Mata berair sebelah, atau yang secara medis dikenal sebagai epifora unilateral, adalah kondisi umum yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan signifikan dan mengganggu kualitas hidup seseorang. Meskipun seringkali dianggap sepele dan dapat membaik dengan sendirinya, mata yang terus-menerus berair pada satu sisi bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang mendasari, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi yang lebih serius yang memerlukan perhatian medis segera. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai aspek mengenai mata berair sebelah, mulai dari penyebab yang mungkin, gejala penyerta yang perlu diperhatikan, metode diagnosis yang digunakan oleh profesional medis, hingga opsi penanganan yang tersedia, serta tips pencegahan dan perawatan rumahan yang dapat diterapkan.
Fenomena mata berair adalah respons alami tubuh yang penting untuk menjaga kelembaban dan kebersihan permukaan mata. Air mata, yang merupakan cairan kompleks, diproduksi oleh kelenjar lakrimal utama (kelenjar air mata) yang terletak di bagian atas luar setiap bola mata, serta kelenjar aksesori yang lebih kecil yang tersebar di konjungtiva (selaput bening yang melapisi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata). Setelah diproduksi, air mata didistribusikan secara merata ke seluruh permukaan mata melalui gerakan kedipan, dan kemudian mengalir melalui sistem drainase air mata yang rumit. Sistem ini terdiri dari puncta lakrimal (dua lubang kecil di sudut bagian dalam kelopak mata atas dan bawah), kanalikuli lakrimal (saluran kecil), kantung lakrimal (saccus lacrimalis), dan duktus nasolakrimalis (saluran air mata-hidung) yang akhirnya bermuara ke dalam rongga hidung. Ketika produksi air mata menjadi berlebihan atau, yang lebih sering terjadi, sistem drainase air mata terganggu pada salah satu mata, terjadilah kondisi mata berair sebelah.
Penting untuk memahami bahwa air mata tidak hanya berfungsi sebagai pelumas untuk mata, tetapi juga memainkan peran krusial dalam kesehatan mata secara keseluruhan. Air mata mengandung komponen antibakteri (seperti lisozim dan laktoferin) yang membantu melindungi mata dari infeksi, serta menyediakan nutrisi esensial bagi kornea dan konjungtiva agar tetap sehat dan berfungsi optimal. Oleh karena itu, setiap gangguan pada produksi atau drainase air mata tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan fisik seperti penglihatan kabur sementara atau rasa perih, tetapi juga dapat meningkatkan risiko infeksi, peradangan, atau bahkan masalah penglihatan jangka panjang jika tidak ditangani dengan tepat. Mengingat pentingnya fungsi air mata, mari kita selami lebih dalam penyebab, gejala, dan penanganan mata berair sebelah.
Anatomi Singkat Mata dan Saluran Air Mata
Untuk memahami mengapa mata bisa berair sebelah, kita perlu sedikit menilik anatomi dasar sistem lakrimal mata. Sistem ini adalah jaringan kompleks yang bertanggung jawab atas produksi, distribusi, dan drainase air mata. Air mata esensial untuk menjaga kesehatan mata, membersihkan kotoran, dan melindungi dari infeksi. Berikut komponen utamanya yang bekerja secara terkoordinasi:
- Kelenjar Lakrimal Utama (Kelenjar Air Mata): Terletak di bagian atas luar setiap bola mata, tersembunyi di bawah tulang alis. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk memproduksi sebagian besar air mata refleks, yaitu air mata yang dihasilkan sebagai respons terhadap iritasi, benda asing, atau rangsangan emosional. Produksi air mata dari kelenjar ini dapat meningkat drastis dalam kondisi tertentu.
- Kelenjar Lakrimal Aksesori: Kelenjar-kelenjar kecil ini, seperti kelenjar Krause dan Wolfring, tersebar di konjungtiva (selaput bening yang melapisi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata). Mereka menghasilkan air mata basal, yaitu air mata yang terus-menerus dan stabil melumasi mata bahkan saat kita tidak menangis. Air mata basal ini penting untuk menjaga kelembaban permukaan mata setiap saat.
- Puncta Lakrimal: Ini adalah dua lubang kecil yang terletak di sudut bagian dalam kelopak mata atas dan bawah, dekat dengan hidung. Puncta berfungsi sebagai pintu masuk ke sistem drainase air mata, menyerap air mata dari permukaan mata.
- Kanalikuli Lakrimal: Saluran-saluran kecil ini, masing-masing sekitar 10 mm panjangnya, menghubungkan puncta ke kantung lakrimal. Ada kanalikulus superior dan inferior yang bertemu untuk membentuk kanalikulus komunis, atau dapat bermuara langsung ke kantung lakrimal.
- Kantung Lakrimal (Saccus Lacrimalis): Terletak di sisi hidung, di antara mata dan hidung, tepat di dalam tulang. Kantung ini mengumpulkan air mata dari kanalikuli. Ketika kita berkedip, otot-otot di sekitar kantung lakrimal memompa air mata ke bawah.
- Duktus Nasolakrimalis (Saluran Air Mata-Hidung): Saluran ini memanjang dari kantung lakrimal dan bermuara ke dalam rongga hidung, di bawah konka inferior. Ini adalah rute utama bagi air mata untuk mengalir keluar dari mata. Inilah mengapa hidung kita sering meler atau terasa basah saat menangis atau ketika mata berair hebat.
Ketika sistem kompleks ini bekerja dengan baik, produksi air mata dan drainasenya berada dalam keseimbangan yang harmonis, menjaga mata tetap terlumasi tanpa meluap. Namun, jika ada masalah pada salah satu mata yang menyebabkan produksi air mata berlebihan atau, yang jauh lebih sering, gangguan pada sistem drainase di satu sisi, maka air mata akan menumpuk dan meluap keluar dari mata, menciptakan kondisi mata berair secara persisten pada sisi tersebut.
Penyebab Umum Mata Berair Sebelah
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan mata berair sebelah. Penting untuk mengidentifikasi penyebabnya karena ini akan menentukan jenis penanganan yang tepat dan efektif. Beberapa kondisi ini bersifat sementara dan ringan, sementara yang lain mungkin memerlukan intervensi medis yang lebih serius. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum, diuraikan secara mendetail:
1. Iritasi atau Benda Asing
Ini adalah salah satu penyebab paling sering dari mata berair yang tiba-tiba. Mata secara alami akan memproduksi lebih banyak air mata untuk mencoba membilas zat asing atau iritan yang masuk. Jika iritasi atau benda asing hanya mengenai satu mata, maka hanya mata itu yang akan berair sebagai mekanisme pertahanan diri.
- Debu, Pasir, atau Bulu Mata: Partikel kecil ini bisa masuk ke mata dengan mudah dan menyebabkan sensasi mengganjal, nyeri ringan, serta produksi air mata berlebihan secara refleks untuk mencoba membersihkan permukaan mata.
- Asap, Polusi, atau Bahan Kimia: Paparan terhadap asap rokok, asap kendaraan bermotor, uap bahan kimia tertentu (misalnya dari produk pembersih), atau polusi udara bisa sangat mengiritasi mata. Iritasi ini memicu kelenjar lakrimal untuk memproduksi air mata yang melimpah dalam upaya membilas zat-zat berbahaya tersebut.
