan dan penampilan mata yang merah atau bengkak dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan penurunan kepercayaan diri.
Intoleransi Lensa Kontak: Pemakai lensa kontak yang mengalami mata berair dan gatal akibat alergi, infeksi, atau mata kering yang tidak ditangani dapat mengembangkan intoleransi terhadap lensa kontak, sehingga tidak dapat lagi menggunakannya.
Perubahan Struktur Kelopak Mata: Blefaritis kronis dapat menyebabkan perubahan pada kelopak mata dan bulu mata, seperti bulu mata yang tumbuh ke arah yang salah (trichiasis) atau kerontokan bulu mata.
Perburukan Kondisi Medis yang Mendasari: Jika mata berair dan gatal adalah gejala dari kondisi sistemik yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol (seperti penyakit autoimun), penanganan gejala mata saja tidak akan menyelesaikan masalah utamanya dan kondisi medis tersebut dapat terus memburuk.
Pentingnya penanganan dini dan tepat untuk mata berair dan gatal tidak dapat dilebih-lebihkan. Dengan mencari nasihat medis saat gejala muncul dan mengikuti rencana pengobatan yang direkomendasikan, sebagian besar komplikasi dapat dicegah, dan kesehatan mata dapat terjaga.
Kesimpulan
Mata berair dan gatal adalah keluhan yang umum, namun bisa menjadi indikator dari berbagai kondisi, mulai dari iritasi ringan hingga masalah medis yang lebih serius. Memahami penyebabnya—apakah itu alergi, infeksi, mata kering, iritasi lingkungan, atau kondisi medis lainnya—adalah kunci untuk penanganan yang efektif.
Meskipun banyak kasus dapat diredakan dengan perawatan di rumah dan obat-obatan bebas, penting untuk tidak mengabaikan gejala yang persisten, parah, atau disertai dengan tanda-tanda bahaya lainnya. Konsultasi dengan dokter mata adalah langkah terbaik untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rencana perawatan yang disesuaikan.
Pencegahan juga memainkan peran vital dalam menjaga kesehatan mata. Dengan menjaga kebersihan, menghindari pemicu yang diketahui, dan mengadopsi gaya hidup sehat, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko mengalami mata berair dan gatal. Ingatlah, mata adalah organ yang sangat penting, jadi berikan perhatian dan perawatan yang layak.