Menentukan Akar Persamaan Kuadrat: Panduan Lengkap dan Mendalam

Persamaan kuadrat adalah salah satu konsep fundamental dalam matematika yang memiliki aplikasi luas di berbagai bidang, mulai dari fisika, rekayasa, ekonomi, hingga ilmu komputer. Kemampuan untuk menentukan akar-akar persamaan kuadrat adalah keterampilan esensial yang harus dikuasai oleh siapa saja yang mendalami matematika atau bidang-bidang terkait. Akar-akar persamaan kuadrat adalah nilai-nilai variabel yang membuat persamaan tersebut menjadi benar, atau dengan kata lain, titik-titik di mana grafik fungsi kuadrat memotong sumbu-X. Dalam panduan lengkap ini, kita akan menjelajahi berbagai metode untuk menemukan akar-akar persamaan kuadrat, memahami konsep di baliknya, dan melihat bagaimana mereka diterapkan dalam masalah nyata.

Persamaan kuadrat umumnya memiliki bentuk standar:

ax² + bx + c = 0

Di mana:

Mengapa a tidak boleh nol? Jika a = 0, maka suku ax² akan hilang, dan persamaan akan menjadi bx + c = 0, yang merupakan persamaan linear, bukan persamaan kuadrat. Persamaan kuadrat selalu melibatkan suku dengan pangkat dua dari variabel.

Tujuan utama kita adalah menemukan nilai-nilai x yang memenuhi persamaan ini. Nilai-nilai x inilah yang disebut sebagai akar-akar atau solusi dari persamaan kuadrat. Sebuah persamaan kuadrat dapat memiliki dua akar real yang berbeda, dua akar real yang sama (kembar), atau dua akar kompleks konjugat (tidak ada akar real).

Ilustrasi Parabola dan Rumus Kuadrat Diagram yang menunjukkan grafik parabola berwarna biru yang memotong sumbu X di dua titik merah, melambangkan akar-akar x₁ dan x₂ dari persamaan kuadrat. Di atas grafik, ditampilkan Rumus ABC (x = (-b ± √(b² - 4ac)) / 2a) dalam sebuah kotak. X Y x₁ x₂ x = (-b ± √(b² - 4ac)) / 2a Rumus ABC
Visualisasi grafik parabola yang memotong sumbu-X pada akar-akar persamaan kuadrat, dilengkapi dengan Rumus ABC.

1. Apa Itu Akar Persamaan Kuadrat?

Sebelum kita menyelami metode-metode penentuan akar, penting untuk memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan "akar" dalam konteks persamaan kuadrat. Secara matematis, akar-akar persamaan kuadrat ax² + bx + c = 0 adalah nilai-nilai x yang, ketika disubstitusikan ke dalam persamaan, membuat sisi kiri persamaan sama dengan nol. Dengan kata lain, mereka adalah solusi dari persamaan tersebut.

Secara geometris, jika kita menggambarkan fungsi kuadrat y = ax² + bx + c pada sistem koordinat Kartesius, grafiknya akan berbentuk parabola. Akar-akar persamaan kuadrat adalah koordinat x dari titik-titik di mana parabola tersebut memotong atau menyinggung sumbu-X. Titik-titik ini juga dikenal sebagai perpotongan x (x-intercepts).

  • Jika parabola memotong sumbu-X di dua titik yang berbeda, maka ada dua akar real yang berbeda.
  • Jika parabola hanya menyinggung sumbu-X di satu titik (puncaknya berada di sumbu-X), maka ada dua akar real yang kembar (sama).
  • Jika parabola tidak memotong maupun menyinggung sumbu-X sama sekali (seluruhnya berada di atas atau di bawah sumbu-X), maka tidak ada akar real. Dalam kasus ini, akar-akarnya adalah bilangan kompleks.

Memahami konsep ini membantu kita dalam menafsirkan hasil yang kita peroleh dari berbagai metode dan juga memberikan gambaran visual tentang apa yang kita cari. Setiap metode yang akan kita bahas pada dasarnya mencoba untuk menemukan nilai-nilai x tersebut melalui pendekatan aljabar yang berbeda, namun hasil akhirnya selalu merujuk pada titik-titik krusial pada grafik fungsi kuadrat yang bersangkutan. Penjelasan detail mengenai sifat akar ini akan kita bahas lebih lanjut dalam bagian Diskriminan.

2. Metode-Metode Menentukan Akar Persamaan Kuadrat

Ada beberapa metode utama yang dapat digunakan untuk menentukan akar-akar persamaan kuadrat. Setiap metode memiliki keunggulan dan cocok untuk jenis persamaan tertentu. Penting untuk menguasai setidaknya satu atau dua metode agar Anda memiliki fleksibilitas dalam memecahkan berbagai jenis soal. Kita akan membahas tiga metode paling umum dan efektif: pemfaktoran, melengkapkan kuadrat sempurna, dan rumus kuadrat (Rumus ABC).

2.1. Metode Pemfaktoran (Faktorisasi)

Metode pemfaktoran adalah cara yang paling sederhana dan seringkali tercepat untuk menemukan akar-akar persamaan kuadrat, asalkan persamaan tersebut dapat difaktorkan dengan mudah. Ide dasarnya adalah mengubah bentuk ax² + bx + c = 0 menjadi bentuk perkalian dua faktor linear, yaitu (px + q)(rx + s) = 0. Berdasarkan sifat nol dari perkalian (jika hasil perkalian dua bilangan adalah nol, maka setidaknya salah satu bilangan tersebut harus nol), kita dapat menyimpulkan bahwa (px + q) = 0 atau (rx + s) = 0. Dari sini, kita dapat menyelesaikan setiap faktor secara terpisah untuk menemukan nilai x, yang merupakan akar-akar persamaan.

Teknik pemfaktoran ini sangat bergantung pada pengenalan pola aljabar dan kemampuan untuk mencari kombinasi bilangan yang tepat. Meskipun tidak selalu berlaku untuk setiap persamaan kuadrat, pemfaktoran adalah titik awal yang baik karena kesederhanaannya.

Ada beberapa skenario pemfaktoran yang umum, tergantung pada nilai koefisien a, b, dan c:

2.1.1. Pemfaktoran Bentuk x² + bx + c = 0 (di mana a = 1)

Untuk bentuk persamaan kuadrat di mana koefisien a dari adalah 1, kita perlu mencari dua bilangan, katakanlah p dan q, sedemikian rupa sehingga ketika dijumlahkan menghasilkan koefisien b, dan ketika dikalikan menghasilkan konstanta c. Secara matematis, kita mencari p dan q sehingga p + q = b dan p × q = c. Jika kita menemukan bilangan-bilangan ini, maka persamaan dapat difaktorkan menjadi (x + p)(x + q) = 0.

Contoh 1: Pemfaktoran x² + 5x + 6 = 0

Dalam persamaan ini, kita memiliki a = 1, b = 5, dan c = 6.

Langkah 1: Identifikasi koefisien b dan c. Di sini, b = 5 dan c = 6.

Langkah 2: Cari dua bilangan yang jika dijumlahkan menghasilkan b (yaitu 5) dan jika dikalikan menghasilkan c (yaitu 6). Mari kita daftarkan faktor-faktor dari 6 dan periksa jumlahnya:

  • Faktor (1, 6): Jumlah 1 + 6 = 7 (Tidak cocok)
  • Faktor (-1, -6): Jumlah -1 + (-6) = -7 (Tidak cocok)
  • Faktor (2, 3): Jumlah 2 + 3 = 5 (Cocok!) dan perkalian 2 × 3 = 6 (Cocok!)

Jadi, bilangan yang kita cari adalah 2 dan 3.

Langkah 3: Tuliskan persamaan dalam bentuk faktor menggunakan bilangan yang ditemukan.

(x + 2)(x + 3) = 0

Langkah 4: Atur setiap faktor sama dengan nol, berdasarkan sifat nol dari perkalian.

x + 2 = 0    atau    x + 3 = 0

Langkah 5: Selesaikan untuk x dari setiap persamaan linear.

x₁ = -2    (dengan mengurangi 2 dari kedua sisi)
x₂ = -3    (dengan mengurangi 3 dari kedua sisi)

Jadi, akar-akar persamaan x² + 5x + 6 = 0 adalah -2 dan -3. Anda bisa memverifikasi dengan mensubstitusikan nilai-nilai ini kembali ke persamaan asli.

Contoh 2: Pemfaktoran x² - 7x + 12 = 0

Di sini, a = 1, b = -7, dan c = 12.

Langkah 1: Identifikasi b = -7 dan c = 12.

