Persamaan Kuadrat Baru: Konsep, Pembentukan, dan Aplikasi Mendalam

Pendahuluan: Menguak Dunia Persamaan Kuadrat dan Transformasi Akar

Matematika, sebagai bahasa universal yang mendasari berbagai disiplin ilmu, senantiasa menawarkan konsep-konsep fundamental yang menjadi pilar bagi pemahaman fenomena alam dan pengembangan teknologi. Salah satu pilar yang tidak terpisahkan dari aljabar adalah persamaan kuadrat. Persamaan ini, dengan bentuk umumnya yang sederhana namun elegan, ax² + bx + c = 0, bukan hanya topik standar dalam kurikulum pendidikan, tetapi juga memiliki aplikasi yang sangat luas dan mendalam, merentang dari fisika, ekonomi, rekayasa, hingga ilmu komputer.

Persamaan kuadrat merepresentasikan hubungan matematis dari banyak kurva dan proses di dunia nyata. Grafiknya, yang selalu berbentuk parabola, dapat ditemukan dalam lintasan proyektil (seperti lemparan bola atau tembakan rudal), desain arsitektur jembatan gantung yang kokoh, atau bahkan bentuk reflektor pada lampu senter dan antena parabola. Kemampuan untuk menyelesaikan persamaan kuadrat—yakni, menemukan akar-akarnya—adalah keterampilan dasar yang penting.

Namun, pemahaman tentang persamaan kuadrat tidak berhenti pada metode penyelesaian akar-akarnya saja. Ada dimensi yang lebih maju dan seringkali lebih menantang, yang dikenal sebagai konsep "persamaan kuadrat baru." Konsep ini muncul ketika kita tidak hanya tertarik pada akar-akar persamaan yang sudah ada, melainkan bagaimana kita bisa membentuk sebuah persamaan kuadrat yang akar-akarnya memiliki hubungan fungsional atau transformasional tertentu dengan akar-akar dari persamaan kuadrat yang telah diketahui sebelumnya.

Misalnya, jika kita memiliki persamaan kuadrat dengan akar-akar x₁ dan x₂, kita mungkin ingin tahu bagaimana membentuk persamaan kuadrat lain yang akar-akarnya adalah x₁ + k dan x₂ + k, atau 1/x₁ dan 1/x₂, atau bahkan x₁² dan x₂². Ini adalah topik yang secara efektif menguji dan memperdalam pemahaman fundamental kita tentang sifat-sifat akar, rumus Vieta, dan berbagai teknik transformasi aljabar. Menguasai kemampuan untuk membentuk dan memanipulasi persamaan kuadrat baru adalah keterampilan esensial yang sangat berharga dalam pemecahan masalah matematika yang lebih kompleks, baik dalam konteks akademis seperti olimpiade matematika, maupun dalam aplikasi praktis di berbagai bidang teknis.

Artikel ini dirancang untuk menjadi panduan komprehensif yang akan membawa Anda dalam perjalanan eksplorasi mendalam mengenai persamaan kuadrat baru. Kita akan memulai dengan mengulang kembali dasar-dasar persamaan kuadrat, termasuk bentuk umum, metode-metode penyelesaiannya, dan sifat-sifat akar yang menjadi landasan utama. Selanjutnya, kita akan menyelami dua metode utama yang paling sering digunakan untuk membentuk persamaan kuadrat baru: pertama, metode menggunakan sifat-sifat akar yang dikenal sebagai rumus Vieta; dan kedua, metode substitusi atau transformasi variabel. Setiap metode akan dijelaskan secara rinci, dilengkapi dengan berbagai contoh kasus, ilustrasi, dan langkah-langkah penyelesaian yang sangat jelas.

Lebih jauh lagi, kita akan membahas berbagai aplikasi praktis dari konsep persamaan kuadrat baru dalam berbagai skenario pemecahan masalah, menyoroti bagaimana pemahaman ini dapat digunakan untuk mengatasi tantangan yang lebih rumit dan mendorong pemikiran kritis. Artikel ini akan membekali Anda dengan wawasan mendalam dan pemahaman yang kuat tentang salah satu topik paling menarik dan relevan dalam aljabar, memungkinkan Anda untuk tidak hanya menyelesaikan soal, tetapi juga memahami esensi di balik manipulasi matematis ini.

Dasar-dasar Persamaan Kuadrat: Fondasi yang Tak Tergantikan

Sebelum kita menyelam lebih jauh ke dalam dunia persamaan kuadrat baru, adalah fundamental untuk memastikan bahwa kita memiliki pemahaman yang kokoh dan komprehensif tentang dasar-dasar persamaan kuadrat itu sendiri. Fondasi ini akan menjadi pijakan yang kuat untuk membangun pemahaman konsep-konsep yang lebih kompleks dan transformatif.

1. Bentuk Umum Persamaan Kuadrat

Persamaan kuadrat didefinisikan sebagai persamaan polinomial berderajat dua. Bentuk umumnya yang standar dan paling sering ditemui adalah:

ax² + bx + c = 0

Mari kita bedah setiap komponennya:

  • a, b, c adalah koefisien. Mereka adalah bilangan real konstan, yang berarti nilainya tetap dalam sebuah persamaan tertentu.
  • Syarat mutlak untuk sebuah persamaan kuadrat adalah a ≠ 0. Jika a sama dengan nol, maka suku ax² akan hilang, dan persamaan tersebut akan mereduksi menjadi bx + c = 0, yang merupakan persamaan linear (berderajat satu), bukan kuadrat.
  • x adalah variabel atau peubah. Ini adalah nilai yang tidak diketahui yang ingin kita cari.

Nilai-nilai x yang memenuhi persamaan tersebut—yakni, ketika disubstitusikan ke dalam persamaan membuat ruas kiri sama dengan nol—disebut sebagai akar-akar persamaan, solusi, atau penyelesaian dari persamaan kuadrat. Sebuah persamaan kuadrat akan selalu memiliki dua akar, yang bisa jadi real atau kompleks, berbeda atau sama.

Ilustrasi Parabola Persamaan Kuadrat Grafik parabola y = ax² + bx + c menunjukkan dua titik potong dengan sumbu x sebagai akar-akar persamaan kuadrat, yaitu x₁ dan x₂. X Y x₁ x₂
Gambar 1: Ilustrasi grafik parabola y = ax² + bx + c dan akar-akar (x₁ dan x₂) pada sumbu X.

2. Metode Penyelesaian Persamaan Kuadrat

Untuk menemukan akar-akar persamaan kuadrat, terdapat beberapa metode utama yang dapat digunakan. Pemilihan metode seringkali bergantung pada bentuk persamaan dan preferensi personal, namun Rumus Kuadrat adalah yang paling universal.

a. Faktorisasi

Metode faktorisasi melibatkan pengubahan bentuk persamaan kuadrat menjadi perkalian dua faktor linear. Prinsipnya adalah jika (x - p)(x - q) = 0, maka x = p atau x = q. Metode ini paling efektif ketika koefisien dan konstanta adalah bilangan bulat yang relatif kecil.

Langkah-langkah umum:

  1. Pastikan persamaan dalam bentuk standar ax² + bx + c = 0.
  2. Cari dua bilangan yang jika dikalikan menghasilkan ac dan jika dijumlahkan menghasilkan b.
  3. Ubah suku bx menjadi dua suku menggunakan bilangan-bilangan tersebut, lalu lakukan faktorisasi kelompok.

Contoh: Selesaikan x² - 5x + 6 = 0

x² - 5x + 6 = 0
Cari dua bilangan yang jika dikalikan 6 (a*c = 1*6) dan jika dijumlahkan -5 (b).
Bilangan tersebut adalah -2 dan -3.

Maka, (x - 2)(x - 3) = 0
Dari sini, kita dapatkan akar-akarnya:
x - 2 = 0  =>  x₁ = 2
x - 3 = 0  =>  x₂ = 3

b. Melengkapkan Kuadrat Sempurna

Metode ini bertujuan untuk mengubah persamaan ax² + bx + c = 0 menjadi bentuk (x + p)² = q, yang kemudian dapat diselesaikan dengan mudah menggunakan akar kuadrat. Metode ini adalah dasar dari penurunan rumus ABC.

Langkah-langkah umum:

  1. Jika a ≠ 1, bagi seluruh persamaan dengan a.
  2. Pindahkan konstanta c/a ke ruas kanan.
  3. Tambahkan (b/2a)² ke kedua ruas persamaan untuk membuat ruas kiri menjadi kuadrat sempurna.
  4. Ambil akar kuadrat dari kedua ruas, lalu selesaikan untuk x.

