Jenis IUD: Panduan Lengkap Pilihan Kontrasepsi Terbaik
Kontrasepsi adalah salah satu aspek krusial dalam perencanaan keluarga dan kesehatan reproduksi. Dalam beragam pilihan yang tersedia, alat kontrasepsi dalam rahim atau Intrauterine Device (IUD) telah lama menjadi favorit karena efektivitasnya yang tinggi, durasinya yang panjang, dan kemudahannya. Namun, tidak semua IUD diciptakan sama. Ada berbagai jenis IUD dengan karakteristik, mekanisme kerja, dan profil efek samping yang berbeda. Memahami jenis-jenis IUD ini adalah langkah pertama yang penting dalam memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup Anda.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam berbagai jenis IUD yang tersedia, menjelaskan cara kerjanya, keuntungan dan kerugiannya, siapa yang cocok menggunakannya, serta apa yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan IUD. Kami akan membahas IUD hormonal dan non-hormonal, membandingkan keduanya, dan memberikan informasi komprehensif untuk membantu Anda membuat keputusan yang terinformasi. Dengan pemahaman yang mendalam, Anda dapat berdiskusi lebih efektif dengan profesional kesehatan Anda dan memilih jalan terbaik untuk kesehatan reproduksi Anda.
Apa Itu IUD?
IUD, atau Intrauterine Device, adalah alat kontrasepsi berukuran kecil, berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis profesional. IUD dirancang untuk mencegah kehamilan dengan menghalangi sperma mencapai sel telur atau mencegah sel telur yang dibuahi menempel pada dinding rahim. IUD adalah salah satu metode kontrasepsi reversibel jangka panjang (LARC) yang paling efektif, dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. Setelah dipasang, IUD dapat bertahan selama beberapa tahun, tergantung pada jenisnya, tanpa memerlukan perhatian harian atau mingguan.
Ilustrasi posisi IUD di dalam rahim.
Sejarah Singkat IUD
Konsep penempatan benda asing di dalam rahim untuk mencegah kehamilan bukanlah hal baru; praktik serupa telah dicatat sejak berabad-abad yang lalu, meskipun dalam bentuk yang sangat primitif. IUD modern mulai berkembang pada awal abad ke-20. IUD pertama yang dideskripsikan secara medis adalah "cincin Graefenberg" pada sekitar tahun 1920-an. Setelah itu, pada tahun 1960-an, IUD plastik non-medikamentosa mulai diperkenalkan. Namun, IUD yang benar-benar merevolusi kontrasepsi adalah IUD tembaga pada tahun 1970-an, yang secara signifikan meningkatkan efektivitasnya. Kemudian, IUD hormonal muncul pada pertengahan 1980-an, menambahkan dimensi baru dalam manfaat kontrasepsi, terutama dalam mengelola masalah menstruasi.
Jenis-jenis IUD Utama
Secara umum, ada dua kategori utama IUD yang tersedia di pasaran: IUD tembaga (non-hormonal) dan IUD hormonal (melepaskan progestin). Masing-masing memiliki mekanisme kerja, durasi penggunaan, dan profil efek samping yang unik. Memahami perbedaan mendasar ini adalah kunci untuk memilih yang terbaik bagi Anda.
1. IUD Tembaga (Non-Hormonal)
IUD tembaga adalah alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormon. Jenis yang paling dikenal di seluruh dunia adalah ParaGard (atau Copper T). IUD ini dilapisi dengan kawat tembaga kecil yang melilit batangnya.
Ilustrasi IUD Tembaga (Non-Hormonal).
Mekanisme Kerja IUD Tembaga
IUD tembaga bekerja dengan menciptakan respons inflamasi steril di dalam rahim. Ion tembaga yang dilepaskan secara terus-menerus bertindak sebagai spermicide (pembunuh sperma) lokal. Ini mengganggu motilitas dan viabilitas sperma, mencegah mereka mencapai dan membuahi sel telur. Selain itu, tembaga menyebabkan perubahan pada lendir serviks dan lapisan rahim (endometrium), membuat lingkungan rahim tidak ramah bagi sperma dan menyulitkan sel telur yang mungkin telah dibuahi untuk menempel.
