Ilustrasi Sediaan Ampicilin
Ampicilin adalah salah satu antibiotik golongan penisilin yang paling sering digunakan secara luas. Sebagai antibiotik spektrum luas, ampicilin efektif melawan berbagai jenis bakteri Gram-positif dan beberapa bakteri Gram-negatif. Dalam dunia farmasi, ampicilin tersedia dalam berbagai bentuk sediaan yang disesuaikan dengan rute pemberian dan kebutuhan klinis pasien.
Pemilihan sediaan yang tepat sangat krusial untuk memastikan efikasi terapeutik maksimal dan meminimalkan risiko resistensi atau efek samping. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai beragam sediaan ampicilin yang umum ditemukan di pasaran farmasi.
Sediaan oral merupakan bentuk yang paling umum dan nyaman untuk pengobatan infeksi ringan hingga sedang di mana pasien dapat menelan obat. Ketersediaan hayati (bioavailabilitas) ampicilin oral cenderung bervariasi, namun tetap menjadi pilihan utama untuk perawatan rawat jalan.
Biasanya mengandung ampicilin trihidrat. Dosis yang umum berkisar antara 250 mg hingga 500 mg per kapsul. Kapsul harus dikonsumsi dengan air, dan terkadang disarankan untuk diminum saat perut kosong (satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan) untuk meningkatkan absorpsi, meskipun ada juga formulasi yang tidak terlalu sensitif terhadap makanan.
Meskipun kapsul lebih dominan, tablet juga tersedia. Tablet mungkin mengandung lapisan enterik pada beberapa formulasi untuk melindungi obat dari asam lambung, meskipun ampicilin sendiri cukup stabil di lingkungan asam lambung dibandingkan penisilin G. Tablet umumnya dikonsumsi dengan cara ditelan utuh.
Sediaan suspensi, sering disebut sirup kering, dirancang khusus untuk pasien pediatrik (anak-anak) atau orang dewasa yang kesulitan menelan kapsul atau tablet. Sediaan ini hadir dalam bentuk serbuk yang harus direkonstitusi (dilarutkan) dengan air oleh apoteker atau tenaga kesehatan sebelum digunakan.
Setelah direkonstitusi, suspensi ampicilin harus disimpan di lemari es dan memiliki masa simpan terbatas (biasanya 7 hingga 14 hari). Konsentrasi umum yang sering ditemui adalah 125 mg/5 mL atau 250 mg/5 mL. Keakuratan pengukuran dosis sangat penting pada sediaan suspensi, oleh karena itu penggunaan sendok takar atau pipet yang disediakan sangat dianjurkan.
Untuk kasus infeksi berat, sepsis, meningitis, atau ketika pasien tidak dapat mengonsumsi obat secara oral (misalnya karena mual berat atau kondisi koma), ampicilin harus diberikan secara parenteral, yaitu melalui suntikan. Sediaan injeksi umumnya berupa serbuk steril yang harus dilarutkan segera sebelum digunakan.
Sediaan injeksi ampicilin biasanya berupa Ampicilin Natrium. Setelah dilarutkan, larutan ini memiliki waktu paruh yang relatif singkat, yang sering memerlukan pemberian dosis berulang atau infus berkelanjutan.
Pemilihan sediaan ampicilin sangat bergantung pada diagnosis, tingkat keparahan infeksi, dan kondisi pasien:
Meskipun ampicilin tetap menjadi antibiotik andalan, peningkatan resistensi bakteri menuntut tenaga kesehatan untuk selalu melakukan kultur dan uji sensitivitas sebelum menentukan dosis dan durasi terapi, terlepas dari sediaan apa pun yang dipilih.