- Benda Asing yang Menancap: Serpihan kayu, pecahan logam kecil, serbuk kaca, atau bahkan serangga yang masuk dan menancap di kornea (lapisan bening terluar mata) atau konjungtiva adalah kondisi serius. Ini tidak hanya menyebabkan mata berair hebat tetapi juga nyeri yang signifikan, kemerahan, dan risiko tinggi infeksi jika tidak ditangani segera.
- Produk Kosmetik: Masuknya maskara, eyeliner, eyeshadow, atau produk kosmetik lainnya ke mata bisa menyebabkan iritasi lokal yang cukup parah dan memicu mata berair. Ini sering terjadi saat mengaplikasikan atau menghapus riasan.
- Allergen (Pemicu Alergi): Meskipun alergi dibahas lebih detail di bawah, paparan langsung terhadap alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, atau tungau debu pada satu mata dapat menyebabkan iritasi langsung dan mata berair.
Respon mata terhadap iritasi adalah mekanisme pertahanan diri yang sangat efektif. Namun, jika benda asing tidak keluar atau iritasi berlanjut, kondisi mata berair juga akan terus terjadi. Mata mungkin juga menunjukkan gejala lain seperti kemerahan, rasa perih, sensasi terbakar, atau fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya).
2. Saluran Air Mata Tersumbat (Dacryostenosis atau Stenosis Duktus Nasolakrimalis)
Ini adalah penyebab paling umum dari mata berair kronis pada orang dewasa dan bayi. Jika saluran yang seharusnya mengalirkan air mata dari mata ke hidung tersumbat di satu sisi, air mata tidak dapat mengalir sebagaimana mestinya, sehingga menumpuk dan meluap keluar dari mata.
- Pada Bayi (Dacryostenosis Kongenital): Sekitar 6% bayi lahir dengan saluran air mata yang belum sepenuhnya terbuka atau memiliki membran tipis yang menghalangi drainase di ujung duktus nasolakrimalis. Kondisi ini biasanya unilateral (hanya pada satu mata). Dalam banyak kasus, kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dalam tahun pertama kehidupan seiring dengan perkembangan saluran air mata. Gejala biasanya muncul beberapa minggu setelah lahir dan bisa disertai dengan kotoran mata bening atau sedikit lengket.
- Pada Dewasa (Dacryostenosis Akuisita): Penyumbatan pada orang dewasa bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang lebih kompleks:
- Peradangan atau Infeksi Kronis: Episode konjungtivitis berulang, blefaritis (radang kelopak mata), atau infeksi saluran air mata (dacryocystitis) dapat menyebabkan jaringan parut dan penyempitan bertahap pada sistem drainase air mata.
- Cedera atau Trauma: Cedera pada area hidung atau mata, seperti fraktur tulang hidung atau trauma tumpul pada wajah, bisa merusak atau menyempitkan saluran air mata, baik secara langsung maupun melalui pembentukan jaringan parut.
- Tumor atau Pertumbuhan: Meskipun jarang, tumor jinak atau ganas yang tumbuh di sekitar saluran air mata atau di dalam rongga hidung bisa menekan dan menyumbat saluran tersebut.
- Perubahan Usia: Seiring bertambahnya usia, saluran air mata bisa menyempit secara alami (stenosis involusional) akibat hilangnya elastisitas jaringan atau deposit protein.
- Obat-obatan Tertentu: Beberapa obat, seperti tetes mata glaukoma (misalnya pilokarpin), atau obat kemoterapi (misalnya 5-fluorouracil), dapat berkontribusi pada penyempitan atau peradangan saluran air mata.
- Kondisi Peradangan Sistemik: Penyakit autoimun seperti Sarkoidosis atau Granulomatosis dengan Poliangiitis (sebelumnya Wegener's granulomatosis) dapat menyebabkan peradangan dan penyumbatan saluran air mata.
Penyumbatan saluran air mata tidak hanya menyebabkan mata berair, tetapi juga meningkatkan risiko infeksi pada kantung air mata (dacryocystitis), yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri yang signifikan, dan kemerahan di sudut mata dekat hidung, seringkali disertai keluarnya nanah.
3. Infeksi Mata (Konjungtivitis, Keratitis, Blefaritis, Dacryocystitis)
Infeksi pada mata atau kelopak mata dapat memicu produksi air mata berlebihan sebagai respons inflamasi dan upaya tubuh untuk membersihkan agen infeksius. Jika infeksi hanya terjadi pada satu mata, maka mata itu saja yang akan berair, meskipun beberapa infeksi dapat menyebar ke mata yang lain.
- Konjungtivitis (Mata Merah): Peradangan pada konjungtiva.
- Konjungtivitis Bakteri: Seringkali unilateral pada awalnya, menyebabkan mata merah, berair, dan keluarnya kotoran mata yang kental, berwarna kuning atau hijau (purulen), yang bisa membuat kelopak mata menempel di pagi hari. Infeksi bakteri biasanya diobati dengan antibiotik.
- Konjungtivitis Virus: Seringkali dimulai di satu mata dan kemudian dapat menyebar ke mata lain. Menghasilkan air mata yang lebih encer dan kadang disertai gejala pilek, sakit tenggorokan, atau demam ringan (seperti pada adenoviral conjunctivitis). Seringkali tidak memerlukan pengobatan spesifik dan sembuh sendiri.
- Konjungtivitis Jamur: Meskipun jarang, infeksi jamur bisa menyebabkan konjungtivitis parah dan mata berair, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau setelah trauma mata dengan bahan organik.
- Keratitis: Peradangan pada kornea (lapisan bening di depan iris). Keratitis adalah kondisi serius karena kornea penting untuk penglihatan yang jelas. Ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus (misalnya virus herpes simpleks yang menyebabkan keratitis herpetik), jamur, atau protozoa (seperti Acanthamoeba). Gejala meliputi nyeri hebat, kemerahan, fotofobia (sensitivitas cahaya), pandangan kabur, dan tentu saja, mata berair yang signifikan. Keratitis memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah kehilangan penglihatan.
- Blefaritis: Peradangan pada kelopak mata, khususnya di pangkal bulu mata dan kelenjar minyak Meibom. Blefaritis bisa disebabkan oleh bakteri (terutama Staphylococcus), tungau (Demodex), atau masalah kelenjar minyak. Blefaritis dapat membuat kelenjar minyak di kelopak mata tidak berfungsi dengan baik, menyebabkan iritasi kronis, rasa gatal, mata kering paradoks (yang kemudian memicu produksi air mata berlebihan), dan mata berair.
- Dacryocystitis: Infeksi pada kantung air mata, yang hampir selalu terjadi akibat penyumbatan saluran air mata di bawahnya. Gejala termasuk nyeri hebat, kemerahan, pembengkakan yang terasa hangat dan nyeri tekan di sudut mata dekat hidung, serta mata berair yang sering disertai keluarnya nanah saat area tersebut ditekan. Ini memerlukan pengobatan antibiotik sistemik.
- Hordeolum (Bintitan) atau Chalazion: Peradangan akut (bintitan) atau kronis (chalazion) pada kelenjar di kelopak mata dapat menyebabkan iritasi lokal, nyeri, dan mata berair pada sisi yang terkena.
Infeksi mata memerlukan diagnosis dan penanganan yang tepat dari profesional medis untuk mencegah komplikasi serius, termasuk kerusakan penglihatan permanen atau penyebaran infeksi ke area lain.