Spermicidal Effect: Tembaga melepaskan ion yang beracun bagi sperma, menghentikan pergerakannya dan mengurangi kemampuannya untuk membuahi.
Perubahan Lendir Serviks: Mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim.
Perubahan Endometrium: Mencegah implantasi sel telur yang telah dibuahi, meskipun efek utama adalah pencegahan pembuahan.
Keuntungan IUD Tembaga
IUD tembaga menawarkan beberapa keuntungan signifikan yang membuatnya menjadi pilihan menarik bagi banyak wanita:
Non-Hormonal: Ini adalah keuntungan terbesar bagi wanita yang ingin menghindari hormon karena alasan kesehatan, keyakinan pribadi, atau karena mereka mengalami efek samping yang tidak diinginkan dari kontrasepsi hormonal lainnya. Ini juga cocok untuk wanita yang memiliki kondisi medis yang kontraindikasi dengan hormon.
Efektivitas Tinggi: Dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%, IUD tembaga adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang paling efektif yang tersedia.
Durasi Panjang: IUD tembaga dapat bertahan di dalam rahim hingga 10-12 tahun, memberikan perlindungan kontrasepsi jangka panjang tanpa perlu memikirkan kontrasepsi setiap hari atau setiap bulan.
Reversibel dan Kesuburan Kembali Cepat: Ketika IUD dicabut, kesuburan kembali dengan sangat cepat, seringkali dalam siklus menstruasi berikutnya.
Dapat Digunakan sebagai Kontrasepsi Darurat: Jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa pelindung, IUD tembaga sangat efektif untuk mencegah kehamilan.
Aman Selama Menyusui: Karena tidak mengandung hormon, IUD tembaga merupakan pilihan yang sangat aman bagi ibu menyusui.
Kekurangan IUD Tembaga
Meskipun memiliki banyak keunggulan, IUD tembaga juga memiliki beberapa potensi kekurangan:
Pendarahan Menstruasi Lebih Berat dan Nyeri: Banyak wanita mengalami periode menstruasi yang lebih berat, lebih lama, dan lebih nyeri, terutama dalam beberapa bulan pertama setelah pemasangan. Ini bisa menjadi faktor penentu bagi wanita yang sudah memiliki masalah dengan menstruasi berat atau dismenore.
Tidak Melindungi dari IMS: Seperti semua metode kontrasepsi, IUD tembaga tidak melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS). Penggunaan kondom tetap diperlukan untuk perlindungan IMS.
Risiko Komplikasi (Jarang): Ada risiko kecil perforasi rahim (IUD menusuk dinding rahim) selama pemasangan, atau IUD dapat keluar dari rahim (ekspulsi). Risiko infeksi panggul juga sedikit meningkat pada bulan pertama setelah pemasangan.
Membutuhkan Prosedur Medis: Pemasangan dan pencabutan IUD harus dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Siapa yang Cocok Menggunakan IUD Tembaga?
IUD tembaga sangat cocok untuk wanita yang:
Mencari kontrasepsi jangka panjang dan sangat efektif.
Ingin menghindari kontrasepsi hormonal atau memiliki kondisi medis yang membuat hormon tidak aman.
Memiliki riwayat efek samping negatif terhadap kontrasepsi hormonal.
Mencari kontrasepsi yang dapat digunakan saat menyusui.
Memerlukan kontrasepsi darurat yang sangat efektif.
Tidak keberatan dengan potensi menstruasi yang lebih berat atau nyeri.
Siapa yang Mungkin Tidak Cocok?
Wanita yang sudah memiliki menstruasi sangat berat atau nyeri.
Wanita yang memiliki alergi tembaga (sangat jarang).
Wanita dengan infeksi panggul aktif atau beberapa kondisi rahim tertentu.
Wanita dengan risiko tinggi IMS (perlu menggunakan kondom tambahan).
