Alergi susu sapi (ASS) adalah salah satu jenis alergi makanan yang paling umum terjadi, terutama pada bayi dan anak-anak. Meskipun seringkali disalahartikan sebagai intoleransi laktosa, alergi susu sapi melibatkan respons sistem kekebalan tubuh yang jauh lebih serius. Memahami apa yang menjadi penyebab utamanya adalah langkah krusial dalam pencegahan dan penanganan kondisi ini.
Apa Sebenarnya Penyebab Alergi Susu Sapi?
Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi protein yang ada dalam susu sapi sebagai ancaman berbahaya. Ketika protein ini masuk ke dalam tubuh, sistem imun melepaskan antibodi spesifik yang disebut Imunoglobulin E (IgE). Pelepasan IgE ini memicu pelepasan zat kimia, termasuk histamin, yang kemudian menyebabkan gejala alergi.
Protein Utama Pemicu Alergi
Susu sapi mengandung berbagai jenis protein, namun dua kelompok protein utama yang paling sering memicu reaksi alergi adalah:
- Kasein (Casein): Sekitar 80% dari total protein susu terdiri dari kasein. Kasein cenderung lebih tahan terhadap panas dan pencernaan, sehingga alergi kasein seringkali bersifat jangka panjang.
- Protein Whey: Kelompok ini mencakup beta-laktoglobulin dan alfa-laktalbumin. Protein whey lebih mudah dicerna dan beberapa anak mungkin bisa mentoleransi whey meskipun alergi terhadap kasein, atau sebaliknya.
Faktor Risiko dan Perkembangan Alergi
Meskipun penyebab langsungnya adalah respons imun terhadap protein susu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi ini:
1. Genetik dan Riwayat Keluarga
Faktor genetik memainkan peran penting. Anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan riwayat alergi makanan, asma, atau eksim (dermatitis atopik) memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengembangkan alergi susu sapi.
2. Usia Dini Paparan
Alergi susu sapi sangat umum terjadi pada bayi, terutama yang berusia di bawah tiga tahun. Sistem pencernaan dan kekebalan bayi masih dalam tahap perkembangan, membuat mereka lebih rentan. Ada teori bahwa paparan terlalu dini atau dalam jumlah besar saat sistem imun belum matang bisa menjadi pemicunya.
3. Kondisi Kulit (Eksim)
Bayi yang menderita eksim parah sering kali memiliki "kulit bocor" (impaired skin barrier). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein susu dapat masuk melalui kulit yang rusak ini, memicu respons imun di bawah kulit, yang kemudian membuat tubuh menjadi sensitif terhadap protein tersebut saat dikonsumsi.
4. Jenis Pemberian Susu
Meskipun ASI adalah yang terbaik, penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula berbasis susu sapi lebih berisiko dibandingkan bayi yang hanya diberi ASI eksklusif. Namun, perlu ditekankan bahwa alergi ini bisa terjadi bahkan pada bayi yang menyusu ASI jika ibunya mengonsumsi produk susu secara ekstensif.
Perbedaan dengan Intoleransi Laktosa
Sangat penting untuk membedakan alergi susu sapi dari intoleransi laktosa, karena keduanya memiliki gejala yang kadang tumpang tindih namun mekanismenya berbeda total:
- Alergi Susu Sapi (Respons Imun): Melibatkan sistem kekebalan tubuh (IgE) dan dapat menyebabkan gejala berat seperti ruam parah, muntah, kesulitan bernapas, dan anafilaksis.
- Intoleransi Laktosa (Defisiensi Enzim): Terjadi karena tubuh kekurangan enzim laktase untuk memecah laktosa (gula susu). Gejalanya umumnya terbatas pada masalah pencernaan seperti kembung, diare, dan gas, dan tidak mengancam jiwa.
Penanganan Awal
Jika alergi susu sapi dicurigai, langkah pertama yang harus diambil adalah eliminasi total susu sapi dan semua produk turunannya dari diet. Bagi bayi, ini berarti beralih ke formula hipoalergenik (ekstensif terhidrolisis atau asam amino), atau melanjutkan ASI eksklusif dengan ibunya menghindari semua produk susu. Konsultasi dengan dokter spesialis alergi atau ahli gizi sangat disarankan untuk memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi sambil menghindari pemicu alergen.
Meskipun mengkhawatirkan, banyak anak yang menunjukkan toleransi terhadap protein susu sapi seiring bertambahnya usia, biasanya setelah usia 3 hingga 5 tahun. Namun, diagnosis dan manajemen yang tepat sangat diperlukan selama masa sensitif tersebut.