4. Mata Kering (Dry Eye Syndrome)
Ini mungkin terdengar paradoks, tetapi sindrom mata kering, yang secara medis dikenal sebagai keratoconjunctivitis sicca, seringkali menjadi penyebab mata berair yang signifikan. Ketika mata tidak menghasilkan air mata yang cukup berkualitas atau air mata menguap terlalu cepat, permukaan mata menjadi kering, teriritasi, dan tidak terlindungi. Sebagai respons kompensasi, kelenjar lakrimal utama memproduksi air mata refleks secara berlebihan dalam upaya untuk melembabkan mata, yang kemudian menyebabkan mata berair atau epifora.
- Kualitas Air Mata Buruk (Disfungsi Kelenjar Meibom): Air mata terdiri dari tiga lapisan utama: lapisan minyak (terluar), lapisan air (tengah), dan lapisan lendir (terdalam). Jika kelenjar Meibom di kelopak mata tidak menghasilkan cukup minyak atau minyaknya berkualitas buruk, lapisan minyak tidak dapat mencegah penguapan air mata secara efektif. Hal ini menyebabkan penguapan air mata yang cepat dan mata kering.
- Produksi Air Mata Tidak Cukup (Aqueous Deficiency): Beberapa kondisi medis, seperti sindrom Sjogren atau penyakit autoimun lainnya, obat-obatan tertentu (antihistamin, antidepresan, diuretik), atau penuaan alami dapat mengurangi produksi komponen air dari air mata.
- Penyebab Unilateral: Jika mata kering lebih parah pada satu mata, misalnya karena faktor lingkungan yang mempengaruhi satu mata lebih banyak (seperti aliran udara dari kipas atau AC), penggunaan lensa kontak yang buruk pada satu mata, anomali kelopak mata unilateral yang mengganggu penyebaran air mata, atau setelah operasi mata pada satu sisi, maka mata yang berair juga akan terjadi pada sisi tersebut.
Gejala mata kering seringkali meliputi sensasi terbakar, gatal, kemerahan, rasa berpasir atau mengganjal, dan penglihatan kabur yang fluktuatif, selain mata berair paradoks.
5. Alergi
Reaksi alergi terhadap berbagai alergen lingkungan dapat menyebabkan peradangan pada mata yang memicu mata berair. Jika alergen hanya mengenai atau memprovokasi satu mata lebih parah, maka hanya mata itu yang akan berair.
- Konjungtivitis Alergi: Ini adalah peradangan konjungtiva yang dipicu oleh paparan alergen seperti serbuk sari (alergi musiman), bulu hewan peliharaan, tungau debu, atau jamur. Gejala utamanya adalah gatal yang intens, kemerahan pada mata, pembengkakan kelopak mata, dan mata berair encer.
- Penyebab Unilateral: Terkadang, satu mata bisa terpapar alergen lebih banyak dibandingkan mata lainnya, misalnya jika seseorang menggosok satu mata dengan tangan yang terkontaminasi alergen, atau jika alergen masuk langsung ke satu mata. Selain itu, kepekaan alergi di satu mata bisa lebih tinggi karena faktor lokal seperti iritasi yang sudah ada sebelumnya.
Mengidentifikasi dan menghindari pemicu alergi adalah kunci untuk mengelola kondisi ini, seringkali dibantu dengan obat antihistamin atau tetes mata antialergi.
6. Ektropion dan Entropion
Kedua kondisi ini melibatkan posisi abnormal kelopak mata yang dapat mengganggu drainase air mata atau menyebabkan iritasi kronis, yang pada gilirannya menyebabkan mata berair.
- Ektropion: Kondisi di mana kelopak mata (biasanya kelopak mata bawah) membalik keluar dari bola mata, sehingga bagian dalam kelopak mata terlihat. Ini menyebabkan puncta (lubang drainase air mata) tidak lagi dapat menyentuh bola mata dan mengalirkan air mata secara efektif, sehingga air mata akan menumpuk dan meluap keluar (epifora). Ektropion juga membuat permukaan mata lebih terpapar udara dan lingkungan, menyebabkan mata kering dan iritasi, yang memicu produksi air mata refleks secara berlebihan.
- Entropion: Kondisi kebalikannya, di mana kelopak mata (biasanya kelopak mata bawah) membalik ke dalam, menyebabkan bulu mata bergesekan dengan kornea dan konjungtiva. Gesekan bulu mata ini menyebabkan iritasi kronis, rasa nyeri, kemerahan, sensasi mengganjal, dan tentu saja, mata berair sebagai respons terhadap iritasi konstan pada permukaan mata.
Kedua kondisi ini biasanya disebabkan oleh penuaan (kehilangan elastisitas jaringan), cedera, bekas luka, atau masalah saraf. Seringkali memerlukan intervensi bedah untuk koreksi dan mengembalikan fungsi normal kelopak mata.
7. Cedera Mata
Setiap bentuk cedera pada mata, baik itu goresan pada kornea (abrasi kornea), trauma tumpul (benturan), atau cedera penetrasi (misalnya tertusuk), akan menyebabkan nyeri, kemerahan, dan produksi air mata yang berlebihan sebagai respons perlindungan dan upaya tubuh untuk membersihkan area yang terluka. Jika cedera hanya pada satu mata, maka hanya mata itu yang akan berair.
- Abrasi Kornea: Goresan pada permukaan kornea, seringkali akibat kontak lensa yang tidak benar, benda asing, kuku jari, atau sikat maskara. Ini sangat nyeri dan memicu mata berair hebat serta fotofobia.
- Trauma Kimia: Paparan mata terhadap bahan kimia (misalnya, pembersih rumah tangga, asam, basa) adalah keadaan darurat medis yang menyebabkan nyeri hebat, mata berair, dan kerusakan jaringan yang cepat. Pembilasan mata segera dan pertolongan medis darurat sangat penting.
- Trauma Fisik: Pukulan atau benturan pada mata (misalnya saat olahraga) dapat menyebabkan berbagai cedera internal atau eksternal, seperti perdarahan di dalam mata (hifema), robekan jaringan mata, atau fraktur tulang orbita, yang semuanya dapat memicu epifora.
- Luka Bakar Termal: Paparan mata terhadap panas ekstrem atau uap panas.
Cedera mata, apapun jenisnya, selalu memerlukan pemeriksaan medis segera oleh dokter mata untuk menilai tingkat keparahan, mencegah komplikasi, dan memberikan penanganan yang tepat.
8. Glaukoma
Meskipun bukan gejala utama glaukoma secara umum, dalam beberapa kasus, khususnya glaukoma akut (peningkatan tekanan intraokular yang tiba-tiba dan drastis), dapat menyebabkan mata berair. Ini adalah keadaan darurat medis dan biasanya disertai dengan nyeri mata yang sangat hebat, kemerahan signifikan, penglihatan kabur yang tiba-tiba, dan melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu.
- Glaukoma Sudut Tertutup Akut: Ini terjadi ketika aliran cairan di dalam mata (akuos humor) tersumbat secara tiba-tiba, menyebabkan tekanan intraokular melonjak dengan cepat. Peningkatan tekanan yang cepat ini menyebabkan pembengkakan kornea (edema kornea), yang dapat menimbulkan mata berair, nyeri hebat, sakit kepala unilateral, mual, dan muntah. Jika terjadi pada satu mata, maka mata itu saja yang akan berair dan merupakan kondisi yang mengancam penglihatan.