Langkah 2: Cari dua bilangan yang jika dijumlahkan menghasilkan -7 dan jika dikalikan menghasilkan 12. Karena hasil kalinya positif dan jumlahnya negatif, kedua bilangan harus negatif.

  • Faktor (-1, -12): Jumlah -1 + (-12) = -13 (Tidak cocok)
  • Faktor (-2, -6): Jumlah -2 + (-6) = -8 (Tidak cocok)
  • Faktor (-3, -4): Jumlah -3 + (-4) = -7 (Cocok!) dan perkalian (-3) × (-4) = 12 (Cocok!)

Jadi, bilangan yang kita cari adalah -3 dan -4.

Langkah 3: Faktorkan persamaan.

(x - 3)(x - 4) = 0

Langkah 4: Atur setiap faktor sama dengan nol.

x - 3 = 0    atau    x - 4 = 0

Langkah 5: Selesaikan untuk x.

x₁ = 3
x₂ = 4

Akar-akarnya adalah 3 dan 4.

2.1.2. Pemfaktoran Bentuk ax² + bx + c = 0 (di mana a ≠ 1)

Ketika koefisien a tidak sama dengan 1, pemfaktoran menjadi sedikit lebih rumit, namun masih dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Salah satu teknik yang umum dan sistematis adalah "metode pecah tengah" atau "metode pengelompokan".

Metode Pecah Tengah:

  1. Kalikan koefisien a dan c. Simpan hasil perkalian ini.
  2. Cari dua bilangan (sebut saja p dan q) yang jika dijumlahkan menghasilkan koefisien b, dan jika dikalikan menghasilkan hasil kali a × c yang telah dihitung pada langkah 1.
  3. Ganti suku tengah bx dengan dua suku baru yang menggunakan dua bilangan yang ditemukan pada langkah 2 (yaitu, ubah bx menjadi px + qx).
  4. Faktorkan persamaan dengan pengelompokan. Ini berarti membagi empat suku yang ada menjadi dua pasang, lalu faktorkan faktor persekutuan dari setiap pasang.
  5. Faktorkan faktor persekutuan yang muncul dari pengelompokan tersebut.

Contoh 3: Pemfaktoran 2x² + 7x + 3 = 0

Di sini, a = 2, b = 7, c = 3.

Langkah 1: Hitung hasil kali a × c = 2 × 3 = 6.

Langkah 2: Cari dua bilangan yang jika dijumlahkan menghasilkan b = 7 dan jika dikalikan menghasilkan a × c = 6. Bilangan-bilangan ini adalah 1 dan 6.

  • 1 + 6 = 7 (Cocok!)
  • 1 × 6 = 6 (Cocok!)

Langkah 3: Pecah suku tengah 7x menjadi 1x + 6x (atau x + 6x). Urutan kedua suku ini tidak akan memengaruhi hasil akhir, jadi Anda bisa memilih salah satunya.

2x² + 1x + 6x + 3 = 0

Langkah 4: Kelompokkan suku-suku menjadi dua pasang dan faktorkan faktor persekutuan dari masing-masing kelompok.

(2x² + 1x) + (6x + 3) = 0
x(2x + 1) + 3(2x + 1) = 0

Perhatikan bahwa kita berhasil mendapatkan faktor (2x + 1) yang sama di kedua kelompok. Ini adalah tanda bahwa kita berada di jalur yang benar.

Langkah 5: Faktorkan faktor umum (2x + 1) dari seluruh ekspresi.

(2x + 1)(x + 3) = 0

Langkah 6: Atur setiap faktor sama dengan nol.

2x + 1 = 0    atau    x + 3 = 0

Langkah 7: Selesaikan untuk x.

2x = -1    =>    x₁ = -1/2
x₂ = -3

Akar-akarnya adalah -1/2 dan -3.

Contoh 4: Pemfaktoran 3x² - 10x + 8 = 0

Di sini, a = 3, b = -10, c = 8.

Langkah 1: Hitung a × c = 3 × 8 = 24.

Langkah 2: Cari dua bilangan yang jika dijumlahkan menghasilkan -10 dan jika dikalikan menghasilkan 24. Karena hasil kalinya positif dan jumlahnya negatif, kedua bilangan harus negatif. Bilangan-bilangan ini adalah -4 dan -6.

  • -4 + (-6) = -10 (Cocok!)
  • (-4) × (-6) = 24 (Cocok!)

Langkah 3: Pecah suku tengah -10x menjadi -4x - 6x (atau -6x - 4x).

3x² - 4x - 6x + 8 = 0

Langkah 4: Kelompokkan dan faktorkan.

(3x² - 4x) + (-6x + 8) = 0
x(3x - 4) - 2(3x - 4) = 0

Perhatikan dengan seksama pada kelompok kedua (-6x + 8). Untuk mendapatkan faktor (3x - 4) yang sama, kita harus memfaktorkan -2, bukan +2. Ini adalah titik umum terjadinya kesalahan.

Langkah 5: Faktorkan faktor umum (3x - 4).

(3x - 4)(x - 2) = 0

Langkah 6: Atur setiap faktor sama dengan nol.

3x - 4 = 0    atau    x - 2 = 0

Langkah 7: Selesaikan untuk x.

3x = 4    =>    x₁ = 4/3
x₂ = 2

Akar-akarnya adalah 4/3 dan 2.

2.1.3. Pemfaktoran Selisih Dua Kuadrat (Jika b = 0)

Kasus khusus terjadi ketika suku bx tidak ada, yang berarti koefisien b = 0. Persamaan kuadrat menjadi ax² + c = 0. Jika a dan c memiliki tanda berlawanan (misalnya ax² - c' = 0), maka persamaan ini dapat diubah menjadi bentuk (m)² - (n)² = 0, yang dapat difaktorkan menggunakan identitas aljabar selisih dua kuadrat: m² - n² = (m - n)(m + n).

Contoh 5: Pemfaktoran x² - 9 = 0

Ini adalah bentuk a=1, b=0, c=-9.

Langkah 1: Kenali ini sebagai selisih dua kuadrat. Kita bisa menulis 9 sebagai .

x² - 3² = 0

Langkah 2: Faktorkan menggunakan rumus (m - n)(m + n), di mana m = x dan n = 3.

(x - 3)(x + 3) = 0

Langkah 3: Atur setiap faktor sama dengan nol.

x - 3 = 0    atau    x + 3 = 0

Langkah 4: Selesaikan untuk x.

x₁ = 3
x₂ = -3

Akar-akarnya adalah 3 dan -3.

Contoh 6: Pemfaktoran 4x² - 25 = 0

Di sini, a=4, b=0, c=-25.

Langkah 1: Kenali ini sebagai selisih dua kuadrat. Kita bisa menulis 4x² sebagai (2x)² dan 25 sebagai .

(2x)² - 5² = 0

Langkah 2: Faktorkan.

(2x - 5)(2x + 5) = 0

Langkah 3: Atur setiap faktor sama dengan nol.

2x - 5 = 0    atau    2x + 5 = 0

Langkah 4: Selesaikan untuk x.

2x = 5    =>    x₁ = 5/2
2x = -5    =>    x₂ = -5/2

Akar-akarnya adalah 5/2 dan -5/2.

2.1.4. Pemfaktoran dengan Mengeluarkan Faktor Persekutuan (Jika c = 0)

Jika persamaan kuadrat tidak memiliki suku konstanta (yaitu c = 0), persamaannya menjadi ax² + bx = 0. Dalam kasus ini, kita dapat memfaktorkan x (atau ax jika a adalah faktor umum) dari kedua suku. Ini adalah bentuk pemfaktoran yang paling sederhana.

Contoh 7: Pemfaktoran x² - 4x = 0

Di sini, a=1, b=-4, c=0.

Langkah 1: Keluarkan faktor persekutuan x dari kedua suku.

x(x - 4) = 0

Langkah 2: Atur setiap faktor sama dengan nol.

x = 0    atau    x - 4 = 0

Langkah 3: Selesaikan untuk x.

x₁ = 0
x₂ = 4

Akar-akarnya adalah 0 dan 4.

Contoh 8: Pemfaktoran 3x² + 9x = 0

Di sini, a=3, b=9, c=0.

Langkah 1: Keluarkan faktor persekutuan 3x dari kedua suku.

3x(x + 3) = 0

Langkah 2: Atur setiap faktor sama dengan nol.

3x = 0    atau    x + 3 = 0

Langkah 3: Selesaikan untuk x.

x₁ = 0 / 3    =>    x₁ = 0
x₂ = -3

Akar-akarnya adalah 0 dan -3.