Contoh: Selesaikan x² + 6x + 5 = 0

x² + 6x + 5 = 0
x² + 6x = -5  (Pindahkan konstanta ke ruas kanan)

Untuk melengkapkan kuadrat sempurna, tambahkan (6/2)² = 3² = 9 ke kedua ruas:
x² + 6x + 9 = -5 + 9
(x + 3)² = 4  (Ruas kiri menjadi kuadrat sempurna)

Ambil akar kuadrat dari kedua ruas:
√(x + 3)² = ±√4
x + 3 = ±2

Untuk x₁:
x₁ = -3 + 2 = -1
Untuk x₂:
x₂ = -3 - 2 = -5

c. Rumus Kuadrat (Rumus ABC)

Ini adalah metode paling universal dan selalu berhasil untuk menemukan akar-akar persamaan kuadrat, terlepas dari jenis koefisien atau akar-akarnya (real, irasional, atau kompleks). Rumus ini diturunkan secara langsung dari metode melengkapkan kuadrat sempurna:

x₁,₂ = [-b ± √(b² - 4ac)] / 2a
Rumus ABC Persamaan Kuadrat Representasi visual rumus untuk menemukan akar-akar persamaan kuadrat, dikenal sebagai rumus ABC atau rumus kuadrat. x 1,2 = -b ± b² - 4ac 2a
Gambar 2: Rumus ABC, metode universal untuk mencari akar-akar persamaan kuadrat.

Contoh penggunaan Rumus ABC: Selesaikan 2x² + 5x - 3 = 0

Identifikasi koefisien: a = 2, b = 5, c = -3.

Substitusikan ke rumus ABC:
x₁,₂ = [-5 ± √(5² - 4(2)(-3))] / 2(2)
x₁,₂ = [-5 ± √(25 + 24)] / 4
x₁,₂ = [-5 ± √49] / 4
x₁,₂ = [-5 ± 7] / 4

Untuk x₁:
x₁ = (-5 + 7) / 4 = 2 / 4 = 1/2
Untuk x₂:
x₂ = (-5 - 7) / 4 = -12 / 4 = -3

3. Diskriminan (D)

Bagian di bawah tanda akar kuadrat dalam rumus ABC, yaitu b² - 4ac, memiliki peran yang sangat penting dan disebut diskriminan (D). Nilai diskriminan ini secara langsung menentukan jenis akar-akar yang dimiliki oleh persamaan kuadrat:

  • Jika D > 0 (Diskriminan positif): Persamaan memiliki dua akar real yang berbeda. Akar-akar ini bisa rasional (jika D adalah kuadrat sempurna) atau irasional (jika D bukan kuadrat sempurna).
  • Jika D = 0 (Diskriminan nol): Persamaan memiliki dua akar real yang sama, sering disebut akar kembar. Dalam kasus ini, parabola akan menyentuh sumbu X tepat di satu titik.
  • Jika D < 0 (Diskriminan negatif): Persamaan memiliki dua akar kompleks (imajiner) yang saling konjugat. Dalam kasus ini, parabola tidak memotong maupun menyentuh sumbu X.

Memahami diskriminan memungkinkan kita untuk mengetahui karakteristik solusi persamaan kuadrat tanpa perlu menyelesaikan persamaan secara penuh.

4. Sifat-sifat Akar (Rumus Vieta)

Ini adalah bagian krusial yang akan sangat sering kita gunakan dalam pembentukan persamaan kuadrat baru. Rumus Vieta (diambil dari nama matematikawan Prancis François Viète) menyediakan hubungan langsung antara akar-akar persamaan kuadrat dan koefisien-koefisiennya. Untuk persamaan ax² + bx + c = 0 dengan akar-akar x₁ dan x₂, berlaku hubungan:

  • Jumlah Akar: x₁ + x₂ = -b/a
  • Hasil Kali Akar: x₁ ⋅ x₂ = c/a

Rumus Vieta sangat ampuh karena memungkinkan kita untuk menghubungkan koefisien persamaan dengan sifat-sifat akar-akarnya tanpa perlu secara eksplisit menghitung nilai akar-akarnya terlebih dahulu. Ini sangat menyederhanakan banyak masalah yang melibatkan hubungan antar akar.

Rumus Vieta Visualisasi dua rumus utama Vieta yang menghubungkan jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat dengan koefisiennya. x₁ + x₂ = -b/a x₁ ⋅ x₂ = c/a untuk ax² + bx + c = 0
Gambar 3: Rumus Vieta, menunjukkan hubungan antara jumlah dan hasil kali akar dengan koefisien persamaan.

Sebagai ilustrasi, jika kita memiliki persamaan x² - 7x + 10 = 0:

  • Jumlah akar: x₁ + x₂ = -(-7)/1 = 7
  • Hasil kali akar: x₁ ⋅ x₂ = 10/1 = 10

Kita tahu akar-akarnya adalah 2 dan 5. Perhatikan bahwa 2 + 5 = 7 dan 2 ⋅ 5 = 10. Tanpa perlu menyelesaikan persamaan tersebut secara eksplisit, kita sudah dapat mengetahui jumlah dan hasil kalinya. Ini adalah kekuatan Rumus Vieta yang akan sangat kita manfaatkan dalam membentuk persamaan kuadrat baru.

Konsep Persamaan Kuadrat Baru: Transformasi Akar dan Tujuannya

Setelah meletakkan fondasi yang kuat mengenai dasar-dasar persamaan kuadrat, kita kini siap untuk mendalami inti dari pembahasan kita: persamaan kuadrat baru. Pertanyaan mendasarnya adalah, apa sebenarnya yang dimaksud dengan konsep ini, dan mengapa kita perlu mempelajarinya?

Secara esensial, membentuk persamaan kuadrat baru berarti menciptakan sebuah persamaan kuadrat lain yang akar-akarnya (solusinya) memiliki hubungan fungsional atau transformasional tertentu dengan akar-akar dari persamaan kuadrat yang sudah diketahui. Misalkan kita memiliki persamaan kuadrat awal ax² + bx + c = 0 dengan akar-akar x₁ dan x₂. Persamaan kuadrat baru yang ingin kita bentuk akan memiliki akar-akar, sebut saja p dan q, di mana p adalah hasil dari suatu fungsi yang diterapkan pada x₁, dan q adalah hasil dari fungsi yang sama yang diterapkan pada x₂ (atau, dalam beberapa kasus, bisa jadi hubungan yang berbeda namun simetris).

Beberapa contoh hubungan yang umum: akar-akar baru bisa jadi x₁ + k dan x₂ + k (translasi), atau kx₁ dan kx₂ (skala), atau 1/x₁ dan 1/x₂ (inversi), atau bahkan x₁² dan x₂² (kuadrat), dan banyak variasi lainnya.

Mengapa Konsep Ini Penting dan Relevan?

Konsep pembentukan persamaan kuadrat baru memiliki signifikansi yang luas dan mendalam dalam matematika serta berbagai aplikasinya:

  1. Memperdalam Pemahaman Aljabar: Ini memaksa kita untuk berpikir tentang akar-akar tidak hanya sebagai solusi numerik, tetapi sebagai entitas matematis yang dapat dimanipulasi, diubah, dan ditransformasi. Proses ini memperkuat pemahaman tentang hubungan intrinsik antara akar-akar dan koefisien-koefisien dalam sebuah persamaan polinomial.
  2. Efisiensi Pemecahan Masalah: Dalam banyak kasus praktis, mencari nilai eksak akar-akar persamaan awal secara eksplisit, lalu menerapkan transformasi, dan kemudian membentuk persamaan baru bisa menjadi sangat rumit dan memakan waktu, terutama jika akar-akarnya adalah bilangan irasional atau kompleks. Metode persamaan kuadrat baru memungkinkan kita untuk langsung menemukan persamaan baru yang diinginkan tanpa perlu menghitung nilai numerik eksak dari akar-akar lama. Ini adalah keuntungan komputasi dan konseptual yang besar.
  3. Jembatan Menuju Konsep Matematika Lanjutan: Ide transformasi akar ini merupakan prekursor penting bagi konsep-konsep yang lebih maju dalam teori polinomial, seperti transformasi root secara umum, studi tentang fungsi simetris dari akar (yang menjadi dasar teori Galois), dan berbagai teknik dalam aljabar abstrak. Ini membangun fondasi untuk memahami bagaimana struktur polinomial dapat diubah.
  4. Aplikasi Praktis dalam Sains dan Rekayasa: Meskipun mungkin tampak abstrak, kemampuan untuk memanipulasi hubungan antar akar persamaan sangat berguna dalam berbagai bidang. Sebagai contoh, dalam rekayasa (desain sistem dengan respons tertentu, seperti filter sinyal), fisika (analisis sistem getaran atau resonansi), ekonomi (memodelkan titik impas atau optimalitas dalam skenario yang berubah), dan bahkan ilmu komputer (pengembangan algoritma untuk analisis numerik atau transformasi data). Konsep ini memungkinkan para ilmuwan dan insinyur untuk memodifikasi karakteristik sistem tanpa harus membangun ulang model dari awal.
  5. Melatih Kemampuan Manipulasi Aljabar: Proses pembentukan persamaan kuadrat baru adalah latihan yang sangat baik untuk mengasah keterampilan manipulasi aljabar, termasuk penggunaan identitas aljabar, penyederhanaan ekspresi, dan penanganan pecahan.

Prinsip Dasar Pembentukan Persamaan Kuadrat Baru

Inti dari pembentukan persamaan kuadrat baru adalah penggunaan kembali prinsip dasar bahwa setiap persamaan kuadrat dengan akar-akar p dan q selalu dapat ditulis dalam bentuk umum yang telah disederhanakan sebagai:

x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0

Atau, jika kita ingin menyertakan koefisien A yang tidak selalu 1 (walaupun umumnya disederhanakan menjadi A=1), bentuknya adalah Ax² + Bx + C = 0, di mana p + q = -B/A dan p ⋅ q = C/A.

