Ilustrasi sederhana bahan kimia Aluminium Kalium Sulfate.
Aluminium Kalium Sulfate, sering dikenal secara umum sebagai "Alum", adalah senyawa kimia anorganik yang memiliki rumus kimia KAl(SO₄)₂·12H₂O. Senyawa ini merupakan garam sulfat ganda yang sangat penting dan serbaguna. Secara fisik, ia tampak sebagai kristal putih, tidak berbau, dan sangat larut dalam air. Karena sifatnya yang unik, aluminium kalium sulfate telah digunakan oleh manusia selama berabad-abad, mulai dari proses pembuatan kertas hingga aplikasi medis dan pengawetan makanan.
Peran utama dari aluminium kalium sulfate terletak pada kemampuannya sebagai koagulan. Dalam dunia pengolahan air, sifat ini sangat krusial. Ketika dilarutkan dalam air yang keruh, ion aluminium (Al³⁺) yang dilepaskan akan bereaksi dengan zat-zat tersuspensi (seperti lumpur, tanah liat, dan partikel organik) yang menyebabkan kekeruhan. Reaksi ini menghasilkan pembentukan flok yang lebih besar dan berat. Flok-flok ini kemudian mengendap di dasar wadah atau dapat disaring dengan mudah, menghasilkan air yang lebih jernih. Efisiensi proses koagulasi inilah yang menjadikan aluminium kalium sulfate sebagai salah satu bahan kimia penjernih air tertua dan paling teruji.
Penggunaan aluminium kalium sulfate jauh melampaui hanya sekadar penjernihan air minum. Sifat kimiawinya yang stabil dan kemampuannya berinteraksi dengan protein dan serat menjadikannya komoditas penting di berbagai sektor industri.
Dalam industri tekstil, aluminium kalium sulfate digunakan sebagai mordant. Mordant adalah zat yang membantu fiksasi zat warna pada serat kain. Tanpa mordant, banyak zat warna alami atau sintetis akan mudah luntur saat dicuci. Alum membentuk ikatan kompleks antara molekul pewarna dan serat kain, memastikan warna tetap cerah dan tahan lama.
Secara historis, alum adalah aditif penting dalam pembuatan kertas. Fungsinya adalah untuk meningkatkan kekuatan lembaran kertas (sizing) dan mencegah tinta menyebar atau merembes secara tidak terkontrol. Meskipun saat ini banyak digantikan oleh bahan kimia berbasis resin sintetik, perannya dalam menciptakan kertas yang lebih tahan lama tetap signifikan dalam beberapa proses tradisional.
Dalam industri makanan, aluminium kalium sulfate (dengan kode aditif E173, meskipun penggunaannya bervariasi berdasarkan regulasi negara) digunakan untuk mengawetkan buah dan sayuran. Ketika acar atau buah manisan direndam dalam larutan alum, senyawa ini membantu menjaga tekstur agar tetap renyah dan tidak lembek. Selain itu, ia juga digunakan sebagai agen pengembang dalam beberapa jenis adonan roti, meskipun penggunaannya dalam konsumsi harus sangat dibatasi dan dikontrol ketat.
Meskipun aluminium kalium sulfate memiliki aplikasi industri yang luas, ia juga ditemukan dalam produk yang digunakan sehari-hari. Salah satu aplikasi rumah tangga yang paling umum adalah sebagai styptic powder atau balok kristal yang digunakan untuk menghentikan pendarahan kecil akibat luka cukur. Karena sifatnya yang astringen (menciutkan pembuluh darah), kontak langsung alum dengan luka akan menyebabkan vasokonstriksi cepat, menghentikan aliran darah.
Mengenai keamanan, aluminium kalium sulfate dianggap aman untuk penggunaan eksternal dan dalam konsentrasi rendah untuk pengolahan air minum. Namun, konsumsi dalam jumlah besar dapat berbahaya karena kandungan aluminiumnya. Regulasi ketat memastikan bahwa residu aluminium dalam air minum dan produk makanan berada di bawah batas aman yang ditetapkan oleh badan kesehatan internasional. Penting bagi pengguna untuk selalu mengikuti petunjuk dosis, terutama ketika menggunakannya untuk keperluan rumah tangga seperti pengolahan air sumur pribadi.
Secara kimia, aluminium kalium sulfate termasuk dalam kelompok tawas (alums). Tawas didefinisikan sebagai garam sulfat ganda dari aluminium (atau logam monovalen lainnya) dan sulfat dari logam trivalen lainnya. Sintesisnya biasanya melibatkan pelarutan bauksit atau aluminium hidroksida dalam asam sulfat, diikuti dengan penambahan kalium sulfat untuk mengkristalkan produk akhir.
Sifat asamnya yang lemah ketika dilarutkan dalam air (hidrolisis) adalah kunci efektivitasnya sebagai koagulan. Ketika terhidrolisis, ia melepaskan ion hidrogen, menyebabkan sedikit penurunan pH pada larutan yang diolah, sebuah efek samping yang seringkali harus dinetralkan dalam proses pengolahan air skala besar.
Singkatnya, aluminium kalium sulfate adalah bahan kimia multifungsi dengan sejarah panjang dan aplikasi modern yang terus berlanjut, terutama berkat kemampuan koagulasinya yang superior.