Keuntungan Pemfaktoran: Pemfaktoran adalah metode yang sangat efisien dan intuitif jika persamaan kuadratnya dapat difaktorkan dengan jelas. Metode ini tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan dapat memberikan pemahaman yang baik tentang struktur persamaan. Selain itu, jika Anda terbiasa dengan pola-pola pemfaktoran, Anda dapat menemukan akar dengan cepat.

Keterbatasan Pemfaktoran: Metode ini memiliki batasan yang signifikan. Tidak semua persamaan kuadrat dapat difaktorkan dengan mudah, terutama jika akar-akarnya adalah bilangan irasional (mengandung akar kuadrat yang tidak sempurna) atau bilangan kompleks. Dalam kasus seperti itu, pemfaktoran menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan hanya dengan inspeksi sederhana. Oleh karena itu, kita memerlukan metode yang lebih universal.

2.2. Metode Melengkapkan Kuadrat Sempurna

Metode melengkapkan kuadrat sempurna adalah teknik yang lebih universal dibandingkan pemfaktoran karena metode ini selalu dapat digunakan untuk menemukan akar-akar real dari persamaan kuadrat, bahkan jika akarnya irasional. Ide dasarnya adalah mengubah bentuk ax² + bx + c = 0 menjadi bentuk (x + p)² = q, di mana sisi kiri adalah bentuk kuadrat sempurna (yaitu, sebuah binomial yang dikuadratkan). Setelah persamaan berada dalam bentuk ini, kita dapat dengan mudah mengambil akar kuadrat dari kedua sisi untuk menemukan nilai x. Metode ini juga merupakan dasar dari penurunan rumus kuadrat.

Proses melengkapkan kuadrat sempurna memanfaatkan fakta bahwa (x + k)² = x² + 2kx + k². Jika kita memiliki x² + bx, kita bisa melengkapinya menjadi kuadrat sempurna dengan menambahkan (b/2)², karena ini akan membuat x² + bx + (b/2)² menjadi (x + b/2)².

Langkah-langkah sistematis untuk melengkapkan kuadrat sempurna adalah sebagai berikut:

  1. Pastikan koefisien a dari suku adalah 1. Jika tidak (yaitu a ≠ 1), bagi seluruh persamaan dengan a.
  2. Pindahkan suku konstanta c ke sisi kanan persamaan. Kita ingin mengisolasi suku-suku yang mengandung x di sisi kiri.
  3. Tambahkan (b/2)² (yaitu, kuadrat dari setengah koefisien x) ke kedua sisi persamaan. Ini adalah langkah kunci yang membuat sisi kiri menjadi kuadrat sempurna.
  4. Faktorkan sisi kiri menjadi bentuk kuadrat sempurna (x + b/2)² atau (x - b/2)².
  5. Ambil akar kuadrat dari kedua sisi persamaan. Ingatlah untuk menyertakan tanda plus-minus (±) di sisi kanan, karena ada dua akar kuadrat untuk setiap bilangan positif.
  6. Selesaikan persamaan linear yang dihasilkan untuk x. Ini akan memberikan Anda dua akar persamaan kuadrat.

Contoh 9: Melengkapkan Kuadrat Sempurna x² + 6x + 5 = 0

Di sini, a = 1, b = 6, c = 5.

Langkah 1: Koefisien a adalah 1, jadi tidak perlu dibagi.

Langkah 2: Pindahkan suku konstanta c ke sisi kanan persamaan.

x² + 6x = -5

Langkah 3: Tambahkan (b/2)² ke kedua sisi. Koefisien b = 6, jadi kita akan menambahkan (6/2)² = 3² = 9.

x² + 6x + 9 = -5 + 9
x² + 6x + 9 = 4

Langkah 4: Faktorkan sisi kiri, yang sekarang merupakan kuadrat sempurna.

(x + 3)² = 4

Langkah 5: Ambil akar kuadrat dari kedua sisi. Jangan lupa ±.

√(x + 3)² = ±√4
x + 3 = ±2

Langkah 6: Selesaikan untuk x dengan memisahkan dua kasus.

Kasus 1: x + 3 = 2    =>    x₁ = 2 - 3    =>    x₁ = -1
Kasus 2: x + 3 = -2    =>    x₂ = -2 - 3    =>    x₂ = -5

Akar-akarnya adalah -1 dan -5. Ini sesuai dengan hasil yang akan didapatkan melalui pemfaktoran (x+1)(x+5)=0.

Contoh 10: Melengkapkan Kuadrat Sempurna 2x² - 8x - 10 = 0

Di sini, a = 2, b = -8, c = -10.

Langkah 1: Koefisien a adalah 2. Bagi seluruh persamaan dengan 2 untuk membuat koefisien menjadi 1.

(2x² - 8x - 10) / 2 = 0 / 2
x² - 4x - 5 = 0

Langkah 2: Pindahkan suku konstanta ke sisi kanan.

x² - 4x = 5

Langkah 3: Tambahkan (b/2)² ke kedua sisi. Di sini b = -4 (dari persamaan yang sudah dibagi), jadi (-4/2)² = (-2)² = 4.

x² - 4x + 4 = 5 + 4
x² - 4x + 4 = 9

Langkah 4: Faktorkan sisi kiri.

(x - 2)² = 9

Langkah 5: Ambil akar kuadrat dari kedua sisi.

√(x - 2)² = ±√9
x - 2 = ±3

Langkah 6: Selesaikan untuk x.

Kasus 1: x - 2 = 3    =>    x₁ = 3 + 2    =>    x₁ = 5
Kasus 2: x - 2 = -3    =>    x₂ = -3 + 2    =>    x₂ = -1

Akar-akarnya adalah 5 dan -1.

Contoh 11: Melengkapkan Kuadrat Sempurna dengan Akar Irasional x² + 4x - 1 = 0

Di sini, a = 1, b = 4, c = -1.

Langkah 1: Koefisien a adalah 1.

Langkah 2: Pindahkan konstanta.

x² + 4x = 1

Langkah 3: Tambahkan (b/2)². Di sini b = 4, jadi (4/2)² = 2² = 4.

x² + 4x + 4 = 1 + 4
x² + 4x + 4 = 5

Langkah 4: Faktorkan sisi kiri.

(x + 2)² = 5

Langkah 5: Ambil akar kuadrat.

x + 2 = ±√5

Langkah 6: Selesaikan untuk x.

x₁ = -2 + √5
x₂ = -2 - √5

Akar-akarnya adalah -2 + √5 dan -2 - √5. Ini adalah contoh di mana pemfaktoran biasa akan sangat sulit atau tidak mungkin karena akarnya adalah bilangan irasional, namun metode melengkapkan kuadrat sempurna tetap efektif.

Keuntungan Melengkapkan Kuadrat Sempurna: Metode ini sangat andal karena selalu berhasil untuk menemukan akar real dari persamaan kuadrat, bahkan jika akar-akarnya adalah bilangan irasional. Ini juga merupakan landasan konseptual yang sangat penting untuk memahami bagaimana rumus kuadrat diturunkan, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang aljabar.

Keterbatasan Melengkapkan Kuadrat Sempurna: Prosesnya bisa sedikit lebih panjang dan rentan terhadap kesalahan perhitungan, terutama saat berurusan dengan koefisien yang bukan bilangan bulat (pecahan) atau angka-angka yang besar. Langkah-langkahnya yang banyak juga memerlukan ketelitian ekstra.

2.3. Metode Rumus Kuadrat (Rumus ABC)

Rumus kuadrat, yang sering disebut juga Rumus ABC, adalah metode yang paling umum, paling andal, dan paling serbaguna untuk menemukan akar-akar persamaan kuadrat. Rumus ini dapat digunakan untuk setiap persamaan kuadrat, terlepas dari apakah akarnya real atau kompleks, rasional atau irasional. Ini adalah "senjata pamungkas" Anda ketika metode lain terbukti terlalu sulit atau tidak mungkin. Yang menarik adalah rumus ini sendiri sebenarnya diturunkan dari metode melengkapkan kuadrat sempurna, membuktikan betapa kuatnya konsep tersebut.

Rumus kuadrat dinyatakan sebagai:

x = (-b ± √(b² - 4ac)) / 2a

Untuk memahami sepenuhnya bagaimana rumus ini bekerja dan mengapa ia selalu berhasil, mari kita lihat proses penurunannya.