Dengan demikian, tantangan utama dalam membentuk persamaan kuadrat baru adalah bagaimana kita dapat menemukan nilai dari jumlah akar baru (p + q) dan hasil kali akar baru (p ⋅ q), biasanya dengan mengekspresikannya dalam kaitannya dengan jumlah (x₁ + x₂) dan hasil kali (x₁ ⋅ x₂) dari akar-akar persamaan kuadrat yang lama.

Untuk mencapai tujuan ini, kita akan mempelajari dua metode utama yang paling efektif dan umum digunakan:

  1. Metode Sifat-sifat Akar (Rumus Vieta): Pendekatan ini secara langsung memanfaatkan rumus Vieta dari persamaan awal untuk menghitung jumlah dan hasil kali akar baru, seringkali melibatkan manipulasi ekspresi simetris dari akar-akar lama.
  2. Metode Substitusi (Transformasi Variabel): Pendekatan ini melibatkan identifikasi hubungan antara variabel lama (x) dan variabel baru (misalnya, y atau x_baru), lalu mensubstitusikan ekspresi x dalam bentuk y ke dalam persamaan asli untuk mendapatkan persamaan baru.

Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, serta tingkat efisiensi yang bervariasi tergantung pada jenis transformasi akar yang diminta. Pemahaman yang mendalam tentang kapan dan bagaimana menggunakan kedua metode ini secara efektif akan sangat meningkatkan kemampuan Anda dalam menyelesaikan berbagai masalah persamaan kuadrat baru.

Metode Pembentukan Persamaan Kuadrat Baru: Menggunakan Sifat-sifat Akar (Rumus Vieta)

Metode ini adalah salah satu pendekatan paling elegan dan sering digunakan untuk membentuk persamaan kuadrat baru. Kekuatannya terletak pada kemampuan untuk bekerja dengan hubungan antara akar-akar tanpa perlu mengetahui nilai numerik eksak dari akar-akar tersebut. Kuncinya adalah penggunaan rumus Vieta, yang telah kita bahas di bagian dasar, yang menghubungkan jumlah dan hasil kali akar-akar suatu persamaan kuadrat dengan koefisien-koefisiennya.

Jika kita memiliki persamaan kuadrat awal ax² + bx + c = 0 dengan akar-akar x₁ dan x₂, kita sudah mengetahui hubungan fundamental berikut:

  • Jumlah akar lama: x₁ + x₂ = -b/a
  • Hasil kali akar lama: x₁ ⋅ x₂ = c/a

Jika kita ingin membentuk sebuah persamaan kuadrat baru yang memiliki akar-akar p dan q, maka persamaan kuadrat baru tersebut akan memiliki bentuk standar:

x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0

Tugas utama kita adalah mengekspresikan jumlah akar baru (p + q) dan hasil kali akar baru (p ⋅ q) dalam bentuk (x₁ + x₂) dan (x₁ ⋅ x₂). Ini seringkali melibatkan manipulasi aljabar dan penggunaan identitas aljabar.

Langkah-langkah Umum Penggunaan Metode Vieta:

  1. Identifikasi Persamaan Awal dan Sifat Akarnya: Dari persamaan kuadrat awal ax² + bx + c = 0, tentukan nilai koefisien a, b, c. Kemudian, hitung jumlah akar lama (x₁ + x₂ = -b/a) dan hasil kali akar lama (x₁ ⋅ x₂ = c/a). Simpan nilai-nilai ini karena akan sering digunakan.
  2. Identifikasi Akar-akar Baru: Tentukan dengan jelas hubungan antara akar-akar baru p dan q dengan akar-akar lama x₁ dan x₂. Misalnya, p = x₁ + k dan q = x₂ + k, atau p = kx₁ dan q = kx₂, dll.
  3. Hitung Jumlah Akar Baru (p + q): Ekspresikan p + q murni dalam bentuk x₁ dan x₂. Kemudian, gunakan identitas aljabar untuk menyederhanakan ekspresi tersebut hingga hanya melibatkan (x₁ + x₂) dan (x₁ ⋅ x₂). Substitusikan nilai-nilai yang telah dihitung di langkah 1.
  4. Hitung Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q): Lakukan hal yang sama untuk hasil kali akar baru. Ekspresikan p ⋅ q dalam bentuk x₁ dan x₂, sederhanakan agar hanya melibatkan (x₁ + x₂) dan (x₁ ⋅ x₂), lalu substitusikan nilainya.
  5. Bentuk Persamaan Kuadrat Baru: Setelah mendapatkan nilai numerik untuk (p + q) dan (p ⋅ q), gantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0. Jika ada pecahan, biasanya dikalikan dengan penyebut terkecil untuk mendapatkan koefisien bilangan bulat.

Contoh Kasus dan Pembahasan Mendalam (Menggunakan Metode Vieta):

Kasus 1: Akar-akar Baru adalah k Kali Akar-akar Lama (p = kx₁, q = kx₂)

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan x² - 5x + 6 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah 2x₁ dan 2x₂.

Pembahasan:

  1. Persamaan Awal: x² - 5x + 6 = 0. a=1, b=-5, c=6. x₁ + x₂ = -(-5)/1 = 5 x₁ ⋅ x₂ = 6/1 = 6
  2. Akar-akar Baru: p = 2x₁ dan q = 2x₂.
  3. Jumlah Akar Baru (p + q): p + q = 2x₁ + 2x₂ = 2(x₁ + x₂) = 2(5) = 10
  4. Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q): p ⋅ q = (2x₁)(2x₂) = 4(x₁ ⋅ x₂) = 4(6) = 24
  5. Persamaan Kuadrat Baru: x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0 x² - 10x + 24 = 0

Verifikasi: Akar-akar asli adalah 2 dan 3. Akar-akar baru seharusnya 4 dan 6. Persamaan x² - 10x + 24 = 0 dapat difaktorkan menjadi (x-4)(x-6)=0, yang memang memiliki akar x=4 dan x=6. Hasilnya konsisten.

Kasus 2: Akar-akar Baru adalah k Lebihnya dari Akar-akar Lama (p = x₁ + k, q = x₂ + k)

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan x² - 5x + 6 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah x₁ + 3 dan x₂ + 3.

Pembahasan:

  1. Persamaan Awal: x² - 5x + 6 = 0. a=1, b=-5, c=6. x₁ + x₂ = 5 x₁ ⋅ x₂ = 6
  2. Akar-akar Baru: p = x₁ + 3 dan q = x₂ + 3.
  3. Jumlah Akar Baru (p + q): p + q = (x₁ + 3) + (x₂ + 3) = x₁ + x₂ + 6 = 5 + 6 = 11
  4. Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q): p ⋅ q = (x₁ + 3)(x₂ + 3) = x₁x₂ + 3x₁ + 3x₂ + 9 = x₁x₂ + 3(x₁ + x₂) + 9 = 6 + 3(5) + 9 = 6 + 15 + 9 = 30
  5. Persamaan Kuadrat Baru: x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0 x² - 11x + 30 = 0

Verifikasi: Akar-akar asli 2 dan 3. Akar-akar baru seharusnya 2+3=5 dan 3+3=6. Persamaan x² - 11x + 30 = 0 dapat difaktorkan menjadi (x-5)(x-6)=0, yang memiliki akar x=5 dan x=6. Konsisten.

Kasus 3: Akar-akar Baru adalah Kebalikan dari Akar-akar Lama (p = 1/x₁, q = 1/x₂)

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan 2x² + 3x - 5 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah 1/x₁ dan 1/x₂.

Pembahasan:

  1. Persamaan Awal: 2x² + 3x - 5 = 0. a=2, b=3, c=-5. x₁ + x₂ = -3/2 x₁ ⋅ x₂ = -5/2
  2. Akar-akar Baru: p = 1/x₁ dan q = 1/x₂.
  3. Jumlah Akar Baru (p + q): p + q = 1/x₁ + 1/x₂ = (x₁ + x₂) / (x₁ ⋅ x₂) = (-3/2) / (-5/2) = 3/5
  4. Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q): p ⋅ q = (1/x₁)(1/x₂) = 1 / (x₁ ⋅ x₂) = 1 / (-5/2) = -2/5
  5. Persamaan Kuadrat Baru: x² - (3/5)x + (-2/5) = 0 Kalikan seluruh persamaan dengan 5 untuk menghilangkan pecahan: 5x² - 3x - 2 = 0

Verifikasi: Akar-akar asli adalah 1 dan -5/2 (dari (2x+5)(x-1)=0). Akar-akar baru seharusnya 1/1=1 dan 1/(-5/2)=-2/5. Persamaan 5x² - 3x - 2 = 0 dapat difaktorkan menjadi (5x+2)(x-1)=0, yang memiliki akar x=1 dan x=-2/5. Konsisten.

Catatan penting: Metode ini (dan semua transformasi kebalikan) hanya berlaku jika tidak ada akar persamaan awal yang bernilai nol, karena pembagian dengan nol tidak terdefinisi.

