n-alkana, atau sering disebut juga parafin, merupakan golongan hidrokarbon alifatik jenuh. Kata "n" (normal) merujuk pada fakta bahwa molekul ini memiliki rantai karbon yang lurus atau tidak bercabang. Sebagai senyawa organik yang paling sederhana, alkana hanya terdiri dari atom karbon (C) dan atom hidrogen (H), dihubungkan secara eksklusif oleh ikatan tunggal kovalen.
Struktur umum dari setiap senyawa dalam kelompok ini dirumuskan sebagai CnH2n+2, di mana 'n' adalah jumlah atom karbon. Kesederhanaan ikatan ini memberikan alkana sifat kimia yang relatif kurang reaktif dibandingkan homolognya yang memiliki ikatan rangkap (alkena) atau rangkap tiga (alkuna). Karena kejenuhan ikatan C-C, alkana umumnya hanya mengalami reaksi substitusi (terutama halogenasi) dan pembakaran.
Sifat fisik alkana sangat dipengaruhi oleh ukuran molekul (nilai 'n'). Misalnya, alkana dengan jumlah atom karbon rendah (C1 hingga C4), seperti metana dan etana, berbentuk gas pada suhu dan tekanan standar. Alkana menengah (C5 hingga C17) umumnya berupa cairan, sedangkan alkana yang lebih besar (> C17) berbentuk padatan lilin. Peningkatan panjang rantai juga meningkatkan titik didih dan titik leleh karena meningkatnya gaya dispersi London antarmolekul.
Dalam n-alkana, semua atom karbon terhibridisasi dalam tipe orbital sp3. Geometri yang dihasilkan di sekitar setiap atom karbon adalah tetrahedral dengan sudut ikatan mendekati 109,5 derajat. Sifat linear (lurus) dari n-alkana berarti mereka dapat tersusun rapat dibandingkan dengan isomer bercabang mereka (yang sering disebut iso-alkana), yang memengaruhi kerapatan dan titik didihnya.
Penamaan senyawa ini mengikuti aturan IUPAC. Awalan yang digunakan ditentukan oleh jumlah atom karbon:
Penamaan 'n' (normal) sangat penting untuk membedakannya dari isomer strukturnya. Sebagai contoh, butana (n-butana) adalah rantai lurus empat karbon. Isomer bercabang dari butana adalah isobutana (2-metilpropana). Keduanya memiliki rumus molekul yang sama (C4H10), tetapi struktur tiga dimensi dan beberapa sifat fisikokimianya berbeda.
Meskipun sifatnya tidak terlalu reaktif, n-alkana adalah komponen fundamental dalam industri energi dan kimia. Kegunaan mereka sangat luas dan mendasar bagi peradaban modern.
Alkana dikenal karena sifat inertnya dalam kondisi normal. Hal ini disebabkan oleh energi ikatan C-C dan C-H yang tinggi, serta fakta bahwa ikatan tunggal tersebut tidak terpolarisasi secara signifikan. Reaksi yang paling umum adalah:
Pemahaman mendalam mengenai n-alkana, dari metana hingga molekul kompleks lilin, adalah kunci untuk memahami kimia organik dasar, sumber energi, dan material sehari-hari di sekitar kita.