Glaukoma kronis (jenis yang lebih umum dan berkembang lambat) biasanya tidak menyebabkan mata berair sampai tahap sangat lanjut di mana terjadi kerusakan saraf optik yang signifikan.
9. Kelainan Neurologis atau Saraf Wajah
Beberapa kondisi neurologis yang memengaruhi saraf wajah atau fungsi kelenjar dapat memengaruhi produksi atau drainase air mata secara unilateral.
- Bell's Palsy: Kelumpuhan saraf wajah (saraf kranial VII) yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan otot-otot di satu sisi wajah. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan kelopak mata untuk menutup sepenuhnya (lagoftalmos), sehingga permukaan mata menjadi kering dan teriritasi. Sebagai respons, mata akan memproduksi air mata refleks secara berlebihan. Selain itu, kelopak mata yang tidak menutup sempurna tidak dapat mendistribusikan air mata secara efektif, menyebabkan air mata meluap keluar. Bell's Palsy bersifat unilateral.
- Crocodile Tears Syndrome (Sindrom Air Mata Buaya atau Gustatory Lacrimation): Kondisi langka di mana kelenjar air mata terstimulasi dan memproduksi air mata saat seseorang makan, mencium makanan, atau bahkan hanya memikirkan makanan. Ini terjadi akibat regenerasi saraf yang salah setelah cedera pada saraf wajah (misalnya setelah Bell's Palsy atau trauma). Saraf yang seharusnya pergi ke kelenjar ludah malah bercabang ke kelenjar air mata, sehingga ketika stimulus untuk ludah muncul, air mata juga ikut keluar. Biasanya unilateral.
- Sindrom Horner: Kelainan yang disebabkan oleh kerusakan saraf simpatis yang mempersarafi mata dan wajah di satu sisi. Meskipun gejala utamanya adalah pupil kecil (miosis), kelopak mata atas terkulai (ptosis), dan tidak berkeringat di satu sisi wajah (anhidrosis), beberapa pasien dapat melaporkan mata berair unilateral karena ketidakseimbangan sistem saraf otonom.
10. Efek Samping Obat-obatan
Beberapa obat-obatan, baik yang diminum secara oral maupun tetes mata yang digunakan secara topikal, dapat menyebabkan mata berair sebagai efek samping.
- Tetes Mata Glaukoma: Beberapa jenis tetes mata yang digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular, seperti agonis prostaglandin (misalnya latanoprost, travoprost), dapat mengiritasi mata, menyebabkan peradangan ringan, atau memengaruhi drainase air mata, yang semuanya dapat menyebabkan epifora.
- Obat Kemoterapi: Beberapa agen kemoterapi (misalnya 5-fluorouracil, capesitabin) dapat menyebabkan berbagai efek samping okular, termasuk peradangan pada saluran air mata (kanalikulitis) atau iritasi konjungtiva yang memicu mata berair.
- Obat Anti-alergi Oral: Meskipun seringkali bertujuan untuk mengurangi gejala alergi, beberapa obat antihistamin oral dapat menyebabkan kekeringan pada mata sebagai efek samping. Ironisnya, mata kering ini kemudian dapat memicu produksi air mata refleks yang berlebihan, menyebabkan mata berair paradoks.
- Obat-obatan lain: Beberapa obat untuk tekanan darah tinggi, diuretik, antidepresan, atau obat tidur juga dapat mempengaruhi produksi atau kualitas air mata.
Jika Anda curiga obat-obatan adalah penyebab mata berair Anda, jangan hentikan obat tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda. Diskusikan gejala Anda sehingga dokter dapat mengevaluasi dan mungkin menyesuaikan regimen pengobatan Anda.
11. Tumor atau Pertumbuhan
Meskipun sangat jarang, tumor jinak atau ganas di sekitar mata, kelopak mata, atau di dalam sistem drainase air mata dapat menyebabkan mata berair. Tumor ini dapat secara fisik menyumbat saluran air mata atau mengiritasi jaringan mata, memicu produksi air mata berlebihan.
- Tumor Kelenjar Lakrimal: Tumor yang tumbuh di kelenjar air mata dapat menekan saluran air mata atau menyebabkan iritasi langsung pada permukaan mata, menghasilkan epifora.
- Tumor di Rongga Hidung atau Sinus: Dalam kasus yang jarang, tumor yang tumbuh di area ini dapat meluas dan menekan duktus nasolakrimalis dari luar, menyebabkan penyumbatan dan mata berair.
- Tumor Kelopak Mata: Kanker kulit seperti karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa yang tumbuh di kelopak mata dapat mengganggu fungsi kelopak mata atau iritasi mata.
Penyebab ini adalah yang paling serius dan memerlukan diagnosis serta penanganan medis segera oleh tim multidisiplin.
Gejala Penyerta yang Perlu Diperhatikan
Selain mata berair sebelah, ada beberapa gejala penyerta yang dapat memberikan petunjuk penting mengenai penyebab yang mendasari. Memperhatikan semua gejala yang Anda alami, seberapa parah, dan kapan dimulai dapat sangat membantu dokter dalam membuat diagnosis yang akurat dan menentukan rencana penanganan yang tepat.
- Nyeri atau Rasa Sakit:
- Nyeri hebat atau tiba-tiba: Seringkali menunjukkan adanya kondisi serius seperti infeksi kornea (keratitis), cedera serius, glaukoma akut, atau benda asing yang menancap dalam.
- Nyeri ringan atau perih: Bisa disebabkan oleh iritasi sederhana, mata kering, atau blefaritis.
- Kemerahan:
- Hampir semua kondisi yang menyebabkan mata berair juga akan menyebabkan mata merah.
- Tingkat kemerahan dan lokasinya: Kemerahan di seluruh konjungtiva mungkin menunjukkan konjungtivitis, sementara kemerahan yang lebih terfokus di sudut mata dekat hidung disertai pembengkakan dan nyeri bisa menandakan dacryocystitis.
- Pembengkakan:
- Pembengkakan kelopak mata: Dapat menandakan blefaritis, alergi parah, selulitis periorbital (infeksi jaringan di sekitar mata), atau bintitan/chalazion.
- Pembengkakan di sudut mata dekat hidung: Sangat khas untuk dacryocystitis (infeksi kantung air mata).
- Keluarnya Kotoran Mata (Belekan):
- Kental, berwarna kuning atau hijau: Seringkali merupakan tanda infeksi bakteri, seperti konjungtivitis bakteri atau dacryocystitis.
- Encer, bening, atau berlendir: Lebih sering terkait dengan alergi, infeksi virus, mata kering, atau iritasi sederhana.
- Berbusa: Kadang terlihat pada blefaritis akibat masalah kelenjar minyak.
- Pandangan Kabur:
- Penglihatan yang kabur, terutama jika tiba-tiba atau signifikan, bisa menjadi tanda masalah serius pada kornea (keratitis, abrasi kornea), glaukoma, atau kondisi yang memengaruhi bagian dalam mata.
- Bahkan mata berair yang berlebihan saja bisa mengganggu penglihatan sementara karena lapisan air mata yang tidak merata.
- Fotofobia (Sensitivitas Cahaya): Rasa tidak nyaman, silau, atau nyeri saat terpapar cahaya terang. Ini adalah gejala umum keratitis, uveitis (peradangan pada lapisan tengah mata), abrasi kornea, atau glaukoma akut.
