Sabun adalah salah satu produk pembersih tertua dan paling umum digunakan di dunia. Secara kimiawi, sabun merupakan garam natrium atau kalium dari asam lemak rantai panjang. Fungsi utama sabun sebagai pembersih terletak pada kemampuannya untuk berinteraksi dengan lemak dan minyak (kotoran) serta air.
Aspek krusial yang menentukan kinerja dan karakteristik sabun adalah tingkat keasamannya atau yang lebih dikenal sebagai nilai pH. Mayoritas sabun, terutama sabun batangan tradisional yang dibuat melalui proses saponifikasi (reaksi antara lemak/minyak dengan basa kuat seperti natrium hidroksida), memiliki karakter yang **bersifat alkali** atau basa.
Proses pembuatan sabun (saponifikasi) melibatkan penggunaan zat alkali kuat (misalnya NaOH untuk sabun keras atau KOH untuk sabun cair). Reaksi ini menghasilkan molekul sabun dan gliserol. Meskipun produk akhir (sabun) bukanlah basa kuat seperti NaOH, sisa proses reaksi dan struktur kimianya menyebabkan larutan sabun dalam air cenderung memiliki pH di atas 7, biasanya berkisar antara 8 hingga 10.
Ketika sabun dilarutkan dalam air, ia mengalami hidrolisis parsial, melepaskan ion hidroksida ($\text{OH}^-$), yang merupakan ciri khas larutan basa. Semakin tinggi pH sabun, semakin kuat sifat alkalinya.
Sifat alkali ini sangat penting karena dua alasan utama:
Meskipun efektif membersihkan, tingginya tingkat alkali pada sabun dapat menimbulkan masalah, terutama saat digunakan untuk membersihkan kulit manusia. Kulit sehat kita secara alami memiliki lapisan pelindung asam (disebut mantel asam) dengan pH sekitar 5.5. Ketika sabun alkali bersentuhan dengan kulit:
Menyadari potensi iritasi dari sabun yang terlalu basa, industri produk perawatan tubuh telah berinovasi:
1. Sabun pH Seimbang: Banyak sabun modern diformulasikan untuk memiliki pH yang lebih mendekati pH kulit (sekitar 7 hingga 8.5), meskipun secara teknis masih sedikit basa. Ini dicapai dengan mengurangi jumlah alkali bebas atau menambahkan agen pengasam ringan.
2. Syndet Bars (Bukan Sabun Murni): Produk yang sering disebut "sabun" padat saat ini sebenarnya adalah deterjen sintetis (Syndet). Syndet tidak dibuat melalui saponifikasi dan pH-nya dapat dikontrol sangat tepat, seringkali mendekati pH netral (pH 7) atau sedikit asam, sehingga lebih ramah di kulit.
3. Sabun Khusus: Sabun yang sangat alkali (pH 10 ke atas) kini lebih banyak dialokasikan untuk keperluan industri, seperti sabun cuci industri, sabun pembersih lemak berat, atau produk pembersih rumah tangga, di mana perlindungan kulit bukan menjadi prioritas utama.
Pada intinya, **sabun bersifat alkali** karena merupakan hasil dari reaksi kimia yang membutuhkan basa kuat. Sifat alkali ini memberikannya kekuatan luar biasa dalam menghilangkan minyak dan kotoran. Namun, kesadaran akan dampak pH pada kulit telah mendorong pergeseran menuju formulasi yang lebih lembut bagi konsumen sehari-hari, sementara aplikasi pembersihan berat tetap memanfaatkan kekuatan penuh dari sabun berbasis alkali.
Saat memilih sabun, sangat penting untuk mempertimbangkan tujuan penggunaannya: untuk pembersihan berat, alkali tinggi mungkin diperlukan; namun, untuk kebersihan tubuh harian, memilih produk dengan pH yang lebih seimbang adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan alami kulit Anda.