2.3.1. Penurunan Rumus Kuadrat

Penurunan rumus kuadrat dimulai dari bentuk umum persamaan kuadrat ax² + bx + c = 0 dan menggunakan langkah-langkah yang sama dengan metode melengkapkan kuadrat sempurna, tetapi dengan menggunakan variabel a, b, dan c sebagai koefisien umum.

Langkah 1: Mulai dengan bentuk standar persamaan kuadrat.

ax² + bx + c = 0

Langkah 2: Pindahkan suku konstanta c ke sisi kanan persamaan. Ini mengisolasi suku-suku yang mengandung variabel x.

ax² + bx = -c

Langkah 3: Pastikan koefisien a dari adalah 1. Untuk melakukan ini, bagi seluruh persamaan dengan a. Kita tahu bahwa a ≠ 0, jadi pembagian ini valid.

(ax² + bx) / a = -c / a
x² + (b/a)x = -c/a

Langkah 4: Lengkapi kuadrat sempurna di sisi kiri. Kita perlu menambahkan (koefisien x / 2)² ke kedua sisi persamaan. Koefisien x di sini adalah b/a. Jadi, kita akan menambahkan ((b/a) / 2)², yang disederhanakan menjadi (b/2a)² = b² / 4a².

x² + (b/a)x + (b² / 4a²) = -c/a + (b² / 4a²)

Langkah 5: Faktorkan sisi kiri persamaan menjadi bentuk kuadrat sempurna.

(x + b/2a)² = -c/a + b²/4a²

Langkah 6: Gabungkan suku-suku di sisi kanan persamaan menjadi satu pecahan dengan mencari penyebut bersama. Penyebut bersama terkecil untuk a dan 4a² adalah 4a². Untuk mengubah -c/a menjadi pecahan dengan penyebut 4a², kita kalikan pembilang dan penyebut dengan 4a.

(x + b/2a)² = b²/4a² - (c/a) * (4a/4a)
(x + b/2a)² = b²/4a² - 4ac/4a²
(x + b/2a)² = (b² - 4ac) / 4a²

Langkah 7: Ambil akar kuadrat dari kedua sisi persamaan. Ingat untuk menyertakan tanda plus-minus (±) di sisi kanan, karena kita mencari kedua akar.

√(x + b/2a)² = ±√((b² - 4ac) / 4a²)
x + b/2a = ±√(b² - 4ac) / √(4a²)
x + b/2a = ±√(b² - 4ac) / 2a

Langkah 8: Pindahkan suku b/2a ke sisi kanan persamaan untuk mengisolasi x.

x = -b/2a ± √(b² - 4ac) / 2a

Langkah 9: Karena kedua suku di sisi kanan memiliki penyebut yang sama (2a), kita dapat menggabungkannya menjadi satu pecahan.

x = (-b ± √(b² - 4ac)) / 2a

Dan inilah Rumus Kuadrat (Rumus ABC) yang terkenal! Penurunan ini menunjukkan bahwa rumus ini bukanlah "sihir" melainkan hasil dari manipulasi aljabar yang logis dari metode melengkapkan kuadrat sempurna.

2.3.2. Penggunaan Rumus Kuadrat

Untuk menggunakan rumus ini, kita hanya perlu mengidentifikasi nilai-nilai koefisien a, b, dan c dari persamaan kuadrat dalam bentuk standar ax² + bx + c = 0, lalu substitusikan nilai-nilai tersebut dengan hati-hati ke dalam rumus dan lakukan perhitungan.

Contoh 12: Menggunakan Rumus Kuadrat x² + 7x + 10 = 0

Langkah 1: Identifikasi koefisien a, b, c dari persamaan.

  • a = 1 (koefisien dari )
  • b = 7 (koefisien dari x)
  • c = 10 (konstanta)

Langkah 2: Substitusikan nilai-nilai ini ke dalam rumus kuadrat.

x = (-b ± √(b² - 4ac)) / 2a
x = (-7 ± √(7² - 4 × 1 × 10)) / (2 × 1)

Langkah 3: Hitung ekspresi di bawah akar kuadrat, yang dikenal sebagai diskriminan (b² - 4ac).

b² - 4ac = 49 - 40 = 9

Langkah 4: Lanjutkan perhitungan dengan nilai diskriminan yang sudah ditemukan.

x = (-7 ± √9) / 2
x = (-7 ± 3) / 2

Langkah 5: Pisahkan menjadi dua kasus (menggunakan + dan -) untuk menemukan kedua akar.

x₁ = (-7 + 3) / 2 = -4 / 2 = -2
x₂ = (-7 - 3) / 2 = -10 / 2 = -5

Akar-akarnya adalah -2 dan -5. Ini sesuai dengan hasil dari pemfaktoran yang kita lakukan sebelumnya.

Contoh 13: Menggunakan Rumus Kuadrat 3x² - 5x + 2 = 0

Langkah 1: Identifikasi koefisien.

  • a = 3
  • b = -5
  • c = 2

Langkah 2: Substitusikan ke rumus. Perhatikan baik-baik tanda negatif pada b.

x = (-(-5) ± √((-5)² - 4 × 3 × 2)) / (2 × 3)

Langkah 3: Hitung diskriminan.

b² - 4ac = (25 - 24) = 1

Langkah 4: Lanjutkan perhitungan.

x = (5 ± √1) / 6
x = (5 ± 1) / 6

Langkah 5: Temukan kedua akar.

x₁ = (5 + 1) / 6 = 6 / 6 = 1
x₂ = (5 - 1) / 6 = 4 / 6 = 2/3

Akar-akarnya adalah 1 dan 2/3.

Contoh 14: Menggunakan Rumus Kuadrat dengan Akar Irasional x² + 4x - 1 = 0

Langkah 1: Identifikasi koefisien.

  • a = 1
  • b = 4
  • c = -1

Langkah 2: Substitusikan ke rumus.

x = (-4 ± √(4² - 4 × 1 × (-1))) / (2 × 1)

Langkah 3: Hitung diskriminan.

b² - 4ac = 16 - (-4) = 16 + 4 = 20

Langkah 4: Lanjutkan perhitungan. Perhatikan bahwa √20 adalah bilangan irasional.

x = (-4 ± √20) / 2

Kita dapat menyederhanakan √20 menjadi √(4 × 5) = √4 × √5 = 2√5.

x = (-4 ± 2√5) / 2

Langkah 5: Pisahkan dan sederhanakan kedua suku di pembilang dengan penyebut.

x₁ = -4/2 + 2√5/2 = -2 + √5
x₂ = -4/2 - 2√5/2 = -2 - √5

Akar-akarnya adalah -2 + √5 dan -2 - √5. Ini adalah hasil yang sama persis dengan yang kita peroleh menggunakan metode melengkapkan kuadrat sempurna pada Contoh 11, menunjukkan konsistensi antar metode.

Contoh 15: Menggunakan Rumus Kuadrat dengan Akar Kompleks x² + 2x + 5 = 0

Langkah 1: Identifikasi koefisien.

  • a = 1
  • b = 2
  • c = 5

Langkah 2: Substitusikan ke rumus.

x = (-2 ± √(2² - 4 × 1 × 5)) / (2 × 1)

Langkah 3: Hitung diskriminan.

b² - 4ac = 4 - 20 = -16

Langkah 4: Lanjutkan perhitungan. Di sini, kita memiliki akar kuadrat dari bilangan negatif, yang mengindikasikan akar kompleks.

x = (-2 ± √(-16)) / 2

Ingat definisi unit imajiner i = √(-1), sehingga √(-16) = √(-1 × 16) = √(-1) × √16 = i × 4 = 4i.

x = (-2 ± 4i) / 2

Langkah 5: Pisahkan dan sederhanakan.

x₁ = -2/2 + 4i/2 = -1 + 2i
x₂ = -2/2 - 4i/2 = -1 - 2i

Akar-akarnya adalah -1 + 2i dan -1 - 2i. Ini adalah akar-akar kompleks konjugat. Keberadaan akar kompleks ini berarti grafik fungsi kuadrat ini tidak memotong sumbu-X sama sekali.

Keuntungan Rumus Kuadrat: Ini adalah metode yang paling andal dan selalu dapat digunakan untuk menemukan akar-akar persamaan kuadrat, baik real maupun kompleks, rasional maupun irasional. Anda tidak perlu menebak atau melakukan banyak manipulasi aljabar seperti pada metode lain. Dengan Rumus ABC, Anda memiliki jaminan untuk selalu menemukan solusi (jika ada) selama perhitungannya benar. Ini menjadikannya alat yang sangat berharga dalam toolkit aljabar Anda.