- Gatal: Gejala yang sangat khas untuk alergi mata, tetapi juga bisa terjadi pada blefaritis atau iritasi ringan.
- Sensasi Mengganjal atau Berpasir: Sering disebabkan oleh benda asing, mata kering, atau blefaritis. Ini adalah tanda bahwa permukaan mata teriritasi.
- Keringnya Mata pada Sisi yang Berlawanan: Jika satu mata berair karena mata kering paradoks, mata yang lain mungkin menunjukkan gejala mata kering yang lebih klasik (kering, gatal, terbakar, perih).
- Demam atau Gejala Sistemik Lainnya: Jika mata berair disertai demam, nyeri otot, malaise umum, pembengkakan kelenjar getah bening, atau gejala flu, ini bisa menunjukkan adanya infeksi sistemik atau virus yang memengaruhi mata.
- Perubahan Bentuk Kelopak Mata: Jika kelopak mata terlihat membalik keluar (ektropion) atau ke dalam (entropion), ini adalah penyebab yang jelas dari gangguan drainase atau iritasi.
- Sakit Kepala: Terutama sakit kepala unilateral yang hebat bisa menyertai glaukoma sudut tertutup akut.
Mencatat semua gejala yang Anda alami, seberapa parah, kapan dimulai, dan faktor-faktor yang memperburuk atau meringankan gejala akan sangat membantu dokter Anda dalam menegakkan diagnosis yang akurat.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun mata berair sebelah seringkali disebabkan oleh hal-hal yang tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan perawatan rumahan, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera mencari pertolongan medis. Menunda pemeriksaan dapat berisiko menyebabkan komplikasi serius, termasuk kehilangan penglihatan.
- Nyeri Mata yang Hebat atau Tiba-tiba: Ini bisa menandakan cedera serius (seperti abrasi kornea yang dalam atau benda asing yang menancap), infeksi berat (keratitis), atau glaukoma akut, yang semuanya memerlukan intervensi segera.
- Perubahan Penglihatan: Penglihatan kabur yang tiba-tiba, penurunan penglihatan (misalnya, menjadi buram atau berawan), atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu adalah tanda bahaya serius yang memerlukan evaluasi medis darurat.
- Kemerahan yang Parah atau Memburuk: Mata yang sangat merah dan terus memburuk, terutama jika disertai nyeri atau penglihatan kabur, mungkin menandakan infeksi atau peradangan serius.
- Keluarnya Kotoran Mata yang Kental dan Berwarna: Terutama jika disertai demam, nyeri, atau pembengkakan, ini adalah indikator kuat infeksi bakteri yang memerlukan antibiotik.
- Benda Asing yang Terjebak di Mata: Jika Anda tidak dapat mengeluarkan benda asing dengan mudah menggunakan air bersih, atau jika benda tersebut tertancap di mata Anda, jangan mencoba mengeluarkannya sendiri dengan alat apa pun. Segera cari pertolongan medis.
- Pembengkakan di Sekitar Mata: Terutama jika disertai nyeri, kemerahan, dan terasa hangat (misalnya pada dacryocystitis atau selulitis periorbital), ini bisa menjadi tanda infeksi yang menyebar.
- Mata Berair yang Kronis dan Tidak Membaik: Jika mata berair berlangsung lebih dari beberapa hari atau minggu dan tidak membaik dengan perawatan rumahan atau semakin memburuk, ini memerlukan evaluasi untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari.
- Adanya Trauma atau Cedera Mata: Segera setelah kejadian, bahkan jika gejala awalnya tampak ringan, karena beberapa cedera bisa memiliki efek tertunda atau tersembunyi.
- Mata Berair pada Bayi Baru Lahir: Meskipun sering sembuh sendiri (penyumbatan duktus nasolakrimalis kongenital), tetap perlu dievaluasi oleh dokter anak atau dokter mata untuk memastikan tidak ada infeksi atau masalah struktural serius lainnya.
- Kelopak Mata yang Tidak Menutup Sempurna atau Berubah Bentuk: Jika Anda melihat kelopak mata Anda membalik keluar atau ke dalam, ini memerlukan evaluasi untuk ektropion atau entropion.
Jangan pernah mengabaikan atau menunda mencari bantuan medis untuk gejala mata yang serius. Penglihatan adalah indra yang sangat berharga, dan penanganan dini seringkali menjadi kunci untuk hasil terbaik.
Diagnosis Mata Berair Sebelah
Untuk menentukan penyebab mata berair sebelah, dokter mata akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang cermat dan sistematis. Proses diagnosis yang akurat sangat penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan efektif, serta untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Berikut adalah langkah-langkah diagnostik yang umum dilakukan:
1. Anamnesis (Wawancara Medis Lengkap)
Dokter akan memulai dengan mengumpulkan informasi detail tentang gejala Anda dan riwayat kesehatan. Pertanyaan-pertanyaan penting meliputi:
- Kapan gejala dimulai? Apakah tiba-tiba atau bertahap? Apakah terus-menerus atau intermiten?
- Apakah hanya satu mata atau kedua mata? Jika hanya satu, mata yang mana?
- Seberapa parah air mata yang keluar? Apakah hanya menetes atau mengalir deras?
- Adakah gejala penyerta lainnya? Seperti nyeri, gatal, sensasi terbakar, kemerahan, pandangan kabur, fotofobia, kotoran mata (belekan), pembengkakan, atau sensasi mengganjal/berpasir?
- Adakah riwayat alergi? Terhadap apa saja?
- Riwayat cedera mata atau infeksi mata sebelumnya? Termasuk operasi mata atau trauma wajah.
- Obat-obatan yang sedang Anda gunakan: Baik obat oral maupun tetes mata (termasuk obat bebas atau herbal).
- Riwayat kesehatan umum: Adakah kondisi medis lain seperti diabetes, penyakit tiroid, penyakit autoimun, atau gangguan neurologis?
- Lingkungan kerja atau hobi: Apakah Anda terpapar debu, bahan kimia, asap, atau angin?
- Penggunaan lensa kontak: Jenis lensa, jadwal penggantian, dan kebersihan.
2. Pemeriksaan Fisik Mata Komprehensif
Ini adalah bagian krusial dari diagnosis. Dokter akan menggunakan berbagai instrumen dan teknik untuk memeriksa mata Anda secara detail:
- Pemeriksaan Visual: Dokter akan mengamati kelopak mata dan area sekitar mata untuk mencari tanda-tanda pembengkakan, kemerahan, kelainan posisi kelopak mata (ektropion, entropion), infeksi (blefaritis, hordeolum), atau perubahan kulit.
- Pemeriksaan Dengan Lampu Celah (Slit Lamp Examination): Ini adalah mikroskop khusus yang memungkinkan dokter melihat struktur mata Anda dengan pembesaran tinggi dan pencahayaan yang terang. Dokter dapat memeriksa:
- Konjungtiva: Untuk melihat kemerahan, pembengkakan, folikel, papila (menunjukkan alergi atau infeksi), atau tanda-tanda peradangan.
- Kornea: Untuk abrasi (goresan), ulkus (luka terbuka), benda asing, tanda-tanda keratitis, atau kekeringan pada permukaan mata.
- Bulu mata: Untuk mencari tungau, kotoran, atau arah pertumbuhan yang abnormal (trikiasis).
