Bagi orang tua yang anaknya didiagnosis alergi protein susu sapi (APSS), mencari solusi nutrisi pengganti seringkali menjadi tantangan besar, terutama ketika tujuannya adalah penambahan berat badan yang optimal. Susu adalah sumber kalsium, vitamin D, dan protein penting. Ketika asupan ini hilang karena alergi, strategi pengganti harus dipilih dengan hati-hati agar pertumbuhan tidak terhambat. Fokus utama adalah memastikan anak mendapatkan kalori dan nutrisi esensial yang cukup tanpa memicu reaksi alergi.
Ilustrasi: Mengganti susu alergenik dengan alternatif bernutrisi.
Memahami Kebutuhan Kalori pada Anak Alergi
Anak yang mengalami alergi, terutama alergi berat, seringkali mengalami kesulitan dalam menyerap nutrisi atau bahkan enggan mengonsumsi makanan tertentu karena ketakutan akan reaksi alergi. Kondisi ini dapat menyebabkan pertumbuhan berat badan terhambat. Untuk mencapai penambahan berat badan yang sehat, asupan kalori harus melebihi kebutuhan pemeliharaan harian (maintenance calories).
Dalam konteks susu alergi, susu formula khusus biasanya difortifikasi lebih padat energi dibandingkan susu pengganti biasa (seperti susu kedelai biasa atau susu beras). Penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi pediatrik untuk menentukan target kalori harian yang spesifik, karena setiap kasus alergi memiliki kebutuhan yang berbeda.
Pilihan Susu Alergi untuk Penambah Berat Badan
Ketika susu sapi (mengandung protein kasein dan whey) tidak dapat dikonsumsi, ada beberapa kategori susu pengganti yang sering digunakan. Pilihan ini harus didasarkan pada jenis alergi spesifik yang diderita anak.
1. Formula Ekstensif Hidrolisat (EHF)
Formula ini menggunakan protein susu yang sudah dipecah menjadi fragmen sangat kecil (asam amino). Meskipun secara teknis masih berbasis susu, fragmennya dianggap "hypoallergenic" karena sistem imun anak tidak mengenalinya sebagai protein utuh yang berbahaya. EHF seringkali merupakan langkah pertama jika alergi belum terlalu parah atau jika anak belum perlu beralih sepenuhnya ke formula asam amino.
2. Formula Berbasis Asam Amino (AAF)
Ini adalah pilihan paling aman untuk anak dengan alergi multipel atau alergi yang sangat parah (seperti syok anafilaksis). AAF mengandung protein dalam bentuk paling dasar (asam amino murni), sehingga hampir tidak menimbulkan reaksi alergi. Untuk penambahan berat badan, pastikan AAF yang dipilih adalah formula penambah berat badan (biasanya ditandai dengan kandungan lemak dan karbohidrat yang lebih tinggi).
3. Formula Berbasis Non-Susu dengan Kalori Padat
Ini mencakup formula berbasis kedelai (jika tidak alergi kedelai), formula berbasis beras, atau formula berbasis oat. Kunci utama dalam memilih ini untuk penambah berat badan adalah melihat label nutrisi:
- Kepadatan Energi: Cari formula yang menyediakan setidaknya 0.7-1.0 kkal/ml atau lebih tinggi.
- Lemak Sehat: Pastikan mengandung sumber lemak rantai menengah (MCT oil) yang mudah dicerna dan merupakan sumber kalori terkonsentrasi.
- Pengayaan Nutrisi: Verifikasi kandungan kalsium, zat besi, dan vitamin D sudah sesuai dengan kebutuhan harian anak.
Strategi Kombinasi untuk Hasil Maksimal
Penambahan berat badan bukan hanya tentang jenis susu pengganti, tetapi juga bagaimana susu tersebut diintegrasikan dalam pola makan harian.
- Porsi dan Frekuensi: Berikan susu formula dalam porsi kecil namun sering, terutama di antara waktu makan utama, untuk memaksimalkan total asupan kalori tanpa membuat anak kenyang saat makan makanan padat.
- Penambahan Minyak Sehat: Untuk anak yang sudah bisa makan makanan padat, konsultasikan dengan dokter untuk menambahkan minyak zaitun, minyak kanola, atau alpukat ke dalam pure atau bubur mereka sebagai "kalori tambahan tersembunyi".
- Pemantauan Reaksi: Setiap kali ada perubahan formula, pantau ketat tanda-tanda reaksi alergi (gatal, ruam, muntah, diare kronis). Perubahan berat badan harus dipantau setiap dua minggu untuk memastikan kemajuan.
Mengelola alergi susu sambil mengejar target berat badan ideal memerlukan kesabaran dan dukungan profesional. Dengan memilih formula yang tepat—seringkali formula asam amino atau hidrolisat yang difortifikasi—serta menerapkan strategi diet yang terencana, anak Anda tetap bisa tumbuh optimal meski tanpa susu sapi.