2. IUD Hormonal (Levonorgestrel-Releasing Intrauterine System - LIUS/IUS)
IUD hormonal, juga dikenal sebagai Sistem Intrauterin Levonorgestrel (LIUS atau IUS), adalah alat kontrasepsi berbentuk T yang melepaskan hormon progestin (levonorgestrel) dalam dosis kecil secara langsung ke dalam rahim. Ada beberapa merek IUD hormonal dengan dosis levonorgestrel dan durasi penggunaan yang berbeda, seperti Mirena, Kyleena, Liletta, dan Skyla.
IUD hormonal bekerja dengan beberapa cara untuk mencegah kehamilan, utamanya melalui pelepasan levonorgestrel lokal:
Penebalan Lendir Serviks: Hormon membuat lendir di leher rahim menjadi lebih kental dan lengket, membentuk penghalang yang efektif yang mencegah sperma masuk ke dalam rahim dan mencapai sel telur.
Penipisan Dinding Rahim (Endometrium): Hormon menipiskan lapisan rahim, membuatnya tidak cocok untuk implantasi sel telur yang telah dibuahi. Ini juga alasan mengapa banyak wanita mengalami pendarahan menstruasi yang lebih ringan atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
Penghambatan Ovulasi (Efek Sekunder): Meskipun bukan mekanisme utama, pada beberapa wanita, terutama dengan dosis hormon yang lebih tinggi (seperti Mirena), IUD hormonal juga dapat menghambat ovulasi (pelepasan sel telur) secara parsial. Namun, ini tidak selalu terjadi secara konsisten, dan bukan merupakan cara kerja utama.
Keuntungan IUD Hormonal
IUD hormonal menawarkan serangkaian manfaat yang membuatnya sangat populer:
Efektivitas Sangat Tinggi: Sama seperti IUD tembaga, IUD hormonal memiliki tingkat efektivitas lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan.
Durasi Panjang: Tergantung pada jenisnya, IUD hormonal dapat bertahan dari 3 hingga 8 tahun, memberikan perlindungan kontrasepsi jangka panjang.
Mengurangi Pendarahan Menstruasi dan Nyeri: Salah satu manfaat terbesar adalah kemampuannya untuk secara signifikan mengurangi pendarahan dan kram menstruasi. Banyak wanita mengalami periode yang jauh lebih ringan, dan beberapa bahkan berhenti menstruasi sama sekali (amenore), yang seringkali dianggap sebagai keuntungan. Ini sangat bermanfaat bagi wanita dengan menorrhagia (pendarahan menstruasi berat) atau dismenore (kram menstruasi parah).
Dapat Digunakan untuk Kondisi Medis: Selain sebagai kontrasepsi, IUD hormonal juga sering diresepkan untuk mengelola kondisi seperti endometriosis, adenomiosis, dan pendarahan rahim abnormal.
Aman Selama Menyusui: Meskipun mengandung hormon, dosis progestin yang dilepaskan secara lokal sangat rendah dan dianggap aman untuk sebagian besar ibu menyusui.
Reversibel: Kesuburan kembali dengan cepat setelah IUD dicabut.
Kekurangan IUD Hormonal
Meskipun mengesankan, IUD hormonal juga memiliki beberapa potensi kekurangan:
Efek Samping Hormonal Awal: Beberapa wanita mungkin mengalami efek samping yang berhubungan dengan hormon, terutama di bulan-bulan pertama setelah pemasangan. Ini bisa termasuk jerawat, nyeri payudara, sakit kepala, dan perubahan suasana hati. Efek samping ini cenderung mereda seiring waktu.
Perdarahan Tidak Teratur (Spotting): Spotting atau perdarahan tidak teratur dapat terjadi, terutama pada 3-6 bulan pertama setelah pemasangan. Ini biasanya membaik seiring tubuh menyesuaikan diri.
Tidak Melindungi dari IMS: Seperti semua metode kontrasepsi, IUD hormonal tidak melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS).
Risiko Komplikasi (Jarang): Sama seperti IUD tembaga, ada risiko kecil perforasi rahim atau ekspulsi IUD.
Membutuhkan Prosedur Medis: Pemasangan dan pencabutan IUD harus dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Siapa yang Cocok Menggunakan IUD Hormonal?