- Tes Pewarnaan Fluorescein: Dokter akan meneteskan pewarna fluorescein oranye ke mata. Pewarna ini akan menempel pada area kornea yang rusak (abrasi, ulkus) dan tampak hijau terang di bawah cahaya biru kobalt dari slit lamp. Ini sangat membantu untuk mendeteksi cedera permukaan mata.
- Pemeriksaan Sistem Drainase Air Mata (System Lakrimal):
- Tes Penurunan Fluorescein (Dye Disappearance Test): Setelah pewarna fluorescein diteteskan, dokter akan mengamati berapa lama waktu yang dibutuhkan pewarna untuk hilang dari permukaan mata. Jika pewarna tetap berada di mata dalam waktu yang lama (lebih dari 5-10 menit), ini sangat menunjukkan adanya masalah drainase air mata (penyumbatan).
- Pemeriksaan Puncta: Memastikan kedua puncta lakrimal (lubang drainase) terbuka, tidak menyempit, atau terhalang oleh lendir atau debris.
- Irigasi Saluran Air Mata (Probing and Irrigation): Jika dicurigai ada penyumbatan, dokter dapat mencoba memasukkan jarum kecil (tumpul) yang sangat halus ke dalam puncta dan menyemprotkan larutan garam steril (saline). Jika larutan tidak mengalir dengan bebas ke dalam hidung dan terasa di tenggorokan pasien, ini mengkonfirmasi adanya penyumbatan. Prosedur ini terkadang juga dapat berfungsi sebagai tindakan terapeutik untuk membersihkan penyumbatan ringan.
- Pemeriksaan Tekanan Intraokular (TIO): Untuk menyingkirkan glaukoma, terutama jika pasien mengeluh nyeri hebat atau pandangan kabur.
- Tes Schirmer: Jika dicurigai mata kering, tes ini mengukur produksi air mata. Strip kertas filter khusus diletakkan di dalam kelopak mata bawah dan diukur berapa banyak air mata yang membasahi strip dalam waktu tertentu (biasanya 5 menit).
3. Tes Tambahan (Jika Diperlukan)
- Usap atau Kultur Mata: Jika ada dugaan kuat infeksi bakteri, virus, atau jamur, sampel kotoran mata atau permukaan mata dapat diambil menggunakan kapas steril untuk dianalisis di laboratorium. Ini membantu mengidentifikasi organisme penyebab dan menentukan antibiotik atau antivirus yang paling efektif.
- Tes Alergi: Jika alergi dicurigai kuat sebagai penyebab mata berair, tes alergi (misalnya tes kulit atau tes darah IgE spesifik) mungkin direkomendasikan untuk mengidentifikasi alergen pemicu.
- Pencitraan (CT Scan atau MRI): Dalam kasus yang sangat jarang, jika dicurigai adanya tumor, anomali struktural kompleks, atau cedera tulang yang memengaruhi sistem drainase air mata, pencitraan seperti CT scan atau MRI mungkin diperlukan untuk melihat lebih detail area di sekitar sistem lakrimal dan rongga hidung.
- Biopsi: Jika ada pertumbuhan jaringan abnormal yang dicurigai sebagai tumor, biopsi mungkin diperlukan untuk pemeriksaan histopatologi.
Dengan melakukan serangkaian pemeriksaan ini, dokter mata dapat secara akurat mendiagnosis penyebab mata berair sebelah dan merumuskan rencana penanganan yang paling tepat dan efektif untuk kondisi pasien.
Penanganan Berdasarkan Penyebab
Penanganan mata berair sebelah sangat bervariasi dan harus disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, diagnosis yang akurat adalah kunci. Tidak ada satu pun solusi yang cocok untuk semua kasus. Berikut adalah pendekatan penanganan yang umum berdasarkan penyebab yang berbeda:
1. Untuk Iritasi atau Benda Asing
- Pembilasan: Jika benda asing kecil (seperti debu, pasir, bulu mata) atau iritan kimia ringan baru saja masuk, bilas mata secara lembut dan berulang-ulang dengan air bersih yang mengalir, larutan garam steril (saline), atau cairan pembersih mata khusus. Jangan menggosok mata, karena bisa memperparah iritasi atau menyebabkan abrasi kornea.
- Pengangkatan Benda Asing oleh Profesional: Benda asing yang lebih besar, yang menancap di kornea, atau yang tidak dapat dikeluarkan dengan mudah harus diangkat oleh dokter mata menggunakan alat steril. Dokter mungkin menggunakan kapas steril, irigasi khusus, atau instrumen mikroskopis.
- Hindari Pemicu: Jika iritasi disebabkan oleh asap, polusi, angin, atau bahan kimia, hindari paparan tersebut. Gunakan kacamata pelindung atau kacamata hitam saat berada di lingkungan berisiko.
- Tetes Mata: Kadang-kadang tetes mata lubrikan dapat digunakan untuk meredakan iritasi setelah benda asing dikeluarkan, atau tetes mata antibiotik untuk mencegah infeksi jika ada abrasi kornea.
2. Untuk Saluran Air Mata Tersumbat
- Pada Bayi (Dacryostenosis Kongenital):
- Pijatan Kantung Lakrimal (Massaging): Orang tua biasanya diajari cara memijat lembut area kantung air mata di dekat hidung. Pijatan ini membantu menekan cairan ke bawah dan diharapkan dapat membuka membran yang menghalangi duktus nasolakrimalis. Ini seringkali efektif dan harus dilakukan beberapa kali sehari.
- Probing (Probing Saluran Air Mata): Jika pijatan tidak berhasil setelah beberapa bulan atau hingga bayi berusia 6-12 bulan, dokter dapat melakukan prosedur probing di mana kawat halus yang sangat tipis dimasukkan melalui puncta dan saluran air mata untuk membuka penyumbatan. Prosedur ini biasanya dilakukan di bawah anestesi ringan.
- Intubasi Balon Dacryocystoplasty (BDC) atau Intubasi Tabung Silikon: Untuk kasus yang lebih persisten atau penyumbatan yang lebih kompleks, balon kecil dapat digembungkan di saluran air mata untuk melebarkannya, atau tabung silikon tipis dimasukkan sementara (biasanya 6-12 bulan) untuk menjaga saluran tetap terbuka.
- Pada Dewasa (Dacryostenosis Akuisita):
- Irigasi dan Probing: Kadang-kadang bisa membantu jika penyumbatan parsial atau baru, tetapi tingkat keberhasilannya lebih rendah pada dewasa dibandingkan bayi.
- Dacryocystorhinostomy (DCR): Ini adalah prosedur bedah untuk membuat saluran drainase air mata baru dari kantung lakrimal langsung ke rongga hidung, melewati area penyumbatan yang lama. DCR dapat dilakukan secara eksternal (melalui sayatan kecil di sisi hidung) atau endoskopi (melalui hidung tanpa sayatan luar). Ini adalah penanganan definitif yang sangat efektif untuk penyumbatan saluran air mata yang signifikan pada orang dewasa.
- Pengobatan Penyebab: Jika penyumbatan disebabkan oleh infeksi kronis atau peradangan, infeksi atau peradangan tersebut harus diobati terlebih dahulu.
3. Untuk Infeksi Mata
- Konjungtivitis Bakteri: Diobati dengan tetes mata antibiotik atau salep yang diresepkan oleh dokter. Kebersihan mata yang baik juga penting.
