Ketika kita berbicara tentang seksualitas, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh, satu kelompok hormon yang selalu muncul adalah androgen adalah hormon utama yang memegang peranan krusial. Meskipun sering kali dikaitkan secara eksklusif dengan pria, androgen sebenarnya diproduksi dan dibutuhkan oleh tubuh kedua jenis kelamin, meskipun dalam proporsi yang berbeda. Memahami apa itu androgen, bagaimana ia bekerja, dan apa dampaknya sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
Secara biologis, androgen adalah kelompok hormon steroid yang memiliki peran penting dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder pada pria dan berperan dalam fungsi seksual serta energi pada wanita. Hormon ini diproduksi terutama di kelenjar adrenal dan testis pada pria, serta di ovarium dan kelenjar adrenal pada wanita.
Istilah "androgen" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "pembentuk pria." Yang paling terkenal dan paling kuat dari kelompok ini adalah Testosteron. Selain testosteron, androgen lain yang signifikan termasuk DHEA (Dehydroepiandrosterone) dan Androstenedione. Hormon-hormon ini bekerja dengan mengikat reseptor androgen spesifik di dalam sel, memicu berbagai perubahan biologis.
Pada pria, androgen memainkan peran yang mendominasi sejak masa pubertas. Peran testosteron sangat luas, mencakup:
Produksi androgen pada pria menurun secara bertahap seiring bertambahnya usia, suatu proses yang sering disebut sebagai andropause, meskipun penurunan ini tidak selalu setajam menopause pada wanita.
Meskipun testosteron lebih dikenal sebagai hormon pria, wanita juga memproduksi androgen dalam jumlah yang jauh lebih kecil di ovarium dan kelenjar adrenal. Pada wanita, androgen memiliki fungsi penting:
Namun, ketika kadar androgen pada wanita terlalu tinggi—baik karena kondisi medis seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) atau faktor lain—ini dapat menyebabkan masalah seperti rambut tubuh berlebih (hirsutisme), jerawat, dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Produksi androgen diatur oleh sistem umpan balik yang kompleks yang melibatkan otak (hipotalamus dan kelenjar pituitari) serta organ penghasil hormon. Keseimbangan yang tepat sangat vital. Kelebihan atau kekurangan androgen dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Pada pria, kadar testosteron yang sangat rendah bisa menyebabkan kelelahan kronis, hilangnya libido, depresi, dan osteoporosis. Sebaliknya, kadar yang terlalu tinggi (seringkali melalui penggunaan steroid anabolik ilegal) dapat menyebabkan agresivitas, masalah hati, dan potensi masalah kardiovaskular.
Kesimpulannya, androgen adalah hormon dasar yang merupakan arsitek utama perkembangan seksual sekunder dan pemelihara fungsi fisiologis penting pada kedua jenis kelamin. Pengawasan kadar hormon ini melalui pemeriksaan darah rutin sangat dianjurkan, terutama ketika muncul gejala ketidakseimbangan hormon.