Keterbatasan Rumus Kuadrat: Terkadang perhitungan bisa menjadi rumit jika angka-angkanya besar atau melibatkan pecahan, namun dengan adanya kalkulator, ini bukan masalah besar. Tantangan utamanya adalah ketelitian dalam substitusi nilai-nilai a, b, c dan perhitungan tanda. Kesalahan kecil di awal bisa menyebabkan hasil akhir yang salah.

3. Diskriminan (D) dan Jenis-Jenis Akar

Bagian dari rumus kuadrat, yaitu ekspresi di bawah akar kuadrat (b² - 4ac), sangat penting sehingga diberi nama khusus: diskriminan. Diskriminan disimbolkan dengan huruf kapital D. Nilai diskriminan ini memberikan informasi berharga tentang sifat akar-akar persamaan kuadrat tanpa perlu menghitung akar-akarnya secara penuh. Ini adalah alat yang sangat efisien untuk memprediksi karakteristik solusi suatu persamaan.

D = b² - 4ac

Mengapa diskriminan begitu penting? Karena akar kuadrat dari bilangan positif, nol, atau negatif memiliki sifat yang sangat berbeda. Mari kita eksplorasi tiga kemungkinan nilai diskriminan dan implikasinya terhadap jenis akar:

3.1. D > 0 (Diskriminan Positif)

Jika diskriminan lebih besar dari nol (D > 0), maka √(D) akan menghasilkan bilangan real positif. Dalam kasus ini, rumus kuadrat akan menghasilkan dua nilai x yang berbeda karena adanya ±√(D). Oleh karena itu, persamaan kuadrat memiliki dua akar real yang berbeda (distinct real roots).

  • Jika D adalah kuadrat sempurna (misalnya 1, 4, 9, 16, 25, ...), maka √(D) adalah bilangan bulat, sehingga akar-akarnya adalah bilangan rasional. Ini adalah kasus di mana persamaan biasanya dapat difaktorkan dengan mudah.
  • Jika D bukan kuadrat sempurna (misalnya 2, 3, 5, 6, 7, 8, ...), maka √(D) adalah bilangan irasional, sehingga akar-akarnya adalah bilangan irasional. Dalam kasus ini, pemfaktoran menjadi sulit atau tidak mungkin.

Secara geometris, ketika D > 0, grafik parabola akan memotong sumbu-X di dua titik yang berbeda. Titik-titik ini adalah representasi visual dari dua akar real yang berbeda tersebut.

Contoh 16: Analisis Diskriminan x² + 7x + 10 = 0

Dari persamaan ini, kita identifikasi a = 1, b = 7, c = 10.

Hitung diskriminannya:

D = b² - 4ac = 7² - 4(1)(10) = 49 - 40 = 9

Karena D = 9 (D > 0 dan merupakan kuadrat sempurna), persamaan ini memiliki dua akar real yang berbeda dan rasional. Kita tahu dari Contoh 12 bahwa akar-akarnya adalah -2 dan -5, yang memang rasional dan berbeda.

3.2. D = 0 (Diskriminan Nol)

Jika diskriminan sama dengan nol (D = 0), maka √(D) adalah √0 = 0. Dalam rumus kuadrat, bagian ±√(D) akan menjadi ±0, yang tidak mengubah nilai. Oleh karena itu, kedua akar akan memiliki nilai yang sama. Persamaan kuadrat memiliki dua akar real yang sama (identical real roots), sering disebut juga akar kembar atau satu akar real yang berulang.

Secara geometris, ketika D = 0, grafik parabola akan menyinggung sumbu-X tepat di satu titik, yaitu di puncaknya. Titik singgung ini adalah akar kembar tersebut.

Contoh 17: Analisis Diskriminan x² - 4x + 4 = 0

Dari persamaan ini, kita identifikasi a = 1, b = -4, c = 4.

Hitung diskriminannya:

D = b² - 4ac = (-4)² - 4(1)(4) = 16 - 16 = 0

Karena D = 0, persamaan ini memiliki dua akar real yang sama (akar kembar). Mari kita cek dengan metode pemfaktoran: x² - 4x + 4 = 0 dapat difaktorkan menjadi (x - 2)(x - 2) = 0, sehingga x₁ = x₂ = 2. Benar, akarnya kembar.

3.3. D < 0 (Diskriminan Negatif)

Jika diskriminan lebih kecil dari nol (D < 0), maka kita akan mencoba mengambil akar kuadrat dari bilangan negatif. Dalam sistem bilangan real, akar kuadrat dari bilangan negatif tidak didefinisikan. Ini berarti tidak ada akar real untuk persamaan tersebut. Namun, dalam sistem bilangan kompleks, akar kuadrat dari bilangan negatif akan menghasilkan bilangan imajiner. Oleh karena itu, persamaan kuadrat memiliki dua akar kompleks konjugat (complex conjugate roots).

Secara geometris, ketika D < 0, grafik parabola tidak memotong maupun menyinggung sumbu-X sama sekali. Seluruh parabola akan berada di atas sumbu-X (jika a > 0) atau seluruhnya di bawah sumbu-X (jika a < 0).

Contoh 18: Analisis Diskriminan x² + 2x + 5 = 0

Dari persamaan ini, kita identifikasi a = 1, b = 2, c = 5.

Hitung diskriminannya:

D = b² - 4ac = 2² - 4(1)(5) = 4 - 20 = -16

Karena D = -16 (D < 0), persamaan ini tidak memiliki akar real. Sebaliknya, ia memiliki dua akar kompleks konjugat. Kita telah menghitungnya di Contoh 15: -1 + 2i dan -1 - 2i.

Pemahaman tentang diskriminan sangat berguna karena memungkinkan kita untuk memprediksi sifat akar tanpa harus melakukan seluruh perhitungan rumus kuadrat. Ini adalah cara cepat untuk memahami karakteristik solusi dan dapat menghemat waktu dan upaya dalam memecahkan masalah matematika yang lebih kompleks. Selain itu, dalam aplikasi dunia nyata, pengetahuan tentang apakah ada solusi real atau tidak bisa sangat penting (misalnya, apakah suatu proyektil akan mencapai ketinggian tertentu atau apakah ada titik impas untuk suatu bisnis).

4. Hubungan Antara Akar dan Koefisien Persamaan Kuadrat

Selain kemampuan untuk menemukan akar-akar, ada juga hubungan yang sangat menarik dan berguna antara akar-akar persamaan kuadrat dan koefisien-koefisiennya (a, b, c). Hubungan ini dikenal sebagai rumus Vieta (dinamai dari matematikawan François Viète), dan sangat sering digunakan dalam aljabar. Hubungan ini sangat berguna untuk berbagai tujuan: memeriksa jawaban, menemukan akar yang hilang, membentuk persamaan kuadrat baru, atau menyelesaikan soal-soal tanpa perlu menghitung akar-akarnya secara eksplisit.

Misalkan x₁ dan x₂ adalah akar-akar dari persamaan kuadrat dalam bentuk standar ax² + bx + c = 0.

4.1. Jumlah Akar (Sum of Roots)

Jumlah kedua akar dari persamaan kuadrat diberikan oleh rumus sederhana:

x₁ + x₂ = -b/a

Ini berarti bahwa jika Anda tahu koefisien b dan a, Anda bisa langsung menemukan jumlah dari akar-akar tanpa perlu menghitung masing-masing akar terlebih dahulu.

Penurunan Rumus Jumlah Akar:

Kita tahu dari rumus kuadrat (Rumus ABC) bahwa akar-akar persamaan adalah:

x₁ = (-b + √(b² - 4ac)) / 2a
x₂ = (-b - √(b² - 4ac)) / 2a

Maka, jumlah kedua akar adalah penjumlahan dari kedua ekspresi ini:

x₁ + x₂ = [(-b + √(b² - 4ac)) + (-b - √(b² - 4ac))] / 2a

Perhatikan bahwa suku √(b² - 4ac) dan -√(b² - 4ac) akan saling menghilangkan satu sama lain.

x₁ + x₂ = (-b - b + √(b² - 4ac) - √(b² - 4ac)) / 2a
x₁ + x₂ = (-2b) / 2a
x₁ + x₂ = -b/a

Penurunan ini dengan jelas menunjukkan bagaimana hubungan tersebut berasal langsung dari rumus kuadrat.

4.2. Hasil Kali Akar (Product of Roots)

Hasil kali kedua akar dari persamaan kuadrat diberikan oleh rumus:

x₁ ⋅ x₂ = c/a

Serupa dengan jumlah akar, ini memungkinkan kita untuk menemukan hasil kali akar-akar hanya dengan mengetahui koefisien c dan a.