- Konjungtivitis Virus: Seringkali tidak memerlukan pengobatan spesifik dan sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Kompres dingin dapat membantu meredakan gejala. Antivirus mungkin diresepkan untuk kasus tertentu (misalnya, yang disebabkan oleh virus herpes simpleks).
- Keratitis: Tergantung penyebabnya (bakteri, virus, jamur, amoeba), akan diresepkan tetes mata antibiotik, antivirus, antijamur, atau antiparasit yang sesuai. Ini adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan agresif dan pemantauan ketat untuk mencegah kerusakan penglihatan.
- Blefaritis: Penanganan melibatkan kebersihan kelopak mata yang cermat secara rutin (kompres hangat, pembersihan dengan sampo bayi encer atau pembersih kelopak mata khusus), dan kadang-kadang tetes mata atau salep antibiotik/steroid.
- Dacryocystitis: Diobati dengan antibiotik sistemik (oral) dan/atau tetes mata. Setelah infeksi mereda, prosedur DCR mungkin diperlukan untuk mencegah kekambuhan, terutama jika ada penyumbatan duktus nasolakrimalis.
4. Untuk Mata Kering
Penanganan mata kering, bahkan jika menyebabkan mata berair paradoks, berfokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas air mata serta mengurangi peradangan pada permukaan mata.
- Air Mata Buatan (Artificial Tears): Tetes mata lubrikan tanpa pengawet yang digunakan secara teratur untuk melumasi dan melembabkan mata.
- Tetes Mata Resep: Obat resep seperti siklosporin (Restasis, Cequa) atau lifitegrast (Xiidra) dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan produksi air mata alami mata seiring waktu.
- Sumbat Punctal (Punctal Plugs): Sumbat kecil yang terbuat dari silikon atau kolagen yang dimasukkan ke dalam puncta untuk menghambat drainase air mata, sehingga air mata alami atau buatan tetap berada di permukaan mata lebih lama.
- Kompres Hangat dan Pijatan Kelopak Mata: Khususnya untuk disfungsi kelenjar Meibom (penyebab umum mata kering evaporatif), ini membantu melonggarkan minyak yang tersumbat di kelenjar dan meningkatkan kualitas lapisan minyak air mata.
- Suplemen Omega-3: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen asam lemak omega-3 (dari minyak ikan atau biji rami) dapat membantu mengurangi gejala mata kering.
- Perubahan Gaya Hidup: Kurangi waktu layar (berkedip lebih sering), gunakan pelembap udara di rumah atau kantor, hindari paparan langsung terhadap kipas angin atau AC, dan pastikan hidrasi tubuh yang cukup.
- Obat Anti-inflamasi: Dalam kasus tertentu, tetes mata kortikosteroid mungkin diresepkan untuk jangka pendek untuk mengatasi peradangan akut.
5. Untuk Alergi
- Antihistamin Oral atau Tetes Mata: Untuk meredakan gatal, kemerahan, dan peradangan.
- Tetes Mata Stabilizer Sel Mast: Obat ini bekerja dengan mencegah pelepasan histamin dan mediator alergi lainnya, efektif untuk alergi kronis.
- Tetes Mata Steroid: Digunakan dalam kasus alergi parah untuk waktu singkat untuk mengurangi peradangan yang signifikan, namun harus di bawah pengawasan dokter karena efek samping potensial.
- Hindari Alergen: Identifikasi dan hindari pemicu alergi Anda sebisa mungkin. Ini adalah langkah paling penting dalam penanganan alergi.
6. Untuk Ektropion dan Entropion
- Pembedahan: Ini adalah satu-satunya penanganan definitif. Prosedur bedah dilakukan untuk mengencangkan kelopak mata dan mengembalikannya ke posisi normalnya, sehingga fungsi drainase air mata atau perlindungan kornea dapat pulih.
- Tetes Mata Lubrikan: Dapat digunakan untuk meredakan gejala sementara (mata kering, iritasi) hingga operasi dapat dilakukan.
7. Untuk Glaukoma Akut
- Keadaan Darurat Medis: Penanganan segera untuk menurunkan tekanan intraokular, biasanya dengan kombinasi obat tetes mata, obat oral (seperti asetazolamid), atau intravena. Setelah tekanan terkontrol, prosedur laser (iridotomi perifer) atau operasi mungkin diperlukan untuk mencegah serangan berulang.
8. Untuk Kelainan Neurologis atau Saraf Wajah
- Bell's Palsy: Penanganan melibatkan pelindung mata (misalnya plester mata di malam hari), tetes mata lubrikan, salep mata, dan terkadang operasi kelopak mata (misalnya pemasangan implan emas di kelopak mata atas) untuk membantu penutupan mata dan mencegah mata kering parah.
- Crocodile Tears Syndrome: Suntikan botox (botulinum toksin) ke kelenjar lakrimal dapat mengurangi produksi air mata secara signifikan. Pilihan lain yang lebih invasif adalah operasi untuk memotong saraf yang salah meregenerasi.
9. Untuk Tumor
- Biopsi dan Pembedahan: Jika tumor terdeteksi, biopsi akan dilakukan untuk menentukan jenisnya (jinak atau ganas). Penanganan selanjutnya melibatkan pembedahan untuk mengangkat tumor, terapi radiasi, atau kemoterapi, tergantung pada jenis, ukuran, lokasi, dan stadium tumor. Penanganan ini sering melibatkan tim dokter multidisiplin.
Penting untuk diingat bahwa diagnosis diri dan pengobatan sendiri bisa sangat berbahaya, terutama untuk kondisi mata. Selalu konsultasikan dengan dokter mata atau profesional kesehatan yang berkualitas untuk diagnosis yang akurat dan rencana penanganan yang sesuai dengan kondisi spesifik Anda. Mengikuti anjuran medis dengan cermat adalah kunci untuk pemulihan yang efektif dan menjaga kesehatan mata jangka panjang.
Tips Pencegahan dan Perawatan Rumahan
Meskipun tidak semua penyebab mata berair sebelah dapat dicegah sepenuhnya, terutama yang berkaitan dengan kondisi medis kompleks atau genetik, ada banyak langkah yang dapat Anda ambil untuk menjaga kesehatan mata secara umum, mengurangi risiko iritasi, dan membantu meringankan gejala di rumah. Menerapkan kebiasaan baik ini dapat berkontribusi besar pada kenyamanan dan kesehatan mata Anda.
- Jaga Kebersihan Mata dan Kelopak Mata Secara Teratur:
- Cuci Tangan: Selalu cuci tangan Anda secara teratur dengan sabun dan air, terutama sebelum menyentuh mata atau area wajah lainnya. Ini membantu mencegah penyebaran bakteri atau virus.
- Hindari Menggosok Mata: Menggosok mata dapat memperburuk iritasi, menyebarkan infeksi, atau menyebabkan cedera mikro pada kornea. Jika terasa gatal, coba kompres dingin.
- Bersihkan Kelopak Mata: Setiap hari, bersihkan kelopak mata dengan air hangat dan sedikit sampo bayi encer, atau gunakan pembersih kelopak mata khusus yang direkomendasikan dokter, terutama jika Anda memiliki riwayat blefaritis. Ini membantu membersihkan kotoran, minyak berlebih, dan kerak di pangkal bulu mata.