Kasus 4: Akar-akar Baru adalah Kuadrat dari Akar-akar Lama (p = x₁², q = x₂²)

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan x² - 4x + 1 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah x₁² dan x₂².

Pembahasan:

  1. Persamaan Awal: x² - 4x + 1 = 0. a=1, b=-4, c=1. x₁ + x₂ = -(-4)/1 = 4 x₁ ⋅ x₂ = 1/1 = 1
  2. Akar-akar Baru: p = x₁² dan q = x₂².
  3. Jumlah Akar Baru (p + q): p + q = x₁² + x₂² Kita menggunakan identitas aljabar: x₁² + x₂² = (x₁ + x₂)² - 2(x₁ ⋅ x₂) = (4)² - 2(1) = 16 - 2 = 14
  4. Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q): p ⋅ q = (x₁²)(x₂²) = (x₁ ⋅ x₂)² = (1)² = 1
  5. Persamaan Kuadrat Baru: x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0 x² - 14x + 1 = 0

Dalam kasus ini, akar-akar asli adalah irasional (x₁,₂ = 2 ± √3). Menghitung (2+√3)² dan (2-√3)² secara langsung dan kemudian menjumlahkannya akan jauh lebih rumit dibandingkan menggunakan identitas aljabar dengan rumus Vieta. Ini menunjukkan efisiensi metode Vieta.

Kasus 5: Akar-akar Baru adalah x₁/x₂ dan x₂/x₁

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan 3x² - 4x - 4 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah x₁/x₂ dan x₂/x₁.

Pembahasan:

  1. Persamaan Awal: 3x² - 4x - 4 = 0. a=3, b=-4, c=-4. x₁ + x₂ = -(-4)/3 = 4/3 x₁ ⋅ x₂ = -4/3
  2. Akar-akar Baru: p = x₁/x₂ dan q = x₂/x₁.
  3. Jumlah Akar Baru (p + q): p + q = x₁/x₂ + x₂/x₁ = (x₁² + x₂²) / (x₁ ⋅ x₂) Pertama, hitung x₁² + x₂²: x₁² + x₂² = (x₁ + x₂)² - 2(x₁ ⋅ x₂) = (4/3)² - 2(-4/3) = 16/9 + 8/3 = 16/9 + 24/9 = 40/9 Sekarang, substitusikan ke ekspresi p + q: p + q = (40/9) / (-4/3) = (40/9) ⋅ (-3/4) = -10/3
  4. Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q): p ⋅ q = (x₁/x₂)(x₂/x₁) = 1
  5. Persamaan Kuadrat Baru: x² - (-10/3)x + 1 = 0 x² + (10/3)x + 1 = 0 Kalikan seluruh persamaan dengan 3 untuk menghilangkan pecahan: 3x² + 10x + 3 = 0

Verifikasi: Akar-akar asli adalah 2 dan -2/3 (dari (3x+2)(x-2)=0). Akar-akar baru seharusnya p = 2 / (-2/3) = -3 dan q = (-2/3) / 2 = -1/3. Persamaan 3x² + 10x + 3 = 0 dapat difaktorkan menjadi (3x+1)(x+3)=0, yang memiliki akar x=-1/3 dan x=-3. Konsisten.

Tips Penting untuk Menggunakan Metode Vieta:

  • Kuasai Aljabar Dasar dan Identitas: Pemahaman yang kuat tentang operasi pecahan aljabar, faktorisasi, dan berbagai identitas aljabar adalah mutlak diperlukan. Beberapa identitas yang sering berguna:
    • x₁² + x₂² = (x₁ + x₂)² - 2x₁x₂
    • x₁³ + x₂³ = (x₁ + x₂)(x₁² - x₁x₂ + x₂²) = (x₁ + x₂)((x₁ + x₂)² - 3x₁x₂)
    • (x₁ - x₂)² = (x₁ + x₂)² - 4x₁x₂ (Ini sangat berguna jika Anda perlu menemukan selisih akar atau ekspresi yang melibatkan selisih akar, yang kemudian dapat dihitung nilai absolutnya)
    • 1/x₁ + 1/x₂ = (x₁ + x₂) / (x₁x₂)
  • Fokus pada Ekspresi Simetris: Perhatikan bahwa ekspresi yang ingin kita ubah (jumlah dan hasil kali akar baru) harus berupa ekspresi simetris dari akar-akar lama. Ekspresi simetris adalah ekspresi yang nilainya tidak berubah jika x₁ dan x₂ ditukar posisinya. Contoh ekspresi simetris: x₁² + x₂², 1/x₁ + 1/x₂. Contoh ekspresi non-simetris: x₁ - x₂ (karena x₂ - x₁ = -(x₁ - x₂)). Rumus Vieta secara alami bekerja dengan ekspresi simetris. Jika transformasi akar melibatkan ekspresi non-simetris, Anda mungkin perlu mempertimbangkan kedua kemungkinan nilai akar (jika mereka tidak diberikan secara spesifik) atau menggunakan identitas kuadrat untuk selisih akar (seperti (x₁ - x₂)²) yang menghasilkan nilai tunggal.
  • Langkah demi Langkah: Jangan terburu-buru. Pecah ekspresi kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan kelola setiap bagian secara terpisah, lalu gabungkan kembali. Ini mengurangi peluang kesalahan.

Metode Vieta adalah fondasi bagi banyak permasalahan aljabar yang lebih tinggi. Penguasaan yang baik atas metode ini akan sangat memperkuat kemampuan Anda dalam memanipulasi ekspresi aljabar dan memahami hubungan fundamental dalam polinomial.

Metode Pembentukan Persamaan Kuadrat Baru: Menggunakan Substitusi (Transformasi)

Selain metode Vieta yang sangat mengandalkan sifat-sifat akar, ada metode lain yang tidak kalah ampuhnya dan seringkali lebih intuitif untuk jenis transformasi tertentu, yaitu metode substitusi atau sering disebut metode transformasi. Metode ini bekerja dengan prinsip mengubah variabel dari persamaan awal berdasarkan hubungan yang diberikan antara akar-akar lama dan akar-akar baru.

Misalkan kita memiliki persamaan kuadrat awal ax² + bx + c = 0 dengan akar-akar x₁ dan x₂. Kita ingin membentuk persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya p dan q. Metode substitusi memungkinkan kita untuk secara langsung "mengubah" x menjadi variabel baru yang mencerminkan p dan q.

Langkah-langkah Umum Penggunaan Metode Substitusi:

  1. Identifikasi Persamaan Awal: Tuliskan persamaan kuadrat awal ax² + bx + c = 0.
  2. Identifikasi Hubungan Akar Baru: Nyatakan hubungan antara akar baru (misalnya, kita gunakan variabel y untuk akar baru) dengan akar lama (x). Misalnya, jika akar baru adalah x + k, maka hubungan yang relevan adalah y = x + k.
  3. Ekspresikan Akar Lama dalam Akar Baru: Balikkan hubungan tersebut untuk menyatakan x (variabel lama) dalam bentuk y (variabel baru). Dari contoh di atas, y = x + k akan menjadi x = y - k. Ini adalah langkah kunci dalam substitusi.
  4. Substitusikan ke Persamaan Awal: Gantikan setiap kemunculan variabel x dalam persamaan awal dengan ekspresi x dalam bentuk y yang telah ditemukan di langkah sebelumnya.
  5. Sederhanakan dan Bentuk Persamaan: Kembangkan dan sederhanakan persamaan yang dihasilkan hingga kembali ke bentuk umum persamaan kuadrat (Ay² + By + C = 0). Setelah penyederhanaan selesai, Anda dapat mengganti kembali variabel y menjadi x untuk mendapatkan persamaan kuadrat baru dalam bentuk standar.

Metode ini sangat lugas untuk beberapa jenis transformasi akar dan dapat menghindari manipulasi aljabar yang rumit dengan ekspresi simetris yang sering muncul dalam metode Vieta.

Contoh Kasus dan Pembahasan Mendalam (Menggunakan Metode Substitusi):

Kasus 1: Akar-akar Baru adalah k Kali Akar-akar Lama (y = kx)

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan x² - 5x + 6 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah 2x₁ dan 2x₂.

Pembahasan:

  1. Persamaan Awal: x² - 5x + 6 = 0.
  2. Hubungan Akar Baru: Misalkan akar baru adalah y. Hubungannya adalah y = 2x.
  3. Ekspresikan x dalam y: Dari y = 2x, kita dapatkan x = y/2.
  4. Substitusikan: Gantikan x = y/2 ke persamaan awal: (y/2)² - 5(y/2) + 6 = 0
  5. Sederhanakan: y²/4 - 5y/2 + 6 = 0 Untuk menghilangkan pecahan, kalikan seluruh persamaan dengan 4: 4(y²/4) - 4(5y/2) + 4(6) = 0 y² - 10y + 24 = 0

Persamaan kuadrat baru adalah y² - 10y + 24 = 0 (atau x² - 10x + 24 = 0 jika kita mengganti variabel kembali ke x). Hasil ini sama persis dengan yang diperoleh menggunakan metode Vieta.