Penurunan Rumus Hasil Kali Akar:

Kembali menggunakan rumus kuadrat untuk x₁ dan x₂:

x₁ ⋅ x₂ = [(-b + √(b² - 4ac)) / 2a] × [(-b - √(b² - 4ac)) / 2a]

Kita dapat melihat bahwa pembilang memiliki bentuk (A + B)(A - B), yang merupakan identitas selisih dua kuadrat, A² - B². Di sini, A = -b dan B = √(b² - 4ac).

x₁ ⋅ x₂ = ((-b)² - (√(b² - 4ac))²) / (2a)²
x₁ ⋅ x₂ = (b² - (b² - 4ac)) / 4a²
x₁ ⋅ x₂ = (b² - b² + 4ac) / 4a²

Suku dan -b² akan saling menghilangkan.

x₁ ⋅ x₂ = 4ac / 4a²

Suku 4a di pembilang dan penyebut dapat disederhanakan.

x₁ ⋅ x₂ = c/a

Penurunan ini juga menunjukkan keindahan konsistensi dalam aljabar.

Contoh 19: Menggunakan Hubungan Akar-Koefisien 2x² - 8x + 6 = 0

Dari persamaan ini, kita identifikasi koefisien:

  • a = 2
  • b = -8
  • c = 6

Hitung Jumlah Akar:

x₁ + x₂ = -b/a = -(-8)/2 = 8/2 = 4

Hitung Hasil Kali Akar:

x₁ ⋅ x₂ = c/a = 6/2 = 3

Untuk memverifikasi, mari kita temukan akarnya (misalnya, menggunakan pemfaktoran):

2x² - 8x + 6 = 0. Bagi seluruh persamaan dengan 2 untuk menyederhanakan:

x² - 4x + 3 = 0

Faktorkan persamaan ini: kita mencari dua bilangan yang jika dijumlahkan -4 dan dikalikan 3. Bilangan-bilangan itu adalah -1 dan -3.

(x - 1)(x - 3) = 0

Jadi, akar-akarnya adalah x₁ = 1 dan x₂ = 3.

Sekarang, mari kita cek dengan hasil rumus Vieta:

  • Cek jumlah: 1 + 3 = 4 (Sesuai dengan -b/a)
  • Cek hasil kali: 1 × 3 = 3 (Sesuai dengan c/a)

Hasilnya konsisten, menunjukkan validitas rumus Vieta.

4.3. Aplikasi Lanjutan dari Hubungan Akar-Koefisien

Hubungan Vieta tidak hanya berguna untuk menemukan jumlah dan hasil kali akar secara langsung, tetapi juga dapat digunakan untuk menemukan ekspresi yang lebih kompleks dari akar-akar tanpa harus mengetahui nilai akar-akarnya secara individual. Ini sangat membantu dalam soal-soal yang meminta nilai dari ekspresi tertentu.

Contoh Aplikasi 1: Mencari x₁² + x₂²

Kita tahu identitas aljabar: (x₁ + x₂)² = x₁² + 2x₁x₂ + x₂².

Dari sini, kita bisa mengisolasi x₁² + x₂²:

x₁² + x₂² = (x₁ + x₂)² - 2x₁x₂

Sekarang, substitusikan rumus jumlah akar (x₁ + x₂ = -b/a) dan hasil kali akar (x₁x₂ = c/a):

x₁² + x₂² = (-b/a)² - 2(c/a)
x₁² + x₂² = b²/a² - 2c/a

Untuk menyatukan ini menjadi satu pecahan, kita buat penyebutnya sama ():

x₁² + x₂² = b²/a² - (2c × a) / (a × a)
x₁² + x₂² = (b² - 2ac) / a²

Contoh Aplikasi 2: Mencari 1/x₁ + 1/x₂

Pertama, gabungkan pecahan di sisi kiri dengan mencari penyebut bersama (yaitu x₁x₂):

1/x₁ + 1/x₂ = x₂/(x₁x₂) + x₁/(x₁x₂)
1/x₁ + 1/x₂ = (x₂ + x₁) / (x₁x₂)

Sekarang, substitusikan rumus jumlah akar (x₁ + x₂ = -b/a) dan hasil kali akar (x₁x₂ = c/a):

1/x₁ + 1/x₂ = (-b/a) / (c/a)

Karena kita membagi pecahan, kita bisa membalikkan pecahan di penyebut dan mengalikannya:

1/x₁ + 1/x₂ = (-b/a) × (a/c)

Suku a di pembilang dan penyebut akan saling menghilangkan:

1/x₁ + 1/x₂ = -b/c

Ini menunjukkan betapa kuatnya hubungan Vieta dalam memecahkan masalah tanpa perlu benar-benar menghitung akar-akarnya secara eksplisit. Hubungan ini seringkali merupakan jalan pintas yang elegan untuk soal-soal olimpiade matematika atau tes lanjutan.

5. Membentuk Persamaan Kuadrat Baru dari Akar-akarnya

Dalam beberapa situasi, Anda mungkin tidak diminta untuk menemukan akar-akar dari suatu persamaan yang diberikan, melainkan kebalikannya: Anda diberikan nilai-nilai akar, dan tugas Anda adalah membentuk kembali persamaan kuadrat yang memiliki akar-akar tersebut. Ada dua metode utama yang dapat digunakan untuk mencapai hal ini, keduanya efektif dan saling terkait dengan konsep yang telah kita pelajari sebelumnya.

5.1. Metode Perkalian Faktor

Metode ini didasarkan pada prinsip dasar pemfaktoran yang telah kita bahas. Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar dari suatu persamaan kuadrat, maka itu berarti ketika x = x₁ atau x = x₂, persamaan tersebut bernilai nol. Ini mengimplikasikan bahwa (x - x₁) dan (x - x₂) adalah faktor-faktor linear dari persamaan kuadrat tersebut. Dengan demikian, persamaan kuadratnya dapat ditulis sebagai hasil perkalian kedua faktor ini yang sama dengan nol:

(x - x₁)(x - x₂) = 0

Setelah Anda memiliki bentuk ini, Anda cukup mengalikan (mendistribusikan) faktor-faktor tersebut untuk mendapatkan persamaan kuadrat dalam bentuk standar ax² + bx + c = 0. Perlu diingat bahwa ini akan menghasilkan persamaan kuadrat dengan a=1. Jika Anda menginginkan koefisien a yang berbeda, Anda dapat mengalikan seluruh persamaan dengan konstanta k (misalnya, k(x - x₁)(x - x₂) = 0).

Contoh 20: Bentuk persamaan kuadrat dengan akar 2 dan -3

Misalkan akar-akar yang diberikan adalah x₁ = 2 dan x₂ = -3.

Langkah 1: Gunakan bentuk perkalian faktor dengan akar-akar yang diberikan.

(x - x₁)(x - x₂) = 0
(x - 2)(x - (-3)) = 0
(x - 2)(x + 3) = 0

Langkah 2: Kalikan (distribusikan) kedua faktor linear tersebut.

x(x + 3) - 2(x + 3) = 0
x² + 3x - 2x - 6 = 0

Langkah 3: Gabungkan suku-suku sejenis untuk mendapatkan bentuk standar persamaan kuadrat.

x² + x - 6 = 0

Jadi, persamaan kuadrat yang memiliki akar 2 dan -3 adalah x² + x - 6 = 0.

5.2. Metode Jumlah dan Hasil Kali Akar

Metode ini memanfaatkan hubungan Vieta (jumlah dan hasil kali akar) yang telah kita pelajari sebelumnya. Ini seringkali merupakan metode yang lebih cepat jika Anda sudah mahir dengan rumus Vieta. Jika kita tahu jumlah akar (x₁ + x₂) dan hasil kali akar (x₁ ⋅ x₂), kita dapat langsung membentuk persamaan kuadrat dalam bentuk:

x² - (x₁ + x₂)x + (x₁ ⋅ x₂) = 0

Rumus ini berasal dari membagi persamaan kuadrat standar ax² + bx + c = 0 dengan a (asumsi a=1 untuk bentuk paling sederhana), yang menghasilkan x² + (b/a)x + (c/a) = 0. Kemudian, kita mengganti b/a dengan -(x₁ + x₂) dan c/a dengan x₁ ⋅ x₂.

Contoh 21: Bentuk persamaan kuadrat dengan akar 2 dan -3 (menggunakan metode jumlah dan hasil kali)

Misalkan akar-akar yang diberikan adalah x₁ = 2 dan x₂ = -3.