- Riasan Mata: Selalu lepaskan riasan mata sebelum tidur. Gunakan produk kosmetik yang hipoalergenik dan jangan pernah menggunakan produk yang kedaluwarsa atau berbagi riasan mata dengan orang lain.
- Lindungi Mata dari Iritan dan Lingkungan:
- Kacamata Pelindung: Gunakan kacamata pelindung saat bekerja di lingkungan yang berdebu, berangin, atau saat melakukan aktivitas yang berisiko (misalnya berkebun, pertukangan, membersihkan rumah dengan bahan kimia). Ini dapat mencegah masuknya benda asing atau paparan iritan.
- Hindari Asap dan Polusi: Sebisa mungkin hindari paparan langsung terhadap asap rokok, asap kendaraan bermotor, polusi udara, atau uap kimia.
- Kacamata Renang: Saat berenang di kolam berklorin atau air asin, gunakan kacamata renang untuk melindungi mata dari iritasi.
- Kontrol Lingkungan: Gunakan pelembap udara di rumah atau kantor jika udara kering. Hindari duduk langsung di bawah aliran AC atau kipas angin.
- Kelola Alergi Anda Secara Efektif:
- Identifikasi dan Hindari Alergen: Jika Anda tahu pemicu alergi Anda (misalnya serbuk sari, bulu hewan), usahakan untuk menghindarinya. Gunakan filter udara di rumah, sering bersihkan rumah, dan cuci sprei secara teratur.
- Obat Alergi: Gunakan obat alergi (antihistamin oral atau tetes mata antialergi) sesuai anjuran dokter untuk mengendalikan gejala sebelum menjadi parah.
- Perhatikan Penggunaan Lensa Kontak:
- Ikuti Petunjuk Kebersihan: Ikuti petunjuk kebersihan dan jadwal penggantian lensa kontak dengan ketat. Jangan pernah menggunakan air keran untuk membersihkan lensa.
- Jangan Tidur dengan Lensa Kontak: Kecuali direkomendasikan secara khusus oleh dokter mata, jangan tidur dengan lensa kontak Anda.
- Ganti Lensa Teratur: Buang lensa kontak yang kedaluwarsa atau rusak.
- Periksa Mata: Jika mata terasa tidak nyaman saat memakai lensa kontak, segera lepas dan periksakan ke dokter mata.
- Istirahatkan Mata dan Atur Ergonomi:
- Aturan 20-20-20: Jika Anda bekerja di depan komputer atau melakukan tugas yang membutuhkan fokus visual yang intens, ikuti aturan 20-20-20. Setiap 20 menit, alihkan pandangan Anda ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Ini membantu mengurangi ketegangan mata dan memicu kedipan yang lebih sering, yang penting untuk melembabkan mata.
- Pencahayaan yang Cukup: Pastikan pencahayaan yang cukup dan tepat saat membaca atau bekerja untuk mengurangi ketegangan mata.
- Jaga Hidrasi Tubuh yang Optimal:
- Minum Air yang Cukup: Minum air yang cukup sepanjang hari untuk menjaga tubuh dan mata tetap terhidrasi. Dehidrasi dapat memengaruhi produksi air mata.
- Evaluasi Obat-obatan dengan Dokter:
- Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan (oral atau tetes mata) yang diketahui menyebabkan mata berair atau mata kering sebagai efek samping, diskusikan dengan dokter Anda apakah ada alternatif atau cara untuk mengelola efek samping tersebut tanpa menghentikan pengobatan utama.
- Pemeriksaan Mata Rutin:
- Lakukan pemeriksaan mata secara teratur, terutama jika Anda memiliki riwayat masalah mata atau kondisi medis yang dapat memengaruhinya (misalnya diabetes, penyakit tiroid, penyakit autoimun). Deteksi dini masalah dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.
- Kompres Hangat (untuk Blefaritis/Minyak Tersumbat):
- Untuk meredakan iritasi, blefaritis, atau membantu melonggarkan sumbatan pada kelenjar minyak kelopak mata (meibomian glands), tempelkan kompres hangat (handuk bersih yang dibasahi air hangat, bukan panas) pada mata tertutup selama 5-10 menit, beberapa kali sehari. Ini membantu melonggarkan minyak yang mengeras dan mengurangi peradangan.
Perawatan rumahan ini dapat membantu meringankan gejala, mencegah kekambuhan, dan menjaga kesehatan mata secara umum. Namun, penting untuk diingat bahwa jika gejala tidak membaik dalam beberapa hari, memburuk, atau disertai dengan tanda-tanda yang mengkhawatirkan (seperti nyeri hebat, perubahan penglihatan, atau keluarnya nanah), jangan ragu untuk mencari nasihat medis profesional. Kesehatan mata adalah aset berharga yang harus dijaga dengan serius.
Kesimpulan
Mata berair sebelah adalah kondisi yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, tetapi seringkali memiliki penyebab yang dapat didiagnosis dan diobati secara efektif. Dari iritasi sederhana akibat paparan lingkungan hingga masalah struktural yang lebih kompleks seperti penyumbatan saluran air mata, infeksi serius, kelainan posisi kelopak mata, sindrom mata kering paradoks, hingga kondisi neurologis atau bahkan tumor yang jarang, spektrum penyebabnya sangat luas dan bervariasi.
Penting untuk tidak mengabaikan gejala mata berair sebelah, terutama jika disertai dengan tanda-tanda yang mengkhawatirkan seperti nyeri hebat, perubahan penglihatan yang tiba-tiba atau signifikan, kemerahan yang parah, pembengkakan, keluarnya kotoran mata yang tidak biasa (kental atau berwarna), atau jika kondisi tersebut tidak membaik setelah beberapa hari. Tanda-tanda ini merupakan sinyal bahwa mungkin ada masalah mendasar yang memerlukan perhatian medis segera untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang bisa mengancam penglihatan.
Memahami anatomi sistem lakrimal dan berbagai faktor yang dapat memengaruhi fungsi produksi dan drainase air mata adalah langkah pertama untuk mengatasi masalah ini. Dengan diagnosis yang cermat melalui anamnesis (wawancara medis yang mendalam) dan pemeriksaan fisik mata yang menyeluruh, dokter mata dapat mengidentifikasi akar penyebab epifora unilateral. Berdasarkan diagnosis tersebut, profesional medis dapat merekomendasikan penanganan yang paling tepat, mulai dari pengobatan topikal (seperti tetes mata antibiotik atau antialergi), prosedur minimal invasif (seperti probing saluran air mata atau sumbat punctal), hingga intervensi bedah (seperti dacryocystorhinostomy untuk penyumbatan atau operasi koreksi kelopak mata).
Selain penanganan medis, menjaga kebersihan mata yang baik, melindungi mata dari iritan lingkungan, mengelola alergi secara proaktif, dan menerapkan praktik gaya hidup sehat merupakan bagian integral dari strategi pencegahan dan perawatan jangka panjang. Pemeriksaan mata rutin juga sangat dianjurkan untuk mendeteksi masalah lebih awal sebelum menjadi serius.
Ingatlah bahwa kesehatan mata adalah bagian penting dari kesehatan keseluruhan Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mata yang berkualitas jika Anda mengalami mata berair sebelah yang persisten, mengkhawatirkan, atau disertai gejala-gejala serius lainnya. Deteksi dini dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk menjaga penglihatan dan kenyamanan mata Anda seumur hidup. Jaga mata Anda, karena mereka adalah jendela dunia Anda.