Kasus 2: Akar-akar Baru adalah k Lebihnya dari Akar-akar Lama (y = x + k)

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan x² - 5x + 6 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah x₁ + 3 dan x₂ + 3.

Pembahasan:

  1. Persamaan Awal: x² - 5x + 6 = 0.
  2. Hubungan Akar Baru: Misalkan akar baru adalah y. Hubungannya adalah y = x + 3.
  3. Ekspresikan x dalam y: Dari y = x + 3, kita dapatkan x = y - 3.
  4. Substitusikan: Gantikan x = y - 3 ke persamaan awal: (y - 3)² - 5(y - 3) + 6 = 0
  5. Sederhanakan: Kembangkan ekspresi: (y² - 6y + 9) - (5y - 15) + 6 = 0 Gabungkan suku-suku sejenis: y² - 6y + 9 - 5y + 15 + 6 = 0 y² + (-6 - 5)y + (9 + 15 + 6) = 0 y² - 11y + 30 = 0

Persamaan kuadrat baru adalah y² - 11y + 30 = 0 (atau x² - 11x + 30 = 0). Hasil ini juga sama dengan yang diperoleh menggunakan metode Vieta.

Kasus 3: Akar-akar Baru adalah Kebalikan dari Akar-akar Lama (y = 1/x)

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan 2x² + 3x - 5 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah 1/x₁ dan 1/x₂.

Pembahasan:

  1. Persamaan Awal: 2x² + 3x - 5 = 0.
  2. Hubungan Akar Baru: Misalkan akar baru adalah y. Hubungannya adalah y = 1/x.
  3. Ekspresikan x dalam y: Dari y = 1/x, kita dapatkan x = 1/y.
  4. Substitusikan: Gantikan x = 1/y ke persamaan awal: 2(1/y)² + 3(1/y) - 5 = 0
  5. Sederhanakan: 2/y² + 3/y - 5 = 0 Untuk menghilangkan pecahan, kalikan seluruh persamaan dengan (dengan asumsi y ≠ 0): y²(2/y²) + y²(3/y) - y²(5) = y²(0) 2 + 3y - 5y² = 0 Atur ulang ke bentuk standar Ay² + By + C = 0: -5y² + 3y + 2 = 0 Untuk membuat koefisien positif, kalikan dengan -1: 5y² - 3y - 2 = 0

Persamaan kuadrat baru adalah 5y² - 3y - 2 = 0 (atau 5x² - 3x - 2 = 0). Hasil ini konsisten dengan metode Vieta.

Kasus 4: Akar-akar Baru adalah Kuadrat dari Akar-akar Lama (y = x²)

Soal: Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan x² - 4x + 1 = 0, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah x₁² dan x₂².

Pembahasan:

Untuk kasus seperti y = x², substitusi langsung x = ±√y akan menghasilkan persamaan yang sulit ditangani karena melibatkan akar kuadrat. Dalam situasi ini, pendekatan yang lebih cerdas dengan metode substitusi adalah mengisolasi suku-suku tertentu dalam persamaan asli agar mudah dikuadratkan.

  1. Persamaan Awal: x² - 4x + 1 = 0.
  2. Hubungan Akar Baru: Misalkan akar baru adalah y. Hubungannya adalah y = x².
  3. Reformulasi Persamaan Awal: Dari x² - 4x + 1 = 0, kita bisa mengisolasi suku yang mengandung x: x² + 1 = 4x
  4. Kuadratkan Kedua Sisi: Kuadratkan kedua sisi persamaan yang telah direformulasi untuk menciptakan suku x⁴ (yang akan menjadi ) dan (yang akan menjadi y): (x² + 1)² = (4x)² x⁴ + 2x² + 1 = 16x²
  5. Substitusikan y = x²: (x²)² + 2(x²) + 1 = 16(x²) y² + 2y + 1 = 16y
  6. Sederhanakan: Pindahkan semua suku ke satu sisi: y² + 2y - 16y + 1 = 0 y² - 14y + 1 = 0

Persamaan kuadrat baru adalah y² - 14y + 1 = 0 (atau x² - 14x + 1 = 0). Hasil ini juga sama dengan metode Vieta.

Perhatikan bahwa untuk kasus ini, metode substitusi memerlukan sedikit trik aljabar (mengisolasi suku dan mengkuadratkan) untuk menghindari adanya akar kuadrat dari y dalam persamaan yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa tidak selalu metode substitusi lebih "mudah" daripada metode Vieta, tergantung pada jenis transformasinya.

Perbandingan Metode Vieta dan Substitusi: Kapan Menggunakan yang Mana?

Menguasai kedua metode akan membuat Anda menjadi pemecah masalah yang lebih fleksibel dan efisien. Berikut adalah perbandingan untuk membantu Anda memutuskan kapan harus menggunakan metode yang mana:

  • Kompleksitas Aljabar:
    • Metode Vieta: Memerlukan pemahaman yang kuat tentang identitas aljabar dan manipulasi ekspresi simetris akar. Bisa rumit jika ekspresi akar baru sangat kompleks dan melibatkan identitas yang tidak umum.
    • Metode Substitusi: Lebih lugas untuk transformasi linear sederhana (penjumlahan, perkalian, kebalikan). Namun, untuk kasus seperti `x²` atau pangkat lebih tinggi, ia mungkin memerlukan trik aljabar tambahan (seperti mengisolasi suku dan mengkuadratkan) untuk menghilangkan akar kuadrat yang mungkin muncul.
  • Intuitifitas:
    • Metode Vieta: Mungkin terasa lebih abstrak pada awalnya karena berurusan dengan jumlah dan hasil kali akar, bukan akar itu sendiri secara langsung. Namun, dengan latihan, menjadi sangat intuitif untuk mengekspresikan hubungan antar akar.
    • Metode Substitusi: Seringkali lebih intuitif karena secara langsung mengganti variabel lama dengan variabel baru yang didefinisikan oleh hubungan transformasi.
  • Potensi Kesalahan:
    • Metode Vieta: Kesalahan bisa terjadi dalam manipulasi identitas aljabar yang rumit atau ketika menyederhanakan pecahan.
    • Metode Substitusi: Kesalahan sering terjadi dalam pengembangan ekspresi binomial (misalnya, (y-k)²) atau penanganan pecahan/akar yang muncul setelah substitusi.
  • Kapan Menggunakan yang Mana:
    • Untuk transformasi linear sederhana seperti x+k, kx, atau 1/x, kedua metode sama efektifnya. Metode substitusi mungkin terasa lebih cepat dan langsung karena hanya memerlukan satu langkah substitusi dan penyederhanaan aljabar.
    • Untuk transformasi yang melibatkan kuadrat akar (misalnya , ) atau ekspresi simetris yang lebih kompleks (misalnya x₁/x₂ + x₂/x₁), metode Vieta seringkali lebih sederhana dan efisien karena langsung bekerja dengan identitas aljabar yang dikenal untuk x₁²+x₂², x₁³+x₂³, dll. Metode substitusi bisa rumit karena perlu melakukan langkah-langkah tambahan untuk menghilangkan akar (seperti dalam kasus x = ±√y).
    • Untuk transformasi yang melibatkan akar-akar dalam ekspresi yang sangat kompleks tetapi tetap simetris, metode Vieta biasanya lebih unggul karena memungkinkan kita untuk menyatakannya dalam bentuk (x₁+x₂) dan (x₁x₂) yang sudah diketahui dari awal.

Pada akhirnya, praktik dan pengalaman adalah kunci untuk mengembangkan intuisi tentang kapan harus menggunakan metode yang paling efisien untuk masalah tertentu. Keterampilan ini akan meningkatkan kecepatan dan akurasi Anda dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat baru.

Penerapan Persamaan Kuadrat Baru: Memecahkan Masalah yang Lebih Luas

Pemahaman tentang pembentukan persamaan kuadrat baru bukan sekadar latihan akademis atau trik aljabar semata; ia adalah alat yang sangat ampuh dan serbaguna dalam memecahkan berbagai jenis masalah matematika serta aplikasi di dunia nyata. Kemampuan untuk mengubah perspektif pada akar-akar persamaan dan membentuk persamaan baru dengan sifat-sifat yang diinginkan membuka pintu ke solusi yang lebih efisien, elegan, dan mendalam.

Dalam banyak kasus, kita mungkin tidak tertarik pada nilai-nilai akar individu secara eksak, tetapi lebih pada hubungan antara akar-akar tersebut atau bagaimana akar-akar tersebut berubah di bawah suatu transformasi. Inilah inti dari mengapa konsep persamaan kuadrat baru sangat berharga. Mari kita jelajahi beberapa area penerapannya:

1. Pemecahan Masalah Aljabar Lanjutan dan Teori Polinomial

Dalam kompetisi matematika atau ujian tingkat lanjut, banyak soal yang dirancang untuk menguji pemahaman kandidat tentang hubungan antara akar dan koefisien polinomial. Persamaan kuadrat baru seringkali menjadi jembatan yang menyederhanakan masalah-masalah tersebut.