IUD hormonal adalah pilihan yang sangat baik bagi wanita yang:
Mencari kontrasepsi jangka panjang dan sangat efektif.
Menginginkan manfaat tambahan berupa pengurangan pendarahan menstruasi dan kram.
Memiliki kondisi seperti endometriosis atau menorrhagia yang dapat diobati dengan progestin.
Dapat menggunakan kontrasepsi hormonal.
Mencari metode yang aman saat menyusui.
Siapa yang Mungkin Tidak Cocok?
Wanita yang ingin menghindari hormon sama sekali.
Wanita dengan kondisi medis tertentu yang membuat hormon tidak aman (misalnya, beberapa jenis kanker, penyakit hati parah, atau riwayat gumpalan darah tertentu).
Wanita dengan infeksi panggul aktif atau beberapa kondisi rahim tertentu.
Wanita yang memiliki riwayat migrain dengan aura (perlu evaluasi oleh dokter).
Perbandingan IUD Tembaga vs. IUD Hormonal
Memilih antara IUD tembaga dan IUD hormonal seringkali menjadi inti diskusi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Tabel di bawah ini merangkum perbedaan utama untuk membantu Anda memvisualisasikan pilihan Anda.
Tabel Perbandingan IUD Tembaga vs. IUD Hormonal
Fitur
IUD Tembaga (Non-Hormonal)
IUD Hormonal (Levonorgestrel)
Mekanisme Kerja
Melepaskan ion tembaga yang bersifat spermicidal dan menciptakan lingkungan rahim yang tidak cocok untuk sperma/implantasi.
Melepaskan progestin (levonorgestrel) yang menebalkan lendir serviks dan menipiskan dinding rahim.
Mengandung Hormon?
Tidak
Ya (Progestin/Levonorgestrel)
Durasi Penggunaan
Hingga 10-12 tahun
3-8 tahun (tergantung merek/dosis)
Pengaruh Menstruasi
Dapat menyebabkan menstruasi lebih berat, lebih lama, dan lebih nyeri.
Cenderung mengurangi pendarahan dan nyeri menstruasi; dapat menyebabkan amenore.
Efek Samping Umum
Kram, pendarahan berat/lama.
Spotting tidak teratur (awal), kram, jerawat, nyeri payudara, perubahan suasana hati (cenderung mereda).
Keputusan antara IUD tembaga dan hormonal harus didasarkan pada diskusi terbuka dengan penyedia layanan kesehatan Anda. Pertimbangkan faktor-faktor berikut:
Preferensi Hormonal: Apakah Anda ingin menghindari hormon sama sekali, atau Anda merasa nyaman dengan hormon dan mungkin bahkan menginginkan manfaat tambahan yang ditawarkannya?
Pola Menstruasi Saat Ini: Jika Anda memiliki menstruasi yang berat atau nyeri, IUD hormonal mungkin menjadi pilihan yang lebih baik. Jika menstruasi Anda sudah ringan dan tidak bermasalah, atau Anda ingin siklus Anda tetap alami, IUD tembaga bisa menjadi pilihan yang lebih baik, asalkan Anda siap dengan kemungkinan pendarahan yang lebih banyak.
Kondisi Kesehatan: Diskusikan riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh. Beberapa kondisi medis mungkin membuat satu jenis IUD lebih cocok daripada yang lain.
Durasi yang Diinginkan: IUD tembaga umumnya memiliki durasi terpanjang (hingga 12 tahun), sementara IUD hormonal bervariasi dari 3 hingga 8 tahun.
Efek Samping yang Dikhawatirkan: Diskusikan efek samping yang paling Anda khawatirkan. Apakah itu perubahan suasana hati akibat hormon, atau pendarahan menstruasi yang lebih berat?
Proses Pemasangan IUD
Pemasangan IUD adalah prosedur medis yang relatif cepat dan biasanya dilakukan di klinik dokter kandungan atau fasilitas kesehatan yang terlatih. Memahami prosesnya dapat membantu mengurangi kecemasan.