Langkah 1: Hitung jumlah akar.

x₁ + x₂ = 2 + (-3) = -1

Langkah 2: Hitung hasil kali akar.

x₁ ⋅ x₂ = 2 × (-3) = -6

Langkah 3: Substitusikan nilai jumlah dan hasil kali akar ke dalam rumus.

x² - (x₁ + x₂)x + (x₁ ⋅ x₂) = 0
x² - (-1)x + (-6) = 0

Langkah 4: Sederhanakan persamaan.

x² + x - 6 = 0

Persamaan kuadrat yang dihasilkan adalah x² + x - 6 = 0. Hasilnya konsisten dengan metode perkalian faktor.

Kedua metode ini sama-sama valid dan akan memberikan hasil yang sama. Pilihan metode tergantung pada preferensi pribadi Anda atau format soal yang diberikan. Metode perkalian faktor mungkin lebih intuitif bagi sebagian orang karena lebih visual dengan faktor-faktornya, sedangkan metode jumlah dan hasil kali akar bisa lebih cepat jika Anda sudah menghitung jumlah dan hasil kali akar untuk tujuan lain atau jika Anda lebih nyaman dengan rumus Vieta.

6. Aplikasi Persamaan Kuadrat dalam Kehidupan Nyata

Persamaan kuadrat bukanlah sekadar konsep abstrak yang hanya ditemukan dalam buku pelajaran matematika; mereka memiliki banyak aplikasi praktis dan relevan di dunia nyata. Kemampuan untuk menyelesaikannya (yaitu, menentukan akar-akarnya) memungkinkan kita untuk memodelkan dan menyelesaikan berbagai masalah di berbagai disiplin ilmu, mulai dari sains dan teknik hingga ekonomi dan desain.

6.1. Fisika dan Teknik (Gerak Proyektil)

Salah satu aplikasi paling klasik dan mudah dipahami dari persamaan kuadrat adalah dalam studi gerak proyektil. Ketika suatu objek dilemparkan ke udara (misalnya, bola yang ditendang, rudal yang diluncurkan, atau panah yang ditembakkan), lintasannya (atau ketinggiannya seiring waktu) seringkali dapat dimodelkan dengan akurat menggunakan fungsi kuadrat. Persamaan yang menggambarkan ketinggian h(t) suatu objek pada waktu t, yang dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal v₀ dari ketinggian awal h₀, biasanya berbentuk:

h(t) = -½gt² + v₀t + h₀

Di mana:

  • g adalah percepatan gravitasi (sekitar 9.8 m/s² atau sering dibulatkan menjadi 10 m/s² untuk kemudahan perhitungan).
  • t adalah waktu dalam detik.
  • v₀ adalah kecepatan awal vertikal dalam m/s.
  • h₀ adalah ketinggian awal dalam meter.

Jika kita ingin mengetahui kapan objek tersebut akan mencapai ketinggian tertentu, atau yang paling umum, kapan objek tersebut akan mencapai tanah (yaitu h(t) = 0), kita perlu menyelesaikan persamaan kuadrat untuk variabel t. Akar-akarnya akan memberikan kita nilai waktu di mana objek berada pada ketinggian nol.

Contoh 22: Bola dilempar ke atas

Sebuah bola dilempar ke atas dari permukaan tanah (berarti ketinggian awal h₀ = 0) dengan kecepatan awal vertikal 20 m/s. Kapan bola itu akan kembali ke tanah? (Gunakan g = 10 m/s² untuk penyederhanaan).

Persamaan ketinggian menjadi:

h(t) = -½(10)t² + 20t + 0
h(t) = -5t² + 20t

Kita ingin mengetahui kapan bola kembali ke tanah, yang berarti h(t) = 0:

-5t² + 20t = 0

Ini adalah persamaan kuadrat dengan a = -5, b = 20, dan c = 0. Kita bisa menyelesaikannya dengan pemfaktoran dengan mengeluarkan faktor persekutuan.

Faktorkan -5t dari kedua suku:

-5t(t - 4) = 0

Atur setiap faktor sama dengan nol untuk menemukan akar-akarnya:

-5t = 0    =>    t₁ = 0
t - 4 = 0    =>    t₂ = 4

Akar-akarnya adalah t = 0 dan t = 4. Interpretasinya adalah: t = 0 detik adalah saat bola mulai dilempar dari tanah, dan t = 4 detik adalah saat bola kembali ke tanah. Jadi, bola akan kembali ke tanah setelah 4 detik.

6.2. Ekonomi dan Bisnis (Optimalisasi Keuntungan/Biaya)

Dalam bidang ekonomi dan bisnis, fungsi biaya, pendapatan, dan keuntungan seringkali dimodelkan menggunakan persamaan kuadrat. Menemukan akar-akar persamaan kuadrat dapat membantu manajer dan ekonom untuk menentukan titik-titik penting, seperti titik impas (break-even points) atau tingkat produksi yang memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya.

Misalnya, fungsi keuntungan P(x) dari menjual x unit produk seringkali berbentuk parabola terbalik (yaitu, memiliki koefisien a yang negatif), karena keuntungan cenderung meningkat hingga titik tertentu dan kemudian menurun jika produksi terlalu tinggi.

Contoh 23: Fungsi Keuntungan

Fungsi keuntungan harian sebuah perusahaan diberikan oleh persamaan P(x) = -x² + 120x - 2000, di mana x adalah jumlah unit produk yang diproduksi dan dijual. Tentukan berapa banyak unit yang harus diproduksi agar perusahaan mencapai titik impas (keuntungan nol).

Untuk mencapai titik impas, keuntungan harus nol, jadi kita perlu menyelesaikan P(x) = 0:

-x² + 120x - 2000 = 0

Untuk memudahkan perhitungan, kita bisa mengalikan seluruh persamaan dengan -1:

x² - 120x + 2000 = 0

Sekarang kita memiliki persamaan kuadrat standar dengan a = 1, b = -120, c = 2000. Kita bisa menggunakan rumus kuadrat:

x = (-b ± √(b² - 4ac)) / 2a
x = (-(-120) ± √((-120)² - 4 × 1 × 2000)) / (2 × 1)
x = (120 ± √(14400 - 8000)) / 2
x = (120 ± √6400) / 2
x = (120 ± 80) / 2

Sekarang kita temukan kedua akar:

x₁ = (120 + 80) / 2 = 200 / 2 = 100
x₂ = (120 - 80) / 2 = 40 / 2 = 20

Jadi, perusahaan mencapai titik impas ketika memproduksi dan menjual 20 unit atau 100 unit. Ini berarti jika produksi berada di antara 20 dan 100 unit, perusahaan akan mendapat keuntungan; di luar rentang ini, perusahaan akan mengalami kerugian.

6.3. Geometri (Luas dan Dimensi)

Persamaan kuadrat juga sering muncul dalam masalah-masalah geometri yang melibatkan perhitungan luas, volume, atau dimensi bangun datar dan ruang, terutama ketika satu dimensi dinyatakan dalam kaitannya dengan dimensi lain.

Contoh 24: Luas Kebun

Sebuah kebun berbentuk persegi panjang memiliki panjang 5 meter lebih dari lebarnya. Jika luas kebun adalah 84 meter persegi, berapa panjang dan lebar kebun tersebut?

Langkah 1: Definisikan variabel.

Misalkan lebar kebun adalah l meter. Karena panjangnya 5 meter lebih dari lebarnya, maka panjangnya adalah (l + 5) meter.

Langkah 2: Bentuk persamaan menggunakan informasi luas.

Luas persegi panjang dihitung dengan rumus panjang × lebar. Kita tahu luasnya 84 m²:

Panjang × Lebar = Luas
(l + 5)l = 84

Langkah 3: Ubah menjadi persamaan kuadrat standar.

Distribusikan l di sisi kiri:

l² + 5l = 84

Pindahkan konstanta ke sisi kiri untuk mendapatkan bentuk standar ax² + bx + c = 0:

l² + 5l - 84 = 0

Langkah 4: Selesaikan persamaan kuadrat untuk l. Kita bisa menggunakan pemfaktoran (cari dua bilangan yang jika dijumlahkan 5 dan dikalikan -84). Bilangan-bilangan itu adalah 12 dan -7.

(l + 12)(l - 7) = 0

Atur setiap faktor sama dengan nol:

l + 12 = 0    =>    l₁ = -12
l - 7 = 0    =>    l₂ = 7

Langkah 5: Interpretasikan hasil dalam konteks masalah.

Karena lebar (l) suatu benda tidak mungkin negatif, kita mengabaikan solusi l = -12. Jadi, lebar kebun adalah l = 7 meter.