Contoh A: Menentukan Nilai Ekspresi Simetris Akar

Misalkan kita memiliki persamaan x² - 3x + 1 = 0 dengan akar-akar α dan β. Tentukan nilai dari α³ + β³.

Pendekatan dengan identitas aljabar:

  • Dari Vieta untuk x² - 3x + 1 = 0: α + β = -(-3)/1 = 3 αβ = 1/1 = 1
  • Kita tahu identitas: α³ + β³ = (α + β)(α² - αβ + β²).
  • Kita perlu mencari α² + β² terlebih dahulu: α² + β² = (α + β)² - 2αβ = (3)² - 2(1) = 9 - 2 = 7.
  • Sekarang substitusikan kembali: α³ + β³ = (3)(7 - 1) = 3 * 6 = 18.

Ini adalah cara yang valid. Namun, bagaimana jika kita diminta untuk mencari persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah α³ dan β³? Menggunakan identitas ini berulang kali untuk pangkat yang lebih tinggi bisa menjadi sangat rumit. Di sinilah konsep persamaan kuadrat baru dapat memberikan alternatif.

Contoh B: Membentuk Persamaan dari Akar Pangkat Tinggi

Dengan persamaan yang sama x² - 3x + 1 = 0, bentuklah persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya α² dan β².

Menggunakan Metode Vieta:

  • α + β = 3 dan αβ = 1.
  • Jumlah akar baru (p+q = α² + β²): α² + β² = (α + β)² - 2αβ = 3² - 2(1) = 9 - 2 = 7.
  • Hasil kali akar baru (pq = α²β²): α²β² = (αβ)² = 1² = 1.
  • Persamaan baru: x² - 7x + 1 = 0.

Menggunakan Metode Substitusi:

  • Dari x² - 3x + 1 = 0, kita bisa menulis x² + 1 = 3x.
  • Kita ingin akar baru y = x².
  • Kuadratkan kedua sisi: (x² + 1)² = (3x)² x⁴ + 2x² + 1 = 9x²
  • Substitusikan x² = y: y² + 2y + 1 = 9y y² - 7y + 1 = 0.

Kedua metode memberikan hasil yang sama, menunjukkan fleksibilitas dalam pendekatan. Metode substitusi, dalam kasus ini, sangat efisien.

2. Desain dan Analisis Sistem dalam Fisika dan Rekayasa

Dalam fisika dan rekayasa, banyak fenomena dan sistem dapat dimodelkan menggunakan persamaan kuadrat atau polinomial yang lebih tinggi. Misalnya, dalam analisis rangkaian listrik (RCL), gerak harmonik teredam, atau lintasan proyektil, parameter kunci seringkali muncul sebagai akar-akar persamaan karakteristik.

Jika kita memiliki sistem yang karakteristiknya (misalnya, frekuensi resonansi, waktu paruh, titik stabilitas) ditentukan oleh akar-akar persamaan kuadrat, dan kita ingin memodifikasi sistem tersebut untuk mendapatkan karakteristik baru (misalnya, frekuensi resonansi yang dua kali lipat, atau waktu paruh yang terbalik), maka konsep persamaan kuadrat baru dapat membantu kita mendesain atau menganalisis perubahan tersebut tanpa harus menyelesaikan sistem fisika dari awal.

Contoh Konseptual: Penyesuaian Resonansi dalam Rangkaian

Misalkan sebuah rangkaian listrik RLC (Resistor, Induktor, Kapasitor) memiliki persamaan karakteristik yang akar-akarnya x₁ dan x₂ (merepresentasikan frekuensi atau redaman kritis). Misalnya, persamaan awal adalah x² - 6x + 8 = 0. Jika seorang insinyur ingin memodifikasi rangkaian agar frekuensi baru (y) adalah kebalikan dari frekuensi lama (y = 1/x), kita bisa membentuk persamaan kuadrat baru menggunakan metode substitusi x = 1/y:

(1/y)² - 6(1/y) + 8 = 0
1/y² - 6/y + 8 = 0

Kalikan seluruh persamaan dengan :

1 - 6y + 8y² = 0

Atur ulang ke bentuk standar:

8y² - 6y + 1 = 0

Persamaan kuadrat baru ini merepresentasikan karakteristik rangkaian yang telah dimodifikasi untuk memiliki frekuensi yang merupakan kebalikan dari yang asli. Hal ini memungkinkan insinyur untuk menganalisis sifat-sifat baru rangkaian dengan lebih mudah.

3. Optimasi dan Ekonomi

Dalam bidang ekonomi dan bisnis, fungsi kuadrat sering digunakan untuk memodelkan berbagai aspek seperti biaya produksi, pendapatan total, atau keuntungan. Menemukan akar-akar persamaan kuadrat dalam konteks ini seringkali berarti menemukan titik impas (breakeven points) di mana pendapatan sama dengan biaya, atau titik optimal (maksimum/minimum) dari suatu fungsi. Jika kondisi pasar berubah, regulasi baru diterapkan, atau teknologi produksi berkembang, akar-akar "lama" mungkin perlu ditransformasi untuk mencerminkan kondisi "baru" ini.

Contoh: Optimasi Keuntungan dengan Skala Baru

Sebuah perusahaan memiliki fungsi keuntungan P(x) = -x² + 10x - 21, di mana x adalah jumlah unit yang diproduksi (dalam ribuan). Titik impas terjadi ketika P(x) = 0, yaitu -x² + 10x - 21 = 0, atau setara dengan x² - 10x + 21 = 0. Akar-akarnya adalah x₁=3 dan x₂=7.

Misalkan perusahaan ingin berinovasi dan memperkenalkan lini produk baru. Setiap unit produksi yang baru memerlukan dua kali lipat jumlah sumber daya untuk diproduksi, tetapi diharapkan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar. Jika kita ingin membentuk persamaan baru di mana akar-akarnya adalah dua kali lipat dari akar-akar lama (mencerminkan skala produksi baru), kita dapat gunakan metode Vieta atau substitusi.

Menggunakan Metode Vieta:

  • Dari x² - 10x + 21 = 0: x₁ + x₂ = 10 x₁ ⋅ x₂ = 21
  • Akar-akar baru adalah p = 2x₁ dan q = 2x₂.
  • Jumlah akar baru: p + q = 2(x₁ + x₂) = 2(10) = 20.
  • Hasil kali akar baru: p ⋅ q = (2x₁)(2x₂) = 4(x₁ ⋅ x₂) = 4(21) = 84.
  • Persamaan baru: x² - 20x + 84 = 0.

Akar-akar dari persamaan baru ini adalah x=6 dan x=14 (dari (x-6)(x-14)=0), yang merupakan dua kali lipat dari akar-akar asli (3 dan 7). Ini dapat mengindikasikan titik impas baru dalam skala produksi yang berbeda, memberikan wawasan untuk strategi bisnis di masa depan.

4. Penerapan dalam Geometri Analitik

Persamaan kuadrat sering muncul dalam konteks geometri analitik, seperti dalam persamaan garis singgung pada kurva, menemukan titik potong garis dan lingkaran, atau menentukan sifat-sifat kurva kerucut (parabola, elips, hiperbola). Transformasi koordinat (seperti rotasi atau translasi) dapat menghasilkan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya mewakili posisi baru titik-titik penting atau karakteristik geometris yang diubah.

Contoh: Translasi Kurva

Bayangkan sebuah persamaan kuadrat yang akar-akarnya mewakili koordinat x dari dua titik penting pada sebuah kurva atau suatu objek geometris. Jika kurva atau objek tersebut ditranslasikan (digeser) ke kanan sejauh k unit, maka akar-akar x yang baru akan menjadi x₁ + k dan x₂ + k. Membentuk persamaan kuadrat baru dengan akar-akar ini memungkinkan kita untuk menganalisis kurva yang telah ditranslasikan tanpa harus secara eksplisit menggeser setiap titik atau melakukan transformasi geometris yang rumit.

Misalnya, jika akar-akar x² - 4x + 3 = 0 adalah x=1 dan x=3. Jika kurva digeser 2 unit ke kanan, akar-akar baru adalah x=1+2=3 dan x=3+2=5. Dengan menggunakan metode substitusi y = x+2 (jadi x = y-2):

(y-2)² - 4(y-2) + 3 = 0
y² - 4y + 4 - 4y + 8 + 3 = 0
y² - 8y + 15 = 0

Persamaan baru ini (y-3)(y-5)=0 memang memiliki akar 3 dan 5. Ini menunjukkan bagaimana persamaan kuadrat baru dapat memodelkan transformasi geometris secara aljabar.

5. Pengembangan Algoritma dan Pemrograman

Dalam ilmu komputer, terutama di bidang grafik komputer, pemrosesan sinyal digital, atau analisis numerik, terkadang perlu untuk melakukan transformasi pada data yang direpresentasikan oleh akar-akar persamaan polinomial. Akar-akar suatu persamaan bisa mewakili parameter-parameter penting dalam suatu model komputasi. Membuat persamaan baru dengan akar yang ditransformasi bisa menjadi bagian fundamental dari algoritma yang memodifikasi parameter ini untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Secara umum, konsep persamaan kuadrat baru menekankan pentingnya fleksibilitas aljabar dan pemikiran transformasional. Daripada selalu mencari nilai numerik akar-akar, kita belajar untuk memanipulasi hubungan antar akar secara simbolik. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga dalam seluruh spektrum matematika dan ilmu terapan, memungkinkan kita untuk mengatasi masalah-masalah yang melibatkan perubahan karakteristik atau sifat.