1. Pra-Pemasangan
Konsultasi Medis: Ini adalah langkah paling penting. Dokter akan meninjau riwayat kesehatan Anda, mendiskusikan semua pilihan kontrasepsi, dan membantu Anda menentukan jenis IUD mana yang terbaik.
Pemeriksaan Panggul: Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk menilai ukuran dan posisi rahim Anda, serta memastikan tidak ada infeksi atau kondisi lain yang dapat menghalangi pemasangan.
Penyaringan IMS: Mungkin diperlukan tes untuk IMS, karena pemasangan IUD pada pasien dengan infeksi aktif dapat meningkatkan risiko infeksi panggul yang serius.
Penjelasan Prosedur: Dokter akan menjelaskan langkah-langkah pemasangan, apa yang akan Anda rasakan, dan instruksi perawatan pasca-pemasangan.
Manajemen Nyeri: Dokter mungkin menyarankan untuk minum obat pereda nyeri yang dijual bebas (seperti ibuprofen) sekitar satu jam sebelum janji temu untuk membantu mengurangi kram. Anestesi lokal dapat ditawarkan untuk leher rahim pada beberapa kasus.
2. Prosedur Pemasangan
Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 5-15 menit:
Posisi: Anda akan berbaring di meja pemeriksaan seperti saat pemeriksaan panggul.
Spekulum: Spekulum akan dimasukkan untuk membuka dinding vagina, memungkinkan dokter melihat leher rahim.
Pembersihan: Leher rahim akan dibersihkan dengan larutan antiseptik.
Penjepit Leher Rahim: Dokter mungkin menggunakan tenakulum (penjepit kecil) untuk menahan leher rahim agar tetap stabil. Ini bisa menyebabkan sedikit rasa nyeri atau kram.
Pengukuran Rahim: Dokter akan menggunakan alat pengukur khusus (sonde) untuk mengukur kedalaman rahim Anda. Ini juga dapat menyebabkan kram.
Pemasangan IUD: IUD, yang biasanya dilipat dalam tabung aplikator tipis, akan dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rahim. Setelah berada di posisi yang benar, tabung aplikator ditarik, dan lengan IUD akan terbuka membentuk 'T'.
Pemotongan Benang: IUD memiliki dua benang tipis yang menjuntai dari leher rahim ke dalam vagina. Dokter akan memotong benang ini hingga panjang yang sesuai, yang nantinya akan Anda gunakan untuk memeriksa posisi IUD Anda.
Apa yang Diharapkan Setelah Pemasangan?
Kram dan Spotting: Wajar untuk mengalami kram dan spotting (pendarahan ringan) selama beberapa jam, hari, atau bahkan minggu setelah pemasangan. Ini biasanya dapat diatasi dengan obat pereda nyeri.
Pemeriksaan Benang: Dokter akan mengajarkan Anda cara merasakan benang IUD di vagina Anda untuk memastikan IUD masih pada tempatnya. Ini penting untuk dilakukan secara rutin, misalnya setelah setiap menstruasi.
Pemeriksaan Lanjut: Anda mungkin diminta untuk datang kembali untuk pemeriksaan lanjutan dalam beberapa minggu atau bulan untuk memastikan IUD masih pada posisi yang tepat.
Pencabutan IUD
Pencabutan IUD juga merupakan prosedur sederhana yang dilakukan oleh tenaga medis. Ini dapat dilakukan kapan saja, baik karena durasi penggunaan telah berakhir, Anda ingin hamil, atau Anda mengalami efek samping yang tidak dapat ditoleransi.
Prosedur Pencabutan
Posisi: Sama seperti pemasangan, Anda akan berbaring di meja pemeriksaan.
Spekulum: Spekulum akan digunakan untuk melihat leher rahim.
Menarik Benang: Dokter akan menemukan benang IUD dan dengan lembut menariknya. IUD akan melipat lengannya saat ditarik melalui leher rahim. Ini biasanya cepat dan menyebabkan kram singkat.
Pemeriksaan: Dokter mungkin akan memeriksa rahim Anda setelah pencabutan.
