Katak dan kodok seringkali dianggap sama, padahal keduanya merupakan anggota dari ordo Anura, namun memiliki perbedaan signifikan dalam morfologi, habitat, dan perilaku. Memahami perbedaan ini penting bagi siapa saja yang tertarik pada herpetologi atau sekadar ingin tahu lebih banyak tentang amfibi yang sering kita jumpai di sekitar kita.
Secara umum, garis batas yang paling sering digunakan untuk membedakan keduanya terletak pada tekstur kulit, bentuk tubuh, dan lokasi tempat mereka tinggal. Meskipun klasifikasi ilmiah kadang kala tumpang tindih, ciri-ciri fisik luar adalah pembeda tercepat yang bisa kita gunakan dalam pengamatan sehari-hari.
Perbedaan Utama: Kulit dan Habitat
Ciri paling mendasar terletak pada integumen mereka. Katak, umumnya, memiliki kulit yang tipis, halus, dan sangat lembab. Kulit ini berfungsi penting dalam respirasi (bernapas melalui kulit), yang menuntut mereka untuk selalu berada di dekat atau di dalam air agar kulit tidak mengering. Warna katak cenderung cerah, seringkali untuk kamuflase di lingkungan hijau atau, pada kasus tertentu, sebagai peringatan (aposematisme).
Morfologi Tubuh dan Gerakan
Jika Anda melihat bentuk tubuhnya, katak cenderung memiliki siluet yang lebih ramping dan atletis. Mereka memiliki kaki belakang yang panjang dan kuat, ideal untuk melompat jauh melintasi permukaan air atau vegetasi. Sebagian besar spesies katak adalah perenang ulung.
Sebaliknya, kodok memiliki postur yang lebih lebar, pendek, dan gempal. Kaki mereka relatif lebih pendek dibandingkan dengan tubuhnya. Akibatnya, gerakan khas kodok bukanlah lompatan tinggi, melainkan lebih cenderung berjalan atau melompat pendek-pendek. Mereka lebih memilih metode bergerak di darat daripada berenang.
Peran Kelenjar Racun
Salah satu aspek yang sering disalahpahami adalah keberadaan racun. Meskipun banyak orang mengasosiasikan racun dengan kodok, perlu dicatat bahwa tidak semua kodok beracun, dan beberapa katak juga memiliki racun. Namun, kodok biasanya memiliki sepasang kelenjar besar di belakang mata yang disebut kelenjar parotoid. Kelenjar ini menghasilkan racun yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan utama terhadap predator. Racun ini, meskipun jarang fatal bagi manusia dewasa yang tidak mengolahnya, dapat menyebabkan iritasi serius atau bahkan kematian pada hewan kecil.
Tabel Ringkasan Katak vs. Kodok
| Karakteristik | Katak (Frog) | Kodok (Toad) |
|---|---|---|
| Kulit | Halus, tipis, lembab, licin | Kering, tebal, berbintil (berkutil) |
| Bentuk Tubuh | Ramping, atletis | Gempal, lebar |
| Kaki Belakang | Panjang, ideal untuk lompatan jauh | Pendek, ideal untuk berjalan/lompatan pendek |
| Habitat Utama | Dekat atau di dalam air (sangat bergantung pada air) | Lebih toleran terhadap daratan kering |
| Gigi | Umumnya memiliki gigi di rahang atas | Umumnya tidak memiliki gigi |
Reproduksi dan Telur
Perbedaan juga terlihat dalam cara mereka meletakkan telur. Katak cenderung meletakkan telurnya dalam bentuk gumpalan atau massa yang mengambang di air, mirip seperti jeli. Sebaliknya, banyak spesies kodok meletakkan telurnya dalam untaian panjang yang melingkari vegetasi air.
Meskipun klasifikasi umum 'katak' dan 'kodok' membantu masyarakat awam dalam membedakan amfibi ini, ilmu biologi modern mengakui bahwa istilah ini lebih merujuk pada tipe tubuh daripada garis taksonomi yang ketat. Ada banyak spesies yang secara ilmiah diklasifikasikan sebagai katak (famili Ranidae, misalnya) yang memiliki beberapa ciri kodok, dan sebaliknya. Jadi, ketika Anda melihat amfibi melompat di taman Anda, perhatikan kulitnya; itu adalah petunjuk terbaik apakah Anda berhadapan dengan katak atau kodok.