Latihan Soal dan Pembahasan Mendalam: Mengasah Pemahaman

Untuk benar-benar menguasai konsep persamaan kuadrat baru, latihan adalah kunci utamanya. Bagian ini akan menyajikan beberapa soal dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, dilengkapi dengan pembahasan mendalam menggunakan kedua metode yang telah kita pelajari. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memperkuat pemahaman Anda tentang kapan dan bagaimana menerapkan metode Vieta dan metode substitusi secara efektif.

Soal 1: Transformasi Akar yang Lebih Kompleks

Misalkan x₁ dan x₂ adalah akar-akar persamaan x² - 6x + 2 = 0. Tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah (x₁ + 1)/x₂ dan (x₂ + 1)/x₁.

Pembahasan:

Melihat kompleksitas hubungan antar akar baru, metode Vieta (sifat-sifat akar) kemungkinan akan lebih efisien di sini, karena metode substitusi akan memerlukan manipulasi yang sangat rumit untuk membalikkan hubungan y = (x+1)/x_lain.

Langkah 1: Identifikasi sifat-sifat akar persamaan awal. Dari x² - 6x + 2 = 0, kita punya koefisien a=1, b=-6, c=2.

  • Jumlah akar lama: x₁ + x₂ = -b/a = -(-6)/1 = 6
  • Hasil kali akar lama: x₁ ⋅ x₂ = c/a = 2/1 = 2

Langkah 2: Identifikasi akar-akar baru. Misalkan akar-akar baru adalah p dan q:

  • p = (x₁ + 1)/x₂
  • q = (x₂ + 1)/x₁

Langkah 3: Hitung Jumlah Akar Baru (p + q).

p + q = (x₁ + 1)/x₂ + (x₂ + 1)/x₁

Untuk menjumlahkan pecahan, kita samakan penyebutnya:

p + q = [x₁(x₁ + 1) + x₂(x₂ + 1)] / (x₁ ⋅ x₂)
      = (x₁² + x₁ + x₂² + x₂) / (x₁ ⋅ x₂)
      = [(x₁² + x₂²) + (x₁ + x₂)] / (x₁ ⋅ x₂)

Sekarang, kita perlu menghitung nilai dari x₁² + x₂² menggunakan identitas aljabar dan sifat-sifat akar lama:

x₁² + x₂² = (x₁ + x₂)² - 2(x₁ ⋅ x₂)
          = (6)² - 2(2)
          = 36 - 4 = 32

Substitusikan nilai-nilai yang telah kita hitung kembali ke ekspresi p + q:

p + q = (32 + 6) / 2
      = 38 / 2 = 19

Langkah 4: Hitung Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q).

p ⋅ q = [(x₁ + 1)/x₂] ⋅ [(x₂ + 1)/x₁]

Kalikan pembilang dengan pembilang, dan penyebut dengan penyebut:

p ⋅ q = (x₁ + 1)(x₂ + 1) / (x₁ ⋅ x₂)
      = (x₁x₂ + x₁ + x₂ + 1) / (x₁ ⋅ x₂)

Substitusikan nilai x₁ + x₂ dan x₁ ⋅ x₂:

p ⋅ q = (2 + 6 + 1) / 2
      = 9 / 2

Langkah 5: Bentuk persamaan kuadrat baru. Dengan p + q = 19 dan p ⋅ q = 9/2, persamaan kuadrat baru adalah:

x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0
x² - 19x + 9/2 = 0

Untuk mendapatkan koefisien bilangan bulat, kalikan seluruh persamaan dengan 2:

2x² - 38x + 9 = 0

Jadi, persamaan kuadrat baru yang dicari adalah 2x² - 38x + 9 = 0.

Soal 2: Akar-akar dengan Selisih Konstanta

Akar-akar persamaan x² - 8x + 12 = 0 adalah α dan β. Tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (α - 2) dan (β - 2).

Pembahasan:

Untuk transformasi ini, kedua metode (Vieta dan Substitusi) sama-sama efektif. Mari kita tunjukkan keduanya.

Metode 1: Menggunakan Sifat-sifat Akar (Vieta)

Langkah 1: Identifikasi sifat-sifat akar persamaan awal. Dari x² - 8x + 12 = 0, kita punya a=1, b=-8, c=12.

  • α + β = -(-8)/1 = 8
  • αβ = 12/1 = 12

Langkah 2: Identifikasi akar-akar baru. Misalkan akar-akar baru adalah p = α - 2 dan q = β - 2.

Langkah 3: Hitung Jumlah Akar Baru (p + q).

p + q = (α - 2) + (β - 2)
      = α + β - 4

Substitusikan α + β = 8:

p + q = 8 - 4 = 4

Langkah 4: Hitung Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q).

p ⋅ q = (α - 2)(β - 2)
      = αβ - 2α - 2β + 4
      = αβ - 2(α + β) + 4

Substitusikan αβ = 12 dan α + β = 8:

p ⋅ q = 12 - 2(8) + 4
      = 12 - 16 + 4 = 0

Langkah 5: Bentuk persamaan kuadrat baru.

x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0
x² - 4x + 0 = 0
x² - 4x = 0

Jadi, persamaan kuadrat baru adalah x² - 4x = 0.

Metode 2: Menggunakan Substitusi (Transformasi)

Langkah 1: Identifikasi hubungan akar baru dengan akar lama. Misalkan akar baru adalah y. Maka hubungannya adalah y = x - 2.

Langkah 2: Ekspresikan x dalam y. Dari y = x - 2, kita dapatkan x = y + 2.

Langkah 3: Substitusikan ke persamaan awal. Gantikan x = y + 2 ke persamaan x² - 8x + 12 = 0:

(y + 2)² - 8(y + 2) + 12 = 0

Langkah 4: Sederhanakan persamaan.

(y² + 4y + 4) - (8y + 16) + 12 = 0
y² + 4y + 4 - 8y - 16 + 12 = 0
y² + (4 - 8)y + (4 - 16 + 12) = 0
y² - 4y + 0 = 0
y² - 4y = 0

Persamaan kuadrat baru adalah y² - 4y = 0 (atau x² - 4x = 0).

Kedua metode menghasilkan jawaban yang sama. Dalam kasus ini, metode substitusi mungkin terasa sedikit lebih cepat karena melibatkan pengembangan binomial yang relatif sederhana dan langsung membentuk persamaan tanpa perlu menghitung jumlah dan hasil kali secara terpisah.

Soal 3: Transformasi Ganda yang Disederhanakan

Jika x₁ dan x₂ adalah akar-akar dari x² + 4x + 1 = 0, bentuklah persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah (x₁ + 1)/x₁ dan (x₂ + 1)/x₂.

Pembahasan:

Perhatikan bahwa akar-akar baru dapat disederhanakan: (x + 1)/x = 1 + 1/x. Ini membuat kedua metode menjadi cukup mudah.

Metode 1: Menggunakan Sifat-sifat Akar (Vieta)

Langkah 1: Identifikasi sifat-sifat akar persamaan awal. Dari x² + 4x + 1 = 0, kita punya a=1, b=4, c=1.

  • x₁ + x₂ = -4/1 = -4
  • x₁ ⋅ x₂ = 1/1 = 1

Langkah 2: Identifikasi akar-akar baru. Misalkan akar-akar baru adalah p dan q:

  • p = (x₁ + 1)/x₁ = 1 + 1/x₁
  • q = (x₂ + 1)/x₂ = 1 + 1/x₂

Langkah 3: Hitung Jumlah Akar Baru (p + q).

p + q = (1 + 1/x₁) + (1 + 1/x₂)
      = 2 + (1/x₁ + 1/x₂)
      = 2 + [(x₁ + x₂) / (x₁ ⋅ x₂)]

Substitusikan nilai x₁ + x₂ = -4 dan x₁ ⋅ x₂ = 1:

p + q = 2 + (-4 / 1)
      = 2 - 4 = -2

Langkah 4: Hitung Hasil Kali Akar Baru (p ⋅ q).

p ⋅ q = (1 + 1/x₁)(1 + 1/x₂)
      = 1 ⋅ 1 + 1 ⋅ (1/x₂) + (1/x₁) ⋅ 1 + (1/x₁) ⋅ (1/x₂)
      = 1 + 1/x₂ + 1/x₁ + 1/(x₁ ⋅ x₂)
      = 1 + (1/x₁ + 1/x₂) + 1/(x₁ ⋅ x₂)
      = 1 + [(x₁ + x₂) / (x₁ ⋅ x₂)] + 1/(x₁ ⋅ x₂)

Substitusikan nilai x₁ + x₂ = -4 dan x₁ ⋅ x₂ = 1:

p ⋅ q = 1 + (-4 / 1) + (1 / 1)
      = 1 - 4 + 1 = -2

Langkah 5: Bentuk persamaan kuadrat baru.

x² - (p + q)x + (p ⋅ q) = 0
x² - (-2)x + (-2) = 0
x² + 2x - 2 = 0

Jadi, persamaan kuadrat baru adalah x² + 2x - 2 = 0.