Kesuburan Setelah Pencabutan
Salah satu keuntungan besar IUD adalah kesuburan Anda kembali dengan sangat cepat setelah pencabutan. Untuk sebagian besar wanita, kesuburan kembali dalam siklus menstruasi pertama setelah IUD dicabut, memungkinkan mereka untuk hamil segera jika itu tujuannya.
Efektivitas IUD
IUD adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif yang tersedia. Tingkat kegagalannya kurang dari 1% (yaitu, lebih dari 99% efektif) baik untuk IUD tembaga maupun IUD hormonal. Efektivitas ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pil KB, kondom, atau metode kontrasepsi lainnya yang memerlukan penggunaan harian atau setiap kali berhubungan seks. Keberhasilan IUD tidak bergantung pada penggunaan yang konsisten oleh pasien, karena setelah dipasang, IUD akan bekerja tanpa perlu tindakan lebih lanjut.
IUD dan Kehamilan Ektopik
Meskipun IUD sangat efektif dalam mencegah kehamilan, jika kehamilan terjadi saat menggunakan IUD, ada sedikit peningkatan risiko kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim). Namun, penting untuk dicatat bahwa secara keseluruhan, wanita yang menggunakan IUD memiliki risiko kehamilan ektopik yang jauh lebih rendah daripada wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali, karena IUD secara efektif mencegah hampir semua kehamilan, termasuk yang ektopik. Risiko peningkatan kehamilan ektopik hanya berlaku jika, dalam kasus yang sangat jarang, IUD gagal mencegah kehamilan dan kehamilan tersebut terjadi.
IUD menawarkan perlindungan kontrasepsi yang sangat efektif.
Efek Samping dan Komplikasi Potensial
Meskipun IUD umumnya aman dan ditoleransi dengan baik, penting untuk menyadari potensi efek samping dan komplikasi. Sebagian besar efek samping ringan dan sementara, tetapi beberapa dapat lebih serius dan memerlukan perhatian medis.
Efek Samping Umum (Ringan dan Sementara)
Kram: Umum terjadi selama dan setelah pemasangan, dan dapat berlanjut secara intermiten selama beberapa minggu atau bulan.
Spotting atau Pendarahan Tidak Teratur: Sangat umum pada bulan-bulan pertama setelah pemasangan, terutama dengan IUD hormonal. Ini biasanya membaik seiring waktu.
Perubahan Pola Menstruasi:
IUD Tembaga: Menstruasi dapat menjadi lebih berat, lebih lama, dan lebih nyeri.
IUD Hormonal: Menstruasi cenderung menjadi lebih ringan, lebih pendek, atau bahkan berhenti sama sekali (amenore).
Nyeri Punggung: Beberapa wanita melaporkan nyeri punggung ringan.
Efek Samping Hormonal (khusus IUD Hormonal): Jerawat, nyeri payudara, sakit kepala, perubahan suasana hati. Ini biasanya bersifat sementara dan tidak separah yang dialami dengan kontrasepsi hormonal oral karena pelepasan hormon lokal.
Komplikasi yang Jarang tetapi Serius
Meskipun jarang, ada beberapa komplikasi serius yang mungkin terjadi:
Perforasi Rahim: Terjadi ketika IUD menembus dinding rahim saat pemasangan. Ini sangat jarang (sekitar 1 dari 1.000 pemasangan) dan biasanya didiagnosis dan ditangani dengan cepat.
Ekspulsi IUD: IUD dapat keluar dari rahim secara spontan, baik sebagian atau seluruhnya. Ini lebih sering terjadi pada bulan-bulan pertama setelah pemasangan, atau pada wanita yang belum pernah hamil. Jika IUD keluar, efektivitas kontrasepsi hilang, dan diperlukan tindakan medis.
Infeksi Panggul (Penyakit Radang Panggul/PRP): Risiko PRP sedikit meningkat pada 20 hari pertama setelah pemasangan IUD, terutama jika ada IMS yang tidak terdiagnosis sebelumnya. Setelah itu, risiko kembali ke tingkat dasar.
