Bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Hijriyah, seringkali dikaitkan dengan berbagai mitos dan takhayul di kalangan masyarakat tertentu. Dalam tradisi Islam, pandangan terhadap bulan ini harus dilandasi oleh akidah yang benar, yaitu tauhid. Kepercayaan bahwa Safar membawa kesialan atau bencana adalah pandangan yang bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin dan ketetapan Allah SWT.
Sebagai seorang Muslim, kita wajib meyakini bahwa Allah adalah pengatur segala urusan. Tidak ada hari, bulan, atau waktu yang secara inheren membawa nasib baik atau buruk, kecuali yang telah ditetapkan oleh-Nya. Oleh karena itu, daripada terjebak dalam mitos, umat Islam dianjurkan untuk mengisi bulan Safar dengan amalan-amalan saleh yang dapat mendatangkan keberkahan dan perlindungan ilahi.
Memperkuat Tawakal dan Doa
Amalan utama di bulan Safar, sama seperti bulan lainnya, adalah meningkatkan ketakwaan dan tawakal kepada Allah. Ketika menghadapi kesulitan atau kekhawatiran yang mungkin muncul di bulan ini, seorang Muslim harus kembali kepada sumber pertolongan sejati, yaitu doa.
Perbanyaklah memohon perlindungan kepada Allah dari segala keburukan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa menolak bala (musibah) hanya bisa dilakukan dengan doa dan amal saleh. Oleh karena itu, tindakan terbaik adalah menyalurkan energi kekhawatiran menjadi energi positif melalui ketaatan.
Amalan Sunnah yang Dianjurkan
Berikut adalah beberapa amalan spesifik yang dapat dilakukan untuk mengisi hari-hari di bulan Safar:
- Memperbanyak Sedekah: Sedekah adalah penolak bala yang paling efektif dalam ajaran Islam. Jika ada kekhawatiran akan datangnya musibah, bersedekah dengan ikhlas dapat menjadi perisai spiritual yang kuat. Rasulullah SAW bersabda bahwa sedekah dapat memadamkan kemurkaan Tuhan.
- Rutin Shalat Sunnah: Menjaga shalat fardhu dan memperbanyak shalat sunnah rawatib, Dhuha, dan Tahajud adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Shalat adalah sarana komunikasi langsung dengan Sang Pencipta.
- Beristighfar dan Berzikir: Membaca istighfar (seperti Sayyidul Istighfar) sebanyak-banyaknya dan memperbanyak zikir (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah) akan membersihkan hati dan melapangkan rezeki.
- Membaca Al-Qur'an: Tadarus atau membaca Al-Qur'an adalah ibadah utama. Setiap huruf yang dibaca akan mendatangkan pahala dan ketenangan batin, terlepas dari bulan apa pun itu.
- Menghindari Takhayul dan Perkataan Negatif: Hal terpenting adalah membersihkan akidah. Jangan pernah meyakini ramalan nasib atau menganggap bulan Safar sebagai bulan sial. Ini termasuk menghindari ucapan yang menyebarkan pesimisme.
Pentingnya Sikap Mental Positif
Bulan Safar, seperti bulan-bulan lainnya (Muharram, Rabiul Awal, dst.), hanyalah penanda waktu yang diciptakan Allah untuk mengatur perputaran alam. Nilai sebuah waktu ditentukan oleh kualitas amal yang kita lakukan di dalamnya. Jika kita mengisi Safar dengan ketaatan, maka bulan tersebut akan menjadi bulan yang baik dan penuh berkah bagi kita.
Jika terdapat riwayat mengenai tradisi tertentu di bulan Safar (seperti "sholat safar" yang dilakukan untuk menolak bala), sebagian besar ulama kontemporer menganggapnya sebagai amalan yang tidak memiliki dasar kuat dari Al-Qur'an dan Sunnah yang sahih, dan lebih cenderung kepada bentuk bid'ah jika dilakukan dengan keyakinan bahwa amalan tersebut adalah satu-satunya penolak bala di bulan Safar.
Oleh karena itu, fokuslah pada ibadah mahdhah (ibadah murni) dan perbuatan baik. Dengan memperkuat hubungan dengan Allah, seorang Muslim akan senantiasa berada dalam lindungan-Nya, di bulan apa pun ia berada. Keamanan sejati bersumber dari keimanan yang kokoh, bukan dari penanggalan kalender.