Metode 2: Menggunakan Substitusi (Transformasi)

Langkah 1: Identifikasi hubungan akar baru dengan akar lama. Misalkan akar baru adalah y. Hubungannya adalah y = (x + 1)/x, yang dapat disederhanakan menjadi y = 1 + 1/x.

Langkah 2: Ekspresikan x dalam y. Dari y = 1 + 1/x:

y - 1 = 1/x
x = 1/(y - 1)

Langkah 3: Substitusikan ke persamaan awal. Gantikan x = 1/(y - 1) ke persamaan x² + 4x + 1 = 0:

[1/(y - 1)]² + 4[1/(y - 1)] + 1 = 0

Langkah 4: Sederhanakan persamaan. Untuk menghilangkan pecahan, kalikan seluruh persamaan dengan (y - 1)²:

(y - 1)² * [1/(y - 1)²] + (y - 1)² * [4/(y - 1)] + (y - 1)² * 1 = (y - 1)² * 0
1 + 4(y - 1) + (y - 1)² = 0

Kembangkan ekspresi:

1 + 4y - 4 + (y² - 2y + 1) = 0
y² + (4 - 2)y + (1 - 4 + 1) = 0
y² + 2y - 2 = 0

Hasilnya sama. Dalam kasus ini, metode substitusi ternyata juga cukup langsung setelah kita menyederhanakan hubungan y dengan x di awal.

Soal 4: Menemukan Koefisien Tak Diketahui dari Persamaan Baru

Persamaan x² + (k-1)x + 3 = 0 memiliki akar-akar α dan β. Jika persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (α + 1) dan (β + 1) adalah x² - 5x + m = 0, tentukan nilai k dan m.

Pembahasan:

Ini adalah jenis soal mundur, di mana kita menggunakan informasi tentang persamaan baru untuk menemukan koefisien dari persamaan lama atau koefisien yang tidak diketahui dari persamaan baru itu sendiri.

Langkah 1: Identifikasi sifat-sifat akar persamaan awal (dengan koefisien tak diketahui). Dari x² + (k-1)x + 3 = 0:

  • Jumlah akar lama: α + β = -(k-1)/1 = 1 - k
  • Hasil kali akar lama: αβ = 3/1 = 3

Langkah 2: Identifikasi sifat-sifat akar persamaan baru yang diketahui (sebagian). Dari x² - 5x + m = 0, misalkan akar-akarnya adalah p dan q.

  • Jumlah akar baru: p + q = -(-5)/1 = 5
  • Hasil kali akar baru: p ⋅ q = m/1 = m

Langkah 3: Hubungkan akar-akar baru dengan akar-akar lama. Kita tahu bahwa akar-akar baru adalah p = α + 1 dan q = β + 1.

Langkah 4: Gunakan jumlah akar baru untuk mencari nilai k.

p + q = (α + 1) + (β + 1)
5 = (α + β) + 2

Substitusikan ekspresi α + β = 1 - k dari langkah 1:

5 = (1 - k) + 2
5 = 3 - k
k = 3 - 5
k = -2

Jadi, nilai k = -2.

Langkah 5: Gunakan hasil kali akar baru untuk mencari nilai m.

p ⋅ q = (α + 1)(β + 1)
m = αβ + α + β + 1

Substitusikan nilai αβ = 3 dan ekspresi α + β = 1 - k:

m = 3 + (1 - k) + 1
m = 5 - k

Kita sudah menemukan k = -2. Substitusikan nilai k ini:

m = 5 - (-2)
m = 5 + 2
m = 7

Jadi, nilai m = 7.

Maka, nilai k = -2 dan m = 7. Ini menunjukkan bagaimana kita bisa bekerja mundur dari informasi persamaan kuadrat baru untuk melengkapi informasi tentang persamaan asalnya.

Latihan-latihan ini menunjukkan bahwa penguasaan identitas aljabar, kemampuan untuk memanipulasi ekspresi secara cermat, dan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar rumus Vieta dan metode substitusi adalah kunci keberhasilan dalam topik ini. Baik metode Vieta maupun substitusi memiliki kelebihan masing-masing dan seringkali dapat digunakan secara bergantian, tergantung pada bentuk transformasi akar yang diminta dan preferensi personal.

Kesimpulan: Membangun Jembatan Pemahaman Aljabar yang Kokoh

Perjalanan kita dalam mengulas "persamaan kuadrat baru" telah membawa kita dari dasar-dasar fundamental persamaan kuadrat hingga ke teknik-teknik canggih untuk memanipulasi akar-akarnya dan membentuk persamaan-persamaan baru. Kita telah melihat bagaimana sebuah konsep yang tampaknya sederhana dapat berkembang menjadi alat yang sangat kuat dan serbaguna dalam pemecahan masalah matematika, tidak hanya secara teoretis tetapi juga dalam berbagai aplikasi praktis.

Beberapa poin kunci yang sangat penting untuk diingat dan direfleksikan dari seluruh eksplorasi ini adalah:

  1. Fondasi yang Kuat adalah Kunci: Pemahaman yang mendalam tentang bentuk umum persamaan kuadrat, berbagai metode penyelesaiannya (faktorisasi, melengkapkan kuadrat, rumus ABC), konsep diskriminan, dan terutama rumus Vieta (jumlah dan hasil kali akar) adalah prasyarat mutlak. Rumus Vieta secara khusus berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan koefisien persamaan dengan sifat-sifat akar-akarnya, dan ini adalah landasan tak tergantikan bagi semua pekerjaan dengan persamaan kuadrat baru. Tanpa pemahaman yang solid di area ini, langkah-langkah selanjutnya akan menjadi sulit dipahami.
  2. Dua Metode Utama yang Saling Melengkapi: Kita telah membahas secara rinci dua metode utama untuk membentuk persamaan kuadrat baru:
    • Metode Sifat-sifat Akar (Rumus Vieta): Pendekatan ini sangat mengandalkan identitas aljabar dan kemampuan untuk mengekspresikan jumlah dan hasil kali akar-akar baru dalam kaitannya dengan jumlah dan hasil kali akar-akar lama, memanfaatkan sifat ekspresi simetris. Metode ini terbukti sangat elegan dan efisien untuk transformasi yang kompleks.
    • Metode Substitusi (Transformasi Variabel): Pendekatan ini melibatkan penggantian variabel x dalam persamaan asli dengan ekspresi yang melibatkan variabel y (mewakili akar baru), berdasarkan hubungan fungsional yang diberikan antara akar-akar. Metode ini seringkali lebih langsung dan intuitif, terutama untuk transformasi linear sederhana.
  3. Fleksibilitas dalam Pemecahan Masalah adalah Keunggulan: Menguasai kedua metode memberi Anda fleksibilitas yang luar biasa untuk memilih pendekatan terbaik tergantung pada bentuk dan kompleksitas transformasi yang diminta. Beberapa masalah memang lebih mudah dipecahkan dengan satu metode dibandingkan yang lain, dan terkadang kedua metode bisa sama efisiennya. Kemampuan untuk secara strategis memilih metode yang tepat akan meningkatkan kecepatan dan akurasi Anda dalam menyelesaikan soal.
  4. Penerapan yang Luas dan Relevan: Konsep persamaan kuadrat baru tidak hanya relevan dalam konteks aljabar murni atau sebagai latihan intelektual semata. Ia memiliki aplikasi yang signifikan dan praktis dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk fisika (untuk memodelkan sistem getaran atau lintasan), rekayasa (dalam desain filter atau rangkaian), ekonomi (untuk analisis titik impas atau optimasi keuntungan di bawah kondisi yang berubah), dan bahkan ilmu komputer (dalam algoritma transformasi data). Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi hubungan antar akar ini memungkinkan kita untuk memecahkan masalah yang melibatkan perubahan atau transformasi sifat-sifat sistem yang dimodelkan secara kuadratik.

Membentuk persamaan kuadrat baru adalah lebih dari sekadar menghafal rumus atau mengikuti prosedur; ini adalah tentang mengembangkan pemikiran analitis, kemampuan manipulasi aljabar yang kuat, dan pemahaman konseptual yang mendalam. Ini mendorong kita untuk melihat matematika sebagai alat yang dinamis dan transformatif untuk eksplorasi dan penyelesaian masalah, bukan sekadar serangkaian aturan statis yang harus dihafal.

Kami sangat berharap artikel ini telah memberikan Anda pemahaman yang komprehensif, mendalam, dan praktis tentang persamaan kuadrat baru. Teruslah berlatih, bereksperimen dengan berbagai jenis transformasi, dan jangan pernah ragu untuk kembali ke dasar-dasar jika ada konsep yang terasa kabur. Dengan dedikasi, ketekunan, dan latihan yang teratur, Anda pasti akan menguasai bidang aljabar yang menarik ini dan membuka pintu untuk pemahaman matematika yang lebih tinggi serta penerapannya di dunia nyata.

Selamat belajar dan bereksplorasi lebih jauh!

🏠 Homepage