Panjang kebun adalah l + 5 = 7 + 5 = 12 meter.

Verifikasi: Luas = Panjang × Lebar = 12 m × 7 m = 84 m². Hasil ini sesuai dengan informasi yang diberikan.

Ini hanyalah beberapa contoh dari banyak aplikasi persamaan kuadrat di berbagai bidang. Kemampuan untuk menyelesaikannya adalah kunci untuk memecahkan berbagai masalah praktis, menunjukkan bahwa matematika memiliki relevansi yang mendalam dalam memahami dan mengelola dunia di sekitar kita.

7. Kesalahan Umum dalam Menentukan Akar Persamaan Kuadrat

Meskipun konsep menentukan akar persamaan kuadrat tampaknya relatif lugas setelah memahami metode-metodenya, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan siswa. Mengetahui kesalahan-kesalahan ini dapat sangat membantu Anda dalam menghindarinya dan meningkatkan akurasi perhitungan Anda.

  1. Identifikasi Koefisien a, b, c yang Salah: Ini adalah kesalahan mendasar tetapi sangat sering terjadi, terutama jika persamaan tidak dalam bentuk standar ax² + bx + c = 0.

    Contoh: Jika Anda memiliki persamaan x² + 5x = -6, beberapa orang mungkin terburu-buru mengidentifikasi c = -6. Namun, ini salah. Untuk menggunakan rumus atau metode lain dengan benar, persamaan harus terlebih dahulu diatur agar sama dengan nol. Anda harus memindahkan -6 ke sisi kiri terlebih dahulu: x² + 5x + 6 = 0. Jadi, koefisien yang benar adalah a=1, b=5, c=6.

    Contoh lain: Persamaan 3x² - 7 = 0. Di sini, suku x tidak ada, yang berarti koefisien b adalah nol, bukan -7. Identifikasi yang benar adalah a=3, b=0, c=-7.

  2. Kesalahan Tanda dalam Rumus Kuadrat: Rumus x = (-b ± √(b² - 4ac)) / 2a memiliki beberapa tanda negatif yang dapat dengan mudah menyebabkan kesalahan jika tidak ditangani dengan hati-hati. Kesalahan dalam menangani tanda -b atau tanda negatif dalam -4ac sangat umum.

    Contoh: Jika b = -5, maka -b dalam rumus harus menjadi -(-5) = 5, bukan -5. Banyak siswa lupa membalikkan tanda b jika b itu sendiri sudah negatif.

    Contoh lain: Jika c = -10, maka suku -4ac menjadi -4(a)(-10) = +40a. Dua tanda negatif yang dikalikan akan menghasilkan positif.

  3. Melupakan ± Saat Mengambil Akar Kuadrat: Ketika Anda mengambil akar kuadrat dari suatu bilangan positif, selalu ada dua kemungkinan hasil: satu positif dan satu negatif. Melupakan tanda ± berarti Anda hanya akan menemukan satu dari dua akar yang mungkin dari persamaan kuadrat, yang akan membuat jawaban Anda tidak lengkap.

    Contoh: Jika Anda memiliki x² = 9, maka solusi yang benar adalah x = ±3 (yaitu, x=3 atau x=-3), bukan hanya x=3.

  4. Kesalahan Aljabar Saat Menyederhanakan Ekspresi: Ini bisa terjadi di setiap metode, mulai dari pemfaktoran yang salah hingga penyederhanaan pecahan yang tidak tepat di akhir perhitungan rumus kuadrat.

    Contoh: Setelah menggunakan rumus kuadrat, Anda mungkin mendapatkan ekspresi seperti (-4 ± 2√5) / 2. Kesalahan umum adalah hanya membagi -4 dengan 2 dan mengabaikan 2√5, menghasilkan -2 ± 2√5. Penyederhanaan yang benar adalah membagi kedua suku di pembilang dengan 2, menghasilkan -2 ± √5.

  5. Mencoba Memfaktorkan Persamaan yang Tidak Mudah Difaktorkan: Meskipun pemfaktoran adalah metode tercepat dan termudah, tidak semua persamaan kuadrat mudah difaktorkan, terutama jika akar-akarnya adalah bilangan irasional atau kompleks. Jika Anda kesulitan menemukan faktornya setelah beberapa kali mencoba, beralihlah ke rumus kuadrat atau metode melengkapkan kuadrat sempurna. Memaksakan pemfaktoran pada persamaan yang sulit dapat membuang waktu berharga dan menyebabkan frustrasi atau kesalahan.

  6. Mengabaikan Konteks Masalah dalam Aplikasi: Dalam soal cerita atau aplikasi dunia nyata, akar-akar yang Anda temukan secara matematis mungkin tidak semuanya masuk akal dalam konteks fisika atau ekonomi. Misalnya, waktu, panjang, atau jumlah barang tidak bisa bernilai negatif.

    Contoh: Dalam masalah gerak proyektil, jika Anda mendapatkan t = -1 detik dan t = 5 detik, Anda harus mengabaikan t = -1 karena waktu tidak bisa negatif dalam konteks ini.

Dengan praktik yang cukup, pemahaman yang kuat tentang konsep dasar, dan perhatian yang cermat terhadap detail dalam setiap langkah perhitungan, Anda dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan umum ini dan meningkatkan akurasi Anda dalam menyelesaikan persamaan kuadrat.

8. Kesimpulan

Menentukan akar persamaan kuadrat adalah salah satu keterampilan matematika dasar yang paling penting dan memiliki relevansi yang luas di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknik. Sepanjang panduan mendalam ini, kita telah menjelajahi tiga metode utama yang dapat digunakan untuk menemukan akar-akar persamaan kuadrat ax² + bx + c = 0:

  • Metode Pemfaktoran: Ini adalah metode yang cepat dan efisien untuk persamaan yang dapat difaktorkan dengan mudah, terutama jika akar-akarnya adalah bilangan rasional. Metode ini melibatkan pengubahan persamaan menjadi perkalian dua faktor linear.
  • Metode Melengkapkan Kuadrat Sempurna: Metode ini lebih universal dibandingkan pemfaktoran. Ini bekerja dengan mengubah persamaan menjadi bentuk kuadrat sempurna (x + p)² = q, yang kemudian memungkinkan kita untuk menemukan akar-akar real, termasuk yang irasional. Metode ini juga krusial karena menjadi dasar penurunan rumus kuadrat.
  • Metode Rumus Kuadrat (Rumus ABC): Ini adalah metode yang paling andal dan serbaguna. Diberikan oleh rumus x = (-b ± √(b² - 4ac)) / 2a, ia selalu berhasil untuk menemukan semua jenis akar, baik itu real (rasional atau irasional) maupun kompleks. Ini adalah "senjata pamungkas" Anda untuk setiap persamaan kuadrat.

Selain metode-metode penentuan akar, kita juga mempelajari konsep penting seperti Diskriminan (D = b² - 4ac). Nilai diskriminan ini memberikan wawasan tentang sifat akar-akar persamaan kuadrat tanpa perlu menyelesaikan seluruh persamaan: D > 0 berarti dua akar real yang berbeda, D = 0 berarti dua akar real yang sama (kembar), dan D < 0 berarti dua akar kompleks konjugat (tidak ada akar real).

Kita juga mendalami Hubungan Antara Akar dan Koefisien, yang dikenal sebagai rumus Vieta. Rumus ini menyatakan bahwa jumlah akar (x₁ + x₂) = -b/a dan hasil kali akar (x₁ ⋅ x₂) = c/a. Hubungan ini tidak hanya berguna untuk memverifikasi akar yang ditemukan tetapi juga untuk membentuk persamaan kuadrat baru dari akar-akar yang diketahui dan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang lebih kompleks tanpa menghitung akar secara eksplisit.

Dari pemodelan gerak proyektil di fisika, optimasi keuntungan di ekonomi, hingga perhitungan dimensi dalam masalah geometri, persamaan kuadrat adalah alat pemodelan yang tak ternilai dalam berbagai disiplin ilmu. Menguasai metode-metode ini tidak hanya akan memperkaya pemahaman Anda tentang matematika tetapi juga akan membekali Anda dengan keterampilan pemecahan masalah yang fundamental dan dapat diterapkan di berbagai skenario dunia nyata.

Penting untuk diingat bahwa kunci untuk menguasai penentuan akar persamaan kuadrat adalah praktik yang konsisten dan pemahaman yang mendalam tentang konsep di balik setiap metode. Dengan dedikasi dan perhatian terhadap detail, Anda akan mampu mengatasi tantangan persamaan kuadrat dengan percaya diri dan efisien.

🏠 Homepage