Kehamilan Ektopik: Jika kehamilan terjadi saat IUD terpasang (sangat jarang), ada peningkatan risiko kehamilan ektopik.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala berikut setelah pemasangan IUD:
Nyeri perut bagian bawah yang parah atau menetap.
Demam atau menggigil tanpa sebab yang jelas.
Keluarnya cairan vagina yang tidak biasa atau berbau.
Pendarahan vagina yang sangat berat atau tidak normal.
Kecurigaan adanya kehamilan.
Merasa benang IUD lebih panjang atau lebih pendek, atau Anda tidak dapat merasakannya sama sekali.
Anda dapat merasakan bagian keras dari IUD.
Nyeri atau pendarahan saat berhubungan seks.
Keamanan dan Kesehatan Jangka Panjang
IUD telah diteliti secara ekstensif dan dianggap sangat aman untuk sebagian besar wanita.
IUD dan IMS
Penting untuk diingat bahwa IUD tidak melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS). Untuk perlindungan terhadap IMS, penggunaan kondom tetap diperlukan, terutama jika Anda memiliki lebih dari satu pasangan seks atau pasangan Anda memiliki lebih dari satu pasangan seks. Jika Anda berisiko tinggi terhadap IMS, diskusikan dengan dokter Anda tentang kebutuhan untuk tes IMS secara teratur.
IUD dan Risiko Kanker
Mitos: IUD meningkatkan risiko kanker. Fakta: Sebaliknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa IUD, terutama IUD hormonal, dapat menurunkan risiko kanker endometrium (kanker rahim) dan bahkan ovarium. IUD tembaga tidak meningkatkan risiko kanker apa pun.
IUD Selama Menyusui
Baik IUD tembaga maupun IUD hormonal umumnya dianggap aman untuk digunakan selama menyusui. Karena IUD tembaga tidak mengandung hormon, ia tidak akan memengaruhi produksi ASI. IUD hormonal melepaskan progestin dalam dosis rendah secara lokal, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa ia tidak memengaruhi kuantitas atau kualitas ASI dan tidak menimbulkan efek buruk pada bayi yang disusui.
IUD sebagai Kontrasepsi Darurat
IUD tembaga adalah metode kontrasepsi darurat yang paling efektif. Jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa pelindung, ia dapat mencegah kehamilan hingga 99.9%. Ini jauh lebih efektif dibandingkan pil kontrasepsi darurat. IUD hormonal tidak direkomendasikan sebagai kontrasepsi darurat.
Mitos dan Fakta Seputar IUD
Ada banyak mitos yang beredar tentang IUD yang dapat menyebabkan kebingungan atau ketakutan yang tidak perlu. Mari kita luruskan beberapa di antaranya:
Mitos 1: IUD Hanya untuk Wanita yang Sudah Punya Anak
Fakta: Ini adalah salah satu mitos paling umum dan tidak benar. IUD aman dan efektif untuk wanita dari segala usia, termasuk remaja dan wanita yang belum pernah melahirkan. Pedoman medis terbaru dengan jelas menyatakan bahwa IUD adalah pilihan yang sangat baik untuk sebagian besar wanita nulipara (belum pernah melahirkan).
Mitos 2: IUD Menyebabkan Kemandulan
Fakta: IUD tidak menyebabkan kemandulan. Kesuburan kembali dengan sangat cepat setelah IUD dicabut. Mitos ini mungkin berasal dari kasus-kasus langka infeksi panggul serius yang tidak diobati (seringkali terkait dengan IMS) yang dapat menyebabkan masalah kesuburan jika tidak ditangani. Namun, IUD itu sendiri tidak memengaruhi kesuburan jangka panjang.
Mitos 3: IUD Terasa Saat Berhubungan Seks
Fakta: Kebanyakan pasangan tidak merasakan IUD sama sekali selama berhubungan seks. Terkadang, benang IUD mungkin terasa oleh pasangan. Jika ini terjadi, benang dapat dipangkas sedikit lebih pendek oleh dokter.
Mitos 4: IUD Bergerak di Dalam Tubuh atau Keluar dari Rahim
Fakta: Meskipun ada kemungkinan kecil IUD dapat keluar dari rahim (ekspulsi), ini tidak sama dengan "bergerak" di dalam tubuh. IUD dirancang untuk tetap berada di dalam rahim. Jika IUD keluar, ia biasanya keluar melalui vagina. Perforasi rahim (IUD menusuk dinding rahim) adalah komplikasi yang sangat langka dan biasanya terjadi saat pemasangan.
Mitos 5: IUD Adalah Abortifasien (Pemicu Aborsi)
Fakta: IUD mencegah kehamilan, bukan mengakhirinya. Mekanisme kerjanya adalah mencegah sperma membuahi sel telur atau mencegah sel telur yang telah dibuahi untuk berimplantasi. Ini terjadi sebelum kehamilan klinis dimulai.
Pertimbangan Individu
Memilih metode kontrasepsi adalah keputusan yang sangat pribadi. Beberapa faktor yang mungkin ingin Anda pertimbangkan:
Gaya Hidup: Apakah Anda sering bepergian dan membutuhkan sesuatu yang tidak memerlukan perawatan harian? IUD sangat cocok.
Rencana Keluarga Masa Depan: Kapan Anda berencana untuk memiliki anak (jika ada)? IUD menawarkan kontrasepsi jangka panjang yang dapat dengan mudah dibalik.
Riwayat Kesehatan: Adakah kondisi medis yang memengaruhi pilihan kontrasepsi Anda? Misalnya, riwayat migrain dengan aura mungkin memengaruhi pilihan kontrasepsi hormonal.
Kepekaan Terhadap Hormon: Apakah Anda pernah mengalami efek samping negatif dari kontrasepsi hormonal di masa lalu? Ini bisa menjadi indikator untuk mempertimbangkan IUD tembaga.
Pola Menstruasi: Apakah Anda ingin menstruasi yang lebih ringan atau bahkan tidak ada menstruasi sama sekali? IUD hormonal dapat menawarkan ini.
Biaya: Meskipun biaya awal IUD mungkin lebih tinggi, biayanya jauh lebih rendah dalam jangka panjang dibandingkan dengan kontrasepsi harian atau bulanan.
Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Informasi dalam artikel ini bersifat umum dan tidak dapat menggantikan nasihat medis profesional. Langkah paling penting dalam memilih jenis IUD yang tepat adalah berkonsultasi secara terbuka dan jujur dengan dokter, bidan, atau penyedia layanan kesehatan lainnya. Mereka dapat mengevaluasi riwayat kesehatan pribadi Anda, melakukan pemeriksaan yang diperlukan, dan mendiskusikan semua opsi yang relevan dengan situasi unik Anda. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan dan menyuarakan kekhawatiran Anda.
Kesimpulan
IUD adalah pilihan kontrasepsi yang sangat efektif, aman, dan nyaman untuk banyak wanita. Dengan dua kategori utama, IUD tembaga (non-hormonal) dan IUD hormonal, setiap jenis menawarkan serangkaian keuntungan dan pertimbangan yang berbeda.
IUD Tembaga cocok untuk mereka yang ingin menghindari hormon dan mencari perlindungan jangka panjang hingga 12 tahun, meskipun dapat menyebabkan menstruasi yang lebih berat.
IUD Hormonal ideal bagi mereka yang menginginkan manfaat pengurangan pendarahan dan nyeri menstruasi, serta durasi perlindungan hingga 8 tahun, dengan pelepasan hormon lokal dosis rendah.
Memahami perbedaan ini, serta proses pemasangan dan potensi efek samping, memberdayakan Anda untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang kesehatan reproduksi Anda. Ingatlah bahwa IUD tidak melindungi dari IMS, dan konsultasi dengan profesional kesehatan adalah kunci untuk menemukan metode kontrasepsi terbaik yang selaras dengan kebutuhan, preferensi, dan kondisi kesehatan Anda.
Dengan efektivitasnya yang luar biasa dan kemudahannya dalam penggunaan jangka panjang, IUD terus menjadi pilar penting dalam pilihan kontrasepsi modern, memungkinkan wanita untuk mengendalikan perencanaan keluarga mereka dengan percaya diri dan aman.